Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa

Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Oleh:   Winda Siscaa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
478Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Elara Rose nekat pergi ke kota untuk mengejar mimpi menjadi seorang tour guide internasional. Demi membiayai kuliahnya, ia menerima pekerjaan sebagai perawat pribadi seorang pria kaya yang ia kira sudah lanjut usia. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa kliennya adalah seorang CEO muda yang kasar dan arogan. Pertemuan mereka diwarnai konflik tiada henti. Meski awalnya saling membenci, perlahan mereka saling terpikat. Akan tetapi, rahasia besar terkuak saat mereka mulai tertarik satu sama lain. Akankah mereka mampu mengatasi keraguan untuk bersama, ataukah cinta mereka hanya akan tersimpan menjadi rahasia yang tak pernah terungkap? Sebuah kisah penuh romansa dan komedi siap menghibur, yuk baca kisah selengkapnya!

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Elara, dengarkan Ayah! Anak Pak Lurah itu lelaki baik, masa depanmu akan terjamin kalau kau menikah dengannya," Suara berat dari ruang tamu memecah keheningan pagi itu.Elara Rose menggeleng tegas, matanya memancarkan tekad yang kuat."Ayah, aku sudah bilang. Aku ingin kuliah, aku ingin mengejar mimpiku menjadi tour guide internasional!" Suaranya bergetar, separuh karena emosi, separuh karena takut membuat suasana semakin memanas."Tour guide? Apa kau tidak waras, Elara? Hidup di kota itu keras, dan kau tahu keluarga kita tidak punya cukup uang untuk itu!" Suara lembut tapi sarat kekhawatiran menyela. "Anak Pak Lurah itu mau melamarmu. Kau tidak perlu susah payah lagi kalau menikah dengannya.""Ayah, Ibu, tolong mengerti. Aku tidak mau menikah hanya demi uang. Aku ingin punya hidupku sendiri, dan aku sudah menabung. Aku bisa membiayai kuliahku!" Elara bersikeras, meski hatinya agak ragu melihat wajah kecewa di depannya.Tangan besar menghantam meja kayu, membuat gelas teh bergetar. "...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
15 Bab
Bab 1
"Elara, dengarkan Ayah! Anak Pak Lurah itu lelaki baik, masa depanmu akan terjamin kalau kau menikah dengannya," Suara berat dari ruang tamu memecah keheningan pagi itu.Elara Rose menggeleng tegas, matanya memancarkan tekad yang kuat."Ayah, aku sudah bilang. Aku ingin kuliah, aku ingin mengejar mimpiku menjadi tour guide internasional!" Suaranya bergetar, separuh karena emosi, separuh karena takut membuat suasana semakin memanas."Tour guide? Apa kau tidak waras, Elara? Hidup di kota itu keras, dan kau tahu keluarga kita tidak punya cukup uang untuk itu!" Suara lembut tapi sarat kekhawatiran menyela. "Anak Pak Lurah itu mau melamarmu. Kau tidak perlu susah payah lagi kalau menikah dengannya.""Ayah, Ibu, tolong mengerti. Aku tidak mau menikah hanya demi uang. Aku ingin punya hidupku sendiri, dan aku sudah menabung. Aku bisa membiayai kuliahku!" Elara bersikeras, meski hatinya agak ragu melihat wajah kecewa di depannya.Tangan besar menghantam meja kayu, membuat gelas teh bergetar. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 2
Elara Rose terkejut. Matanya melebar saat melihat pria muda di kursi roda. Ia mengira klien yang akan dirawatnya adalah seorang lansia, mungkin pria tua yang sudah uzur. Namun, kenyataan di hadapannya jelas-jelas berbeda. Pria muda itu tampak berusia akhir dua puluhan, dengan mata tajam yang mengintimidasi dan sikapnya begitu dingin."Nona Rose, mari saya perkenalkan," ujar Kepala ART dengan senyum formal. "Ini adalah tuan muda kita, Tuan Yuan Edbert Ramiro dan ini Nyonya di rumah ini, ibunya Tuan Muda Yuan."Elara Rose masih tertegun, ia tidak dapat mengalihkan pandangannya pada sosok pria muda yang duduk di kursi roda itu."Apa yang kau lihat?" tanya Yuan sinis, memecah keheningan.Elara tergagap, tak tahu harus berkata apa. "Ah, maaf, saya hanya... tidak menyangka...""Tidak menyangka apa? Bahwa ternyata aku bukan seorang kakek renta?" Pria itu mendengus pelan. "Bagus sekali. Aku sudah muak dengan perawat yang datang dengan ekspektasi mereka sendiri.""Yuan," ujar wanita anggun di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 3
"A-aapa yang Anda lakukan?!" serunya panik.Yuan mengangkat alis, ekspresi dinginnya berubah menjadi seringai kecil. "Apa menurutmu aku akan meminta hal aneh darimu? Aku hanya ingin berganti pakaian. Kau harus membantu kalau mau bertahan di sini."Wajah Elara memerah. "Tidak perlu melepas pakaian di depan saya seperti itu!"Yuan tertawa lirih, suara rendahnya terdengar mengejek. "Kau akan menjadi perawatku, bukan? Ini bagian dari pekerjaanmu. Jangan bilang kau sudah takut bahkan sebelum mulai."Elara Rose mengintip dari celah jarinya, memastikan Yuan hanya duduk dengan setengah kemejanya yang terbuka. Napasnya bergetar karena malu sekaligus jengkel. Pria ini jelas tahu bagaimana memanipulasi situasi untuk membuatnya tidak nyaman. Namun, ia menolak menyerah begitu saja."Baiklah," katanya akhirnya, menurunkan tangannya dari wajah. "Tapi saya hanya membantu apa yang diperlukan. Tidak lebih."Yuan menatapnya dengan sedikit menarik ujung bibirnya. Sepertinya, ia merasa puas karena bisa me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 4
"Aku ingin kau membantuku pergi ke lantai dua.” Yuan melipat tangannya, ekspresi wajahnya penuh tantangan.Elara mengerutkan kening. “Lantai dua? Tapi… untuk apa Tuan Muda ingin ke lantai dua? Bukankah kamar Tuan sudah dilengkapi dengan semua fasilitas?”“Tentu saja,” Yuan menjawab sambil mengangkat alis. “Tapi ada sesuatu yang aku butuhkan di sana. Lagipula, aku ingin memastikan kau cukup kompeten. Jadi, ayo.”Ia memutar kursi rodanya ke arah tangga, roda-roda besinya menimbulkan suara bergemuruh di lantai marmer. Elara menatap tangga panjang yang melengkung ke atas dengan hati berdebar.“Tapi… ada lift, kan?” tanya Elara ragu.“Tidak ada,” Yuan menjawab dengan nada datar, lalu menoleh dengan senyuman kecil. “Itulah tantangannya. Kau harus membawaku ke atas.”“APA?!” Elara membulatkan matanya. “Tuan bercanda, kan?”Yuan hanya mengangkat bahu dengan santai. “Aku tidak pernah bercanda dengan ucapanku. Kau bilang kau bisa melakukan apa saja, bukan?”Elara menghela napas, berusaha mereda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 5
Pagi itu, Elara mengetuk pintu kamar Yuan dengan wajah penuh tekad. Setelah kejadian kemarin, ia merasa harus melakukan sesuatu. Bukan untuk membalas Yuan, tetapi untuk membantunya. Di balik sikap dinginnya, Yuan terlihat seperti seseorang yang membutuhkan semangat dan motivasi. Walaupun, pertanyaan mengenai foto itu belum menemukan jawaban, tapi ia memutuskan untuk melupakan rasa penasarannya.“Tuan Muda,” panggil Elara sambil membuka pintu sedikit. “Saya ingin bicara sebentar.”“Apa lagi sekarang?” Yuan menjawab dari tempat tidur, suaranya serak karena baru bangun.Elara masuk, membawa nampan berisi sarapan. “Sarapan dulu, lalu kita bicara. Ini penting.”Yuan mendengus. “Apa yang bisa lebih penting daripada tidurku?”“Terapi fisik,” jawab Elara tegas, membuat Yuan langsung menegakkan punggungnya. Wajahnya berubah tajam.“Terapi fisik?” Yuan mengulang dengan nada mencemooh. “Aku sudah bilang, itu buang-buang waktu.”“Tuan Muda, Anda harus mencobanya. Saya membaca tentang metode baru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 6
Ketika Elara Rose sadar, ia menemukan dirinya tidur di sofa besar di kamar Yuan. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang tenang, tapi terasa aneh. Yuan ada di dekatnya masih duduk di kursi roda dan menatapnya dengan ekspresi tak terbaca. “Tuan Muda Yuan, apa yang sedang terjadi?” Elara bertanya, bingung dengan situasinya. “Kau tidak ingat?” Yuan membalas dengan nada datar. “Seseorang mencoba menyeretmu keluar tadi. Aku kebetulan melihatnya dari kamera pengawas.” Elara menelan ludah, mencoba mencerna kata-kata Yuan. “Lalu, bagaimana saya bisa di sini?” “Aku membawamu ke sini. Tidak ada tempat yang lebih aman di rumah ini selain kamarku,” katanya tanpa ragu. “Kau akan menginap di sini malam ini.” “Apa? Menginap di sini?” Elara hampir tersedak. Wajahnya memerah karena rasa canggung. “Tenang saja. Aku bukan pria mesum,” Yuan menambahkan sambil tersenyum tipis. “Lagipula, aku lebih suka membuat hidupmu sulit daripada merusak reputasimu.” Elara menghela napas panj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Bab 7
Ketika Yuan mendekatkan wajahnya, Elara hampir lupa bagaimana cara bernapas. Namun, bukannya mengatakan sesuatu yang romantis atau menyentuh, Yuan malah berbisik dengan nada serius."Ada kutu di rambutmu," katanya dengan ekspresi datar.Elara membuka matanya lebar-lebar. "Apa? Kutu?" tangannya langsung bergerak panik, mencoba mencari mie yang dimaksud. Ia menyapu rambutnya ke sana ke mari, tetapi tidak menemukan apa pun.Yuan menyandarkan diri di kursi rodanya sambil tertawa kecil. "Tenang saja. Aku bercanda."Elara menatapnya dengan campuran rasa kesal dan malu. "Tuan Yuan! Itu tidak lucu! Saya hampir berpikir Anda akan—""Akan apa?" Yuan memotong, menyeringai penuh kemenangan.Elara mendengus dan memutar badannya. "Lupakan saja."Namun, momen konyol itu segera sirna ketika suara langkah kaki mendekat. Sebelum mereka sempat berkata apa-apa lagi, pintu kamar Yuan terbuka. Seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna karamel dan gaun elegan berdiri di sana. Ia memancarkan aura
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya
Bab 8
Sementara di rumah majikannya, Fiona duduk di sebelah Yuan saat acara dimulai. Ia terus berbicara tentang masa lalu mereka, memancing setiap orang untuk turut berkomentar tentang hubungan mereka di masa lalu. Alan tetapi, ada sesuatu yang mengganjal di hati Yuan."Kau ingat saat kita pergi ke Paris?" Fiona berkata dengan nada manis. "Itu salah satu kenangan terbaikku ….""Ya, aku ingat semuanya," jawab Yuan singkat, tatapannya kosong.Pada intinya, acara itu sengaja dibuat oleh Fiona agar keluarga Ramiro kembali menjalin kedekatan dengan keluarganya. Sikap manisnya yang menjebak setiap orang pun menuai pujian. Akan tetapi, mereka tidak tahu apakah Fiona benar tulus dengan tindakannya.Di tempat lain, Elara tersenyum puas. Ia mengepalkan tangannya, lalu membuat gerakan sambil berteriak kecil. “Yes!”Elara kembali ke rumah majikannya. Ia mulai memikirkan sesuatu di sepanjang perjalanan menuju rumah keluarga Ramiro.“Aku lega, tapi … begitu pekerjaan selesai, aku harus segera pulang. Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya
Bab 9
Fiona melangkah keluar dengan senyum terselubung di wajahnya. Ia tahu, permainan ini belum selesai. Yuan mungkin sudah berubah, tapi ia percaya bahwa ada celah yang bisa dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, ia takkan mundur sebelum tujuannya tercapai—mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari keluarga Ramiro.Sementara, Yuan meminta diantar ke kamarnya oleh Elara Rose. Fiona justru menelpon seseorang untuk melancarkan rencananya.“Buat semuanya tanpa jejak, se-natural mungkin. Cari wanita yang bersedia menjadi umpan untuknya.” Fiona tampak celingukan, khawatir seseorang mendengar percakapannya.“Baik, Nona. Semua sesuai dengan keinginan Anda.”Panggilan berakhir. Fiona menatap Yuan yang baru saja keluar dari lift lantai dua menuju ke kamarnya, dibantu Elara. Senyuman licik menghias di wajah Fiona.Mereka masuk ke kamar Yuan. Setelah itu, Yuan meminta Elara membawakan makanan untuk sarapan, karena tadi ia tidak sempat makan akibat ulah Fiona.“Elara,” panggil Yuan sebelum Elara sempat keluar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Bab 10
Detik itu juga, seluruh isi ruangan seakan membeku. Fiona pun tertegun, mulutnya sedikit terbuka, sementara Elara mematung di tempatnya, matanya membelalak.“Yuan?” gumam Elara pelan, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Yuan berjalan perlahan menuju mikrofon, tubuhnya tegak, meskipun gerakannya tampak sedikit canggung. Terdengar bisik-bisik dari tamu yang hadir, seolah mereka juga tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.“Selamat malam, semuanya,” ulang Yuan, suaranya tegas. “Terima kasih telah datang ke acara malam ini. Saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan rasa syukur atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya.”Ruangan langsung hening. Semua tamu, bahkan Fiona, memandang Yuan dengan ekspresi campuran antara keterkejutan dan kekaguman.Fiona akhirnya sadar dari keterkejutannya dan melangkah maju dengan langkah cepat. “Yuan? Bagaimana mungkin…?” tanyanya dengan suara pelan namun tajam, nyaris berbisik. “Kau bilang belum bisa berdiri tanpa bantu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status