Share

Bab 2

Author: Buna_Ama
last update Last Updated: 2025-01-02 14:57:41

“Apa yang kamu lakukan di sini?!”

Belum sempat Camila menjawab pertanyaan pertama, Daniel Wellington sudah lebih dulu melayangkan pertanyaan kedua dengan nada bicara yang sama.

Tajam dan mengintimidasi.

Kondisi itu membuat Camila tersadar dan buru-buru menekan tombol darurat sebelum berjalan mendekat ke arah pria itu.

“Daniel, kamu sudah sadar? Sebaiknya kamu minum terlebih dulu karena suaramu serak dan perlu—”

“Diam dan jawab!! Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan di sini?!”

Kali ini suara yang Daniel keluarkan begitu tinggi dan terkesan membentak sehingga membuat Camila terkejut.

Namun, sekali lagi Camila berusaha mendekat untuk memberi pria itu minum. “Tenanglah, Daniel. Aku istrimu. Kita baru saja menikah tadi pagi.”

“Tenang kamu bilang? Istri apa?!” tanya Daniel lagi. “Aku tidak punya istri! Jadi, segera enyah dari hadapanku!!”

Bentakan Daniel kali ini sangat serius karena wajah pria itu yang sejak awal sudah pucat semakin tidak baik-baik saja. Apalagi Daniel membentak Camila sambil berusaha untuk bangun sehingga membuat keringat mengalir deras di wajahnya.

Tindakan Daniel itu refleks membuat Camila berangsur mundur, takut Daniel bertindak semakin nekat.

Kondisi yang tak lagi kondusif pun akhirnya membuat Camila buru-buru keluar demi memberitahukan kabar mengejutkan ini kepada Nyonya Amber.

Baru saja ia hendak memegang handle pintu, seorang dokter telah lebih dulu menyerobot masuk dan buru-buru mendekat untuk memeriksa Daniel. Sosok mertuanya pun juga ternyata sudah lebih dulu berada di sana.

“Apa yang kamu lakukan pada Daniel?!” wanita itu menarik tangan Camila kencang dan menariknya keluar. Bertanya dengan nada tajam.

Mendengar itu, dengan tenang Camila berusaha untuk menjawab. “Tidak ada hal gawat yang terjadi, tapi Daniel sudah bangun, Ma!!”

“Tidak mungkin! Jangan bohong kamu, Camila! Dokter sudah memprediksi kalau Daniel masih akan koma untuk waktu yang lama!!” Nyonya Amber menjawab lagi dengan ekspresi tak percaya.

“Kalau sampai terjadi apa-apa pada putraku, aku tidak akan membiarkan kamu atau keluargamu hidup dan menikmati udara bebas. Mengerti?!” Ancam Nyonya Amber lagi.

Perkataan Nyonya Amber membuat Camila menggeleng kuat.

Kali dengan ekspresi tegas dia menjawab. “Aku tidak berbohong, Ma. Daniel benar-benar bangun dan berbicara padaku!”

Setelah Camila berkata demikian, Nyonya Amber segera melesat masuk ke kamar tempat Daniel dirawat dan diikuti oleh Camila dari belakang.

Di sana, dokter baru saja selesai menanyakan kondisi Daniel sembari memeriksa kondisi tubuh pria itu satu persatu.

“Kondisi Tuan Daniel saat ini sudah sangat baik, Nyonya Amber. Untungnya, kecelakaan itu tidak merusak otaknya maupun anggota tubuhnya yang lain.”

Perkataan dokter membuat Nyonya Amber tersenyum lega dan berterima kasih. Sebab, itu berarti Daniel hanya perlu melakukan beberapa bulan terapi fisik untuk bisa segera pulih. Informasi tentang kondisi Daniel yang membaik membuat Camila merasa lega.

Karena itu berarti pria yang menjadi suaminya itu punya potensi untuk kembali sehat dan kembali beraktivitas seperti semula.

Setelah dokter yang memeriksa Daniel itu berlalu pergi, ruangan itu hanya menyisakan Nyonya Amber dan Camila di depan Daniel.

Perlahan, Nyonya Amber mendekat demi meluapkan rindu pada putra semata wayangnya yang koma selama setengah tahun.

“Bagaimana perasaanmu?” Sembari menangkup wajah tampan putra kesayangannya, Nyonya Amber bertanya dengan lembut.

Namun, alih-alih menjawab, Daniel justru melayangkan tatapan tajam ke arah Camila yang berdiri di belakang Nyonya Amber.

Seakan mengerti arti tatapan putranya, Nyonya Amber segera menarik Camila mendekat dan mendorong tubuh gadis itu ke depan Daniel.

“Dia Camila Milano, istrimu.”

Daniel yang sebelumnya sempat mendengar pengakuan Camila semakin menajamkan tatapannya tatkala mendengar penegasan ibunya.

“Jangan bercanda! Siapa yang Mama sebut istri?! Aku tidak pernah menikah!!”

“Wellington sudah berinvestasi dalam jumlah besar ke keluarga Milano. Sebagai gantinya, Camila akan melahirkan pewaris untuk keluarga kita.” Jawab Nyonya Amber.

“Jadi, tidak ada yang bisa kamu lakukan meskipun kamu tidak menyukainya.” lanjut wanita itu lagi sambil menyodorkan gelas berisi minuman.

Sesuatu yang tadi gagal Camila lakukan.

Namun, harapan wanita itu tampaknya sulit untuk terjadi. Karena sedetik kemudian, Daniel sudah lebih dulu menepis gelas itu dari depan wajahnya hingga pecah membentur lantai.

“Pewaris apa?! Aku tidak menginginkan pernikahan ini! Jadi, sebaiknya Mama tidak perlu repot-repot memaksaku untuk memiliki anak dengan wanita itu!!”

Awalnya, Camila berpikir kalau Daniel hanya kaget dan tidak terbiasa dengan kehadiran orang asing.

Namun, ternyata tempramen itu adalah sifat Daniel yang asli.

Pria yang awalnya Camila duga sebagai pribadi yang hangat dan menenangkan ternyata sangat arogan, dingin, dan juga menyeramkan.

Sungguh jauh dari bayangan Camila.

Bahkan Daniel juga berani membantah ibunya seakan ucapan yang keluar dari bibir wanita itu bukanlah sebuah perintah yang mutlak!

Melihat tingkah laku Daniel, ekspresi Nyonya Amber berubah menjadi tidak senang. “Mama tidak menerima penolakan, Daniel. Pernikahan kalian sudah dilaksanakan dan sekarang Camila adalah istrimu yang sah.”

“Kalau begitu, sebaiknya Mama tidak lupa kalau pernikahan tidak akan terjadi kalau tidak mendapat persetujuan dari dua pihak. Oleh karena itu, aku bisa saja membatalkan pernikahan konyol ini sekarang juga kalau aku mau!”

Mendengar itu, dengan langkah tegas Nyonya Amber berdiri dan memaksa pria itu untuk kembali berbaring.

“Tidak peduli kamu setuju atau tidak, saat itu keluarga kita butuh ahli waris sedangkan kamu koma. Oleh karena itu, Mama harus memutuskan siapa yang akan melahirkan penerus keluarga kita!” ujar Nyonya Amber tak kalah dingin.

“Kalau kamu mau menyalahkan seseorang, maka salahkanlah dirimu sendiri yang sudah bersikap konyol karena wanita itu!” sambung Nyonya Amber lagi sebelum kemudian berjalan keluar.

“Camila, jaga dia!”

Mendengar kata ‘wanita itu’ yang disinggung ibunya, ekspresi Daniel mendingin dan kemudian berubah muram.

Camila yang sedari tadi melihat perdebatan ibu dan anak itu hanya bisa diam dan tidak memiliki keberanian untuk menginterupsi.

Bahkan perintah Nyonya Amber sebelum pergi hanya dibalas oleh gadis itu dengan anggukan.

Beberapa menit setelah Nyonya Amber pergi, Camilla memberanikan diri untuk berjalan mendekat dan membantu menutupi kaki Daniel dengan selimut.

Tak hanya itu, Camila pun menaikkan suhu AC agar Daniel bisa beristirahat dengan lebih nyaman.

Namun, saat gadis itu ingin keluar untuk mengambil gelas baru, suara Daniel membuatnya berhenti dan terdiam.

“Sekalipun kehadiranmu diterima oleh Ibuku, jangan berpikir kalau aku akan bersedia menerimamu sebagai istriku. Mengerti?!”

Daniel berkata dengan tajam untuk berusaha membuat Camila sadar akan posisinya.

“Lalu, jangan mimpi bisa melahirkan anakku karena tidak peduli bagaimana caramu menggodaku, aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu. Camkan itu!!”

Related chapters

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 3

    Penolakan kasar dari Daniel memang sempat membuat Camila down, tapi tidak membuat Camila menyerah untuk berusaha diterima.Karenanya, selama Daniel melakukan pemulihan di rumah sakit, Camila terus mencoba untuk mendekatkan diri dengan pria itu melalui tindakan-tindakan sederhana yang bisa ia lakukan.“Daniel, sudah waktunya untuk melakukan terapi.”Mendengar itu, Daniel mendengus dan menutup laptopnya dengan kasar sebelum kemudian bersiap untuk turun dari kasur.Setelah tangan dan kakinya dapat kembali digerakkan, Daniel memang telah kembali mengurusi urusan perusahaan dan mengambil alih tanggung jawabnya yang telah terbengkalai.Meski begitu, dokter masih menyarankan Daniel untuk menggunakan kursi roda sampai otot-ototnya benar-benar siap.“Berpeganglah pada pundakku.” Camila berkata sambil memeluk pinggang Daniel dengan satu tangan.Sementara tangan Daniel ia sampirkan pada pundaknya.Sejak Daniel bangun hingga saat ini, sudah menjadi tugasnya untuk membantu Daniel berpindah dari te

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   bab 4

    Setelah malam itu, dua bulan sudah Camila menjadi istri seorang Daniel Wellington.Sepanjang masa itu, Daniel tidak pernah mengingat apalagi meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Sebab, setelah Daniel lagi-lagi melukai hatinya, wanita itu buru-buru membereskan kamar dan bertingkah seakan tak ada yang terjadi.Meski begitu, kenangan itu membekas seperti luka yang terus menggores setiap sudut ingatannya.Sikap Daniel malam itu membuat Camila trauma, sehingga ia tak lagi pernah merongrong Daniel dengan topik-topik pembicaraan seperti yang ia lakukan sebelumnya.Bahkan, wanita itu tak lagi berani memandang Daniel tepat di matanya dan memilih untuk berbicara dengan jarak minimal satu meter.Meski begitu, Camila tetap memilih menjadi istri yang baik dan menjalani hari-harinya tanpa keluhan.Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk memastikan Daniel tidak pernah melewatkan sarapan dan membuatkan beberapa menu sarapan yang ia bisa.Hari ini, dia turun ke dapur dan mulai memecahkan telur un

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 5

    "Ya Tuhan. Aku harus apa?" Camila membalik badannya dan berlari pergi dengan air mata yang tertahan. Percakapan Daniel itu menghancurkannya. Gracia adalah nama wanita yang disebutkan oleh Daniel di malam penyatuan mereka, dan kini… wanita itu hamil. Camila menggigit bibirnya, mencoba meredam tangis. Di sana, ia jatuh terduduk di sisi tempat tidur dan memeluk tubuhnya sendiri sembari menahan rasa sakit yang kian menyiksa. Sedetik kemudian, tangis Camila akhirnya pecah dan setiap isakannya terdengar putus asa. Menyakitkan dan miris. Hatinya berperang antara keinginan untuk berteriak dan dorongan untuk bersembunyi dari semua ini. Bagaimana ia bisa mengungkapkan kehamilannya pada pria yang dengan tenang berjanji akan membesarkan anak dari wanita lain? Bagaimana ia bisa meminta Daniel untuk menerima anak-anaknya kalau hatinya pria itu sudah sepenuhnya diberikan kepada Gracia? Camila menangis hingga dadanya terasa sangat sesak. Namun, perlahan ia beranjak karena sebentar lagi aka

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 6

    Sepeninggal Daniel, Camila yang masih berdiri di tangga perlahan merosot ke lantai. Kakinya bergetar dan napasnya tersengal. Beberapa kali Camila berusaha untuk menelepon Daniel, tapi sama sekali tak diangkat.Camila lantas memukul-mukul dadanya yang makin terasa sakit dan air matanya jatuh berguguran. Terhitung hari ini, sudah tiga bulan lamanya dia berjuang dan hasilnya masih nol besar. Ia memang berhasil hamil, tapi apa Daniel akan menerimanya?Dari perlakuan pria itu kepada Gracia, Camila sangat yakin kalau anak yang dikandung wanita itu adalah anak suaminya.Kalau sudah begitu, apa kehamilannya masih ada artinya? Apalagi anak-anak ini lahir dari wanita yang pria itu benci–dirinya.Memikirkan itu, Camila bertekad untuk tidak tinggal dirumah ini lagi. Ia akan pergi jauh membawa anak-anaknya. Ia sangat bersyukur karena tidak sempat memberitahukan kehamilannya kepada Daniel. Sebab, kenyataan pasti akan menempatkan anak-anaknya menjadi yang kedua di mata pria itu.Camila tidak mau

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 7

    Daniel terhenyak. Camila merawatnya?Selama ini, dia pikir Justin lah yang membopongnya ke kamar dan membuatkannya minuman anti pengar. Sebab, asisten pribadinya itu memang selalu melakukan hal yang sama apabila dirinya pulang dalam kondisi mabuk.Diam-diam Daniel menggeram dan tiba-tiba saja suatu ingatan muncul di kepalanya.Pagi itu, selain pengar, Daniel memang terbangun dengan tubuh yang terasa rileks karena aroma yang menempel di tubuhnya terasa sangat menenangkan.Namun, rasa perih yang di punggungnya membuat Daniel terpaksa bangun. Saat itu, Daniel pikir punggungnya membentur sesuatu dan terluka saat mabuk, sehingga ia tak mau memeriksanya lebih jauh.Namun, bagaimana kalau luka itu sebenarnya adalah cakaran dari Camila?Apalagi setelah memikirkan semua yang dikatakan oleh Justin tadi, kemungkinan Camila memang naik ke ranjangnya malam itu sangat besar.Meski begitu, Daniel menggeleng. “Tidak mungkin. Jangan mengada-ngada, Justin. Tidak terjadi apa pun antara aku dan wanita i

    Last Updated : 2025-01-06
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 8

    Lima Tahun Kemudian."Mommy!! Lihat tasku tidak?" "Mommy!! Tolong ikat rambutku!!" Suara teriakan dua anak kecil di ruang keluarga membuat wanita yang tengah memasak menoleh dengan khawatir. “Chris? Bisa bantu Mommy mencari tas Clayton? Sebentar lagi masakan Mommy matang. Tolong yaa?” Suara wanita itu membuat Christopher, anak lelaki yang dimintai tolong, menatap ke arah dua anak kecil lain yang ribut sendiri di ruang keluarga. Pandangan matanya tajam dan berjalan dalam diam ke arah kamar Clayton. Beberapa saat kemudian, Christopher kembali dengan tas yang ditenteng. “Ini apa?” katanya. Melihat itu, Clayton menekukkan pipinya. “Tadi tidak ketemu loh!” “Lain kali, jangan cari pakai hidung.” kata Christopher lagi sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Sikap Christopher yang datar membuat Clayton kesal dan melempar kakaknya dengan pulpen. “Rasakan! Muka tembok!!” “Sudah! Jangan berkelahi!” wanita itu datang sembari membawa tiga tas bekal yang sudah diisi de

    Last Updated : 2025-01-09
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 9

    Setelah Heinrich dan Triplet pergi kesekolah, Camila juga bergegas bersiap untuk pergi kelokasi yang kelak akan menjadi cabang butik pribadinya.Selesai bersiap Camila bergegas turun lalu berjalan menuju depan gedung apartemen, karena sopir pribadi utusan Heinrich sudah menunggunya sedari tadi.Camila segera masuk kedalam mobil lalu meminta sopir tersebut untuk segera melajukan mobilnya menuju lokasi tempat yang akan ia jadikan butik pribadinya."Antarkan ke Jalan Bougenvile pak". Pinta Camila pada sang sopir."Baik nona". Sopir itu menyahutnya lalu segera melajukan mobilnya menuju lokasi yang disebutkan oleh Camila.Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Camila membuka butik, karena sebelumnya ia juga sudah memiliki dua butik di negara Amerika. Semua usaha butiknya bisa berkembang sepesat ini juga karena bantuan sang kakak Heinrich. Selama dalam perjalanan menuju lokasi, pandangan mata Camila selalu tertuju kearah luar jendela. Ia tatap jalanan yang dulu pernah menjadi kenangan diriny

    Last Updated : 2025-01-11
  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 10

    Tanpa pikir panjang Camila langsung menuju ke sekolah triplets. Dia berpikir tentang bagaimana bisa salah satu dari anak itu memukul orang. Sesampainya di ruang guru, Camila melihat sudah banyak orang di sana. Triplet dan dua anak laki-laki lain. Satu berwajah murung dan satunya anak lelaki yang sedang menangis dengan hidung disumbat tisu. Tanpa diduga, triplet duduk bertiga dengan tenang. Bahkan chloe duduk sambil makan eskrim yang entah anak itu dapat dari mana. Camila buru-buru menghampiri mereka dan mengecek kondisi mereka. Tidak ada yang luka. Baru kemudian dia bertanya apa yg sebenernya terjadi. "Apa yang terjadi sayang?" Ujar Camila bertanya "Begini mommy-" Chris dan Clayton berusaha menjawab, tapi bu guru sudah lebih dulu menjelaskan kalau Clayton memukul anak yg mimisan itu- Aksel tanpa alasan. "Clayton memukul Aksel duluan nyonya, padahal kami sudah melerainya tapi Clayton tetap saja memukuli Aksel tanpa ampun". Ucap Ibu guru itu terus menyudutkan clayton dan me

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 10

    Tanpa pikir panjang Camila langsung menuju ke sekolah triplets. Dia berpikir tentang bagaimana bisa salah satu dari anak itu memukul orang. Sesampainya di ruang guru, Camila melihat sudah banyak orang di sana. Triplet dan dua anak laki-laki lain. Satu berwajah murung dan satunya anak lelaki yang sedang menangis dengan hidung disumbat tisu. Tanpa diduga, triplet duduk bertiga dengan tenang. Bahkan chloe duduk sambil makan eskrim yang entah anak itu dapat dari mana. Camila buru-buru menghampiri mereka dan mengecek kondisi mereka. Tidak ada yang luka. Baru kemudian dia bertanya apa yg sebenernya terjadi. "Apa yang terjadi sayang?" Ujar Camila bertanya "Begini mommy-" Chris dan Clayton berusaha menjawab, tapi bu guru sudah lebih dulu menjelaskan kalau Clayton memukul anak yg mimisan itu- Aksel tanpa alasan. "Clayton memukul Aksel duluan nyonya, padahal kami sudah melerainya tapi Clayton tetap saja memukuli Aksel tanpa ampun". Ucap Ibu guru itu terus menyudutkan clayton dan me

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 9

    Setelah Heinrich dan Triplet pergi kesekolah, Camila juga bergegas bersiap untuk pergi kelokasi yang kelak akan menjadi cabang butik pribadinya.Selesai bersiap Camila bergegas turun lalu berjalan menuju depan gedung apartemen, karena sopir pribadi utusan Heinrich sudah menunggunya sedari tadi.Camila segera masuk kedalam mobil lalu meminta sopir tersebut untuk segera melajukan mobilnya menuju lokasi tempat yang akan ia jadikan butik pribadinya."Antarkan ke Jalan Bougenvile pak". Pinta Camila pada sang sopir."Baik nona". Sopir itu menyahutnya lalu segera melajukan mobilnya menuju lokasi yang disebutkan oleh Camila.Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Camila membuka butik, karena sebelumnya ia juga sudah memiliki dua butik di negara Amerika. Semua usaha butiknya bisa berkembang sepesat ini juga karena bantuan sang kakak Heinrich. Selama dalam perjalanan menuju lokasi, pandangan mata Camila selalu tertuju kearah luar jendela. Ia tatap jalanan yang dulu pernah menjadi kenangan diriny

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 8

    Lima Tahun Kemudian."Mommy!! Lihat tasku tidak?" "Mommy!! Tolong ikat rambutku!!" Suara teriakan dua anak kecil di ruang keluarga membuat wanita yang tengah memasak menoleh dengan khawatir. “Chris? Bisa bantu Mommy mencari tas Clayton? Sebentar lagi masakan Mommy matang. Tolong yaa?” Suara wanita itu membuat Christopher, anak lelaki yang dimintai tolong, menatap ke arah dua anak kecil lain yang ribut sendiri di ruang keluarga. Pandangan matanya tajam dan berjalan dalam diam ke arah kamar Clayton. Beberapa saat kemudian, Christopher kembali dengan tas yang ditenteng. “Ini apa?” katanya. Melihat itu, Clayton menekukkan pipinya. “Tadi tidak ketemu loh!” “Lain kali, jangan cari pakai hidung.” kata Christopher lagi sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Sikap Christopher yang datar membuat Clayton kesal dan melempar kakaknya dengan pulpen. “Rasakan! Muka tembok!!” “Sudah! Jangan berkelahi!” wanita itu datang sembari membawa tiga tas bekal yang sudah diisi de

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 7

    Daniel terhenyak. Camila merawatnya?Selama ini, dia pikir Justin lah yang membopongnya ke kamar dan membuatkannya minuman anti pengar. Sebab, asisten pribadinya itu memang selalu melakukan hal yang sama apabila dirinya pulang dalam kondisi mabuk.Diam-diam Daniel menggeram dan tiba-tiba saja suatu ingatan muncul di kepalanya.Pagi itu, selain pengar, Daniel memang terbangun dengan tubuh yang terasa rileks karena aroma yang menempel di tubuhnya terasa sangat menenangkan.Namun, rasa perih yang di punggungnya membuat Daniel terpaksa bangun. Saat itu, Daniel pikir punggungnya membentur sesuatu dan terluka saat mabuk, sehingga ia tak mau memeriksanya lebih jauh.Namun, bagaimana kalau luka itu sebenarnya adalah cakaran dari Camila?Apalagi setelah memikirkan semua yang dikatakan oleh Justin tadi, kemungkinan Camila memang naik ke ranjangnya malam itu sangat besar.Meski begitu, Daniel menggeleng. “Tidak mungkin. Jangan mengada-ngada, Justin. Tidak terjadi apa pun antara aku dan wanita i

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 6

    Sepeninggal Daniel, Camila yang masih berdiri di tangga perlahan merosot ke lantai. Kakinya bergetar dan napasnya tersengal. Beberapa kali Camila berusaha untuk menelepon Daniel, tapi sama sekali tak diangkat.Camila lantas memukul-mukul dadanya yang makin terasa sakit dan air matanya jatuh berguguran. Terhitung hari ini, sudah tiga bulan lamanya dia berjuang dan hasilnya masih nol besar. Ia memang berhasil hamil, tapi apa Daniel akan menerimanya?Dari perlakuan pria itu kepada Gracia, Camila sangat yakin kalau anak yang dikandung wanita itu adalah anak suaminya.Kalau sudah begitu, apa kehamilannya masih ada artinya? Apalagi anak-anak ini lahir dari wanita yang pria itu benci–dirinya.Memikirkan itu, Camila bertekad untuk tidak tinggal dirumah ini lagi. Ia akan pergi jauh membawa anak-anaknya. Ia sangat bersyukur karena tidak sempat memberitahukan kehamilannya kepada Daniel. Sebab, kenyataan pasti akan menempatkan anak-anaknya menjadi yang kedua di mata pria itu.Camila tidak mau

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 5

    "Ya Tuhan. Aku harus apa?" Camila membalik badannya dan berlari pergi dengan air mata yang tertahan. Percakapan Daniel itu menghancurkannya. Gracia adalah nama wanita yang disebutkan oleh Daniel di malam penyatuan mereka, dan kini… wanita itu hamil. Camila menggigit bibirnya, mencoba meredam tangis. Di sana, ia jatuh terduduk di sisi tempat tidur dan memeluk tubuhnya sendiri sembari menahan rasa sakit yang kian menyiksa. Sedetik kemudian, tangis Camila akhirnya pecah dan setiap isakannya terdengar putus asa. Menyakitkan dan miris. Hatinya berperang antara keinginan untuk berteriak dan dorongan untuk bersembunyi dari semua ini. Bagaimana ia bisa mengungkapkan kehamilannya pada pria yang dengan tenang berjanji akan membesarkan anak dari wanita lain? Bagaimana ia bisa meminta Daniel untuk menerima anak-anaknya kalau hatinya pria itu sudah sepenuhnya diberikan kepada Gracia? Camila menangis hingga dadanya terasa sangat sesak. Namun, perlahan ia beranjak karena sebentar lagi aka

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   bab 4

    Setelah malam itu, dua bulan sudah Camila menjadi istri seorang Daniel Wellington.Sepanjang masa itu, Daniel tidak pernah mengingat apalagi meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Sebab, setelah Daniel lagi-lagi melukai hatinya, wanita itu buru-buru membereskan kamar dan bertingkah seakan tak ada yang terjadi.Meski begitu, kenangan itu membekas seperti luka yang terus menggores setiap sudut ingatannya.Sikap Daniel malam itu membuat Camila trauma, sehingga ia tak lagi pernah merongrong Daniel dengan topik-topik pembicaraan seperti yang ia lakukan sebelumnya.Bahkan, wanita itu tak lagi berani memandang Daniel tepat di matanya dan memilih untuk berbicara dengan jarak minimal satu meter.Meski begitu, Camila tetap memilih menjadi istri yang baik dan menjalani hari-harinya tanpa keluhan.Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk memastikan Daniel tidak pernah melewatkan sarapan dan membuatkan beberapa menu sarapan yang ia bisa.Hari ini, dia turun ke dapur dan mulai memecahkan telur un

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 3

    Penolakan kasar dari Daniel memang sempat membuat Camila down, tapi tidak membuat Camila menyerah untuk berusaha diterima.Karenanya, selama Daniel melakukan pemulihan di rumah sakit, Camila terus mencoba untuk mendekatkan diri dengan pria itu melalui tindakan-tindakan sederhana yang bisa ia lakukan.“Daniel, sudah waktunya untuk melakukan terapi.”Mendengar itu, Daniel mendengus dan menutup laptopnya dengan kasar sebelum kemudian bersiap untuk turun dari kasur.Setelah tangan dan kakinya dapat kembali digerakkan, Daniel memang telah kembali mengurusi urusan perusahaan dan mengambil alih tanggung jawabnya yang telah terbengkalai.Meski begitu, dokter masih menyarankan Daniel untuk menggunakan kursi roda sampai otot-ototnya benar-benar siap.“Berpeganglah pada pundakku.” Camila berkata sambil memeluk pinggang Daniel dengan satu tangan.Sementara tangan Daniel ia sampirkan pada pundaknya.Sejak Daniel bangun hingga saat ini, sudah menjadi tugasnya untuk membantu Daniel berpindah dari te

  • Kabur Membawa Tiga Anak Sang Presdir   Bab 2

    “Apa yang kamu lakukan di sini?!” Belum sempat Camila menjawab pertanyaan pertama, Daniel Wellington sudah lebih dulu melayangkan pertanyaan kedua dengan nada bicara yang sama.Tajam dan mengintimidasi.Kondisi itu membuat Camila tersadar dan buru-buru menekan tombol darurat sebelum berjalan mendekat ke arah pria itu.“Daniel, kamu sudah sadar? Sebaiknya kamu minum terlebih dulu karena suaramu serak dan perlu—”“Diam dan jawab!! Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan di sini?!”Kali ini suara yang Daniel keluarkan begitu tinggi dan terkesan membentak sehingga membuat Camila terkejut. Namun, sekali lagi Camila berusaha mendekat untuk memberi pria itu minum. “Tenanglah, Daniel. Aku istrimu. Kita baru saja menikah tadi pagi.” “Tenang kamu bilang? Istri apa?!” tanya Daniel lagi. “Aku tidak punya istri! Jadi, segera enyah dari hadapanku!!” Bentakan Daniel kali ini sangat serius karena wajah pria itu yang sejak awal sudah pucat semakin tidak baik-baik saja. Apalagi Daniel membentak Camila

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status