Pada suatu pagi setelah acara pesta lajang sepupunya di Vegas, Sylvia Sanders terbangun dalam keadaan sakit kepala berat di penthouse orang tak dikenalnya, terbangun bersama penampakan yang lain---lucu, sombong, seksi...dan menyandang gelar sebagai seorang istri! Tapi ia merasa tidak seharusnya membayar kekonyolan itu dengan harus menerima suami peselingkuh untuk selama hidupnya, sepaket dengan ibu mertua dan adik ipar yang tidak suka kepadanya. Reputasi wanita itu juga turut dipertaruhkan karena tuduhan sebagai seorang pembunuh. Sampai pada akhirnya Sylvia harus memilih kembali pada suami yang telah menyakiti dan menerima perlakuan mertuanya atau membina cinta yang baru.
View MoreSylvia Sanders benci ketika bangun pagi-pagi terutama ketika ia baru tidur dua jam saja yang sebagian besar malamnya telah ia habiskan untuk menangis. Menangis karena kasihan pada diri sendiri. Dan ia masih tidak tahu, bagaimana bisa satu malam terburuk dalam hidupnya juga mencakup sejumlah momen terbaik. Atau bagaimana tentang seorang pria yang begitu jelas membencinya bisa membuatnya merasa begitu begitu... Bergairah. Begitu mendamba. Begitu menginginkan. Ini adalah bukti nyata betapa pikirannya sangat kacau, sehingga ia bahkan bisa berpikir bahwa Daren Grissham menginginkan dirinya dengan urgensi yang sama seperti yang ia rasakan terhadap pria itu. Pelukan lelaki itu ketika ia menangis terisak-isak lah yang meruntuhkan pertahanan diri Silvia terhadap pria yang dingin itu. Sikap itu membuat pertahanannya melemah. Persis seperti yang ia ingin ayahnya lakukan di saat-saat peristiwa langka ketika iya bertemu ayahnya saat ia tumbuh dewasa. Secercah kasih sayang untuk membantunya m
Seharusnya Sylvia takut dan memang itulah yang ia rasakan saat ini. Namun ia juga mengerti apa pun yang terjadi di antara mereka lebih berkaitan dengan pria yang ditinggalkan hancur dan babak belur di lantai bawah. “Kenapa kau begitu marah pada Eddy?” tanya Sylvia lembut. “Apa yang telah dilakukan terhadapmu?”“Kau mau berpura-pura tidak tahu?”Sylvia menggeleng. “Memang aku tidak tau.” Grissham bangkit perlahan dari tempat duduknya dan mendekati Sylvia. “Kau sangat profesional. Aku akui itu. Aku mempercayai semua yang kau katakan di balkon tadi.”Sylvia melangkah mundur dengan wajah bingung. “Aku tidak berbohong.”Grissham terus mendekat seolah Sylvia tidak mengatakan apa apa. “Aku percaya kau tidak merayu Eddy, aku percaya pria itu yang salah. Tapi mobil, adegan di balkon, taruhan...” Grissham tertawa keras dengan diwarnai rona kegetiran. “Aku beri tau, kau benar-benar mengelabuiku selama sesaat.”“Kau tahu tentang mobil itu,” Silvia berhenti bergerak dan meringis. Dia meneta
Daren Grissham tidak mau menatap ke arah Silvia. Wanita itu merasa mulutnya kering kerontang. Rahang Grissham mengeras sehingga bulu kuduk Sylvia berdiri. Itu bukan pria yang menatapnya tadi, yang seolah olah ia satu-satunya wanita di dunia ini. Sylvia bertanya tanya apa yang akan ia lakukan jika Grisham menang? Kemudian pikiran yang lebih buruk menghantamnya. Apa yang akan ia lakukan jika Eddy yang menang? Oh Tuhan...“Mr. Grissham memiliki stright flush, lima kartu urut dengan gambar yang sama,” sang Bandar mengumumkan dengan nada terkendali yang sempurna. “Mr. Eddenburg, mohon perlihatkan kartu Anda.”Sylvia melihat Eddy memucat, lelaki itu hampir terlihat bingung ketika bandar mengambil kartunya dan mengurutkannya. Sylvia merasakan dengungan ditelinga nya ketika ia menunggu. Ia bisa merasakan tatapan penasaran orang orang tertuju ke arahnya dan ia tau semburat samar memanaskan pipinya.Ketika sang bandar mengurutkan kartu Eddydalam barisan, suara penonton yang penasaran me
Serangkaian kejadian malam itu berputar di benak Daren Grissham seperti barisan bebek kayu di arena tembak pasar malam. Sosialita Sylvia Senders itu bertemu dengannya di bandara, tidak saja menginginkannya mengganti rugi sepatu yang katanya berharga ribuan pounds, ia juga telah membajak limousinnya, dan beberapa saat tadi, ia ingin agar Grissham mengalah kepada Eddy. Tatapannya yang mamandang penuh keganjilan kepadanya, apakah semua itu hanya untuk mengalihkan? Aku akan memberi wanita itu penghargaan, pikir Grissham geram. Karena jelas sekali Sylvia ahli dalam permainan ini. Perut Grissham seakan melilit dan kata bodoh memantul-mantul di pundaknya. Iya, ia berani bertaruh wanita itu sengaja mengalihkan perhatiannya demi permainan ini itu sudah pasti. Kemarahan bergejolak dalam dirinya, kemarahan--- karena ia telah dipermainkan.Benar-benar sebuah lelucon. Dan sayangnya, sekarang setelah ia berhasil mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, merekalah yang akan menjadi bahan tertawaan bu
"Apakah kau ingin berkencan dengannya?” tanya Grissham lagi.“Tentu saja tidak!” jawab Sylvia muak.Laki-laki di depannya bergerak gelisah dan tampak menjulang di atasnya.“Kalau begitu seharusnya kau tidak tersenyum kepada pria itu seperti yang kau lakukan sepanjang malam.”Sylvia menautkan alisnya. “Apa ada yang salah, toh aku hanya melakukan pekerjaanku.” “Kau telah memberi pria tua itu isyarat mengundang dengan senyummu yang menjanjikan.”Sylvia agak terkejut mendengar kalimat itu, jika ditanya ia akan mengatakan senyumnya sama sekali tidak berpengaruh kepada pria itu. Sylvia merasakan sentakan tak terduga, hasrat jauh di dalam tubuhnya. Ia tidak dapat menghentikan matanya untuk jatuh ke bibir Grissham sampai ke leher kekar pria itu. Sungguh tidak mungkin untuk tidak membayangkan bagaimana jika lelaki di depannya itu menyentuh bibirnya. Sylvia membayangkan Grissham adalah surgawi, seperti aroma tubuh lelaki di depannya itu.Grissham melangkah lebih dekat, menatapnya tajam kemudia
Satu sosok berdiri mematung berjarak beberapa meter dari mereka bergumam ogah-ogahan.Daren Grissham.Mendengar kalimat itu Eddy melepaskan cengkraman dan mendorong Sylvia ke samping. Wanita itu mendesah lega.“Wah, lihat siapa yang datang,” Eddy mengejek, “Kekasihmu tersayang.”Sylvia mengeluarkan suara pelan seakan tenggorokannya tercekik dan ia berharap kedua lelaki itu tidak mendengarnya. Hal terakhir yang ia butuhkan saat ini adalah Grissham mengetahui, ia membiarkan Eddy percaya tentang hubungan mereka.Sebenarnya Sylvia merasa kaget, jantungnya seakan melompat kegirangan, orang yang ada dalam pikirannya, yang diharapkan muncul saat itu juga dengan tiba-tiba betul-betul menampakkan diri. Entah dikarenakan insting atau apapun itu, hatinya dipenuhi bunga bermekaran.Iya tak habis pikir kenapa orang ini memicu ke luar hal terburuk dalam diri Silvia? Apakah malam ini sedang bulan purnama? Apakah ia akan berubah menjadi labu pada tengah malam?“Kaulah yang berbuat sesuatu, Pak tua.”
Daren Grissham menautkan alis nya ketika tatapanya terpaku pada pintu pribadi di mana Eddie dan Sylvia menghilang. Kembali ia mengatakan pada diri sendiri bahwa sosialita Sylvia itu bukan urusannya. Bukan tugasnya juga melindunginya, dan jika ia memang terlalu bodoh untuk melihat siapa sejatinya Eddy yang sebenarnya. Daren Grissham telah membulatkan tekad bertahun tahun yang lalu untuk tidak mau terlibat secara emosional dalam masalah apa pun, dan sungguh Sylvia tidak terlihat seperti tipe wanita yang membutuhkan perlindungan dari siapapun mungkin, terkecuali dirinya sendiri.Jadi, apakah Daren Grissham peduli tentang berhasil atau tidaknya lelaki tua itu menyelipkan tangan kebalik gaun Sylvia? Apa pedulinya jika Eddy mencium Sylvia? Memangnya dia peduli jika pria botak itu menjelajahi leher mulus wanita itu dengan cIumannya?Brengsek.“Pintu itu ke mana?” Grissham merasa geram. Seorang pelayan wanita yang baru ia tanya terkejut dan menatapnya.“Bar The Skylar Stakes dan balkon yang
Sebuah palu besar seakan memukul kepalanya, Sylvia mulai resah. Ia akan kembali dikukuhkan sebagai adik kecil keluarga Sanders yang berotak kosong. Si Gadis Nakal. Dan tidak ada orang lain yang bisa disalahkan kecuali dirinya sendiri.“Insiden?” tanya Sylvia lemas. Bertanya-tanya apakah pria itu mau mendengarkan jika ia memohon belas kasihan? Tapi kemudian dia teringat sikap dingin dan penghinaan pria itu di bandara. “Tidak ada yang perlu Anda kwatirkan,” ujar Grissham. Akhirnya melepaskan jasnya dan mengambil tempat duduk.Tentu saja ia tidak berniat menghubungi polisi. Tetapi merasakan tatapan Sylvia yang terlihat khawatir sepanjang malam merupakan hukuman yang cukup. Lelaki itu duduk bersandar di kursi berlapis beledu pada meja judi utama, dan meletakkan lengannya pada sandaran khusus. Ketegangan itu pasti membunuhnya, pikir Grissham. Ia merasa puas. Ia hampir menyiulkan lagu gembira waktu mendapati Sylvia terlihat limbung mau pingsan saat ia menyinggung tentang polisi.Di me
Sylvia berjalan menghampiri dengan perut menegang, ketika tatapan pria itu menyapu sekujur tubuhnya, kepercayaan dirinya menguap.Tepat di hadapan pria itu, dengan mata saling menatap, Sylvia membuka percakapan. “Maaf,” ia mulai terengah-engah, “tapi ruangan ini hanya untuk tamu undangan.”Tatapan datar pria itu menjelajahi wajahnya, lelaki itu tersenyum kecil. “Ah, wanita yang sepatunya rusak.”Jantung Sylvia berdebar keras sewaktu mendengar suara renyahnya. “Well, sebenarnya Anda tidak merusaknya.” Syvia tertawa canggung dan mulai gugup. “Itu kecelakaan. Dan Anda benar, saya seharusnya lebih memperhatikan kemana kaki saya berjalan.”“Anda sangat murah hati mengingat sayalah yang menabrak Anda,” jawab pria itu ramah. Terlalu ramah.Dia tahu tentang mobilnya, pikir Sylvia putus asa. Matanya menatap pria itu mencari tahu sebuah jawaban. Ia menyadari itu, sekujur tubuhnya merasa bersalah.Sylvia berharap wajahnya tidak berubah merah meskipun ia merasa seolah sedang ditempel pada bantal
Purple Tulip Grand Hotel, Manhattan City18 Oktober 202001.23 AM“Gladys? Maaf aku telah menganggumu. Ternyata kau yang memesan kamar ini?” ujar Sylvia tidak enak hati. Ia tak menyangka, bunyi pesan dari ponselnya yang menyuruh ia mendatangi kamar hotel ini telah mempertemukannya dengan saudara sepupunya.Wanita yang membuka kamar itu kaget. Ia memandang gugup pada wanita pengetuk kamar hotel yang telah ia sewa itu bersama kekasihnya.Sylvia memutuskan segera pergi, ia membalikkan tubuhnya untuk berlalu tanpa banyak berkata lagi. Bagaimanapun ia harus menjaga privasi Gladys, putri tantenya.“Siapa yang datang, Dys?”Sylvia tercekat, apakah ia tidak salah dengar?Untuk sesaat, Sylvia hampir tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya. Tapi ia merasa yakin, itu suara suaminya.Mata Sylvia berpaling membalikkan tubuhnya kembali.Sylvia hampir tidak percaya pada pandangan menyakitkan di depan matanya."Reynold! K—kalian?!”Lelaki yang terbaring di kamar menghadap televisi itu tak kalah k...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments