Share

Menjadi Istri Muda Suami Kakakku
Menjadi Istri Muda Suami Kakakku
Penulis: Rose_White

Retak di balik sempurna

Penulis: Rose_White
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 20:58:26

---

Ava duduk di balkon lantai tiga rumah mereka, wanita cantik berusia dua puluh delapan itu memegang secangkir teh melati yang sudah mendingin. Angin malam menyentuh kulitnya yang pucat, membuat gemetar tangannya yang sudah lelah menopang beban yang tak terucapkan. Pandangannya kosong, mengarah pada taman belakang yang penuh dengan mawar merah, bunga kesukaan Ares.

Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya yang perak melukiskan bayangan samar di wajah Ava, seolah ikut menyaksikan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan.

"Sudah malam, kenapa belum masuk?" Suara bariton Ares membuyarkan lamunannya.

Ava menoleh perlahan, melihat suaminya berdiri di ambang pintu balkon. Kemeja biru muda yang ia kenakan tergulung hingga siku, seperti kebiasaan yang selalu dilakukannya saat lelah.

"Aku masih ingin di sini sebentar," jawab Ava, senyumnya tipis, nyaris tak terlihat.

Ares mendekat, duduk di kursi sebelahnya. Ia menggenggam tangan Ava, yang terasa dingin seperti udara malam.

"Adakah yang mengganggu pikiranmu, hm?" tanya Ares, menggeser kursi mendekati Ava. Suaranya lembut, tapi matanya penuh dengan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan.

Ava terdiam, bibirnya menggigit pelan. Ingin rasanya berkata jujur, tapi ia tahu pembicaraan ini akan berujung pada topik yang sama, yang telah menjadi duri dalam pernikahan mereka.

"Semua baik-baik saja," jawab Ava akhirnya, mencoba terdengar meyakinkan.

Mata Ares menyipit, tidak puas dengan jawaban itu, tapi ia memilih untuk tidak memaksa.

"Kau tahu, Ava, aku mungkin sibuk akhir-akhir ini, tapi aku bisa mengenali kapan sesuatu mengganggumu," balas Ares, menggenggam tangannya.

"Apakah ini tentang Mama lagi?"

Ava menarik napas panjang, matanya menatap ke arah taman. "Ares ... Aku tidak tahu apakah aku cukup untukmu. Untuk keluargamu."

"Kau cukup. Bahkan lebih dari cukup," jawab Ares cepat.

"Oh iya ... besok Mama akan datang,  istirahatlah," ucap Ares, berusaha menjaga nada suaranya tetap netral. Ia mengusap pucuk surai sang istri lembut sebelum kembali masuk ke kamar.

"Apa pun yang Mama katakan, itu urusannya, bukan urusan kita," imbuhnya lagi.

"Tapi kita tidak bisa terus mengabaikannya. Dia akan datang besok, dan aku tahu apa yang akan dia bicarakan," kata Ava lirih.

"Delapan tahun pernikahan, dan aku masih ...."

Ares memotongnya dengan lembut. "Jangan menyalahkan dirimu, Ava. Kau adalah istriku, bukan mesin penerus garis keturunan. Aku mencintaimu."

Namun, meski kata-kata itu terdengar tulus, Ava menangkap keraguan di ujung nadanya. Ia tahu, cinta saja tidak cukup untuk mengusir bayang-bayang ekspektasi yang terus menguntit mereka.

Kedatangan Sunny selalu membawa tekanan yang tak kasat mata. Wanita itu tak pernah menyembunyikan harapannya tentang satu hal yang selalu luput dari hidup Ava—seorang cucu, penerus keluarga Bramasta.

---

Keesokan paginya, ketika Ava berdiri di dapur, sibuk menyiapkan sarapan. Ia mendengar langkah hak tinggi yang tegas mendekat.

"Ava," suara Sunny terdengar dari ruang makan.

Ava berbalik, melihat ibu mertuanya sudah duduk di kursi dengan gaun hitam yang elegan. Senyum dingin terlukis di wajahnya.

"Selamat pagi, Mama," Ava menyapa sopan, mencoba menenangkan gemetar di ujung jarinya.

Sunny melirik meja makan yang penuh dengan masakan buatan Ava. Ia tersenyum kecil, lalu berkata, "Sudah delapan tahun, Ava. Aku rasa sudah waktunya kau dan Ares berhenti mencari alasan untuk menunda memiliki anak."

Sendok sayur yang dipegang Ava nyaris jatuh. Ia mencoba mempertahankan ketenangannya, tapi kata-kata Sunny terasa seperti tamparan yang dingin dan tajam.

Ava mencoba tetap tenang sambil meletakkan mangkuk sup di meja. "Mama, aku mengerti. Tapi beberapa hal tidak semudah yang Mama pikirkan."

"Delapan tahun, Ava," Sunny memotong, nadanya tegas namun terbungkus dalam lapisan kepura-puraan yang halus.

"Itu waktu yang lebih dari cukup untuk memulai sebuah keluarga. Kau tidak pernah memberi kami alasan apa pun. Apa kau benar-benar serius menjalani pernikahan ini?"

Ava menunduk, menekan rasa panas di matanya. Kata-kata Sunny menusuk lebih dalam dari yang ia akui.

"Apa Mama pikir aku belum cukup mencoba?" kata Ava akhirnya, suaranya gemetar. "Aku sudah berusaha menjadi bagian dari keluarga ini sesuai yang Mama inginkan, tapi aku juga manusia. Aku tidak bisa memenuhi semuanya dalam waktu yang Mama harapkan."

Sebelum Ava melanjutkan kembali ucapannya, Ares muncul di ruang makan. Suasana langsung berubah tegang.

"Mama, kita sudah bicara soal ini," kata Ares, mencoba menahan kemarahannya.

Sunny menatap putranya dengan tatapan kecewa yang jelas terlihat. "Ares, aku hanya mencoba mengingatkan istrimu bahwa pernikahan ini bukan hanya tentang kalian berdua. Ini tentang keluarga kita."

"Ini bukan soal perdebatan, Ares," balas Sunny. "Ini soal tugas istri, jika Ava tidak bisa memberimu anak, kau tahu apa yang harus dilakukan."

Ares memegang bahunya, mencoba menenangkannya. "Ava, kau tidak harus menjelaskan apa pun."

Namun, Sunny mendengus kecil. "Kau salah, Ares. Dia harus. Karena jika tidak, maka kau yang harus mengambil keputusan sulit itu."

Kata-kata Sunny meninggalkan keheningan yang tegang. Setelah Sunny pergi, Ava menatap Ares dengan mata yang penuh luka.

"Apakah itu yang Mama inginkan? Kau memilih di antara aku atau penerus keluarga ini?" tanya Ava, suaranya pecah.

"Ava, tidak. Aku tidak pernah ingin itu," kata Ares. "Aku mencintaimu. Aku menikahimu untuk dirimu, bukan untuk yang lain."

"Tapi kau tetap diam," balas Ava lirih. "Dan itu membuatku bertanya-tanya, sampai kapan kau bisa melawan Mama?"

Ava menatap suaminya, berharap pembelaan. Tapi Ares hanya diam, rahangnya mengeras.

---

Malam itu, Ava dan Ares duduk di tempat tidur mereka, keheningan terasa begitu berat.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Ava, suaranya hampir berbisik.

Ares menatapnya lama sebelum menjawab. "Kita akan melewati ini bersama. Kau dan aku."

"Bagaimana jika itu tidak cukup?" tanya Ava, air matanya mengalir. "Aku tahu kau mencintaiku, tapi cinta tidak akan menghentikan Mama. Tidak akan menghentikan dunia dari menuntut lebih dariku."

Ares menghela napas, lalu meraih tangannya. "Aku tidak tahu jawabannya sekarang, Ava. Tapi aku tahu bahwa aku tidak akan menyerah pada kita."

Ava ingin percaya, tapi rasa takut dan keraguan masih mencengkeram hatinya. Malam itu, meski mereka tidur di tempat yang sama, jarak di antara mereka terasa lebih jauh dari sebelumnya.

----

Tadi pagi Ava menerima telepon dari dokter keluarga yang mengatakan bahwa hasil dari pemeriksaannya sudah keluar, si cantik di minta untuk datang ke rumah sakit siang ini.

Ava merasakan jantungnya berdebar lebih kencang, ia mengira-ngira berita apakah yang akan di sampaikan Dokter Frans nanti.

Saat ini Ava sudah berada di ruangan Dokter Frans. Dokter muda itu  menatap Ava dengan raut wajah penuh simpati.

"Hasil tes menunjukkan bahwa kemungkinan Anda untuk hamil sangatlah kecil. Saya sangat menyesal harus mengatakan ini."

Ava terdiam, menatap tangan dokter yang memegang berkas hasil tes. "Jadi ... tidak ada cara lain?"

"Kami bisa mencoba opsi medis, tapi peluangnya tetap sangat kecil," jawab dokter muda itu hati-hati. "Keputusan ini sepenuhnya ada di tangan Anda dan suami Anda."

Keluar dari ruangan Dokter Frans, Ava merasakan dunia di sekitarnya berputar. Kakinya hampir goyah saat ia berjalan menuju mobilnya. Ia duduk di dalam, menatap setir sambil menahan isak yang akhirnya pecah. Kini ia tahu, kebahagiaan yang selama ini ia pikir sempurna telah mulai retak.

 TBC ☘️☘️☘️☘️☘️----

Bab terkait

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Retakan di Hati Ava

    ---Langit senja memantulkan warna jingga kusam di balik jendela ruang tamu. Ava duduk terpaku di sofa abu-abu dengan segelas teh yang telah dingin di tangannya. Uap hangat sudah lama lenyap, menyisakan rasa pahit yang ia biarkan terabaikan.Kata-kata dokter siang tadi terus bergema di telinganya."Kemungkinannya sangat kecil, Nyonya. Apalagi dengan kondisi Anda sekarang, sangat berisiko untuk mencoba hamil."Rasanya seperti pukulan telak di ulu hati. Langkahnya sejak meninggalkan ruang praktik dokter terasa ringan namun berat—seolah tubuhnya hanyut dalam kabut tebal, sementara hatinya karam ke dasar lautan.Ava mendongak perlahan, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. "Kenapa harus aku?" bisiknya pelan, suara itu tenggelam dalam deru detik jarum jam di sudut ruangan. Ia meneguk napas dalam, berusaha menahan air mata yang kian mendesak keluar, tapi hatinya seakan menemukan celah untuk menyeret rasa sakit ke permukaan.Ia menunduk, memandangi pantulan wajahnya di permukaan te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Antara Tekanan dan Harapan

    ---Matahari sudah tinggi ketika Ares duduk di ruang tengah rumah keluarganya. Sofa tua yang ia duduki membawa ingatan masa kecil, tapi hari itu hanya rasa sesak yang memenuhi dadanya. Di depannya, ibunya duduk dengan wajah yang tampak tenang, tapi sorot matanya penuh tuntutan."Ares, kau tahu umurmu tidak lagi muda," ucap ibunya, memulai pembicaraan yang selama ini Ares hindari."Ibu," Ares menarik napas dalam, mencoba menjaga ketenangannya, "kita sudah membahas ini berkali-kali.""Tapi kali ini Ibu tidak bisa membiarkanmu terus seperti ini," potong ibunya dengan nada tegas."Kau harus menikah lagi. Setidaknya dengan wanita yang bisa memberimu keturunan. Keluarga kita membutuhkan penerus, Ares."Ares mendengus, memalingkan wajah. "Hidupku baik-baik saja bersama Ava. Aku tidak butuh istri baru hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Apalagi ide gila ini.""Jadi sekarang kau menyebut keinginan Ibu gila?" suara ibunya mulai meninggi, meski ekspresinya tetap tenang."Ibu ...," Ares m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Kepulangan Adek Kesayangan

    ----Ava duduk di ruang tengah, menatap layar laptopnya yang penuh angka dan grafik. Suasana rumah terasa sunyi. Hanya denting jam dinding yang memecah keheningan, seakan mengingatkan waktu yang terus berjalan. Namun, pikiran Ava melayang jauh—memikirkan pernikahan yang dulu ia bayangkan penuh kebahagiaan, kini terasa seperti labirin tanpa ujung.Notifikasi di ponselnya membuyarkan lamunannya. Ava melirik layar, ternyata pesan dari Mauren."Kak Ava, lagi ngapain? Aku ada kejutan buat kamu! Tunggu di rumah yaaa."Ava tersenyum kecil. Mauren, seperti biasa, tahu cara membuatnya merasa lebih baik. Meski hubungan mereka diawali dengan konflik keluarga yang rumit, Ava tak pernah bisa benar-benar marah atau membenci adik tirinya itu.Mauren adalah anak dari istri kedua ayahnya. Kehadiran gadis itu pernah menjadi badai yang menghancurkan keluarganya. Ibu Ava meninggal karena sakit tak lama setelah mengetahui suaminya menikah lagi. Namun, semua itu kini terasa seperti bayangan masa lalu yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Jeratan pesona adik ipar

    ----Langit sore menyelimuti kota dengan warna keemasannya. Di beranda rumah mewah itu, Mauren duduk sambil menyesap teh hangatnya. Angin tipis membawa aroma hujan yang sebentar lagi akan turun. Matanya tertuju pada halaman depan, tempat Ares dan Ava bercanda di bawah pohon flamboyan. Tawa Ava melengking riang, seolah menggema di hati Mauren, memecah keheningan sore yang tenang.Mauren tahu ia seharusnya tak membiarkan tatapannya terhenti terlalu lama pada Ares. Namun, seperti magnet, pandangannya selalu kembali pada sosok pria itu. Cara Ares berbicara lembut, melindungi Ava, dan tertawa ringan ketika Ava menggoda, membuat dada Mauren sesak dengan perasaan yang sulit dijelaskan."Aku ingin punya suami seperti itu," gumamnya lirih, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin. Ia buru-buru meneguk teh, mencoba menenggelamkan pikirannya sendiri.---“Ren, ayo bantu aku di dapur,” suara Ava memecah lamunannya.Mauren tergeragap, cangkir teh di tangannya nyaris terlepas. Ia menghela napas p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Penawaran yang mengejutkan

    ----Langit senja melukis semburat jingga di balik tirai jendela besar ruang keluarga. Mauren baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kamar ketika langkah-langkah kecil membawanya turun ke lantai bawah. Niatnya sederhana—hanya ingin mengambil segelas air. Namun langkah itu, yang awalnya biasa saja, ternyata membawa Mauren ke sebuah percakapan yang akan mengguncang dunianya.Di ruang tamu, suara tegas tapi dingin milik Ibu Ares menggema, mengisi keheningan rumah megah itu.“Ares, kamu tahu apa yang keluarga kita harapkan darimu,” kata wanita paruh baya itu, nadanya penuh tekanan.Mauren berhenti di tengah tangga, menyembunyikan diri di balik dinding. Telinganya menangkap setiap kata, sementara jantungnya berdetak lebih cepat.“Sudah delapan tahun menikah dengan Ava, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda. Apa kamu mau terus membiarkan garis keturunan kita berhenti di sini?”“Ibu ...” Ares menjawab, suaranya lelah namun tetap berusaha tenang. “Aku dan Ava sedang berusaha. Ini bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Tekanan

    Ares memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala penuh beban. Sudah beberapa minggu ini ibunya semakin sering membahas soal cucu.Awalnya, ia hanya menganggapnya sebagai keluhan biasa, tapi belakangan intensitasnya semakin meningkat. Hari ini, ia baru saja menghadiri makan siang keluarga di mana ibunya tanpa malu-malu kembali menyebutkan betapa pentingnya keturunan dalam keluarga mereka.“Cucu itu bukan sekadar penerus, Ares. Itu simbol keberlangsungan keluarga kita. Apa kau mau aku mati tanpa melihat darah dagingmu lahir?” suara ibunya terngiang di telinganya, penuh tekanan dan tuntutan.Ares mencoba mengalihkan topik saat itu, tapi ibunya lebih cepat. Ia bahkan mulai membandingkan Ava dengan istri-istri teman Ares yang sudah memiliki anak.“Lihatlah teman-temanmu, semua istri mereka sudah melahirkan. Kau tidak kasihan pada keluargamu sendiri? Atau mungkin … sudah waktunya kau pikirkan pilihan lain?”Kata-kata itu membuat darah Ares berdesir. Pilihan la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Pesona Mauren

    Pesona Mauren di Mata SunnyMauren duduk di ruang tamu rumah Ares, mengenakan dress sederhana berwarna pastel yang mempertegas kesan anggun dan bersahaja. Ia tengah berbicara dengan Sunny, ibu Ares, yang tampak lebih ceria dari biasanya. Senyum di wajah Sunny menunjukkan betapa ia menikmati percakapan dengan Mauren.“Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa membuat teh ini begitu nikmat, Mauren. Rasanya berbeda dari teh yang biasa disajikan,” kata Sunny sambil menyesap cangkirnya.Mauren tersenyum lembut. “Tidak ada rahasia, Tante. Mungkin hanya karena aku menambahkan sedikit jahe. Itu resep dari ibu kami dulu, katanya bagus untuk kesehatan.”Sunny mengangguk penuh penghargaan. “Oh, ibu kalian pasti wanita yang luar biasa. Melihatmu, aku bisa membayangkan seperti apa dia. Kau ini adik Ava, tapi caramu membawa diri begitu berbeda.”Mauren hanya tersenyum, tidak ingin terlalu banyak bicara. Ia tahu bahwa Sunny tidak begitu menyukai kakaknya, Ava, meskipun sudah menikah dengan Ares sela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perhatian dari sang adik ipar

    Malam telah larut, tetapi Ares masih duduk di ruang tamu. Hatinya terasa berat, pikirannya penuh dengan tekanan dari ibunya yang semakin sering membahas soal cucu, perceraian, dan wanita lain. Malam itu, Ava sudah tidur lebih dulu. Ia merasa tidak enak hati membangunkan istrinya untuk berbagi beban. Maka, ia memilih duduk sendiri, menyesap segelas wine.Saat itu, langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Mauren muncul dengan mengenakan piyama longgar, membawa segelas teh hangat.“Kak Ares, kau belum tidur?” tanyanya sambil mendekat.Ares tersenyum kecil. “Aku tidak bisa tidur. Banyak hal yang kupikirkan.”Mauren duduk di sofa seberang. “Mungkin kau butuh teh untuk menenangkan pikiran. Aku baru saja membuatnya, dan aku bisa buatkan untukmu juga.”Ares menggeleng. “Tidak perlu repot-repot, Mauren. Aku hanya ingin waktu untuk merenung.”Namun Mauren tetap bangkit, pergi ke dapur, dan kembali dengan secangkir teh hangat. Ia meletakkannya di depan Ares. “Minumlah. Kalau kau terus sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Menikah diam-diam

    Di suatu malam yang sunyi, hanya terdengar dentingan jam yang berdetik. Ares duduk di ruang kerjanya dengan pikiran yang berkecamuk. Segala hal yang terjadi dalam hidupnya beberapa bulan terakhir terasa seperti benang kusut yang sulit diurai. Hubunganya dengan Ava yang semakin dingin, belum lagi desakan ibunya untuk menikahi Mauren, dan sekarang perasaan bersalahnya yang terus menghantui dan menjadi beban yang kian tak tertahankan.Di atas meja kerjanya, tergeletak laporan medis Ava yang tak sengaja ia baca beberapa hari sebelumnya. Dokumen itu menjadi titik balik yang memaksanya merenungkan sejauh mana ia telah melukai wanita yang dulu ia sudah berjanji untuk mencintai dan menlindungi. Namun, di sisi lain, kehadiran Mauren juga telah mengguncang hatinya. Ia tidak bisa memungkiri kenyamanan yang ia rasakan saat bersama wanita itu, sebuah perasaan yang telah lama hilang dari hubungannya dengan Ava.Keputusan yang harus ia buat tidak hanya melibatkan dirinya sendiri, tetapi juga kehidup

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Konflik dengan Mertua

    Pagi itu, Ava merasa kepalanya berat. Mata yang sembab akibat tangis malam sebelumnya sulit ia sembunyikan. Ia bangkit dari tempat tidur dengan perasaan campur aduk, antara kekecewaan terhadap Ares dan ketakutan akan langkah selanjutnya. Ava tahu ia harus bertindak tegas, tetapi sebelum ia sempat memutuskan, suara ketukan keras di pintu depan mengalihkan pikirannya.Saat membuka pintu, ia melihat ibu Ares berdiri di sana, dengan tatapan tajam yang langsung membuat Ava merasa tak nyaman. Perempuan tua itu melangkah masuk tanpa menunggu undangan, membawa aura ketegangan yang langsung memenuhi ruangan.“Kita perlu bicara,” kata ibu Ares dengan nada serius, menatap Ava dari atas hingga bawah.Ava mencoba bersikap tenang, meski ia sudah menduga pembicaraan ini tak akan berjalan lancar. Ia menyiapkan secangkir teh untuk ibu Ares, yang hanya duduk dengan tangan terlipat, seperti mempersiapkan serangan.“Kamu tahu apa yang ingin kubicarakan,” ibu Ares memulai setelah beberapa menit keheningan

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Bukti

    Di suatu malam yang tenang, Ava sedang duduk di ruang tamu, menatap gelapnya malam melalui jendela. Perasaan gelisah dan curiga terhadap Ares semakin kuat. Selama beberapa minggu terakhir, ia merasakan ada sesuatu yang tidak biasa antara suaminya dan Mauren. Sikap Ares yang semakin dingin terhadapnya, ditambah dengan keakraban yang terlihat jelas antara Ares dan Mauren, membuat hatinya semakin resah.Ia mencoba mengabaikan perasaan itu, tetapi instingnya mengatakan ada sesuatu yang disembunyikan. Setelah beberapa saat berjuang dengan pikirannya sendiri, Ava memutuskan untuk tidak lagi diam. Ia merasa harus menemukan jawabannya, apa pun risikonya.Esok harinya, saat Ares akan pergi bekerja, Ava memanfaatkan waktu itu untuk menyelidiki. Ia masuk ke ruang kerja Ares, tempat yang biasanya tidak pernah ia sentuh. Ruangan itu terlihat teratur seperti biasa, tetapi Ava merasa ada sesuatu yang tersimpan di tempat ini, sesuatu yang bisa mengungkapkan kebenaran pikirnya.Ia mulai membuka laci m

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perasaan Ares

    Ares kini duduk di ruang kerjanya yang sunyi, pandangannya kosong menatap layar komputer yang menyala. Pikirannya tak sepenuhnya berada di ruangan itu. Ada pergolakan emosi yang ia rasakan, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi. Perasaan aneh dan tak terduga terhadap Mauren mulai menghantui benaknya.Mauren adalah wanita yang berbeda dari Ava. Ia ceria, energik, dan selalu tahu bagaimana mencairkan suasana. Ketika Ava sibuk dengan penyakitnya yang ia sembunyikan, Mauren menjadi satu-satunya tempat Ares merasa dihargai dan diperhatikan. Meskipun awalnya ia hanya menganggap Mauren sebagai adik kecil dari istrinya saja, namun kini segalanya mulai terasa berbeda.Ares memijat pelipisnya yang berdenyut memikirkan ini semua, ia mencoba menepis pikiran-pikiran yang belakangan ini perlahan menguasainya. Ia mencintai Ava—atau setidaknya, begitulah yang ia yakini selama ini. Mereka telah menikah lama, yakni selama delapan tahun, meskipun belum dikaruniai anak, pernikahan mereka aw

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Kecurigaan

    Hari-hari terus berlalu, dan hubungan antara Ares dan Mauren semakin erat, meski kedekatan itu masih berada dalam bayang-bayang keheningan. Ava, yang selalu memperhatikan, mulai merasakan sesuatu yang sulit ia ungkapkan. Mauren tampak semakin sering berada di sisi Ares, bukan hanya saat makan malam keluarga, tetapi juga pada momen-momen yang biasanya menjadi waktu pribadi Ava dan suaminya.Malam itu, Ava duduk di depan cermin kamar tidur mereka, menyisir rambutnya dengan perlahan. Ares masuk ke kamar, menutup pintu dengan hati-hati. Ava meliriknya melalui pantulan cermin, lalu tersenyum kecil.“Ares, kau pulang lebih awal dari biasanya,” katanya.Ares mengangguk sambil melepas jasnya. “Aku memutuskan untuk tidak lembur hari ini. Aku pikir kita bisa makan malam bersama.”Ava terdiam sesaat. “Itu ide yang bagus. Tapi ... sepertinya Mauren juga ikut makan malam tadi, bukan?”Ares melirik istrinya dengan tatapan bingung. “Ya, dia sedang membantu di dapur. Kenapa?”Ava menggeleng pelan. “T

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perhatian dari sang adik ipar

    Malam telah larut, tetapi Ares masih duduk di ruang tamu. Hatinya terasa berat, pikirannya penuh dengan tekanan dari ibunya yang semakin sering membahas soal cucu, perceraian, dan wanita lain. Malam itu, Ava sudah tidur lebih dulu. Ia merasa tidak enak hati membangunkan istrinya untuk berbagi beban. Maka, ia memilih duduk sendiri, menyesap segelas wine.Saat itu, langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Mauren muncul dengan mengenakan piyama longgar, membawa segelas teh hangat.“Kak Ares, kau belum tidur?” tanyanya sambil mendekat.Ares tersenyum kecil. “Aku tidak bisa tidur. Banyak hal yang kupikirkan.”Mauren duduk di sofa seberang. “Mungkin kau butuh teh untuk menenangkan pikiran. Aku baru saja membuatnya, dan aku bisa buatkan untukmu juga.”Ares menggeleng. “Tidak perlu repot-repot, Mauren. Aku hanya ingin waktu untuk merenung.”Namun Mauren tetap bangkit, pergi ke dapur, dan kembali dengan secangkir teh hangat. Ia meletakkannya di depan Ares. “Minumlah. Kalau kau terus sepe

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Pesona Mauren

    Pesona Mauren di Mata SunnyMauren duduk di ruang tamu rumah Ares, mengenakan dress sederhana berwarna pastel yang mempertegas kesan anggun dan bersahaja. Ia tengah berbicara dengan Sunny, ibu Ares, yang tampak lebih ceria dari biasanya. Senyum di wajah Sunny menunjukkan betapa ia menikmati percakapan dengan Mauren.“Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa membuat teh ini begitu nikmat, Mauren. Rasanya berbeda dari teh yang biasa disajikan,” kata Sunny sambil menyesap cangkirnya.Mauren tersenyum lembut. “Tidak ada rahasia, Tante. Mungkin hanya karena aku menambahkan sedikit jahe. Itu resep dari ibu kami dulu, katanya bagus untuk kesehatan.”Sunny mengangguk penuh penghargaan. “Oh, ibu kalian pasti wanita yang luar biasa. Melihatmu, aku bisa membayangkan seperti apa dia. Kau ini adik Ava, tapi caramu membawa diri begitu berbeda.”Mauren hanya tersenyum, tidak ingin terlalu banyak bicara. Ia tahu bahwa Sunny tidak begitu menyukai kakaknya, Ava, meskipun sudah menikah dengan Ares sela

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Tekanan

    Ares memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala penuh beban. Sudah beberapa minggu ini ibunya semakin sering membahas soal cucu.Awalnya, ia hanya menganggapnya sebagai keluhan biasa, tapi belakangan intensitasnya semakin meningkat. Hari ini, ia baru saja menghadiri makan siang keluarga di mana ibunya tanpa malu-malu kembali menyebutkan betapa pentingnya keturunan dalam keluarga mereka.“Cucu itu bukan sekadar penerus, Ares. Itu simbol keberlangsungan keluarga kita. Apa kau mau aku mati tanpa melihat darah dagingmu lahir?” suara ibunya terngiang di telinganya, penuh tekanan dan tuntutan.Ares mencoba mengalihkan topik saat itu, tapi ibunya lebih cepat. Ia bahkan mulai membandingkan Ava dengan istri-istri teman Ares yang sudah memiliki anak.“Lihatlah teman-temanmu, semua istri mereka sudah melahirkan. Kau tidak kasihan pada keluargamu sendiri? Atau mungkin … sudah waktunya kau pikirkan pilihan lain?”Kata-kata itu membuat darah Ares berdesir. Pilihan la

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Penawaran yang mengejutkan

    ----Langit senja melukis semburat jingga di balik tirai jendela besar ruang keluarga. Mauren baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kamar ketika langkah-langkah kecil membawanya turun ke lantai bawah. Niatnya sederhana—hanya ingin mengambil segelas air. Namun langkah itu, yang awalnya biasa saja, ternyata membawa Mauren ke sebuah percakapan yang akan mengguncang dunianya.Di ruang tamu, suara tegas tapi dingin milik Ibu Ares menggema, mengisi keheningan rumah megah itu.“Ares, kamu tahu apa yang keluarga kita harapkan darimu,” kata wanita paruh baya itu, nadanya penuh tekanan.Mauren berhenti di tengah tangga, menyembunyikan diri di balik dinding. Telinganya menangkap setiap kata, sementara jantungnya berdetak lebih cepat.“Sudah delapan tahun menikah dengan Ava, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda. Apa kamu mau terus membiarkan garis keturunan kita berhenti di sini?”“Ibu ...” Ares menjawab, suaranya lelah namun tetap berusaha tenang. “Aku dan Ava sedang berusaha. Ini bukan

DMCA.com Protection Status