Menjadi Istri Muda Suami Kakakku

Menjadi Istri Muda Suami Kakakku

last updateLast Updated : 2024-12-18
By:   Rose_White  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
20views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Synopsis

Ares dan Ava adalah pasangan yang sempurna, cantik, tampan dan juga kaya hanya satu kekurangannya yakni keturunan. Mereka sudah menikah selama delapan tahun dan belum di karuniai seorang keturunan, meski begitu Ares tidak membenci Ava tapi ia benci keadaan dan tekanan dari sang ibu yang mengharuskan ia mempunyai keturunan. Ava sendiri adalah wanita penuh rahasia di balik sikap diamnya itu ia menyembunyikan penyakit kanker karena itulah ia tidak bisa hamil, di tengah perjuangannya untuk sembuh dan hamil datang Mauren yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Diam-diam Mauren dan Ares menjalin hubungan rahasia, bagiamana nanti pernikahan Ares, Ava dan Mauren selanjutnya? Baca selengkapnya di sini

View More

Latest chapter

Free Preview

Retak di balik sempurna

---Ava duduk di balkon lantai tiga rumah mereka, wanita cantik berusia dua puluh delapan itu memegang secangkir teh melati yang sudah mendingin. Angin malam menyentuh kulitnya yang pucat, membuat gemetar tangannya yang sudah lelah menopang beban yang tak terucapkan. Pandangannya kosong, mengarah pada taman belakang yang penuh dengan mawar merah, bunga kesukaan Ares.Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya yang perak melukiskan bayangan samar di wajah Ava, seolah ikut menyaksikan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan."Sudah malam, kenapa belum masuk?" Suara bariton Ares membuyarkan lamunannya.Ava menoleh perlahan, melihat suaminya berdiri di ambang pintu balkon. Kemeja biru muda yang ia kenakan tergulung hingga siku, seperti kebiasaan yang selalu dilakukannya saat lelah."Aku masih ingin di sini sebentar," jawab Ava, senyumnya tipis, nyaris tak terlihat.Ares mendekat, duduk di kursi sebelahnya. Ia menggenggam tangan Ava, yang terasa dingin seperti udara malam."Adakah yan...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Retak di balik sempurna
---Ava duduk di balkon lantai tiga rumah mereka, wanita cantik berusia dua puluh delapan itu memegang secangkir teh melati yang sudah mendingin. Angin malam menyentuh kulitnya yang pucat, membuat gemetar tangannya yang sudah lelah menopang beban yang tak terucapkan. Pandangannya kosong, mengarah pada taman belakang yang penuh dengan mawar merah, bunga kesukaan Ares.Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya yang perak melukiskan bayangan samar di wajah Ava, seolah ikut menyaksikan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan."Sudah malam, kenapa belum masuk?" Suara bariton Ares membuyarkan lamunannya.Ava menoleh perlahan, melihat suaminya berdiri di ambang pintu balkon. Kemeja biru muda yang ia kenakan tergulung hingga siku, seperti kebiasaan yang selalu dilakukannya saat lelah."Aku masih ingin di sini sebentar," jawab Ava, senyumnya tipis, nyaris tak terlihat.Ares mendekat, duduk di kursi sebelahnya. Ia menggenggam tangan Ava, yang terasa dingin seperti udara malam."Adakah yan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
Retakan di Hati Ava
---Langit senja memantulkan warna jingga kusam di balik jendela ruang tamu. Ava duduk terpaku di sofa abu-abu dengan segelas teh yang telah dingin di tangannya. Uap hangat sudah lama lenyap, menyisakan rasa pahit yang ia biarkan terabaikan.Kata-kata dokter siang tadi terus bergema di telinganya."Kemungkinannya sangat kecil, Nyonya. Apalagi dengan kondisi Anda sekarang, sangat berisiko untuk mencoba hamil."Rasanya seperti pukulan telak di ulu hati. Langkahnya sejak meninggalkan ruang praktik dokter terasa ringan namun berat—seolah tubuhnya hanyut dalam kabut tebal, sementara hatinya karam ke dasar lautan.Ava mendongak perlahan, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. "Kenapa harus aku?" bisiknya pelan, suara itu tenggelam dalam deru detik jarum jam di sudut ruangan. Ia meneguk napas dalam, berusaha menahan air mata yang kian mendesak keluar, tapi hatinya seakan menemukan celah untuk menyeret rasa sakit ke permukaan.Ia menunduk, memandangi pantulan wajahnya di permukaan te
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
Antara Tekanan dan Harapan
---Matahari sudah tinggi ketika Ares duduk di ruang tengah rumah keluarganya. Sofa tua yang ia duduki membawa ingatan masa kecil, tapi hari itu hanya rasa sesak yang memenuhi dadanya. Di depannya, ibunya duduk dengan wajah yang tampak tenang, tapi sorot matanya penuh tuntutan."Ares, kau tahu umurmu tidak lagi muda," ucap ibunya, memulai pembicaraan yang selama ini Ares hindari."Ibu," Ares menarik napas dalam, mencoba menjaga ketenangannya, "kita sudah membahas ini berkali-kali.""Tapi kali ini Ibu tidak bisa membiarkanmu terus seperti ini," potong ibunya dengan nada tegas."Kau harus menikah lagi. Setidaknya dengan wanita yang bisa memberimu keturunan. Keluarga kita membutuhkan penerus, Ares."Ares mendengus, memalingkan wajah. "Hidupku baik-baik saja bersama Ava. Aku tidak butuh istri baru hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Apalagi ide gila ini.""Jadi sekarang kau menyebut keinginan Ibu gila?" suara ibunya mulai meninggi, meski ekspresinya tetap tenang."Ibu ...," Ares m
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
Kepulangan Adek Kesayangan
----Ava duduk di ruang tengah, menatap layar laptopnya yang penuh angka dan grafik. Suasana rumah terasa sunyi. Hanya denting jam dinding yang memecah keheningan, seakan mengingatkan waktu yang terus berjalan. Namun, pikiran Ava melayang jauh—memikirkan pernikahan yang dulu ia bayangkan penuh kebahagiaan, kini terasa seperti labirin tanpa ujung.Notifikasi di ponselnya membuyarkan lamunannya. Ava melirik layar, ternyata pesan dari Mauren."Kak Ava, lagi ngapain? Aku ada kejutan buat kamu! Tunggu di rumah yaaa."Ava tersenyum kecil. Mauren, seperti biasa, tahu cara membuatnya merasa lebih baik. Meski hubungan mereka diawali dengan konflik keluarga yang rumit, Ava tak pernah bisa benar-benar marah atau membenci adik tirinya itu.Mauren adalah anak dari istri kedua ayahnya. Kehadiran gadis itu pernah menjadi badai yang menghancurkan keluarganya. Ibu Ava meninggal karena sakit tak lama setelah mengetahui suaminya menikah lagi. Namun, semua itu kini terasa seperti bayangan masa lalu yang
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
Jeratan pesona adik ipar
----Langit sore menyelimuti kota dengan warna keemasannya. Di beranda rumah mewah itu, Mauren duduk sambil menyesap teh hangatnya. Angin tipis membawa aroma hujan yang sebentar lagi akan turun. Matanya tertuju pada halaman depan, tempat Ares dan Ava bercanda di bawah pohon flamboyan. Tawa Ava melengking riang, seolah menggema di hati Mauren, memecah keheningan sore yang tenang.Mauren tahu ia seharusnya tak membiarkan tatapannya terhenti terlalu lama pada Ares. Namun, seperti magnet, pandangannya selalu kembali pada sosok pria itu. Cara Ares berbicara lembut, melindungi Ava, dan tertawa ringan ketika Ava menggoda, membuat dada Mauren sesak dengan perasaan yang sulit dijelaskan."Aku ingin punya suami seperti itu," gumamnya lirih, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin. Ia buru-buru meneguk teh, mencoba menenggelamkan pikirannya sendiri.---“Ren, ayo bantu aku di dapur,” suara Ava memecah lamunannya.Mauren tergeragap, cangkir teh di tangannya nyaris terlepas. Ia menghela napas p
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
Penawaran yang mengejutkan
----Langit senja melukis semburat jingga di balik tirai jendela besar ruang keluarga. Mauren baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kamar ketika langkah-langkah kecil membawanya turun ke lantai bawah. Niatnya sederhana—hanya ingin mengambil segelas air. Namun langkah itu, yang awalnya biasa saja, ternyata membawa Mauren ke sebuah percakapan yang akan mengguncang dunianya.Di ruang tamu, suara tegas tapi dingin milik Ibu Ares menggema, mengisi keheningan rumah megah itu.“Ares, kamu tahu apa yang keluarga kita harapkan darimu,” kata wanita paruh baya itu, nadanya penuh tekanan.Mauren berhenti di tengah tangga, menyembunyikan diri di balik dinding. Telinganya menangkap setiap kata, sementara jantungnya berdetak lebih cepat.“Sudah delapan tahun menikah dengan Ava, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda. Apa kamu mau terus membiarkan garis keturunan kita berhenti di sini?”“Ibu ...” Ares menjawab, suaranya lelah namun tetap berusaha tenang. “Aku dan Ava sedang berusaha. Ini bukan
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
Tekanan
Ares memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala penuh beban. Sudah beberapa minggu ini ibunya semakin sering membahas soal cucu.Awalnya, ia hanya menganggapnya sebagai keluhan biasa, tapi belakangan intensitasnya semakin meningkat. Hari ini, ia baru saja menghadiri makan siang keluarga di mana ibunya tanpa malu-malu kembali menyebutkan betapa pentingnya keturunan dalam keluarga mereka.“Cucu itu bukan sekadar penerus, Ares. Itu simbol keberlangsungan keluarga kita. Apa kau mau aku mati tanpa melihat darah dagingmu lahir?” suara ibunya terngiang di telinganya, penuh tekanan dan tuntutan.Ares mencoba mengalihkan topik saat itu, tapi ibunya lebih cepat. Ia bahkan mulai membandingkan Ava dengan istri-istri teman Ares yang sudah memiliki anak.“Lihatlah teman-temanmu, semua istri mereka sudah melahirkan. Kau tidak kasihan pada keluargamu sendiri? Atau mungkin … sudah waktunya kau pikirkan pilihan lain?”Kata-kata itu membuat darah Ares berdesir. Pilihan la
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
DMCA.com Protection Status