Share

Bab 7

Author: Winda Siscaa
last update Last Updated: 2025-01-17 13:22:44

Ketika Yuan mendekatkan wajahnya, Elara hampir lupa bagaimana cara bernapas. Namun, bukannya mengatakan sesuatu yang romantis atau menyentuh, Yuan malah berbisik dengan nada serius.

"Ada kutu di rambutmu," katanya dengan ekspresi datar.

Elara membuka matanya lebar-lebar. "Apa? Kutu?" tangannya langsung bergerak panik, mencoba mencari mie yang dimaksud. Ia menyapu rambutnya ke sana ke mari, tetapi tidak menemukan apa pun.

Yuan menyandarkan diri di kursi rodanya sambil tertawa kecil. "Tenang saja. Aku bercanda."

Elara menatapnya dengan campuran rasa kesal dan malu. "Tuan Yuan! Itu tidak lucu! Saya hampir berpikir Anda akan—"

"Akan apa?" Yuan memotong, menyeringai penuh kemenangan.

Elara mendengus dan memutar badannya. "Lupakan saja."

Namun, momen konyol itu segera sirna ketika suara langkah kaki mendekat. Sebelum mereka sempat berkata apa-apa lagi, pintu kamar Yuan terbuka. Seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna karamel dan gaun elegan berdiri di sana. Ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa.

"Yuan," katanya dengan suara lembut yang tampaknya penuh kasih sayang. "Kau tampak lebih baik dari pada terakhir kali aku melihatmu."

Yuan langsung menegakkan posisi tubuhnya. "Fiona? Apa yang kau lakukan di sini?"

Elara hanya bisa berdiri di tempatnya, bingung dengan situasi ini. Siapa wanita ini, mengapa Yuan terlihat begitu tegang?

"Aku mendengar kabar bahwa kau membutuhkan bantuan," Fiona menjawab sambil mendekat. Tatapannya yang tajam tak luput dari Elara. "Dan siapa ini?"

"Elara," Yuan menjawab singkat. "Dia perawat pribadiku."

Fiona mengangkat alis, senyum tipis menghiasi bibirnya. "Perawat? Oh, tentu saja. Menarik sekali."

Elara merasa seperti seekor kelinci yang baru saja ditatap oleh seekor serigala. Fiona tampak ramah, tetapi ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat bulu kuduk Elara merinding.

“Tuan Muda Yuan, saya akan segera kembali dengan vitamin dan obat yang harus Anda minum, pagi ini.” Elara keluar dari kamar Yuan, meski sesekali masih menoleh ke arah Fiona.

Sesampainya di dapur, seorang ART menyenggol dengan lengan, membuat Elara terkejut. “Apa kau sudah bertemu dengannya?”

Elara hampir saja menumpahkan seluruh isi botol vitamin milik Yuan. “Ahh … maksudmu, siapa?”

“Si Rubah Betina, Nona Fiona.”

Elara membulatkan matanya, lalu bertanya, “Mengapa kau menyebutnya demikian?”

ART yang sudah bekerja di keluarga Ramiro selama 5 tahun terakhir. Jelas, dia cukup banyak tahu tentang keluarga majikannya. Dia pun bercerita tentang Fiona pada Elara.

Lima tahun lalu, Yuan duduk di ruang dokter, mendengar vonis yang mengubah hidupnya. "Tuan Yuan, berdasarkan hasil tes dan pemeriksaan kami, kemungkinan besar Anda tidak akan bisa berjalan lagi."

Fiona yang duduk di sebelahnya tampak terkejut, tetapi ia segera menenangkan diri. "Aku akan selalu ada untukmu, Yuan," katanya sambil menggenggam tangannya.

Namun, beberapa minggu kemudian, Fiona tiba-tiba menghilang dari kehidupannya dengan alasan harus melanjutkan studi di luar negeri. Ia mengirim pesan singkat kepada keluarga Yuan, mengatakan bahwa ia ingin fokus pada masa depannya dan tidak ingin menghambat proses pemulihan Yuan.

Sejak saat itu, Yuan menutup diri dari banyak orang, termasuk keluarganya. Kehilangan Fiona adalah salah satu pukulan terberat dalam hidupnya.

Dan, kini Fiona tiba-tiba muncul lagi. Di saat Yuan mulai memiliki semangat hidup berkat Elara Rose.

Berada di rumah keluarga Yuan, tidak pernah membuat Fiona canggung dan ada jarak antara mereka. Ia cepat mengambil alih perhatian semua orang, termasuk Yuan.

Namun sebaliknya, kehadiran Fiona membawa serangkaian masalah baru untuk Elara.

"Elara, bisakah kau mencuci gaun ini?" Fiona berkata dengan sombong, menyerahkan sebuah gaun mahal.

Elara menatapnya bingung. "Maaf, Nona Fiona, tetapi itu bukan bagian dari tugas saya."

Fiona tersenyum, tetapi tatapan matanya dingin. "Oh, aku yakin kau bisa membuat pengecualian. Lagipula, gaun itu akan aku pakai saat pesta penyambutan Yuan, besok malam. Ups! Seharusnya, aku tidak memberitahumu tentang hal itu."

Dengan enggan, Elara membawa gaun itu ke ruang cuci, menggerutu sepanjang jalan. "Perawat atau pembantu? Aku mulai bingung dengan peran diriku di rumah ini."

Tidak berhenti di situ, Fiona terus memberikan tugas-tugas lain yang membuat Elara kewalahan. Dari menyiapkan teh hingga mengurus barang-barang pribadinya, Fiona tampaknya menikmati, membuat hidup Elara semakin sulit.

Suatu sore, Elara sedang membantu Yuan menjalani terapi fisiknya ketika Fiona masuk ke ruangan.

"Yuan, kau tidak perlu memaksakan diri seperti ini," katanya, melangkah mendekat. "Aku bisa membawamu ke dokter spesialis terbaik di luar negeri."

"Aku baik-baik saja dengan terapiku sekarang," Yuan menjawab singkat.

Fiona melirik Elara, lalu kembali menatap Yuan. "Kalau begitu, aku akan memastikan kau mendapat perhatian terbaik di sini."

"Terima kasih, tetapi aku sudah memiliki Elara." Yuan menatap Elara sekilas.

Elara tersenyum kecil, merasa sedikit lega. Namun, Fiona tidak menyerah begitu saja.

"Yuan, kau tahu aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku tidak ingin kau dikelilingi oleh orang-orang yang mungkin tidak kompeten."

Elara merasa darahnya mendidih, tetapi ia menahan diri untuk tidak menjawab. Yuan hanya mendengus pelan.

"Fiona, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku cukup puas dengan perawatanku sekarang."

Fiona tersenyum pahit, ada kilatan di matanya yang membuat Elara merasa harus mewaspadai wanita itu.

"Kalau begitu, aku akan tetap di sini untuk memastikan semuanya berjalan lancar." Fiona melingkarkan lengannya pada lengan Yuan yang masih menahan massa tubuhnya pada pegangan besi.

Malam itu, Elara terpaksa menginap lagi, karena di luar hujan sangat deras saat ia hendak pulang, sore tadi. Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Ketika melintasi kamar Yuan, ia mendengar suara-suara aneh dari dalam ruangan tersebut. Alhasil, ia membuka pintu perlahan, karena penasaran.

Ternyata, Yuan sedang berusaha menggerakkan kursi rodanya, tetapi salah satu rodanya tersangkut di karpet.

"Tuan Muda Yuan, apa yang sedang Anda lakukan?" tanya Elara, menghambur ke dekat majikannya.

"Apa kau tidak melihat? Aku sedang bertarung dengan kursi roda ini," jawab Yuan dengan nada serius.

Elara membantu memperbaiki lipatan karpet yang menghalangi roda. "Mungkin, sebaiknya Anda tidak meletakkan karpet ini di sini, berbahaya."

"Siapa dirimu hingga memutuskan hal semacam itu?” Fiona yang kebetulan lewat pun menghampiri mereka, menatap Elara dengan penuh kebencian.

Pagi hari keesokannya, Fiona mencetuskan untuk mengadakan acara sarapan bersama antara keluarga Levin dan keluarga Ramiro. Fiona bertindak seolah-olah dirinya sudah menjadi Nyonya Yuan Ramiro.

Anehnya, tidak ada yang keberatan dengan rencananya. Baik Tuan Besar maupun Nyonya Besar Ramiro. Semua staf dipanggil untuk mempersiapkan acara tersebut. Termasuk, Elara yang ditugaskan membantu di dapur. Pekerjaan yang jelas-jelas bukan bagian dari tugasnya.

“Khusus hari ini, kamu tidak perlu lagi merawat Yuan. Aku yang akan menggantikanmu. Mengingat—kami sangat lama dipisahkan jarak dan waktu.”

Elara terdiam, ia berusaha mencerna setiap kata yang dikatakan Fiona.

“Jadi, saya diperbolehkan pulang, Non?” tanya Elara girang.

“Tentu tidak. Memangnya, kamu mau makan gaji buta?” Fiona menarik ujung bibirnya. “Aku sudah menyiapkan tugas lain untukmu.”

Setelah mendengar apa yang menjadi tugasnya, Elara pun bersungut sambil melangkah ke luar ruangan.

Kendati demikian, Elara tetap bekerja dengan baik. Ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur saat masih di kampung. Oleh karena itu, ia mudah belajar dan sangat cekatan.

Semua rekan kerjanya memberi pujian. Elara yang periang dan pekerja keras serta mau menerima saran dari orang lain, membuatnya mereka menyukainya. Dan, pekerjaan selesai sebelum keluarga Levin datang.

“Apa—saya boleh pergi sebentar? Saya harus mengurus sesuatu, saya janji akan segera kembali.” Elara menghampiri Kepala ART.

“Baik. Tapi, waktumu hanya 2 jam. Apa kamu bisa kembali tepat waktu?”

“Iya, saya bisa.”

Elara meninggalkan rumah kediaman keluarga Ramiro. Ia menggunakan jasa ojek agar tidak terjebak macet. Ke mana dia akan pergi?

Related chapters

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 8

    Sementara di rumah majikannya, Fiona duduk di sebelah Yuan saat acara dimulai. Ia terus berbicara tentang masa lalu mereka, memancing setiap orang untuk turut berkomentar tentang hubungan mereka di masa lalu. Alan tetapi, ada sesuatu yang mengganjal di hati Yuan."Kau ingat saat kita pergi ke Paris?" Fiona berkata dengan nada manis. "Itu salah satu kenangan terbaikku ….""Ya, aku ingat semuanya," jawab Yuan singkat, tatapannya kosong.Pada intinya, acara itu sengaja dibuat oleh Fiona agar keluarga Ramiro kembali menjalin kedekatan dengan keluarganya. Sikap manisnya yang menjebak setiap orang pun menuai pujian. Akan tetapi, mereka tidak tahu apakah Fiona benar tulus dengan tindakannya.Di tempat lain, Elara tersenyum puas. Ia mengepalkan tangannya, lalu membuat gerakan sambil berteriak kecil. “Yes!”Elara kembali ke rumah majikannya. Ia mulai memikirkan sesuatu di sepanjang perjalanan menuju rumah keluarga Ramiro.“Aku lega, tapi … begitu pekerjaan selesai, aku harus segera pulang. Ak

    Last Updated : 2025-01-18
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 9

    Fiona melangkah keluar dengan senyum terselubung di wajahnya. Ia tahu, permainan ini belum selesai. Yuan mungkin sudah berubah, tapi ia percaya bahwa ada celah yang bisa dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, ia takkan mundur sebelum tujuannya tercapai—mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari keluarga Ramiro.Sementara, Yuan meminta diantar ke kamarnya oleh Elara Rose. Fiona justru menelpon seseorang untuk melancarkan rencananya.“Buat semuanya tanpa jejak, se-natural mungkin. Cari wanita yang bersedia menjadi umpan untuknya.” Fiona tampak celingukan, khawatir seseorang mendengar percakapannya.“Baik, Nona. Semua sesuai dengan keinginan Anda.”Panggilan berakhir. Fiona menatap Yuan yang baru saja keluar dari lift lantai dua menuju ke kamarnya, dibantu Elara. Senyuman licik menghias di wajah Fiona.Mereka masuk ke kamar Yuan. Setelah itu, Yuan meminta Elara membawakan makanan untuk sarapan, karena tadi ia tidak sempat makan akibat ulah Fiona.“Elara,” panggil Yuan sebelum Elara sempat keluar

    Last Updated : 2025-01-21
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 10

    Detik itu juga, seluruh isi ruangan seakan membeku. Fiona pun tertegun, mulutnya sedikit terbuka, sementara Elara mematung di tempatnya, matanya membelalak.“Yuan?” gumam Elara pelan, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Yuan berjalan perlahan menuju mikrofon, tubuhnya tegak, meskipun gerakannya tampak sedikit canggung. Terdengar bisik-bisik dari tamu yang hadir, seolah mereka juga tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.“Selamat malam, semuanya,” ulang Yuan, suaranya tegas. “Terima kasih telah datang ke acara malam ini. Saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan rasa syukur atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya.”Ruangan langsung hening. Semua tamu, bahkan Fiona, memandang Yuan dengan ekspresi campuran antara keterkejutan dan kekaguman.Fiona akhirnya sadar dari keterkejutannya dan melangkah maju dengan langkah cepat. “Yuan? Bagaimana mungkin…?” tanyanya dengan suara pelan namun tajam, nyaris berbisik. “Kau bilang belum bisa berdiri tanpa bantu

    Last Updated : 2025-01-22
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 11

    Elara berdiri mematung di depan kamar Yuan. Pikirannya dipenuhi oleh rasa bersalah, campur aduk dengan kekhawatiran. Dia menatap pintu kamar yang tertutup rapat, dengan bayangan Yuan yang tampak frustasi terlintas di benaknya. Alex yang berdiri di sebelahnya menghela napas panjang.“Elara,” panggil Alex perlahan. “Jangan terlalu keras pada diri sendiri, kau tahu ini bukan salahmu, kan?”Elara menoleh, matanya berkaca-kaca.“Tapi jika aku tidak membuat kesalahan saat acara tadi ... mungkin dia tidak akan memaksakan diri seperti itu.”“Jangan menyalahkan dirimu terus-menerus,” jawab Alex tegas. “Yuan memang keras kepala. Jika dia memutuskan sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikannya.”Sebelum Elara sempat menjawab, suara sepatu heels yang nyaring semakin mendekat. Fiona muncul di ujung lorong dengan senyum manis yang—dalam situasi ini—lebih terlihat seperti ejekan.“Oh, aku dengar Yuan jatuh, ya?” Fiona bersuara ceria yang berlebihan, matanya langsung menangkap Elara dengan tatapan t

    Last Updated : 2025-01-27
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 12

    Martha menyeret Elara Rose menuju ke taman dengan ekspresi tegas, tak peduli betapa Elara mencoba menjelaskan sesuatu. Sesampainya di halaman rumput yang luas itu, Martha melipat tangan di dada, berdiri dengan tatapan yang tajam.“Elara, kamu tidak bisa pergi begitu saja,” kata Marta, dingin.“Tapi, Nyonya Marta, saya sudah diberhentikan oleh Tuan Muda Yuan. Saya hanya mematuhi perintah.” Elara menjawab dengan suara bergetar, berusaha tetap sopan.Martha menggeleng, matanya menyipit. Kemudian, ia meraih bahu Elara Rose, membimbingnya agar duduk di kursi taman.“Dengar baik-baik, Elara. Kamu masih terikat kontrak dengan keluarga ini. Gaji untuk masa kerja ke depan sudah kami bayarkan ke agensi. Jadi, kalau kamu memutuskan pergi, berarti kamu melanggar kontrak. Ada denda dan sanksi atas pelanggaran tersebut.”Elara terdiam, wajahnya memucat. Ia tahu kalau dirinya akan dikenai penalti besar. Uang yang jelas tidak ia miliki.“Tapi ….” Elara mencoba mencari celah, tapi Marta memotongnya ce

    Last Updated : 2025-01-29
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 13

    Martha menggenggam dokumen dengan tangan yang sedikit bergetar. Matanya menatap tajam ke arah Elara Rose, yang berdiri dengan wajah pucat, tak tahu harus berkata apa. Victor menghela napas panjang, sementara Yuan hanya memandang Fiona dengan sorot mata dingin."Jadi ini?" Martha menunjuk dokumen itu. "Kau memalsukan umur dan ijazah perawat? Kau bahkan belum lulus dari Universitas?"Elara tertegun, napasnya tersengal. "Nyonya Martha, saya bisa jelaskan—""Jelaskan apa?" Martha memotong dengan suara yang penuh kemarahan. "Bahwa kau hanyalah gadis desa yang memalsukan dokumen agar bisa bekerja di keluarga kami? Bagaimana kami bisa percaya pada seseorang yang bahkan berbohong tentang identitasnya?"Elara merasa tubuhnya lemas. Ia memang salah, tapi tidak ada tujuan lain selain bisa mendapatkan penghasilan untuk bertahan hidup. Namun, sepertinya kali ini Martha benar-benar tidak respect lagi padanya."Saya benar-benar tidak bermaksud menipu, Nyonya. Saya hanya ... terpaksa melakukannya kar

    Last Updated : 2025-01-30
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 14

    Elara menatap tajam ke arah pria asing yang kini berdiri di hadapannya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan tatapan licik dan seringai di wajahnya. Meski dia tidak mengenalnya, naluri Elara langsung memperingatkannya bahwa pria ini berbahaya."Saya tidak kenal Anda. Tolong jangan ganggu saya," ucap Elara dengan suara bergetar.Pria itu menyeringai semakin lebar. "Ah, Elara Rose. Gadis desa yang ingin jadi orang kota, ya? Jangan pura-pura tidak kenal. Aku Darwis, anaknya Pak Lurah di kampungmu. Kau pikir bisa lari dari perjodohan ini, setelah semua yang keluargaku berikan pada orang tuamu?"Elara membeku, kenapa lelaki bernama Darwis itu bisa ada di sini? Dia baru saja diusir dari rumah keluarga Ramiro, dan kini orang yang ia hindari justru muncul, menambah masalah."Aku tidak punya urusan denganmu," tegas Elara, mencoba tetap tenang meski jantungnya berdetak kencang. "Dan aku tidak tahu bagaimana kau bisa menemukanku di sini."Darwis mendekat dengan langkah santai. Gayanya yang sok as

    Last Updated : 2025-01-31
  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 15

    Elara menahan napas, tubuhnya meringkuk di antara tumpukan sayuran hijau yang memenuhi bak. Jantungnya berdegup kencang ketika suara langkah kaki mendekat dari arah belakang. Dia menggigit bibirnya, berdoa dalam hati agar tidak ketahuan. Terdengar suara kenek yang berbicara dengan seseorang, "Bagaimana, Bang? Apa kami sudah bisa pergi?" "Sebentar, masih dicek aja, siapa tahu ada barang selundupan," jawab suara berat yang tidak dikenal oleh Elara. Cahaya remang-remang dari lampu jalan menyusup masuk saat orang-orang itu menyingkap lebih banyak lagi terpal penutup sayuran. Elara menunduk lebih dalam, menyatu dengan sayuran yang warnanya kebetulan senada dengan pakaian yang dikenakannya. Sayur-sayur yang lembap menempel di kulitnya, membuat tubuhnya terasa dingin. Pria yang membuka bak tampak memicingkan mata, mencoaba melihat lebih jelas ke dalam. Namun penerangan yang minim membuatnya kesulitan. "Bersih, nggak ada apa-apa," gumamnya. Bak ditutup kembali dengan bunyi berderak yang

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 15

    Elara menahan napas, tubuhnya meringkuk di antara tumpukan sayuran hijau yang memenuhi bak. Jantungnya berdegup kencang ketika suara langkah kaki mendekat dari arah belakang. Dia menggigit bibirnya, berdoa dalam hati agar tidak ketahuan. Terdengar suara kenek yang berbicara dengan seseorang, "Bagaimana, Bang? Apa kami sudah bisa pergi?" "Sebentar, masih dicek aja, siapa tahu ada barang selundupan," jawab suara berat yang tidak dikenal oleh Elara. Cahaya remang-remang dari lampu jalan menyusup masuk saat orang-orang itu menyingkap lebih banyak lagi terpal penutup sayuran. Elara menunduk lebih dalam, menyatu dengan sayuran yang warnanya kebetulan senada dengan pakaian yang dikenakannya. Sayur-sayur yang lembap menempel di kulitnya, membuat tubuhnya terasa dingin. Pria yang membuka bak tampak memicingkan mata, mencoaba melihat lebih jelas ke dalam. Namun penerangan yang minim membuatnya kesulitan. "Bersih, nggak ada apa-apa," gumamnya. Bak ditutup kembali dengan bunyi berderak yang

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 14

    Elara menatap tajam ke arah pria asing yang kini berdiri di hadapannya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan tatapan licik dan seringai di wajahnya. Meski dia tidak mengenalnya, naluri Elara langsung memperingatkannya bahwa pria ini berbahaya."Saya tidak kenal Anda. Tolong jangan ganggu saya," ucap Elara dengan suara bergetar.Pria itu menyeringai semakin lebar. "Ah, Elara Rose. Gadis desa yang ingin jadi orang kota, ya? Jangan pura-pura tidak kenal. Aku Darwis, anaknya Pak Lurah di kampungmu. Kau pikir bisa lari dari perjodohan ini, setelah semua yang keluargaku berikan pada orang tuamu?"Elara membeku, kenapa lelaki bernama Darwis itu bisa ada di sini? Dia baru saja diusir dari rumah keluarga Ramiro, dan kini orang yang ia hindari justru muncul, menambah masalah."Aku tidak punya urusan denganmu," tegas Elara, mencoba tetap tenang meski jantungnya berdetak kencang. "Dan aku tidak tahu bagaimana kau bisa menemukanku di sini."Darwis mendekat dengan langkah santai. Gayanya yang sok as

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 13

    Martha menggenggam dokumen dengan tangan yang sedikit bergetar. Matanya menatap tajam ke arah Elara Rose, yang berdiri dengan wajah pucat, tak tahu harus berkata apa. Victor menghela napas panjang, sementara Yuan hanya memandang Fiona dengan sorot mata dingin."Jadi ini?" Martha menunjuk dokumen itu. "Kau memalsukan umur dan ijazah perawat? Kau bahkan belum lulus dari Universitas?"Elara tertegun, napasnya tersengal. "Nyonya Martha, saya bisa jelaskan—""Jelaskan apa?" Martha memotong dengan suara yang penuh kemarahan. "Bahwa kau hanyalah gadis desa yang memalsukan dokumen agar bisa bekerja di keluarga kami? Bagaimana kami bisa percaya pada seseorang yang bahkan berbohong tentang identitasnya?"Elara merasa tubuhnya lemas. Ia memang salah, tapi tidak ada tujuan lain selain bisa mendapatkan penghasilan untuk bertahan hidup. Namun, sepertinya kali ini Martha benar-benar tidak respect lagi padanya."Saya benar-benar tidak bermaksud menipu, Nyonya. Saya hanya ... terpaksa melakukannya kar

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 12

    Martha menyeret Elara Rose menuju ke taman dengan ekspresi tegas, tak peduli betapa Elara mencoba menjelaskan sesuatu. Sesampainya di halaman rumput yang luas itu, Martha melipat tangan di dada, berdiri dengan tatapan yang tajam.“Elara, kamu tidak bisa pergi begitu saja,” kata Marta, dingin.“Tapi, Nyonya Marta, saya sudah diberhentikan oleh Tuan Muda Yuan. Saya hanya mematuhi perintah.” Elara menjawab dengan suara bergetar, berusaha tetap sopan.Martha menggeleng, matanya menyipit. Kemudian, ia meraih bahu Elara Rose, membimbingnya agar duduk di kursi taman.“Dengar baik-baik, Elara. Kamu masih terikat kontrak dengan keluarga ini. Gaji untuk masa kerja ke depan sudah kami bayarkan ke agensi. Jadi, kalau kamu memutuskan pergi, berarti kamu melanggar kontrak. Ada denda dan sanksi atas pelanggaran tersebut.”Elara terdiam, wajahnya memucat. Ia tahu kalau dirinya akan dikenai penalti besar. Uang yang jelas tidak ia miliki.“Tapi ….” Elara mencoba mencari celah, tapi Marta memotongnya ce

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 11

    Elara berdiri mematung di depan kamar Yuan. Pikirannya dipenuhi oleh rasa bersalah, campur aduk dengan kekhawatiran. Dia menatap pintu kamar yang tertutup rapat, dengan bayangan Yuan yang tampak frustasi terlintas di benaknya. Alex yang berdiri di sebelahnya menghela napas panjang.“Elara,” panggil Alex perlahan. “Jangan terlalu keras pada diri sendiri, kau tahu ini bukan salahmu, kan?”Elara menoleh, matanya berkaca-kaca.“Tapi jika aku tidak membuat kesalahan saat acara tadi ... mungkin dia tidak akan memaksakan diri seperti itu.”“Jangan menyalahkan dirimu terus-menerus,” jawab Alex tegas. “Yuan memang keras kepala. Jika dia memutuskan sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikannya.”Sebelum Elara sempat menjawab, suara sepatu heels yang nyaring semakin mendekat. Fiona muncul di ujung lorong dengan senyum manis yang—dalam situasi ini—lebih terlihat seperti ejekan.“Oh, aku dengar Yuan jatuh, ya?” Fiona bersuara ceria yang berlebihan, matanya langsung menangkap Elara dengan tatapan t

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 10

    Detik itu juga, seluruh isi ruangan seakan membeku. Fiona pun tertegun, mulutnya sedikit terbuka, sementara Elara mematung di tempatnya, matanya membelalak.“Yuan?” gumam Elara pelan, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Yuan berjalan perlahan menuju mikrofon, tubuhnya tegak, meskipun gerakannya tampak sedikit canggung. Terdengar bisik-bisik dari tamu yang hadir, seolah mereka juga tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.“Selamat malam, semuanya,” ulang Yuan, suaranya tegas. “Terima kasih telah datang ke acara malam ini. Saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan rasa syukur atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya.”Ruangan langsung hening. Semua tamu, bahkan Fiona, memandang Yuan dengan ekspresi campuran antara keterkejutan dan kekaguman.Fiona akhirnya sadar dari keterkejutannya dan melangkah maju dengan langkah cepat. “Yuan? Bagaimana mungkin…?” tanyanya dengan suara pelan namun tajam, nyaris berbisik. “Kau bilang belum bisa berdiri tanpa bantu

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 9

    Fiona melangkah keluar dengan senyum terselubung di wajahnya. Ia tahu, permainan ini belum selesai. Yuan mungkin sudah berubah, tapi ia percaya bahwa ada celah yang bisa dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, ia takkan mundur sebelum tujuannya tercapai—mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari keluarga Ramiro.Sementara, Yuan meminta diantar ke kamarnya oleh Elara Rose. Fiona justru menelpon seseorang untuk melancarkan rencananya.“Buat semuanya tanpa jejak, se-natural mungkin. Cari wanita yang bersedia menjadi umpan untuknya.” Fiona tampak celingukan, khawatir seseorang mendengar percakapannya.“Baik, Nona. Semua sesuai dengan keinginan Anda.”Panggilan berakhir. Fiona menatap Yuan yang baru saja keluar dari lift lantai dua menuju ke kamarnya, dibantu Elara. Senyuman licik menghias di wajah Fiona.Mereka masuk ke kamar Yuan. Setelah itu, Yuan meminta Elara membawakan makanan untuk sarapan, karena tadi ia tidak sempat makan akibat ulah Fiona.“Elara,” panggil Yuan sebelum Elara sempat keluar

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 8

    Sementara di rumah majikannya, Fiona duduk di sebelah Yuan saat acara dimulai. Ia terus berbicara tentang masa lalu mereka, memancing setiap orang untuk turut berkomentar tentang hubungan mereka di masa lalu. Alan tetapi, ada sesuatu yang mengganjal di hati Yuan."Kau ingat saat kita pergi ke Paris?" Fiona berkata dengan nada manis. "Itu salah satu kenangan terbaikku ….""Ya, aku ingat semuanya," jawab Yuan singkat, tatapannya kosong.Pada intinya, acara itu sengaja dibuat oleh Fiona agar keluarga Ramiro kembali menjalin kedekatan dengan keluarganya. Sikap manisnya yang menjebak setiap orang pun menuai pujian. Akan tetapi, mereka tidak tahu apakah Fiona benar tulus dengan tindakannya.Di tempat lain, Elara tersenyum puas. Ia mengepalkan tangannya, lalu membuat gerakan sambil berteriak kecil. “Yes!”Elara kembali ke rumah majikannya. Ia mulai memikirkan sesuatu di sepanjang perjalanan menuju rumah keluarga Ramiro.“Aku lega, tapi … begitu pekerjaan selesai, aku harus segera pulang. Ak

  • Rahasia Cinta : CEO Lumpuh Dan Si Gadis Desa   Bab 7

    Ketika Yuan mendekatkan wajahnya, Elara hampir lupa bagaimana cara bernapas. Namun, bukannya mengatakan sesuatu yang romantis atau menyentuh, Yuan malah berbisik dengan nada serius."Ada kutu di rambutmu," katanya dengan ekspresi datar.Elara membuka matanya lebar-lebar. "Apa? Kutu?" tangannya langsung bergerak panik, mencoba mencari mie yang dimaksud. Ia menyapu rambutnya ke sana ke mari, tetapi tidak menemukan apa pun.Yuan menyandarkan diri di kursi rodanya sambil tertawa kecil. "Tenang saja. Aku bercanda."Elara menatapnya dengan campuran rasa kesal dan malu. "Tuan Yuan! Itu tidak lucu! Saya hampir berpikir Anda akan—""Akan apa?" Yuan memotong, menyeringai penuh kemenangan.Elara mendengus dan memutar badannya. "Lupakan saja."Namun, momen konyol itu segera sirna ketika suara langkah kaki mendekat. Sebelum mereka sempat berkata apa-apa lagi, pintu kamar Yuan terbuka. Seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna karamel dan gaun elegan berdiri di sana. Ia memancarkan aura

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status