Petualangan Bima dalam menjelajahi Hutan Awan Hitam untuk mendapatkan kekuatan iblis yang nantinya akan dia gunakan untuk membalas dendam terhadap musuhnya yang telah menghancurkan Padepokan tempat dirinya di besarkan. Tanpa di duga, selain mendapatkan kekuatan Iblis Es, Bima pun mendapatkan kekuatan tak terduga, yakni kekuatan Iblis Tanduk Api!
Lihat lebih banyakRaja Elang segera melesat terbang mengepakkan sayapnya. Dia tidak begitu terpengaruh oleh tekanan danau kutukan karena sudah mencapai tahap bentuk sempurna. Di tambah dia telah berada di Ranah Tulang Dewa tahap akhir. Para Tetua Klan pun ikut menyusul terbang ke langit di atas danau kutukan. Mereka sudah cukup mampu menahan tarikan dari dalam danau. Sembilan tetua itu terbang di atas danau. Meski mereka sudah berada di ranah Tulang Dewa, namun mereka masih belum mendapat wujud sempurna seperti Raja Elang. Namun mereka sudah cukup mampu untuk terbang di atas danau, meski mereka tak yakin semuanya akan selamat hingga pulau kecil tersebut. Para bawahannya yang masih berwujud siluman setengah Elang setengah manusia hanya bisa melihat dengan perasaan bimbang.Mereka masih berada di ranah Keabadian sehingga kekuatan mereka belum cukup untuk menahan tekanan dari dalam danau tersebut. Namun dengan nekat mereka mengikuti langkah para tetua. Mencoba sekuat tenaga meski nyawa menjadi taruh
Long berjalan mendekati goa dimana dua telur Naga itu berada. Bima mengikutinya dari belakang. "Telur ini akan menetas dalam waktu kurang lebih satu purnama," kata Long. "Kenapa kamu ingin aku membawa satu telur ini? Bukankah mereka lebih baik pulang ke Klan Naga bersama-sama?" tanya Bima. "Tidak semudah itu pendekar. Kaisar Azure akan menilai dua anak ini dan menyingkirkan salah satu dari mereka yang terlihat lemah. Hanya boleh ada satu pewaris. Aku sengaja memberikan Qinglong padamu adalah karena dia Naga terkuat. Aura nya sangat kuat, bahkan bisa menekan aura milikku." kata Long. Lalu dia melanjutkan. "Dengan Qinglong tidak bersama Canglong, maka keduanya akan aman. Canglong bisa diterima dengan baik di sisi kakeknya," Bima menganggukkan kepalanya. "Aku tidak keberatan dengan Naga ini, tapi, apakah Naga yang satunya akan baik-baik saja di tangan kakeknya?" "Qinglong mempunyai kekuatan semesta. Sedangkan Canglong mempunyai kekuatan Api dan Petir. Kurasa, Canglong lebih cocok
Long mengajak Bima untuk duduk dan berbincang. "Aku akan menceritakan dulu asal usul telur naga itu dan juga darimana aku berasal," kata Long. "Baiklah, aku akan mendengar kan dengan seksama." sahut Bima. "Aku berasal dari satu daerah di tempat yang sangat jauh dari tempat ini, nama daerah itu adalah negri Shang." ucap Long membuat Bima mengernyitkan dahi. "Negri Shang? Apa hubungannya dengan ketua Shang Widi?" batin Bima. "Negri Shang di pimpin seorang kaisar bernama Shang Liong To. Dia adalah Kaisar yang membawahi empat negara yang dipimpin empat Raja. Kaisar Shang sangat bijak, sehingga memberi jabatan khusus kepada pendiri Klan Naga kami, yaitu Kaisar Azure.""Kaisar Azure ini adalah Kakek dari dua telur naga yang ada di dalam goa itu. Dia adalah ayah dari istriku, Yin Azure.""Hubungan kami awalnya di mulai saat aku bertemu Yin di halaman aula besar. Dia sedang menanam pohon dewa yang katanya bisa mempercepat pertapaan pendekar.""Pohon Dewa?" tanya Bima. "Benar, pohon dewa
Naga Api dengan tubuhnya yang panjang bergerak cepat mengepung Bima. Matanya melotot ke arah Bima. "Balas dendam? Apakah kau yakin aku telah membunuh wanitamu!?" tanya Naga Api dengan mata mulai membara. Bima tak pedulikan apa ucapan Naga itu. Dia mengangkat tangan kanannya lalu menghantam ke tanah dengan keras. "Ledakan Es!" teriak Bima keras. Blarrrr! Dari tubuh Bima memancar kekuatan dahsyat yang meledak dengan keras. Ledakan beraura biru itu membekukan segalanya yang terkena ledakan. Naga Api yang sudah tahu akan ada serangan kuat telah bergerak lebih cepat nenghindari serangan. Dia melayang ke arah sebuah batu besar. Dari atas batu,mulutnya menganga lalu menyembur ke arah Bima. Bola api raksasa menderu ke arah Bima. "Dinding Es!" teriak Bima. Dari dalam tanah muncul dinding tebal yang terbuat dari es melindungi Bima dari serangan Naga Api. Blaaarrr! Bola api itu tertahan oleh es. Sama sekali tidak merusak dinding es tersebut. "Kekuatan milikku sudah meningkat pesat, di
Bima berdiri di depan danau yang cukup luas itu. Tetua yang membawanya menunjuk ke arah sebuah pulau kecil di tengah danau. "Naga itu ada di sana, air ini sangat panas dan berbahaya," kata tetua tersebut. Ratu Agung merasa khawatir pada keselamatan Bima. Dia sedikit menyesal mengatakan bahwa dia telah tewas melawan Naga Api. Ratu berpikir Bima akan melepas kan begitu saja. Ternyata dia salah, Bima bukan orang yang akan menyerah pada sesuatu dengan mudah. "Naga itu sangat kuat, hampir tidak ada dari kami yang berani mengusiknya, bahkan Raja Elang tidak berani mengganggu nya. Apakah kamu masih ingin ke sana? Dengan kekuatanmu yang masih berada di ranah Keabadian tahap akhir, seperti nya akan kesulitan melawan nya," kata Ratu Agung mengingatkan. Dia berharap Bima menyerah agar selamat. Namun Bima tidak menggubris. "Sekuat apa pun dia, siapa pun yang telah membuat Arimbi meninggalkan diriku, aku akan mendatanginya. Meski itu adalah Dewa Kematian sekali pun!" kata Bima membuat Ratu A
Melalui pertarungan yang sengit, akhirnya Bima berhasil mengalahkan Wesi Tuo yang berada di Ranah Tulang Dewa berkat kerjasama Bima dengan Iblis Es. Setelah kemenangan itu, moderator yang membawa jalannya pertandingan malah menyuruh para siluman Elang tersebut menyerang Bima bersama-sama karena merasa geram dengan kematian tetua mereka. Bima yang sudah merasa marah, ingin menghabisi mereka semua dengan kekuatan Iblis Tanduk Api yang dia miliki. Saat keadaan mulai genting itu, Ratu Agung bangkit berdiri dan berseru. "Kalah tetap saja kalah! Jangan menjadi makhluk yang pengecut!" ucap Ratu Agung keras. Moderator yang masih melayang di langit terkejut. Para penonton yang mulai bergerak pun terdiam mendengar Ratu Agung berkata seperti itu. "Pendekar ini sudah menang, berikan apa yang telah di janjikan, jangan mempermalukan Klan Elang Dewa!" kata Ratu Agung lagi. Tinjunya terlihat mengepal. Ada perasaan yang seolah merasa puas dengan kematian Tetua Wesi Tuo. Bima memperhatikan Ratu
Bima menatap pedang darah miliknya yang masih menancap di lantai. Namun dua tiruannya telah menghilang karena dia mengganti kekuatan Iblis di dalam tubuhnya. Sementara Wesi Tuo kembali melancarkan serangan kuatnya ke arah Bima. Kali ini serangan bernama Badai Kematian lebih dahsyat dua kali lipat dari serangan sebelumnya. Para penonton pun mundur dari arena karena tekanan kekuatan dari Badai Kematian yang sangat lah kuat. "Iblis Es, aku akan kerahkan Ajian Hujan Es Abadi!" kata Bima sambil mengambil belati petir miliknya. "Lakukan saja anak muda, dengan bantuan kekuatan dariku, Hujan Es Abadi milikmu akan semakin dahsyat!" sahut Iblis Es. "Tapi sebelumnya aku harus mengalihkan perhatian dia lebih dulu," batin Bima. Bima segera berguling menjauh dari dinding es saat badai besar menghantam dinding es miliknya tersebut. Lalu sekejap kemudian tubuhnya menghilang dan telah berada di dekat pedangnya. Itu adalah kekuatan Belati petir yang mampu memindahkan tubuh secepat kilat. Dengan
"Aku adalah tangan kanan Ratu Agung, di klan ini aku di panggil dengan nama Wesi Tuo. Sekarang, kerahkan semua yang kamu miliki untuk melawanku jika kamu ingin tetap hidup!" kata Siluman Elang bernama Wesi Tuo itu. Bima menatap tajam. Dia bisa merasakan aura tekanan yang sangat kuat dari siluman bernama Wesi Tuo itu. "Hiiaaattt!" Bima berteriak keras sambil melompat ke arah Wesi Tuo. Namun Wesi Tuo dengan tenang diam di tempat saat tinju Bima datang menghantam. Brak! Tinju Bima yang telah dialiri tenaga dalam itu menghantam dada Wesi Tuo. Namun Bima terkejut saat melihat Wesi Tuo masih berdiri tegak tanpa terluka sedikitpun. Jangan kan terluka, terdorong sedikit pun tidak. Bima melompat mundur. Dia merasa tinjunya seolah baru saja menghantam batu karang yang sangat keras. Bima menatap tinjunya yang memar. "Tubuhnya sangat kuat, bahkan pukulan ku tak membuat kakinya goyah sama sekali!" kata Bima. "Aku sudah bilang, lawan mu kali ini kuat, kamu harus waspada...!" sahut Iblis Es
Bima melompat ke dalam arena pertarungan. Ratu Agung yang duduk di atas singgasana menatap tajam ke arah arena. Bima menoleh ke arah Ratu Agung yang mengenakan cadar hitam sehingga wajahnya tidak terlihat dengan jelas. "Angka dua belas naik ke panggung!" teriak makhluk berwujud manusia setengah Elang dengan keras. Dari dalam ruangan tadi muncul satu sosok peri yang melompat dengan lincah ke atas arena. "Peraturan nya adalah, yang hidup yang menang. Paham!?" kata siluman Elang itu. Peri itu membungkuk hormat kepada Bima. "Namaku Sayuti, peri petarung ranah Keabadian tahap akhir," kata peri bernama Sayuti tersebut. Bima tersenyum. "Aku Bimasena, petarung ranah Keabadian tahap Akhir," kata Bima menyahut. Duel keduanya pun di mulai. Para penonton pun mulai bertaruh. Sayuti bergerak cepat kearah Bima, langkah kakinya gesit dan sangat cepat. Bima pun mengimbangi langkahnya. Mereka saling beradu jurus dengan keahlian masing-masing. Bima lebih unggul dari segi jurus serangan dan ber
Malam semakin sunyi dan dingin yang semakin menusuk tulang. Rasa dingin membuat orang-orang enggan untuk keluar dari rumahnya. Begitu juga yang terjadi di Perguruan Julang Emas. Sebuah Perguruan tingkat satu di wilayah barat Negara Angin. Semua orang nyaman di balik selimut mereka. Hanya beberapa murid jaga saja yang berpatroli keliling wilayah perguruan. Beberapa lagi berjaga di dua menara pengawas yang ada di gerbang Perguruan. Malam itu di wilayah barat Negara Angin benar-benar terasa sangat dingin tak biasanya. Tanpa di sadari oleh para penjaga, di balik pepohonan terlihat puluhan orang berpakaian hitam mengawasi pergerakan para penjaga itu. Jumlah mereka sangat banyak! Saat empat murid Perguruan Julang Emas melewati pepohonan tersebut, tiba-tiba sebuah belati terbang mengarah salah satu penjaga. Crash! Satu orang tumbang dengan leher menganga. Darah pun mengalir membasahi tanah yang bersalju. Tiga murid yang lain terkejut. Saat salah satu dari mereka akan menembakkan ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen