Share

Tekanan

Author: Rose_White
last update Last Updated: 2024-12-18 14:30:49

Ares memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala penuh beban. Sudah beberapa minggu ini ibunya semakin sering membahas soal cucu.

Awalnya, ia hanya menganggapnya sebagai keluhan biasa, tapi belakangan intensitasnya semakin meningkat. Hari ini, ia baru saja menghadiri makan siang keluarga di mana ibunya tanpa malu-malu kembali menyebutkan betapa pentingnya keturunan dalam keluarga mereka.

“Cucu itu bukan sekadar penerus, Ares. Itu simbol keberlangsungan keluarga kita. Apa kau mau aku mati tanpa melihat darah dagingmu lahir?” suara ibunya terngiang di telinganya, penuh tekanan dan tuntutan.

Ares mencoba mengalihkan topik saat itu, tapi ibunya lebih cepat. Ia bahkan mulai membandingkan Ava dengan istri-istri teman Ares yang sudah memiliki anak.

“Lihatlah teman-temanmu, semua istri mereka sudah melahirkan. Kau tidak kasihan pada keluargamu sendiri? Atau mungkin … sudah waktunya kau pikirkan pilihan lain?”

Kata-kata itu membuat darah Ares berdesir. Pilihan lain? Ia tahu maksud ibunya itu adalah perceraian. Meskipun ibunya tidak mengatakannya langsung, ia yakin topik itu akan muncul cepat atau lambat jika situasi ini terus berlanjut.

Hari berikutnya setelah makan siang keluarga, ibunya memperkenalkan seorang wanita muda kepada Ares. Wanita itu, seorang putri pengusaha kaya, tampil sempurna dengan senyum ramah dan pembawaan elegan. Ares menahan diri untuk tidak menunjukkan ketidaknyamanannya, tapi ia merasa seperti sedang diadili di depan seluruh keluarganya.

“Ibu, cukup. Aku sudah menikah dengan Ava,” kata Ares pada akhirnya, berusaha menahan nada suaranya agar tetap sopan.

Namun, ibunya tidak menyerah begitu saja. “Aku hanya mencoba membantumu. Kau tidak perlu langsung mengambil keputusan. Pikirkan baik-baik. Kita butuh penerus, Ares dan kalau Ava tidak bisa memberikannya, maka kita harus mencari jalan lain.”

Ares berdiri dan pergi tanpa berkata-kata lagi lalu meninggalkan meja makan beserta ibu dan semua orang di sana dengan tatapan kecewa.

Malam telah tiba dan Ares pulang lebih awal dari biasanya. Ava sedang berada di dapur, menyiapkan makan malam. Suara panci dan wajan terdengar, tapi Ares tidak merasa lapar. Ia melewati dapur tanpa berkata apa-apa dan langsung menuju ruang tamu. Di sana, Mauren duduk sambil membaca novel favoritnya.

Mauren menoleh ketika melihat kakak iparnya masuk. Wajah Ares tampak letih, dengan kerutan di dahinya yang lebih dalam dari biasanya. Mauren menutup bukunya dan setelah itu ia berdiri.

“Kak Ares, apa kau baik-baik saja?” tanya Mauren dengan nada lembut.

Ares hanya mengangguk kecil, lalu duduk di sofa. “Hari ini sangat melelahkan.”

Mauren tidak bertanya lebih jauh, tapi ia duduk di sebelah Ares dengan ekspresi penuh perhatian.

“Mungkin secangkir teh hangat bisa membantu,” katanya sambil tersenyum tipis.

Ares menghela napas panjang. “Kadang aku berpikir, apa semua ini layak menjadi masalah besar? Aku mencintai Ava, tapi … ibuku terus menekanku soal cucu, soal keluarga. Bahkan hari ini dia mencoba mengenalkan aku pada wanita lain.”

Mauren membelalakkan matanya. “Wanita lain? Maksudmu … Ibumu ingin kau meninggalkan Kak Ava?”

Ares mengangguk pelan. “Dia tidak mengatakannya langsung, tapi arah pembicaraannya jelas ke sana. Dia bahkan berkata bahwa aku harus memikirkan ‘pilihan lain’ jika Ava tidak bisa memberiku anak.”

Mauren menggigit bibir bawahnya. Ia tahu betapa berat tekanan itu bagi Ares. Ia juga tidak ingin Ava terpuruk jika perceraian itu terjadi,  Sebagai adik, Mauren merasa terjebak di antara mereka. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa menahan rasa simpatinya pada Ares.

“Kak Ares, aku tahu ini tidak mudah. Tapi, aku yakin Kak Ava juga tidak ingin membuatmu berada dalam posisi seperti ini. Dia hanya … mungkin yang Maha kuasa sedang menguji kalian."

Ares menoleh ke arah Mauren.  Mauren terdiam, apakah dia ada salah bicara, lalu dengan cepat mengalihkan pembicaraan.

“Maksudku, dia pasti ingin melakukan yang terbaik untukmu. Aku hanya berharap… kau bisa tetap kuat untuknya.”

Ares menghela napas lagi. “Aku tidak tahu seberapa lama aku bisa bertahan. Aku mencintai Ava, tapi masalaha ini …”

Mauren menatapnya dengan penuh empati. “Kak Ares, kau tidak sendirian. Aku selalu ada di sini untuk membantumu.”

Perkataan itu terasa seperti oase di tengah gurun di hati Ares. Ia menatap Mauren, dan untuk pertama kalinya hari itu, ia merasa ada seseorang yang benar-benar peduli padanya.

Malam itu, Mauren berada di ruang tamu bersama Ares lebih lama daripada biasanya. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari pekerjaan hingga kenangan masa kecil. Mauren memiliki cara untuk membuat Ares merasa tenang, sesuatu yang akhir-akhir ini jarang ia rasakan.

Ketika Ava datang untuk memanggil mereka makan malam, ia melihat keduanya berbicara sambil tersenyum. Meskipun ia senang melihat Ares akhirnya tampak lebih santai, ada perasaan aneh yang menyelinap di hatinya.

Setelah Ava kembali ke dapur, Mauren menatap Ares dan berkata, “Kak Ares, kau harus ingat bahwa kau tidak perlu menghadapi semua ini sendirian. Kadang, berbagi beban bisa membuatnya terasa lebih ringan.”

Ares mengangguk, merasa bahwa kata-kata itu benar. Tapi ia tidak bisa menghilangkan rasa bersalah yang perlahan muncul di dalam dirinya. Mauren memang membuatnya merasa nyaman, tapi kenyamanan itu terasa seperti pengkhianatan kecil terhadap Ava.

Malam semakin larut, setelah semua orang tidur, Ares yang kini duduk sendirian di ruang kerja sedang memikirkan percakapannya dengan Mauren tadi. Mauren adalah sosok yang perhatian, dan ia merasa beruntung memiliki adik ipar sepertinya. Tapi di balik rasa syukur itu, ada kekhawatiran yang mengintai.

Ares menyadari bahwa ia harus segera mengambil keputusan. Tekanan dari ibunya dan kenyamanan yang ia temukan dalam diri Mauren adalah campuran yang berbahaya. Jika ia tidak hati-hati, semuanya bisa meledak dan menghancurkan apa yang selama ini ia bangun bersama Ava.

Dengan berat hati, Ares memutuskan bahwa ia harus berbicara dengan Ava. Tapi, kapan dan bagaimana, ia belum tahu. Yang jelas, ia tidak bisa membiarkan perasaan ini terus berkembang, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk Mauren.

Ares mematikan lampu ruang kerjanya dan kembali ke kamar. Ia melihat Ava tertidur lelap, wajahnya terlihat damai. Ares duduk di tepi ranjang, menatap istrinya dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia mencintai Ava dengan tulus. Tapi di sisi lain, tekanan yang ia rasakan membuatnya mulai mencari pelarian.

“Aku akan menemukan jalan keluarnya,” bisik Ares pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Namun dalam hatinya, ia tahu jalan keluar itu tidak akan mudah.

To be continued ☘️ ☘️ ☘️ 

Rose_White

Hallo readernim, pembaca terhormat, saya ucapkan terimakasih 🙏 sudah berkenan membaca cerita pertama saya di sini. Semoga kalian setia menunggu bab selanjutnya

| Like

Related chapters

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Pesona Mauren

    Pesona Mauren di Mata SunnyMauren duduk di ruang tamu rumah Ares, mengenakan dress sederhana berwarna pastel yang mempertegas kesan anggun dan bersahaja. Ia tengah berbicara dengan Sunny, ibu Ares, yang tampak lebih ceria dari biasanya. Senyum di wajah Sunny menunjukkan betapa ia menikmati percakapan dengan Mauren.“Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa membuat teh ini begitu nikmat, Mauren. Rasanya berbeda dari teh yang biasa disajikan,” kata Sunny sambil menyesap cangkirnya.Mauren tersenyum lembut. “Tidak ada rahasia, Tante. Mungkin hanya karena aku menambahkan sedikit jahe. Itu resep dari ibu kami dulu, katanya bagus untuk kesehatan.”Sunny mengangguk penuh penghargaan. “Oh, ibu kalian pasti wanita yang luar biasa. Melihatmu, aku bisa membayangkan seperti apa dia. Kau ini adik Ava, tapi caramu membawa diri begitu berbeda.”Mauren hanya tersenyum, tidak ingin terlalu banyak bicara. Ia tahu bahwa Sunny tidak begitu menyukai kakaknya, Ava, meskipun sudah menikah dengan Ares sela

    Last Updated : 2024-12-19
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perhatian dari sang adik ipar

    Malam telah larut, tetapi Ares masih duduk di ruang tamu. Hatinya terasa berat, pikirannya penuh dengan tekanan dari ibunya yang semakin sering membahas soal cucu, perceraian, dan wanita lain. Malam itu, Ava sudah tidur lebih dulu. Ia merasa tidak enak hati membangunkan istrinya untuk berbagi beban. Maka, ia memilih duduk sendiri, menyesap segelas wine.Saat itu, langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Mauren muncul dengan mengenakan piyama longgar, membawa segelas teh hangat.“Kak Ares, kau belum tidur?” tanyanya sambil mendekat.Ares tersenyum kecil. “Aku tidak bisa tidur. Banyak hal yang kupikirkan.”Mauren duduk di sofa seberang. “Mungkin kau butuh teh untuk menenangkan pikiran. Aku baru saja membuatnya, dan aku bisa buatkan untukmu juga.”Ares menggeleng. “Tidak perlu repot-repot, Mauren. Aku hanya ingin waktu untuk merenung.”Namun Mauren tetap bangkit, pergi ke dapur, dan kembali dengan secangkir teh hangat. Ia meletakkannya di depan Ares. “Minumlah. Kalau kau terus sepe

    Last Updated : 2024-12-20
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Kecurigaan

    Hari-hari terus berlalu, dan hubungan antara Ares dan Mauren semakin erat, meski kedekatan itu masih berada dalam bayang-bayang keheningan. Ava, yang selalu memperhatikan, mulai merasakan sesuatu yang sulit ia ungkapkan. Mauren tampak semakin sering berada di sisi Ares, bukan hanya saat makan malam keluarga, tetapi juga pada momen-momen yang biasanya menjadi waktu pribadi Ava dan suaminya.Malam itu, Ava duduk di depan cermin kamar tidur mereka, menyisir rambutnya dengan perlahan. Ares masuk ke kamar, menutup pintu dengan hati-hati. Ava meliriknya melalui pantulan cermin, lalu tersenyum kecil.“Ares, kau pulang lebih awal dari biasanya,” katanya.Ares mengangguk sambil melepas jasnya. “Aku memutuskan untuk tidak lembur hari ini. Aku pikir kita bisa makan malam bersama.”Ava terdiam sesaat. “Itu ide yang bagus. Tapi ... sepertinya Mauren juga ikut makan malam tadi, bukan?”Ares melirik istrinya dengan tatapan bingung. “Ya, dia sedang membantu di dapur. Kenapa?”Ava menggeleng pelan. “T

    Last Updated : 2024-12-21
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perasaan Ares

    Ares kini duduk di ruang kerjanya yang sunyi, pandangannya kosong menatap layar komputer yang menyala. Pikirannya tak sepenuhnya berada di ruangan itu. Ada pergolakan emosi yang ia rasakan, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi. Perasaan aneh dan tak terduga terhadap Mauren mulai menghantui benaknya.Mauren adalah wanita yang berbeda dari Ava. Ia ceria, energik, dan selalu tahu bagaimana mencairkan suasana. Ketika Ava sibuk dengan penyakitnya yang ia sembunyikan, Mauren menjadi satu-satunya tempat Ares merasa dihargai dan diperhatikan. Meskipun awalnya ia hanya menganggap Mauren sebagai adik kecil dari istrinya saja, namun kini segalanya mulai terasa berbeda.Ares memijat pelipisnya yang berdenyut memikirkan ini semua, ia mencoba menepis pikiran-pikiran yang belakangan ini perlahan menguasainya. Ia mencintai Ava—atau setidaknya, begitulah yang ia yakini selama ini. Mereka telah menikah lama, yakni selama delapan tahun, meskipun belum dikaruniai anak, pernikahan mereka aw

    Last Updated : 2024-12-23
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Bukti

    Di suatu malam yang tenang, Ava sedang duduk di ruang tamu, menatap gelapnya malam melalui jendela. Perasaan gelisah dan curiga terhadap Ares semakin kuat. Selama beberapa minggu terakhir, ia merasakan ada sesuatu yang tidak biasa antara suaminya dan Mauren. Sikap Ares yang semakin dingin terhadapnya, ditambah dengan keakraban yang terlihat jelas antara Ares dan Mauren, membuat hatinya semakin resah.Ia mencoba mengabaikan perasaan itu, tetapi instingnya mengatakan ada sesuatu yang disembunyikan. Setelah beberapa saat berjuang dengan pikirannya sendiri, Ava memutuskan untuk tidak lagi diam. Ia merasa harus menemukan jawabannya, apa pun risikonya.Esok harinya, saat Ares akan pergi bekerja, Ava memanfaatkan waktu itu untuk menyelidiki. Ia masuk ke ruang kerja Ares, tempat yang biasanya tidak pernah ia sentuh. Ruangan itu terlihat teratur seperti biasa, tetapi Ava merasa ada sesuatu yang tersimpan di tempat ini, sesuatu yang bisa mengungkapkan kebenaran pikirnya.Ia mulai membuka laci m

    Last Updated : 2024-12-25
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Konflik dengan Mertua

    Pagi itu, Ava merasa kepalanya berat. Mata yang sembab akibat tangis malam sebelumnya sulit ia sembunyikan. Ia bangkit dari tempat tidur dengan perasaan campur aduk, antara kekecewaan terhadap Ares dan ketakutan akan langkah selanjutnya. Ava tahu ia harus bertindak tegas, tetapi sebelum ia sempat memutuskan, suara ketukan keras di pintu depan mengalihkan pikirannya.Saat membuka pintu, ia melihat ibu Ares berdiri di sana, dengan tatapan tajam yang langsung membuat Ava merasa tak nyaman. Perempuan tua itu melangkah masuk tanpa menunggu undangan, membawa aura ketegangan yang langsung memenuhi ruangan.“Kita perlu bicara,” kata ibu Ares dengan nada serius, menatap Ava dari atas hingga bawah.Ava mencoba bersikap tenang, meski ia sudah menduga pembicaraan ini tak akan berjalan lancar. Ia menyiapkan secangkir teh untuk ibu Ares, yang hanya duduk dengan tangan terlipat, seperti mempersiapkan serangan.“Kamu tahu apa yang ingin kubicarakan,” ibu Ares memulai setelah beberapa menit keheningan

    Last Updated : 2024-12-27
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Menikah diam-diam

    Di suatu malam yang sunyi, hanya terdengar dentingan jam yang berdetik. Ares duduk di ruang kerjanya dengan pikiran yang berkecamuk. Segala hal yang terjadi dalam hidupnya beberapa bulan terakhir terasa seperti benang kusut yang sulit diurai. Hubunganya dengan Ava yang semakin dingin, belum lagi desakan ibunya untuk menikahi Mauren, dan sekarang perasaan bersalahnya yang terus menghantui dan menjadi beban yang kian tak tertahankan.Di atas meja kerjanya, tergeletak laporan medis Ava yang tak sengaja ia baca beberapa hari sebelumnya. Dokumen itu menjadi titik balik yang memaksanya merenungkan sejauh mana ia telah melukai wanita yang dulu ia sudah berjanji untuk mencintai dan menlindungi. Namun, di sisi lain, kehadiran Mauren juga telah mengguncang hatinya. Ia tidak bisa memungkiri kenyamanan yang ia rasakan saat bersama wanita itu, sebuah perasaan yang telah lama hilang dari hubungannya dengan Ava.Keputusan yang harus ia buat tidak hanya melibatkan dirinya sendiri, tetapi juga kehidup

    Last Updated : 2025-01-03
  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Retak di balik sempurna

    ---Ava duduk di balkon lantai tiga rumah mereka, wanita cantik berusia dua puluh delapan itu memegang secangkir teh melati yang sudah mendingin. Angin malam menyentuh kulitnya yang pucat, membuat gemetar tangannya yang sudah lelah menopang beban yang tak terucapkan. Pandangannya kosong, mengarah pada taman belakang yang penuh dengan mawar merah, bunga kesukaan Ares.Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya yang perak melukiskan bayangan samar di wajah Ava, seolah ikut menyaksikan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan."Sudah malam, kenapa belum masuk?" Suara bariton Ares membuyarkan lamunannya.Ava menoleh perlahan, melihat suaminya berdiri di ambang pintu balkon. Kemeja biru muda yang ia kenakan tergulung hingga siku, seperti kebiasaan yang selalu dilakukannya saat lelah."Aku masih ingin di sini sebentar," jawab Ava, senyumnya tipis, nyaris tak terlihat.Ares mendekat, duduk di kursi sebelahnya. Ia menggenggam tangan Ava, yang terasa dingin seperti udara malam."Adakah yan

    Last Updated : 2024-12-12

Latest chapter

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Menikah diam-diam

    Di suatu malam yang sunyi, hanya terdengar dentingan jam yang berdetik. Ares duduk di ruang kerjanya dengan pikiran yang berkecamuk. Segala hal yang terjadi dalam hidupnya beberapa bulan terakhir terasa seperti benang kusut yang sulit diurai. Hubunganya dengan Ava yang semakin dingin, belum lagi desakan ibunya untuk menikahi Mauren, dan sekarang perasaan bersalahnya yang terus menghantui dan menjadi beban yang kian tak tertahankan.Di atas meja kerjanya, tergeletak laporan medis Ava yang tak sengaja ia baca beberapa hari sebelumnya. Dokumen itu menjadi titik balik yang memaksanya merenungkan sejauh mana ia telah melukai wanita yang dulu ia sudah berjanji untuk mencintai dan menlindungi. Namun, di sisi lain, kehadiran Mauren juga telah mengguncang hatinya. Ia tidak bisa memungkiri kenyamanan yang ia rasakan saat bersama wanita itu, sebuah perasaan yang telah lama hilang dari hubungannya dengan Ava.Keputusan yang harus ia buat tidak hanya melibatkan dirinya sendiri, tetapi juga kehidup

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Konflik dengan Mertua

    Pagi itu, Ava merasa kepalanya berat. Mata yang sembab akibat tangis malam sebelumnya sulit ia sembunyikan. Ia bangkit dari tempat tidur dengan perasaan campur aduk, antara kekecewaan terhadap Ares dan ketakutan akan langkah selanjutnya. Ava tahu ia harus bertindak tegas, tetapi sebelum ia sempat memutuskan, suara ketukan keras di pintu depan mengalihkan pikirannya.Saat membuka pintu, ia melihat ibu Ares berdiri di sana, dengan tatapan tajam yang langsung membuat Ava merasa tak nyaman. Perempuan tua itu melangkah masuk tanpa menunggu undangan, membawa aura ketegangan yang langsung memenuhi ruangan.“Kita perlu bicara,” kata ibu Ares dengan nada serius, menatap Ava dari atas hingga bawah.Ava mencoba bersikap tenang, meski ia sudah menduga pembicaraan ini tak akan berjalan lancar. Ia menyiapkan secangkir teh untuk ibu Ares, yang hanya duduk dengan tangan terlipat, seperti mempersiapkan serangan.“Kamu tahu apa yang ingin kubicarakan,” ibu Ares memulai setelah beberapa menit keheningan

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Bukti

    Di suatu malam yang tenang, Ava sedang duduk di ruang tamu, menatap gelapnya malam melalui jendela. Perasaan gelisah dan curiga terhadap Ares semakin kuat. Selama beberapa minggu terakhir, ia merasakan ada sesuatu yang tidak biasa antara suaminya dan Mauren. Sikap Ares yang semakin dingin terhadapnya, ditambah dengan keakraban yang terlihat jelas antara Ares dan Mauren, membuat hatinya semakin resah.Ia mencoba mengabaikan perasaan itu, tetapi instingnya mengatakan ada sesuatu yang disembunyikan. Setelah beberapa saat berjuang dengan pikirannya sendiri, Ava memutuskan untuk tidak lagi diam. Ia merasa harus menemukan jawabannya, apa pun risikonya.Esok harinya, saat Ares akan pergi bekerja, Ava memanfaatkan waktu itu untuk menyelidiki. Ia masuk ke ruang kerja Ares, tempat yang biasanya tidak pernah ia sentuh. Ruangan itu terlihat teratur seperti biasa, tetapi Ava merasa ada sesuatu yang tersimpan di tempat ini, sesuatu yang bisa mengungkapkan kebenaran pikirnya.Ia mulai membuka laci m

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perasaan Ares

    Ares kini duduk di ruang kerjanya yang sunyi, pandangannya kosong menatap layar komputer yang menyala. Pikirannya tak sepenuhnya berada di ruangan itu. Ada pergolakan emosi yang ia rasakan, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi. Perasaan aneh dan tak terduga terhadap Mauren mulai menghantui benaknya.Mauren adalah wanita yang berbeda dari Ava. Ia ceria, energik, dan selalu tahu bagaimana mencairkan suasana. Ketika Ava sibuk dengan penyakitnya yang ia sembunyikan, Mauren menjadi satu-satunya tempat Ares merasa dihargai dan diperhatikan. Meskipun awalnya ia hanya menganggap Mauren sebagai adik kecil dari istrinya saja, namun kini segalanya mulai terasa berbeda.Ares memijat pelipisnya yang berdenyut memikirkan ini semua, ia mencoba menepis pikiran-pikiran yang belakangan ini perlahan menguasainya. Ia mencintai Ava—atau setidaknya, begitulah yang ia yakini selama ini. Mereka telah menikah lama, yakni selama delapan tahun, meskipun belum dikaruniai anak, pernikahan mereka aw

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Kecurigaan

    Hari-hari terus berlalu, dan hubungan antara Ares dan Mauren semakin erat, meski kedekatan itu masih berada dalam bayang-bayang keheningan. Ava, yang selalu memperhatikan, mulai merasakan sesuatu yang sulit ia ungkapkan. Mauren tampak semakin sering berada di sisi Ares, bukan hanya saat makan malam keluarga, tetapi juga pada momen-momen yang biasanya menjadi waktu pribadi Ava dan suaminya.Malam itu, Ava duduk di depan cermin kamar tidur mereka, menyisir rambutnya dengan perlahan. Ares masuk ke kamar, menutup pintu dengan hati-hati. Ava meliriknya melalui pantulan cermin, lalu tersenyum kecil.“Ares, kau pulang lebih awal dari biasanya,” katanya.Ares mengangguk sambil melepas jasnya. “Aku memutuskan untuk tidak lembur hari ini. Aku pikir kita bisa makan malam bersama.”Ava terdiam sesaat. “Itu ide yang bagus. Tapi ... sepertinya Mauren juga ikut makan malam tadi, bukan?”Ares melirik istrinya dengan tatapan bingung. “Ya, dia sedang membantu di dapur. Kenapa?”Ava menggeleng pelan. “T

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Perhatian dari sang adik ipar

    Malam telah larut, tetapi Ares masih duduk di ruang tamu. Hatinya terasa berat, pikirannya penuh dengan tekanan dari ibunya yang semakin sering membahas soal cucu, perceraian, dan wanita lain. Malam itu, Ava sudah tidur lebih dulu. Ia merasa tidak enak hati membangunkan istrinya untuk berbagi beban. Maka, ia memilih duduk sendiri, menyesap segelas wine.Saat itu, langkah kaki ringan terdengar dari arah dapur. Mauren muncul dengan mengenakan piyama longgar, membawa segelas teh hangat.“Kak Ares, kau belum tidur?” tanyanya sambil mendekat.Ares tersenyum kecil. “Aku tidak bisa tidur. Banyak hal yang kupikirkan.”Mauren duduk di sofa seberang. “Mungkin kau butuh teh untuk menenangkan pikiran. Aku baru saja membuatnya, dan aku bisa buatkan untukmu juga.”Ares menggeleng. “Tidak perlu repot-repot, Mauren. Aku hanya ingin waktu untuk merenung.”Namun Mauren tetap bangkit, pergi ke dapur, dan kembali dengan secangkir teh hangat. Ia meletakkannya di depan Ares. “Minumlah. Kalau kau terus sepe

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Pesona Mauren

    Pesona Mauren di Mata SunnyMauren duduk di ruang tamu rumah Ares, mengenakan dress sederhana berwarna pastel yang mempertegas kesan anggun dan bersahaja. Ia tengah berbicara dengan Sunny, ibu Ares, yang tampak lebih ceria dari biasanya. Senyum di wajah Sunny menunjukkan betapa ia menikmati percakapan dengan Mauren.“Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa membuat teh ini begitu nikmat, Mauren. Rasanya berbeda dari teh yang biasa disajikan,” kata Sunny sambil menyesap cangkirnya.Mauren tersenyum lembut. “Tidak ada rahasia, Tante. Mungkin hanya karena aku menambahkan sedikit jahe. Itu resep dari ibu kami dulu, katanya bagus untuk kesehatan.”Sunny mengangguk penuh penghargaan. “Oh, ibu kalian pasti wanita yang luar biasa. Melihatmu, aku bisa membayangkan seperti apa dia. Kau ini adik Ava, tapi caramu membawa diri begitu berbeda.”Mauren hanya tersenyum, tidak ingin terlalu banyak bicara. Ia tahu bahwa Sunny tidak begitu menyukai kakaknya, Ava, meskipun sudah menikah dengan Ares sela

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Tekanan

    Ares memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala penuh beban. Sudah beberapa minggu ini ibunya semakin sering membahas soal cucu.Awalnya, ia hanya menganggapnya sebagai keluhan biasa, tapi belakangan intensitasnya semakin meningkat. Hari ini, ia baru saja menghadiri makan siang keluarga di mana ibunya tanpa malu-malu kembali menyebutkan betapa pentingnya keturunan dalam keluarga mereka.“Cucu itu bukan sekadar penerus, Ares. Itu simbol keberlangsungan keluarga kita. Apa kau mau aku mati tanpa melihat darah dagingmu lahir?” suara ibunya terngiang di telinganya, penuh tekanan dan tuntutan.Ares mencoba mengalihkan topik saat itu, tapi ibunya lebih cepat. Ia bahkan mulai membandingkan Ava dengan istri-istri teman Ares yang sudah memiliki anak.“Lihatlah teman-temanmu, semua istri mereka sudah melahirkan. Kau tidak kasihan pada keluargamu sendiri? Atau mungkin … sudah waktunya kau pikirkan pilihan lain?”Kata-kata itu membuat darah Ares berdesir. Pilihan la

  • Menjadi Istri Muda Suami Kakakku   Penawaran yang mengejutkan

    ----Langit senja melukis semburat jingga di balik tirai jendela besar ruang keluarga. Mauren baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kamar ketika langkah-langkah kecil membawanya turun ke lantai bawah. Niatnya sederhana—hanya ingin mengambil segelas air. Namun langkah itu, yang awalnya biasa saja, ternyata membawa Mauren ke sebuah percakapan yang akan mengguncang dunianya.Di ruang tamu, suara tegas tapi dingin milik Ibu Ares menggema, mengisi keheningan rumah megah itu.“Ares, kamu tahu apa yang keluarga kita harapkan darimu,” kata wanita paruh baya itu, nadanya penuh tekanan.Mauren berhenti di tengah tangga, menyembunyikan diri di balik dinding. Telinganya menangkap setiap kata, sementara jantungnya berdetak lebih cepat.“Sudah delapan tahun menikah dengan Ava, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda. Apa kamu mau terus membiarkan garis keturunan kita berhenti di sini?”“Ibu ...” Ares menjawab, suaranya lelah namun tetap berusaha tenang. “Aku dan Ava sedang berusaha. Ini bukan

DMCA.com Protection Status