Cerita Dewasa (21 +++) Harap bijak memilih bacaan novel! Hilang kendali seorang CEO tanpa sengaja terjebak cinta semalam dengan asisten barunya, gadis belia yang baru masa percobaan diperusahaannya. Sebagai pria beristri tentu ini salah, mencoba menyelesaikan dengan membungkam gadis itu dengan cek senilai fantastis, malah membuat Naka merasa bersalah. Gadis polos itu mau menerima ceknya, namun enggan diberhentikan dari pekerjaan. “Lika terima cek-nya deh. Tapi jangan dipecat masa udah nggak virgin nganggur lagi!.” Celetuknya polos. Sialnya Naka harus terjebak pernikahan dengan gadis itu. Kebersamaan membuat seorang Naka harus terpesona pada kegilaan gadis itu, hingga enggan untuk melepasnya.
Lihat lebih banyak“Babe..” lirih Ivanka, saat Naka malah membalik tubuhnya, dan dengan cepat Naka menyelimutinya.“Tidurlah, sudah malam.”Naka langsung keluar kamarnya, biarlah dia tidur di kamar lain. Meninggalkan Ivanka yang menangis dengan penolakan halus sang suami. Dia sadar diri kondisinya sakit, tapi Ivanka ingin melayani Naka seperti istri pada umumnya. Kesakitan tidak akan menghalangi Ivanka untuk terus memenuhi kebutuhan sang suami, tapi kenapa suaminya malah menolaknya.Segelintir pikiran negatif hinggap dikepala, mencoba mengindahkan. Selingkuh adalah hal utama, yang dia pikirkan. ‘Jangan selingkuh, please.’ Ivanka hanya bisa meminta itu didalam hatinya.Tidak kuat Ivanka jika menerima kenyataan suaminya memiliki wanita lain. Tapi Ivanka juga tahu, bagaimana dinginnya hati Naka, bagaimana pria itu jika bertemu wanita, pasti menghindar. Naka bukan pria murahan yang mengumbar hati dan tubuhnya, Ivanka tahu itu.Sedangkan Naka, kini dia mandi dikamar tamu. Dibawah guyuran shower dengan air di
Keadaan yang tidak memungkinkan, Lika dengan hormon kehamilannya yang membuatnya sering meledak tidak jelas. Naka dengan kebimbangan, karena memiliki dua pelabuhan yang sama-sama membutuhkannya.“Mau kemana kamu?” sentaknya menarik tangan Lika dan menahannya. Naka tidak jadi pergi, akan sangat berbahaya jika dia benar-benar melakukan itu. Lika pasti akan merasa Naka tidak mempedulikannya.“Aku mau pergi, ini kan apartemen mas. Bukan aku!” balasnya.“Dengarkan aku dulu!”"Tidak perlu jelaskan apa-apa, mas." potong Lika, suaranya lirih. "Aku tahu aku bukan satu-satunya. Tapi melihat kamu bersamanya, hatiku sakit."“Lika..” Desah Naka, tidak menyangka gadis ini akan mengatakan apa yang ia rasakan.Naka langsung menarik bahu gadis itu, menenggelamkannya kedalam pelukannya. Lika terisak, hatinya sakit. Tapi dia juga harus tahu diri, dia ada di posisi ini kuga karena kecelakaan yang terjadi diantara mereka berdua.“Jangan menangis, hatiku sakit melihatmu menangis.” Lirih Naka.Hiks …Naka m
Weekend, seharusnya Naka mengunjungi Lika melihat keadaannya. Namun sang istri dirumah juga harus ia perhatikan. Naka tahu begini konsekuensi dari pilihannya, maka Naka pun akan membuat semua semudah mungkin. Selesai mengajak Ivanka jalan, dia akan pergi ke apartemen gadis itu.Melirik jam ditangan, Naka berpikir Lika pasti tidur semalam ia menghubungi gadis itu, dan Lika tidak bisa tidur karena mual. Tidak tega Naka ini, inginnya dia menginap disana. Namun apa daya, Ivanka juga membutuhkannya.Di tengah hiruk pikuk mal yang ramai, Ivanka yang ceria berjalan-jalan. Wajah Ivanka berseri, tidak menunjukkan tanda-tanda sakit yang ia derita lama. Naka fokus mendorong kursi roda, sedangkan suster dan Bara sang sekretaris mengikuti mereka. Naka memang butuh bantuan, jika Ivanka mendadak sakit.“Aku senang sekali, babe.” Ivanka terus tersenyum, Naka membawanya ke sebuah butik atas permintaan Ivanka.Naka adalah bos yang baik, dia juga meminta suster dan Bara membeli apa yang dia mau.“Habis
Di tengah keramaian kantin Gasendra Companys, yang penuh sesak, suara tawa dan canda tumpah ruah mengisi udara. Lika, dengan pakaian kerjanya yang rapi, berdiri di tengah kerumunan, menjadi pusat perhatian setelah insiden yang hampir menimpanya."Berasa jadi pegawai kesayangan nih, habis di tolong big bos." ujar Kimberly dengan nada sinis, sambil menatap Lika dari kejauhan. Wajah Lika tampak tenang, senyumnya terkembang saat dia membalas. "Ceuceu Kim selalu iri dengan gadis sederhana ini." kata Lika dengan nada santainya. Tawa renyah pecah di antara kerumunan, membuat Kimberly semakin geram.“Ngapain juga iri sama gadis kampung kaya kamu!” cemooh Kim.Lika heran, darimana dia kampungnya sih. Dia berasal dari bandung kota, disana infrastruktur sudah bagus, malah menyamai Jakarta.“kalau-kalau Kakak Kim lupa, aku dari Bandung loh. Orang Jakarta saja liburan ke Bandung. Lalu darimana letak kampungannya?” kekeh Lika menantang dengan suara tawa yang menyebalkan ditelinga Kimberly.Geram su
Mereka pulang bersama-sama, dengan Lika yang menyelinap masuk ke mobil Naka. Sebenarnya Naka tidak mau begini, tapi dia juga sadar jika dia sudah beristri. Kasihan Naka melihat Lika yang harus bersembunyi seperti ini.Akan ada waktunya, Lika dan dirinya tidak main kucing-kucingan begini. Saat Lika sudah masuk, Naka langsung menjalankan mobilnya.“Mau makan apa?” tanya Naka lembut, jauh dari kebiasaannya.“Emmm.. Aku ngantuk, tapi lapar.”Naka bingung mendengarnya, tapi tahu jika istrinya sedang hamil, makanya dia tidka banyak protes. “Nanti aku suapi.” Rasanya Naka ingin selalu memanjakan Anulika, karena sedang mengandung anaknya.“Mau makan telur sama kecap saja.” Serunya. Naka malas sekali, dikira dia tidak mampu memberi makan anak dan istrinya.“Harus ada sayur, Lika.”“Ckk, repot sekali.”“Memang, namanya juga sedang hamil.”“Ya sudah kamu yang buatkan.” Jawabnya mengagetkan Naka. “Kenapa aku?”“Anaknya maunya kamu, mas.” cicit Lika, memang Naka memintanya memanggil mas, jika seda
Malamnya, beruntung Adela sudah pulang. Naka memastikan Ivanka sudah tidur, Ia mengendap pergi dari rumah. Istri kecilnya sedang nakal, dihubungi tidak juga diangkat. Membuat Naka menjadi khawatir dengannya.Ditambah Naka pusing dengan keinginan Adela yang tadi sempat dibahas lagi. Tentu dia menolak dengan tegas, bagaimana pun Ivanka istrinya dan dia yang lebih berhak ketimbang keluarga istrinya sendiri.Berjalan perlahan, tidak lupa memberi pesan pada pelayan yang ada dirumah itu.“Jika nyonya bangun besok, bilang saya berangkat pagi sekali. Dan siapkan sarapan, katakan saya yang mengantarnya.” Pesan Naka pada pelayan dirumah.“Baik tuan.” Sahut si pelayan, tidak mengerti tapi tidak mau ikut campur. Selama ini tuannya begitu baik pada mereka, malah merasa kasihan harus mengurus istri sakit dan bekerja.Naka segera pergi, istri kecilnya membuatnya kepikiran. Dia sudah menyuruh orang untuk mengambil semua barang milik Anulika dan memindahkannya ke apartemen baru mereka.Sampai di depan
Naka merasakan desakan berat di dadanya saat melangkah masuk ke rumahnya. Kepulangan yang seharusnya menjadi penenang hati, malah menambah beban pikirannya. Lika, dengan lembutnya, telah memberinya izin untuk pulang, namun tatapan sinis dari mertuanya saat ia membuka pintu membuatnya semakin terjepit.“Baru pulang, Naka.” Sapa Adel Daarwish, sang mama mertua.“Iya ma.” Balas Naka saat masuk kedalam rumah."Sudah lama?” tanya Naka, basa-basi, Naka mencoba menenangkan suasana. Mama mertua wajah sudah tidak enak, masam terus. Entah ada masalah apa, Naka tidak peduli.Adela tersenyum manis, lalu menghampiri menantu potensialnya itu. “Kamu sibuk sekali sepertinya. Pekerjaan banyak?”“Pekerjaanku selalu banyak.”“Jangan terlalu lelah, kamu juga harus memikirkan kesehatanmu.” Ucap mama Adela. Naka hanya mengangguk mengiyakan."Sibuk sekali sampai melupakan istrimu." kata ibu mertuanya dengan nada yang tajam. Naka hanya bisa menghela napasnya, merasakan setiap kata itu seperti jarum yang menu
Melihat Lika tidur, terasa sangat damai sekali. Wajahnya masih pucat, namun tidak mengurangi kecantikannya.‘Istriku.’ Gumam Naka.Tangannya mengelus pipi Lika yang dingin, Naka menarik selimut hingga leher. Membuat gadis itu hangat, karena udara sedang hujan.Entah terbawa suasana atau memang Naka ingin, ia mengecup kening itu lama sekali. Ia rasakan deBaran hatinya, berdetak dengan kencang. Memejamkan mata, kembali mendalami apa yang ia rasakan. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca.Anak..Ya, Naka akan punya anak. Diusia 35 tahun, memang Naka sudah cocok memiliki anak. Jujur dari dasar lubuk hati Naka yang dalam, ia juga menginginkan seorang anak. Ia kira dulu, ia akan mendapatkan anak dari pernikahannya bersama Ivanka. Namun sayang itu belum terwujud, ditambah keadaan Ivanka yang belum juga membaik.Ah, mengingat Ivanka, ia belum mengabarkan orang rumah jika ia tidak akan pulang. Mengangkat ponselnya, ia mengabarkan pelayan jika ia tidak pulang. Sudah biasa Ivanka, jika dirinya tidak
Naka langsung memboyong Lika ke apartemen baru. Tidak baru ini juga milik Naka. Apartemen Naka yang bakal ditempati Lika terletak di lantai atas gedung pencakar langit, menawarkan pemandangan kota yang memukau dari jendela besar yang mengelilingi ruang tamu. Apartemen ini adalah asset pribadi Naka yang tidak diketahui siapa-siapa, bahkan Bara sekalipun.Sebuah hunian pribadi yang mewah dan megah, menjadi tujuan Naka membawa Lika sepulangnya mereka dari rumah sakit. Naka tidak mungkin membiarkan Lika yang sedang hamil anaknya, tinggal di apartemen sempitnya itu. Naka masih belum memikirkan langkah selanjutnya, mengingat Lika terus didera rasa mual dan muntah.Ia membeli ini sebagai tempat singgah jika ia mengalami kebosanan dirumah, mengatakan dinas luar padahal Naka disini. Sendiri saja, tidak ada yang menemani. Jika apartemen ini diketahui Ivanka dan orangtuanya, maka Naka tak lagi punya tempat pribadi.Tadinya, Naka mau membelikan Lika sebuah apartemen atau rumah. Tapi karena mendad
Anulika Chandara tidak bisa menghentikan tangisnya, saat bangun tidur dia melihat sang bos berada disampingnya. Dia baru sadar, jika dia ada dikamar hotel sang bos. Kesalahan apa yang dia lakukan tadi malam, sampai paginya mereka harus tidur seranjang dan.. Hiks, tanpa busana.Hiks.. Hiks.. Hikss..Suara tangis yang pelan dan kini meraung mewarnai kamar hotel megah dan mahal berfasilitas lengkap di Australia. Kamar hotel yang harga permalamnya itu fantastis, menjadi tidak lagi indah karena seorang gadis yang menangis tidak ada hentinya sejak ia membuka mata.“Diam dulu Lika.” sentak Bayanaka Rasyid Gasendra, yang biasa dipanggil Naka. Pusing juga ketika sedang memutar otak namun suara tangis itu menganggu.“Hiks, gimana saya mau diam pak. Saya habis hiks kehilangan keperawanan saya hiks, huaaaa.” Suara tangis itu makin menjadi.Pria berperawakan tinggi besar itu mengusap wajahnya frustasi, akan kelakuannya yang diluar nalar. Tidak mendapat kehangatan selama hampir dua tahun, membuatny...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen