THE DEAD WALK

THE DEAD WALK

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Oleh:  Agung NugrahaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
13Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

ini adalah cerita asli yg aku buat sendiri karena aku penggemar dari cerita cerita zombie jadi aku memutuskan untuk membuat novel nya , harusnya buat komis tapi karena buat novel lebih mudah jadi di buat novel aja * dunia sudah hancur berantakan akibat wabah zombie ini ada seorang pria bernama ardlick yg bertahan hidup*

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Hari dimana dunia berhenti

Langit mendung, seolah tahu bahwa dunia sudah tidak sama lagi. Jalanan kosong, tak ada suara klakson, tak ada suara orang-orang mengobrol, hanya angin yang berbisik di antara bangunan yang mulai ditinggalkan. Aldric berjalan perlahan di tengah kota yang sekarang lebih mirip kuburan raksasa. Mobil-mobil terbengkalai di jalanan, sebagian masih menyisakan bekas darah yang sudah mengering. Mayat-mayat tergeletak di trotoar, sebagian hancur, sebagian lagi masih utuh, seakan tertidur selamanya. Dulu, dia tidak pernah membayangkan hidup di dunia seperti ini. Dunia tempat manusia lebih takut pada sesamanya daripada pada kematian itu sendiri. Ia merapatkan jaketnya dan meraih pisau berburu yang terselip di ikat pinggangnya. Setiap langkahnya harus hati-hati. Salah sedikit, nyawanya bisa melayang. Tiba-tiba, ada suara dari belakang sebuah mobil yang terguling. *"Kraak... kraak..."* ...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
16 Bab
Hari dimana dunia berhenti
Langit mendung, seolah tahu bahwa dunia sudah tidak sama lagi. Jalanan kosong, tak ada suara klakson, tak ada suara orang-orang mengobrol, hanya angin yang berbisik di antara bangunan yang mulai ditinggalkan. Aldric berjalan perlahan di tengah kota yang sekarang lebih mirip kuburan raksasa. Mobil-mobil terbengkalai di jalanan, sebagian masih menyisakan bekas darah yang sudah mengering. Mayat-mayat tergeletak di trotoar, sebagian hancur, sebagian lagi masih utuh, seakan tertidur selamanya. Dulu, dia tidak pernah membayangkan hidup di dunia seperti ini. Dunia tempat manusia lebih takut pada sesamanya daripada pada kematian itu sendiri. Ia merapatkan jaketnya dan meraih pisau berburu yang terselip di ikat pinggangnya. Setiap langkahnya harus hati-hati. Salah sedikit, nyawanya bisa melayang. Tiba-tiba, ada suara dari belakang sebuah mobil yang terguling. *"Kraak... kraak..."*
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya
Orang asing di tengah kematian
Perempuan itu masih berdiri di tempatnya, matanya menatap Aldric penuh kewaspadaan. Tangannya tetap menggenggam erat besi panjang yang bisa saja ia gunakan untuk menyerang. Aldric paham. Di dunia yang sudah hancur seperti ini, tidak ada yang bisa langsung percaya pada orang asing. "Aku Aldric," ucapnya, berusaha membuat nada suaranya tetap tenang. Perempuan itu tidak segera merespons. Napasnya masih berat, seakan menahan diri untuk tidak langsung melarikan diri atau menyerangnya. "Kalau kamu mau membunuhku, kamu pasti sudah melakukannya," katanya akhirnya. Aldric mengangguk. "Aku cuma cari tempat berlindung. Bukan musuhmu." Perempuan itu mengendurkan sedikit genggamannya pada besi di tangannya, tapi masih tetap berjaga-jaga. "Namaku Lyra," katanya lirih. Aldric mengamati Lyra lebih jelas sekarang. Bajunya kotor dan robek di beberapa bagian. Ada bekas luka di lengannya, tapi tampaknya bukan gigitan zombie. Rambutnya berantakan, dan matanya penuh kelelahan—seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya
Tempat persembunyian
Langit semakin gelap ketika Aldric dan Lyra menyusuri jalan-jalan yang sepi. Kota yang dulu ramai kini hanya berisi bangunan hancur, kendaraan terbengkalai, dan mayat-mayat yang membusuk di pinggir jalan. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari zombie yang berkeliaran di kejauhan. "Tempatmu jauh?" tanya Lyra, suaranya pelan. Aldric menggeleng. "Tidak terlalu. Hanya perlu melewati dua blok lagi." Lyra mengangguk. Dia terus berjalan di samping Aldric, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar suara aneh dari sebuah gang kecil di sebelah kanan. *"Grrhh..."* Lyra langsung meraih besi yang tadi ia gunakan sebagai senjata. Aldric juga bersiap dengan pisaunya. Dari dalam gang, muncul seorang pria. Bajunya compang-camping, wajahnya penuh luka. Bukan zombie. Pria itu masih hidup. "Tolong..." suaranya serak. "Jangan... bunuh aku..." Aldric menatapnya tajam. "Kau sendirian?" Pria itu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya
kota yg mati
Fajar baru saja menyingsing ketika Aldric membuka matanya. Udara di dalam tempat persembunyian terasa dingin, tapi itu lebih baik daripada di luar yang penuh bahaya. Di sudut ruangan, Lyra masih tertidur, sesekali menggerakkan tubuhnya dalam tidurnya yang gelisah. Finn juga masih terlelap di atas karpet usang. Aldric bangkit perlahan, meraih pisaunya, lalu berjalan ke jendela kecil yang tertutup papan kayu. Dia mengintip sedikit. Jalanan masih kosong, hanya ada mayat-mayat membusuk dan beberapa zombie yang berjalan tanpa arah. Dunia ini benar-benar sudah mati. Dia menghela napas. Persediaan makanan mereka cukup untuk beberapa hari ke depan, tapi air semakin menipis. Mereka harus keluar dan mencari suplai. Beberapa menit kemudian, Finn terbangun, diikuti oleh Lyra yang menguap panjang. "Apa rencananya hari ini?" tanya Lyra sambil merenggangkan tubuhnya. Aldric menoleh. "Kita butuh air. Aku tahu tempat yang mungkin masih punya persediaan." "Di mana?" tanya Finn, masih te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya
Dunia tanpa hukum
Aldric, Lyra, dan Finn berjalan cepat melewati gang-gang sempit dengan napas memburu. Mereka berhasil keluar dari toko sebelum keadaan semakin buruk, tapi itu tidak berarti mereka sudah aman. Jalanan di sekitar mereka sunyi, hanya ada bangunan kosong dan kendaraan yang ditinggalkan. Namun, keheningan itu justru lebih menakutkan daripada suara zombie. "Ayo percepat langkah," kata Aldric. Finn menyesuaikan tas di punggungnya. "Menurutmu, berapa lama tempat persembunyian kita bisa tetap aman?" Aldric tidak langsung menjawab. Dia tahu bahwa tempat mereka sekarang bukan benteng yang tak bisa ditembus. Jika jumlah zombie terus bertambah, atau jika ada orang lain menemukannya, mereka harus pergi lagi. "Kita bertahan selama mungkin," jawabnya singkat. Saat mereka berbelok di sebuah tikungan, Lyra tiba-tiba mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk berhenti. "Ada apa?" tanya Finn. Lyra menunjuk ke depan. "Lihat itu." Mereka bertiga menoleh. Di ujung jalan, ada beberapa so
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya
Malam yg mencekam
Langit mulai gelap saat Aldric, Lyra, dan Finn kembali ke tempat persembunyian mereka. Gudang tua yang selama ini mereka gunakan masih sunyi, tapi ada perasaan tidak nyaman yang merayapi pikiran Aldric. Dia tidak percaya dunia ini memberi mereka keberuntungan dua kali. “Kita harus cepat mengemas barang-barang,” kata Aldric sambil menutup pintu gudang dengan hati-hati. Finn langsung menuju ke tumpukan persediaan mereka di sudut ruangan. “Apa kita benar-benar harus pergi? Tempat ini sudah cukup aman.” “Untuk saat ini, iya,” kata Lyra sambil mengemasi barang-barangnya. “Tapi setelah pertemuan tadi, kita tak bisa ambil risiko.” Aldric berjalan ke arah jendela dan mengintip keluar. Jalanan kosong, tapi kegelapan mulai menyelimuti kota. “Kalau kita pergi sekarang, kita harus mencari tempat lain sebelum fajar,” katanya. Finn menghela napas dan mengangkat ranselnya. “Baiklah, aku ikut saja. Tapi aku harap tempat selanjutnya punya kasur yang lebih empuk.” Aldric tersenyum tip
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya
Kota yg mati
Udara malam terasa dingin saat Aldric, Lyra, dan Finn berjalan melewati jalanan kota yang hancur. Lampu-lampu jalanan sudah lama mati, gedung-gedung berdiri seperti kuburan raksasa yang ditinggalkan manusia. Finn menggigil dan memeluk dirinya sendiri. “Aku benci malam. Terasa seperti ada sesuatu yang mengintai di setiap sudut.” Lyra tetap waspada, matanya meneliti setiap bayangan. “Karena memang ada sesuatu yang mengintai.” Aldric berjalan di depan, menggenggam pisaunya erat. Instingnya mengatakan mereka belum sepenuhnya aman. Mereka harus menemukan tempat berlindung sebelum fajar. Tiba-tiba, suara geraman rendah terdengar dari kejauhan. Mereka bertiga berhenti. Finn menelan ludah. “Itu…” Aldric mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk diam. Dari kegelapan, sosok-sosok bergerak lambat. Zombie. Banyak. Mereka berjalan terseok-seok, mata kosong mereka bersinar samar di bawah cahaya bulan. Finn berbisik, “Sial… kita harus putar balik?” Aldric melihat seke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya
cahaya di tengah kegelapan
Aldric berdiri di tepi atap, matanya mengamati kota yang sepi di bawah. Jalanan dipenuhi mobil-mobil terbengkalai, beberapa di antaranya masih menyisakan jejak darah yang sudah mengering. Di kejauhan, terdengar geraman samar. Zombie masih berkeliaran, mencari mangsa. Finn duduk bersandar di tembok, napasnya masih tersengal. “Kita nggak bisa terus kayak gini, Aldric. Kita harus cari tempat yang lebih aman.” Lyra mengangguk. “Aku setuju. Kita butuh makanan, air, dan tempat berlindung yang lebih layak.” Aldric menarik napas dalam. Mereka tidak bisa tinggal di sini selamanya. Dia menoleh ke kiri, dan matanya menangkap sesuatu yang menarik. Di kejauhan, ada sebuah gedung dengan lampu yang menyala. Jantungnya berdegup lebih cepat. “Lihat itu,” katanya, menunjuk ke arah gedung bercahaya itu. Finn menyipitkan mata. “Apa itu? Ada orang di sana?” Lyra juga ikut melihat. “Mungkin… atau mungkin itu jebakan.” Aldric mengerti kekhawatiran Lyra. Di dunia seperti ini, manusia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya
Wilayah yg di jaga
Aldric berdiri diam, tangannya perlahan terangkat. Finn dan Lyra melakukan hal yang sama. Pria bersenjata di atas gedung masih menodongkan senapannya ke arah mereka. Wajahnya tertutup syal hitam, hanya matanya yang terlihat tajam, penuh kewaspadaan. “Kalian siapa?” suara pria itu terdengar dalam dan tegas. Aldric menelan ludah. “Kami hanya lewat.” “Jangan bohong,” pria itu mempererat genggaman pada senjatanya. “Kalian jalan ke sini dengan sengaja. Kalian mau apa?” Lyra melirik Aldric, berharap ada solusi. Aldric tetap tenang. “Kami butuh tempat berlindung. Kami lihat ada cahaya di gedung ini. Kami pikir ada orang di sini.” Pria itu menatap mereka lama, lalu melirik ke belakang, seperti sedang memastikan sesuatu. “Kalian bawa senjata?” tanyanya. Aldric ragu. Mengatakan tidak mungkin akan membuat mereka terlihat lemah, tapi jika mengakuinya, pria ini mungkin akan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Peraturan yg berlaku
Aldric, Finn, dan Lyra berdiri di hadapan Robert, pria tua yang memimpin tempat ini. Suasana hening sesaat sebelum Robert kembali berbicara. “Kalian boleh tinggal, tapi ada aturan yang harus kalian ikuti.” Aldric menyilangkan tangan di dadanya. “Aturan seperti apa?” Robert tersenyum kecil, lalu menoleh ke wanita berambut dikepang. “Tunjukkan mereka.” Wanita itu melangkah ke meja kayu di sudut ruangan, mengambil sebuah buku catatan lusuh, lalu menyerahkannya pada Aldric. Aldric membuka halaman pertama dan membaca tulisan yang tertera di sana: **Aturan Komunitas Haven** 1. Setiap orang harus bekerja. Tidak ada pengecualian. 2. Tidak ada pencurian, perkelahian, atau pengkhianatan. Hukuman adalah pengusiran. 3. Makanan dan persediaan dibagi rata sesuai kebutuhan, bukan keinginan. 4. Tidak ada keputusan individu yang membahayakan komunitas. 5. Jika ada ancaman dari luar, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status