Share

4. Kekasih Baru Gladys

Author: Solane
last update Last Updated: 2024-12-19 17:18:17

Sudah waktunya pulang kerja. Gladys berjalan ke luar kantor, seorang lelaki menunggunya sambil bersandar di mobil. Sudah seminggu sejak mereka makan malam bersama, dan pemandangan Hans menjulurkna kaki panjangnya menunggunya pulang dari bekerja pada sebuah perpustakaan, sungguh menyenangkan hatinya.

“Hei, bagaimana kalau kita makan malam bersama?”

“Aku harus mencuci pakaian.”

Hans bingung, ajakan kencannya ditolak. “Kau menolak ajakan berkencan karena mau mencuci pakaian?”

Gladys menepuk-nepuk lengan Hans, “Maksudku, kau mendadak muncul dan mengajakku makan malam saat aku berencana mencuci pakaianku.”

“Bagaimana kalau kita makan malam di rumahmu agar kau tetap bisa mencuci pakaianmu? Ayolah, aku membawa donat.”

“Baik. Ikuti mobilku,” sahut Gladys pasrah. Ia menghindari ciuman Hans dan berjalan ke mobilnya sambil melambai. Setelah memasang sabuk pengaman dan mengemudi pulang, ia tersenyum mengingat ketampanan Hans dan betapa tersanjung dirinya. Kemudian mereka sudah sampai ke rumahnya. “Masuk, yuk.”

Hans melintasi dapur, papan lantainya berderit. Seperti sambutan saja, pikirnya. “Wow. Indah sekali.”

Gladys tersenyum, memang rumahnya bergaya lama dan rumit.

Hans mendekat dan memeluk Gladys. Wanita itu melekat di pelukan Hans. Terakhir kali tubuhnya terlibat kedekatan dengan suami sepupunya yang akhirnya lelaki itu  lebih memilih wanita kaya yang sepadan dengannya, Gladys merindukan dekapan lelaki. Ia sandarkan tubuhnya pada lelaki itu yang kemudian mencium kepalanya, hemt… begitu menenangkannya. Kemudian ia mendongak agar si pria bisa mencium bibirnya. Setelah seminggu dari makan malam itu, sepertinya Hans mulai mendekatinya.

Lelaki itu mencium Gladys lama dan perlahan, menikmati rasanya. “Mau beri aku tour?”

“Tentu, tapi aku tidak punya bioskop di rumah, adanya cuma televisi di kamarku.”

“Kau mencoba mengajakku ke kamar tidurmu?”

Gladys tertawa. “Aku harus mencuci pakaian. Aku tidak bohong. Tapi ada waktu setelah cucian ronde pertama.”

Hans memeluknya lagi, dia kelihatan lega.

“Oke, ayo masukkan pakaianmu ke mesin cuci. Bagaimana kalau aku pesan makan via telephon? aku juga bisa pesan sebotol anggur.”

Gladys tidak menolak. Kemudian Hans mengikuti ke kamarnya. Wanita cantik dengan pipi bulat itu menghilang ke dalam lemari dan keluar membawa setumpuk pakaian dan membawanya ke ruang mencuci. Beberapa saat berlalu. “Aku baru saja mencuci, kita bisa makan malam di rumahku daripada keluar. Aku masih punya bahan makanan.”

Hans menaikkan alisnya pasrah.

“Pakaianku sudah masuk ke mesin cuci, lagipula aku agak letih. Sebentar lagi aku akan mengenalan celana yoga dan kaus.”

Hans melemparkan dirinya ke tempat tidur Gladys. Wangi kulit wanita itu menguar dari seprainya.

“Aku akan mengawasi. Kau tak perlu pakai bra di rumah. Aku kan bukan tamu.”

“Kau sangat pengertian.” Dan dengan itu, Gladys menanggalkan roknya lalu menggantungnya di lengan.

Hans menelan ludah. Gladys meletakkan roknya di kursi dan menanggalkan blus, kini ia hanya mengenakan pakaian dalam.

“Ya ampun.” Lelaki itu tidak tahan lagi. Sudut mulut Gladys tersenyum, Hans kemudian mencium lesung pipitnya. “Kau nakal sekali. Tapi kau membuatku bergairah.”

Gladys melepaskan kaitan bra dan membiarkannya terjatuh. “Aku bisa nakal bersamamu, Hans. Aku menginginkanmu.”

Bisikan Gladys yang menggoda membuat Hans menggila.

“Aku yang di sini.” wanita itu meraih tangan Hans dan meletakkannya di gunung kembar dadanya. “…adalah milikku dan milikmu. Bukan untuk orang lain.”

Lidah Hans menjelajah puncak gunung kembar Gladys dengan riang. “Aku suka berpacu dalam hidup. Aju juga suka hidup bebas dan liar. Tetapi aku sangat menghargai sudut pandangmu.”

Gladys terdiam, jelas mempertimbangkan apa yang akan dikatakan. Hans mengulurkan tangan dan membelai dagu Gladys.

“Kau bisa bicara apa saja padaku. Aku sudah mengejarmu sejak setahun lalu. Kau satu-satunya yang ada di pikiranku.”

Hans mencium Gladys lagi. Karena wanita itu begitu menggairahkan. Hans senang ketika mendapati reaksi Gladys membalas ciuman setelah pengakuannya tadi.

“Ayo perlihatkan keliaranmu, Hans,” goda Gladys sambil tertawa kecil.

Hans merebahkan Gladys dengan cepat dan menanggalkan celana jins dan pakaian dalamnya. Hans menciumi Gladys tanpa ada celah yang terlewat. Wanita itu tenggelam  dalam gelora yang melenakan, ia memejamkan mata dan mendesah. Hans kembali melumat bibir Gladys dan memeluknya. Dada mereka menyatu, lengan Gladys merangkul Hans erat.

Hans semakin bergairah. “Kau suka yang kasar.” Bibirnya pindah ke puncak gunung kembar di hadapannya.

Suara Gladys mengoyak kendali dirinya. “Bercintalah denganku!”

“Aku ingin kau klimaks dulu.” Hans menghisap puncak gunung kembar Gladys.

“Ya,” gumam Gladys, memegangi kepala Hans. “Klimaks jelas harus. Tapi kau bisa melakukannya di dalamku.”

“Kau suka memerintah.” Hans yang tertawa senang telah tenggelam dalam gairah, akal sehatnya mulai runtuh.

Gladys mengulurkan satu tangannya di nakas dekat situ. Ia bersorak dan  mengangkat sebungkus kertas timah. “Ya!”

Hans tertawa, mengambilnya dari Gladys, dan buru-buru menggunakannya. Hans langsung mendorong masuk ke tubuh Gladys. Wanita itu menghela napas tajam, nyaris tersedak mendapat kejutan manis tapi kuat dari Hans. Lelaki itu tahu benar cara menangani Gladys. Hans kasar, tapi tidak menyakiti. Kini ia tidak bisa berhenti saking menginginkan Gladys.

Ini liar. Dan Gladys wanita dewasa yang tahu apa yang ia sukai. Hans mempermudahnya. Kecocokan mereka membara. Ini membuat Gladys merasa begitu hidup.

“Astaga, aku tak pernah melihat apapun seseksi ini. Kulitmu merona. Tubuhmu  membuaiku hingga mataku berkunang-kunang”

Gladys tidak suka kata-kata nakal, karena itu sering membuatnya menangis. Mungkin karena tidak pernah terdengar bersungguh-sungguh, atau pria yang bercinta dengannya hanya ingin merayunya saja. Tapi apapun alasannya, kata-kata Hans telah melepaskan sesuatu dalam dirinya. Melontarkan sensasi ke sekujur tubuh Gladys. Ia menggumam dan Hans menggeram, ritme perpaduan mereka begitu dasyat dan menggelora. Hans menggeramkan nama Gladys saat klimaks, dan wanita itu menyukainya. Suka karena tahu dia bisa memenuhi keinginan buas  Hans, dan begitu juga sebaliknya. Tatapan Hans terpaku pada gunung kembar Gladys yang memukaunya karena bergerak sesuai irama mereka.

Keduanya beranjak bangun dari tempat tidur itu. Mereka telah selesai dengan hasratnya.

“Aku akan segera kembali.” Kalimat itu diucapkan Hans saat ia pergi setelah untuk sekali lagi mencium bibir Gladys cukup lama.

Gladys telah memutuskan untuk membalaskan sakit hatinya. Hans cukup tampan tapi ia hanya ingin menjadi wanita kaya yang tidak perlu bekerja untuk kehidupan sehari-harinya. Ia telah menyusun sebuah rencana besar, suatu skenario yang akan mengantarkan kakinya menuju rumah besar Reynold Arnoldi, sebagai seorang Nyonya Besar di sana. Tidak lagi tinggal rumah sederhana yang menurutnya tidak pantas untuk wanita secantik dirinya. Ia akan memandaatkan asset itu, ketampanan Hans cukup untuk memikat hati Mrs. Reynold, si pirang sombong itu. Untuk mengenyahkannya dari sisi Reynold. Sehingga lelaki itu hanya akan menjadi miliknya, kekayaannya keluarganya hanya akan jatuh kepadanya.

Related chapters

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   5. Diracun?

    “Sylvia sayang, tolong pastikan Sky tidak sendirian,” ujar Mrs. Chaterine Waters Ferragamo. Ia adalah bibi Sky Ferragamo.Sylvia menatap ke bawah, ke arah padang rumput landai di kediaman Sky Ferragamo di Richmond untuk mengamati Honorabe Constanty Lane. Melihat Sky Ferragamo memasuki tenda teh.Setelah ia pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu, kini ia berada di sebuah “welcome party” yang pria itu adakan sebagai syukuran kesembuhannya dari koma selama hampir enam bulan.Halaman rumah mereka yang luas itu diambil alih untuk sebuah pesta kebun, dengan banyaknya meja dan kursi yang bertebaran dan dihiasi dekorasi ruangan terbuka yang indah. Kediaman mereka berada di sebuah bukit yang memiliki pemandangan dengan sungai di bawahnya. Sky Ferragamo yang mencapai kesuksesan di usia terbilang muda, adalah kandidat yang baik untuk dirinya. Ia memiliki karier yang baik, koneksi luas, yang banyak diantaranya sedang berada di sini. Tamu yang diundang adalah dari kalangan bisnis keluarga be

    Last Updated : 2024-12-19
  • Istri Yang Tidak Dirindukan   1. Selingkuh

    Purple Tulip Grand Hotel, Manhattan City18 Oktober 202001.23 AM“Gladys? Maaf aku telah menganggumu. Ternyata kau yang memesan kamar ini?” ujar Sylvia tidak enak hati. Ia tak menyangka, bunyi pesan dari ponselnya yang menyuruh ia mendatangi kamar hotel ini telah mempertemukannya dengan saudara sepupunya.Wanita yang membuka kamar itu kaget. Ia memandang gugup pada wanita pengetuk kamar hotel yang telah ia sewa itu bersama kekasihnya.Sylvia memutuskan segera pergi, ia membalikkan tubuhnya untuk berlalu tanpa banyak berkata lagi. Bagaimanapun ia harus menjaga privasi Gladys, putri tantenya.“Siapa yang datang, Dys?”Sylvia tercekat, apakah ia tidak salah dengar?Untuk sesaat, Sylvia hampir tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya. Tapi ia merasa yakin, itu suara suaminya.Mata Sylvia berpaling membalikkan tubuhnya kembali.Sylvia hampir tidak percaya pada pandangan menyakitkan di depan matanya."Reynold! K—kalian?!”Lelaki yang terbaring di kamar menghadap televisi itu tak kalah k

    Last Updated : 2024-12-19
  • Istri Yang Tidak Dirindukan   2. Mertua Kejam

    "Ini jam berapa, Noldi. Kau buat kaget saja,” omel seorang wanita di seberang sana.“Maaf ya sudah mengganggu jam tiga dini hari ini. Tapi aku mau minta bantuan.”“Ada apa?!” tanya ibunya sarkas.“Saya telpon August tidak diangkat, mungkin hapenya dimatikan.”“Ada apa jam segini bangunin dia, pastilah dia masih mimpi,” sergah ibunya.“Mom, tolong bangunin August. Suruh dia ke rumahku sekarang.”“Ada apa?”“Suruh Agus pastikan Sylvia sudah di rumah sekarang, Mom.”“Ada apa lagi dengan wanita itu? Jam segini masih keluyuran! Sudah biarkan saja. Dasar menantu kurang ajar.”Telpon itu ditutup Mrs. Mathilda.Mathilda adalah seorang mertua yang tidak menyukai menantunya.Dering telpon dari putranya berkali-kali lagi setelah itu tidak ia pedulikan, bahkan kemudian ponsel itu ia matikan.Mathilda melanjutkan tidurnya dengan pulas. “Badaipun tidak akan bisa mengganggu tidurku. Persetan dengan Sylvia itu,” dengusnya melanjutkan mimpi.Sylvia telah dikepung tenaga medis untuk mendapatkan pertol

    Last Updated : 2024-12-19
  • Istri Yang Tidak Dirindukan   3. Sadar

    Sesampainya dirumah, tindakan pertama yang Reynold lakukan adalah membawa putrinya ke rumah sakit Ibu dan Anak terdekat. Mengenai kepergian Sylvia ia kesampingkan terlebih dahulu. Reynold mengira istrinya itu pulang ke rumah orang tuanya. Biar saja, mungkin ia ingin menenangkan diri.Setelah beberapa hari melalui pemeriksaan dengan melibatkan dokter ahli dan melalui serangkaian test kesehatan, seorang dokter spesialis penyakit dalam, onkologi-hematologi anak, Dr. Hendrawan Saputra berucap, “Putri Anda menderita sakit leukimia, Pak.”Kenyataan pahit ini Reynold terima dengan mata berkaca-kaca....Sementara agak jauh dari sana. Sylvia menghadapi masa kritis. Operasi yang telah dilakukan tidak berhasil. Malaikat maut bersiap menyapa wanita malang itu....Las Vegas Hospitals2 Juli 2021Pukul 01. 26 PMAkhirnya mata biru laut itu bisa menatap sekeliling ruangan yang putih. Sejenak Sylvia terdiam. Mengatur napasnya.“Saya dimana?” Bibirnya bisa mengucapkan pertanyaan itu pada seorang

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   5. Diracun?

    “Sylvia sayang, tolong pastikan Sky tidak sendirian,” ujar Mrs. Chaterine Waters Ferragamo. Ia adalah bibi Sky Ferragamo.Sylvia menatap ke bawah, ke arah padang rumput landai di kediaman Sky Ferragamo di Richmond untuk mengamati Honorabe Constanty Lane. Melihat Sky Ferragamo memasuki tenda teh.Setelah ia pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu, kini ia berada di sebuah “welcome party” yang pria itu adakan sebagai syukuran kesembuhannya dari koma selama hampir enam bulan.Halaman rumah mereka yang luas itu diambil alih untuk sebuah pesta kebun, dengan banyaknya meja dan kursi yang bertebaran dan dihiasi dekorasi ruangan terbuka yang indah. Kediaman mereka berada di sebuah bukit yang memiliki pemandangan dengan sungai di bawahnya. Sky Ferragamo yang mencapai kesuksesan di usia terbilang muda, adalah kandidat yang baik untuk dirinya. Ia memiliki karier yang baik, koneksi luas, yang banyak diantaranya sedang berada di sini. Tamu yang diundang adalah dari kalangan bisnis keluarga be

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   4. Kekasih Baru Gladys

    Sudah waktunya pulang kerja. Gladys berjalan ke luar kantor, seorang lelaki menunggunya sambil bersandar di mobil. Sudah seminggu sejak mereka makan malam bersama, dan pemandangan Hans menjulurkna kaki panjangnya menunggunya pulang dari bekerja pada sebuah perpustakaan, sungguh menyenangkan hatinya.“Hei, bagaimana kalau kita makan malam bersama?”“Aku harus mencuci pakaian.”Hans bingung, ajakan kencannya ditolak. “Kau menolak ajakan berkencan karena mau mencuci pakaian?”Gladys menepuk-nepuk lengan Hans, “Maksudku, kau mendadak muncul dan mengajakku makan malam saat aku berencana mencuci pakaianku.”“Bagaimana kalau kita makan malam di rumahmu agar kau tetap bisa mencuci pakaianmu? Ayolah, aku membawa donat.”“Baik. Ikuti mobilku,” sahut Gladys pasrah. Ia menghindari ciuman Hans dan berjalan ke mobilnya sambil melambai. Setelah memasang sabuk pengaman dan mengemudi pulang, ia tersenyum mengingat ketampanan Hans dan betapa tersanjung dirinya. Kemudian mereka sudah sampai ke rumahnya.

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   3. Sadar

    Sesampainya dirumah, tindakan pertama yang Reynold lakukan adalah membawa putrinya ke rumah sakit Ibu dan Anak terdekat. Mengenai kepergian Sylvia ia kesampingkan terlebih dahulu. Reynold mengira istrinya itu pulang ke rumah orang tuanya. Biar saja, mungkin ia ingin menenangkan diri.Setelah beberapa hari melalui pemeriksaan dengan melibatkan dokter ahli dan melalui serangkaian test kesehatan, seorang dokter spesialis penyakit dalam, onkologi-hematologi anak, Dr. Hendrawan Saputra berucap, “Putri Anda menderita sakit leukimia, Pak.”Kenyataan pahit ini Reynold terima dengan mata berkaca-kaca....Sementara agak jauh dari sana. Sylvia menghadapi masa kritis. Operasi yang telah dilakukan tidak berhasil. Malaikat maut bersiap menyapa wanita malang itu....Las Vegas Hospitals2 Juli 2021Pukul 01. 26 PMAkhirnya mata biru laut itu bisa menatap sekeliling ruangan yang putih. Sejenak Sylvia terdiam. Mengatur napasnya.“Saya dimana?” Bibirnya bisa mengucapkan pertanyaan itu pada seorang

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   2. Mertua Kejam

    "Ini jam berapa, Noldi. Kau buat kaget saja,” omel seorang wanita di seberang sana.“Maaf ya sudah mengganggu jam tiga dini hari ini. Tapi aku mau minta bantuan.”“Ada apa?!” tanya ibunya sarkas.“Saya telpon August tidak diangkat, mungkin hapenya dimatikan.”“Ada apa jam segini bangunin dia, pastilah dia masih mimpi,” sergah ibunya.“Mom, tolong bangunin August. Suruh dia ke rumahku sekarang.”“Ada apa?”“Suruh Agus pastikan Sylvia sudah di rumah sekarang, Mom.”“Ada apa lagi dengan wanita itu? Jam segini masih keluyuran! Sudah biarkan saja. Dasar menantu kurang ajar.”Telpon itu ditutup Mrs. Mathilda.Mathilda adalah seorang mertua yang tidak menyukai menantunya.Dering telpon dari putranya berkali-kali lagi setelah itu tidak ia pedulikan, bahkan kemudian ponsel itu ia matikan.Mathilda melanjutkan tidurnya dengan pulas. “Badaipun tidak akan bisa mengganggu tidurku. Persetan dengan Sylvia itu,” dengusnya melanjutkan mimpi.Sylvia telah dikepung tenaga medis untuk mendapatkan pertol

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   1. Selingkuh

    Purple Tulip Grand Hotel, Manhattan City18 Oktober 202001.23 AM“Gladys? Maaf aku telah menganggumu. Ternyata kau yang memesan kamar ini?” ujar Sylvia tidak enak hati. Ia tak menyangka, bunyi pesan dari ponselnya yang menyuruh ia mendatangi kamar hotel ini telah mempertemukannya dengan saudara sepupunya.Wanita yang membuka kamar itu kaget. Ia memandang gugup pada wanita pengetuk kamar hotel yang telah ia sewa itu bersama kekasihnya.Sylvia memutuskan segera pergi, ia membalikkan tubuhnya untuk berlalu tanpa banyak berkata lagi. Bagaimanapun ia harus menjaga privasi Gladys, putri tantenya.“Siapa yang datang, Dys?”Sylvia tercekat, apakah ia tidak salah dengar?Untuk sesaat, Sylvia hampir tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya. Tapi ia merasa yakin, itu suara suaminya.Mata Sylvia berpaling membalikkan tubuhnya kembali.Sylvia hampir tidak percaya pada pandangan menyakitkan di depan matanya."Reynold! K—kalian?!”Lelaki yang terbaring di kamar menghadap televisi itu tak kalah k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status