Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir

Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir

last updateLast Updated : 2025-01-12
By:  Buna_AmaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
299views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi menghindari kebangkrutan, Camila dipaksa oleh ibunya untuk menikah dengan seorang pria yang terbaring koma, Daniel Wellington. Tak hanya itu, dia juga menguak perjanjian gelap yang disepakati ibunya demi keuntungan keluarga: Camila harus hamil dan memberikan keturunan kepada keluarga Wellington dalam waktu tiga bulan. Jika gagal, maka semua investasi yang telah diberikan akan ditarik dan Camila terancam dijual kepada pria lain yang lebih menguntungkan. Mampukah Camila bertahan dalam menjalini rumah tangganya dengan Daniel? Apalagi saat pria itu mulai bangun dan menuntutnya untuk pergi.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Jadi, sejak awal mama sudah tahu kalau suami Kak Camila itu koma?”

Suara adiknya, Sovia, membuat gerakan Camila yang hendak mendorong pintu terhenti. Senyum yang awalnya bahagia pun perlahan menghilang.

“Iya, karena itu mama memilih untuk mengorbankan dia. Mana mungkin mama mengizinkan kamu untuk menikah dengan pria koma itu kan?”

Kini suara ibunya yang terdengar.

Perempuan bergaun pengantin itu, Camila, baru saja menyelesaikan rangkaian upacara pernikahan dan berniat untuk mengajak ibu serta adiknya berfoto bersama.

Namun, belum sempat Camila mengutarakan keinginannya, percakapan itu malah membuatnya mendengar sesuatu yang berusaha mereka tutup-tutupi.

“Mama jahat banget!” Suara Sovia kembali mengudara, tertawa geli. Membuat tangan Camila bergetar. 

“Katanya keadaan pria itu sangat parah kan? Jelek pula!” lanjut Sovia. 

“Terus, bisa-bisanya Kak Camila percaya saat mama bilang calon suaminya sedang kunjungan bisnis, makanya nggak bisa ikut prosesi pernikahan.”

Rosa tertawa, detik itu juga menghancurkan hati Camila.

“Biarkan saja. Kalaupun dia nggak percaya, memangnya anak itu bisa menolak? Dia kan sudah dibesarkan keluarga kita. Jadi, sudah sepantasnya dia membalas budi!” 

“Lagipula, sudah untung Mama menikahkan dia dengan pria koma yang kaya, bukan dengan pria miskin!”

Mendengar itu, Camila akhirnya tak tahan lagi.

Air matanya sudah mengalir keluar sejak perkataan-perkataan menyakitkan itu keluar dari mulut orang-orang yang selalu ia anggap sebagai keluarga.

Camila memang merupakan anak yang sengaja diangkat oleh keluarga Milano sebagai anak pancingan, agar keluarga itu bisa memiliki bayi sendiri.

Oleh karena itu, perlakuan Rosa, Nyonya di keluarga itu, tidak pernah baik pada Camila. Apalagi setelah Sovia lahir, perlakuan Rosa kepada keduanya terasa sangat berbeda.

Saat menyadari itu, Camilla semakin menangisi dirinya yang selalu berpikir kalau usahanya untuk menarik perhatian Rosa akan membuahkan hasil.

Dulu, setiap kali Camila akan menyerah untuk berjuang, ayah angkatnya, Rendra, akan terus menyemangatinya agar ia mau berusaha lebih keras lagi.

Rendra selalu berkata bahwa suatu saat nanti Camila akan mendapatkan kasih sayang juga dari Rosa. Sama seperti Sovia.

Oleh karena itu, Camila terus berusaha lebih keras.

Sejak Sovia lahir, Camila dengan semangat ikut menjaga dan mencintai adiknya, ikut membantu para pelayan mengurus rumah, dan berhasil membuat sarapan yang enak.

Bahkan, Camila belajar sangat keras agar orang tuanya dapat dengan bangga mengakuinya sebagai anak yang berprestasi.

Namun, setelah semua itu, Rosa tetap memandangnya dengan benci dan tak pernah datang ke acara penghargaan apa pun.

Hanya Rendra yang datang dan memberinya pelukan bangga.

Hingga kemudian sebulan sebelum pernikahannya ditentukan, tepat di hari ulang tahun Camilla yang ke-25, Rosa mengelus punggung Camilla dengan lembut dan meremas pundaknya.

Sovia pun turut menggenggam tangannya erat dengan pandangan penuh kasih sayang.

Camila sangat senang.

Setelah sekian lama menunggu, Camila akhirnya bisa merasakan kasih sayang yang seutuhnya.

Namun, ternyata itu semua ibu dan adiknya lakukan karena dia ditumbalkan untuk menyelamatkan perusahaan keluarga yang hampir bangkrut.

Kalau dipikir, sejak dulu semua sudah begitu jelas.

Kenapa Camila tidak menyadarinya?

“Sudah, tidak perlu dipikirkan.” Suara Rosa membuyarkan ingatan Camila.

“Rencanakan saja pertunangan kamu dan Nathan. Bukannya kalian sudah menjalani hubungan sembunyi-sembunyi ini dari dulu? Memangnya kalian tidak capek?”

Suara ibunya kembali membuat Camila tertegun, karena dia sangat kenal dengan pria yang baru saja disebut oleh Rosa.

Nathan adalah kekasihnya yang terpaksa ia putuskan karena Rosa terus-terusan berkata kalau pria itu tidak baik bagi Camilla.

Siapa sangka kalau alasan Rosa memaksanya putus adalah agar Sovia bisa menjalin hubungan dengan Nathan?!

“Ternyata begitu.”

Dengan suara begetar, Camila yang tak tahan lagi segera membuka pintu memperlihatkan dirinya di hadapan ibu dan adiknya.

Dalam sekejap, wajah kedua orang itu berubah pucat karena terkejut.

Namun, seakan sudah mempersiapkan diri, Sovia dengan cepat menetralkan ekspresinya dan mendekat ke arah Camila tanpa merasa bersalah.

“Jangan memasang ekspresi itu di depan kami ya, Camila.”

Tidak ada lagi panggilan ‘kak’.

Bersama dengan air mata yang sudah mengalir deras, Camila menatap keduanya penuh kekecewaan. Hatinya diremas sangat sakit.

“Bagaimana bisa kamu dan ibu tega melakukan itu padaku? Selama ini aku selalu menyayangi kalian–”

“Jangan banyak omong deh! Ingat dong, statusmu cuma anak angkat! Lagipula, kamu ini sudah menikah. Tidak pantas kamu bertengkar dengan Sovia soal Nathan!!”

Rosa memotong pembicaraan Camila yang belum selesai sepenuhnya.

Mengingatkan Camila akan statusnya yang sudah berubah menjadi seorang istri dari Daniel Wellington.

“Tapi, kalau bukan karena Ibu memaksaku memutuskan Nathan, kami sudah berjanji untuk tidak pernah saling meninggalkan!” Camila menjawab lagi..

“Itu kan menurut kamu, tapi faktanya nggak begitu.” jawab Sovia.

“Jauh sebelum pernikahan kamu dan si koma itu direncanakan, kami sudah pacaran. Nathan sendiri kok yang bilang. Dia nggak mau menikah dengan kamu yang hanya anak angkat!”

Sovia menjawab lagi dengan ekspresi yang terlihat amat sinis.

“Apa?!” Camila mundur selangkah.

“Iya! Sudahlah! Sebaiknya kamu lupakan Nathan dan fokus saja menjadi istri yang baik untuk Daniel!!”

***

Pada malam itu juga, semua rencana Camila untuk melakukan girls talk dan farewell dengan ibu dan adiknya berakhir.

Setelah membereskan barangnya, Gadis itu pergi meninggalkan rumah keluarga Milano dan berakhir di sofa di depan ruang rawat inap suaminya.

Perasaan Camila yang sudah hancur semakin remuk setelah mendengar perkataan Nyonya Amber.

Ibu Mertuanya itu baru saja pergi setelah membicarakan tentang kontrak melahirkan yang ditandatangani oleh keluarga Milano.

Ternyata, selain dibarter dengan investasi, Rosa dan Sovia juga menjaminkan Camila kepada keluarga Wellington untuk melahirkan pewaris.

Jika Camila tak mau atau tak bisa melahirkan dalam tiga bulan, maka Nyonya Amber akan menarik investasi yang dikeluarkan Wellington kepada keluarganya.

Tak hanya itu, Wellington pun akan memberi denda besar dan bunga yang melimpah.

Mendengar itu, Camila merasa sangat terpuruk. Dia tidak tahu lagi harus bergantung pada siapa dan harus melakukan apa.

Satu-satunya yang dia punya sekarang hanya Daniel, suami mendadaknya yang koma. Oleh karena itu, dia harap keberadaan Daniel bisa memberikannya harapan yang tak pernah dia gapai.

Dengan sedikit ekspektasi yang tersisa, Camila bangkit dan menghapus air mata sebelum kembali memoles wajahnya menggunakan bedak.

Meski Daniel tak bisa melihatnya dan bahkan tak bisa menyambutnya, Camila berusaha untuk terlihat maksimal di depan pria itu.

Setelah dirasa cukup, Camila beranjak memasuki tempat di mana suaminya itu menjalani perawatan dengan tersenyum lebar.

Setelah pintu ditutup, Camila mendekati Daniel untuk menatap wajah suaminya itu dari dekat.

Namun, ia terkejut. Sebab,  ternyata berbeda dengan yang rumor yang beredar, wajah Daniel sangatlah tampan.

Rahangnya yang tegas, alisnya tebal, dan hidungnya mancung. Sempurna.

Hanya saja, banyaknya alat penunjang nyawa yang terpasang di tubuh Daniel membuat perasaannya bergetar karena kasihan.

Camila lantas mengelus tangan suaminya dan bertekad untuk merawat Daniel dengan baik, walau tak tahu kapan pria itu akan membuka mata.

Tiba-tiba saja, tanpa Camila duga, tangan Daniel yang sedang ia genggam bergerak.

Perlahan, matanya pun terbuka dan menunjukkan aura dominan yang langsung membuat Camila terperanjat.

“Siapa kamu?!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status