KEMBALINYA SUAMI YANG HILANG

KEMBALINYA SUAMI YANG HILANG

last updateLast Updated : 2025-04-10
By:  Farid-haOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
11Chapters
323views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Damar, laki-laki yang sengaja menghilang dari kehidupan istrinya sepuluh tahun silam kini kembali lagi. Laki-laki itu muncul kembali setelah Ratih, istrinya mampu menata hidupnya kembali setelah ia hancurkan hidupnya secara berkeping-keping. Akankah Ratih menerima kembali Damar? Apa alasan Damar meninggalkan Ratih yang saat itu sedang hamil muda dan mengurus anak sulungnya yang sedang sakit-sakitan? Temukan jawabannya di sini.

View More

Chapter 1

Dia kembali

Bab 1

“Assalamualaikum."

Aku yang sedang menyiram tanaman spontan mendongak, menatap pemilik suara tersebut.

Aku mematung, tubuhku membeku ketika melihat siapa yang menyapaku. Detak jantungku berdetak dua kali lipat dari biasanya. Tubuhku terpaku, alat siram tanaman yang ada dalam genggaman jatuh ke tanah tanpa aku sadari. Bibirku kelu untuk sekedar menyapanya.

Ternyata dia pemilik suara bariton itu. Suara yang dulu sangat aku rindukan di awal-awal kepergiannya.

Seharusnya aku senang dia kembali setelah menghilang bertahun-tahun lamanya. Seharusnya aku bahagia laki-laki itu muncul kembali. Tapi, sayangnya rasa bahagia itu tidak ada sama sekali di dalam sini. Berganti dengan rasa b3nci dan amarah yang bergulung-gulung di dalam dada.

“Ratih? Apa kabar?” tanya manusia di hadapanku itu tanpa rasa bersalah sama sekali. Ia mengulurkan tangannya, tapi aku enggan menyambutnya meskipun masih berstatus suami. Kubiarkan tangan itu mengambang di udara.

Suaranya masih sama, lembut. Tapi, sudah tak mampu menyihirku seperti sepuluh tahun lalu.

Kupindai laki-laki di hadapan itu dengan seksama dari atas hingga bawah. Aku akui kini penampilannya terlihat lebih keren di usianya yang sudah tidak lagi muda tersebut. Menandakan adanya perempuan lain yang sudah berhasil merawatnya. Siapa pun bisa menebak status sosial Damar dari penampilannya.

“Iya, ini aku. Untuk apa kamu datang ke sini?” tanyaku datar. Kedua tangan kusilangkan di depan dada. Tidak berminat memintanya masuk ke dalam rumah.

Dia tidak pantas disuruh masuk ke dalam kediaman kami. Sungguh, aku tidak bisa beramah tamah dengan laki-laki yang dengan sengaja meninggalkan kami sepuluh tahun silam.

“Ak—aku kangen dengan kalian. Kamu dan anak-anak kita, Bu.” Damar menjawab dengan suara terbata.

Sungguh, tidak tahu malu sekali, masih bisa mengucapkan kata rindu padaku. Dia pikir aku masih yang seperti dulu, mudah terkena bujuk rayunya?

Aku menarik salah satu sudut bibir hingga membentuk lengkungan sinis. Detik berikutnya aku mengalihkan pandangan, menatap lurus ke depan.

“Sayangnya, kami tidak merindukan kamu sama sekali. Lebih baik segera pergi dari sini!" tukasku tanpa melihat wajahnya. Jari telunjukku terulur ke arah jalan.

Menatapnya hanya akan mengingatkan luka di masa lalu yang mati-matian kucoba kubur dalam-dalam.

Enak sekali mengaku kangen dengan kami setelah menelantarkan bertahun-tahun lamanya.

Memang, laki-laki itu bapak biologis anak-anak, tapi dia tidak pantas disebut seorang bapak. Mana ada seorang bapak yang dengan sengaja meninggalkan anaknya dalam keadaan sakit dan meninggalkan bayi dalam kandunganku saat itu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, meninggalkan kami di sebuah kontrakan yang telah habis masa kontraknya, tanpa diperpanjang terlebih dahulu. Hingga hidup kami nyaris terlunta-lunta.

Damar masih bergeming di tempatnya. Dari ekor mata, aku dapat menangkap senyumnya yang getir. Entah apa yang Damar rasakan saat ini? Aku juga tidak peduli.

Aku membalikkan badan, hendak meninggalkan laki-laki tersebut. Namun, langkahku surut setelah mendengar suaranya.

“Aku minta maaf, Bu. Maaf karena telah meninggalkan kalian waktu itu. Maaf, telah menyia-nyiakan kalian.Tapi, Mereka tetap anak-anakku, Bu. Kita juga masih suami istri.” Damar masih memiliki keberanian untuk menjawab.

Aku terdiam, dia benar. Kami masih suami istri sekalipun ia sudah meninggalkan kami tanpa kabar dan nafkah. Pernikahan kami masih sah, sebab belum pernah ada kata talak yang keluar dari bibirnya. Dan aku pun belum pernah mengajukan gugatan cerai.

Masalah tidak memberikan nafkah itu adalah bentuk kedzaliman, tapi tidak membatalkan pernikahan.

Aku mengangkat dagu, menatapnya dengan tajam.

"Kalau begitu, ucapan kata talak sekarang juga! Sebab aku tidak ingin meneruskan pernikahan ini. Aku sudah terbiasa hidup sendiri tanpa kamu. Tidak butuh laki-laki di sisiku," tegasku

Raut kecewa jelas terpatri di wajahnya. Mungkin, dia sudah menaruh ekspektasi yang tinggi, mengira aku masih mau menerimanya kembali setelah mencampakkan hidup kami. Ah, bukan lagi mencampakkan tapi membuang kami dengan terang-terangan. Dan aku tahu alasannya.

“Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Bu. Kedatanganku ke sini justru ingin meminta minta maaf dan memperbaiki semua. Untuk itu aku mencari kalian ke sana ke sini sejak dua bulan lalu dan ingin menebus semua kesalahan di masa lalu.” Damar menunduk. Suaranya terdengar berat. Mungkin seberat beban hidupnya.

“Siapa yang menyuruhmu mencari kami? Kami tidak butuh kamu! kami baik-baik saja dan sangat bahagia tanpa kamu. Jadi, jangan pernah muncul lagi di hadapan kami," tegasku dengan suara yang datar dan wajah tanpa ekspresi.

Aku menoleh ke arahnya dengan tatapan yang masih sama, penuh rasa b3 n c!.

“Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkan aku, Bu?”

Damar menatapku penuh permohonan, suaranya pun terdengar sangat memelas. Tapi, sungguh hatiku tidak tersentuh sama sekali.

“Pergi dari sini sekarang juga. Jangan pernah mencari kami lagi. Dan satu lagi, jangan panggil aku dengan sebutan bu. Karena aku bukan ibumu,” tegasku sembari membalikkan badan, hendak kembali melanjutkan pekerjaan.

“Tapi, aku ingin bertemu dengan mereka? Biar bagaimanapun kamu tidak bisa memisahkan kami, Ratih. Ingat, di dalam tubuh mereka mengalir darahku. Aku bapak mereka, kamu tidak bisa menghapuskan kenyataan itu. Rafi pasti sangat bahagia jika melihat kedatanganku.” Damar tidak menyerah.

Aku terdiam. Dia benar, tidak ada yang bisa menghapuskan ikatan darah di antara mereka. Tapi, aku tidak rela jika tiba-tiba ia datang dan mengaku-ngaku di depan Rafa secepat ini.

Aku kembali membalikkan badan, menghadap ke arahnya.

“Sayangnya Rafi sudah tidak berminat untuk bertemu denganmu! Dia sudah tidak menginginkan kamu lagi!"

Ingatanku kembali pada sepuluh tahun silam. Di mana Rafi, anak sulungku pada saat itu merintih memanggil-manggil ayahnya di rumah sakit, tapi laki-laki itu tidak pernah hadir sama sekali meski sedetik pun.

Dia terdiam membeku di tempatnya.

Segera kubawa langkah kaki ini menuju rumah. Tidak ingin lagi berbicara dengannya.

“Izinkan aku bertemu dengan Rafi sekali saja. Aku sangat merindukannya. Anak itu pun pasti sangat rindu dengan ayahnya. Please, izinkan aku menemui Rafi, Tih.” Suara Damar terdengar memohon.

Aku yang hendak masuk ke dalam rumah pun menoleh ke arahnya kembali.

"Kalau kamu mau menemui Rafi, silakan datang ke makamnya!" tegasku.

Damar terlihat syok mendengar jawabanku. Kilatan penyesalan terlihat jelas dari sorot matanya. Tapi, aku tak peduli. Semoga penyesalan itu dibawa seumur hidupnya.

Bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status