Kesucian Dara direnggut paksa oleh Bimo—pemuda yang mengaku mencintainya. Dara merasa hancur dan ingin mengakhiri hidup. Akan tetapi, Dokter Revan tiba-tiba muncul dalam hidup Dara. Siapa Dokter Revan sebenarnya? Apakah Dara tetap dengan niatnya untuk mengakhiri hidup?
Lihat lebih banyak🏵️🏵️🏵️“Kamu kenapa, Dek? Kok, diam aja dari tadi?” tanya Mas Revan di kamar mungil milikku.“Aku ....” Sebelum melanjutkan kalimat yang ingin kuucapkan kepadanya, isak tangis ini tidak dapat kutahan lagi.“Kenapa nangis, Dek? Ada apa?” tanya Mas Revan lalu mengusap air mataku yang jatuh membasahi pipi.“Aku kesel. Aku sedih, Mas.” Aku menyandarkan wajah ke dadanya.“Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu sedih seperti ini?”“Dia jahat, Mas.” Aku menangis sejadi-jadinya.Dia akhirnya duduk dan berusaha menenangkanku. “Duduk yah, Dek. Aku ambilin air. Kamu minum dulu.” Aku pun duduk, sedangkan dia segera mengambil air putih ke dapur.Aku masih tidak bisa terima dengan sikap Bimo yang selalu berusaha ingin menyakitiku.“Nih, minum dulu, yah.” Mas Revan kembali masuk kamar.Aku menerima gelas yang berisi air putih dari tangannya lalu dia menutup pintu kamar, setelah itu kembali duduk di sampingku.“Tadi kamu bilang dia jahat. Dia siapa, Dek?”“Adik kamu.”“Maksud kamu Bimo?” Mas Revan tampak
🏵️🏵️🏵️Seminggu setelah aku dan Mas Revan menginap di rumah orang tuaku, tanpa diduga-duga sebelumnya, kedua mertuaku datang berkunjung. Aku sedikit canggung menghadapi mereka.“Masih marah, yah, Sayang?” tanya mama mertua di ruang tamu.“Nggak, kok, Mah, karena masih kangen aja sama Ayah dan Bunda,” jawabku.“Oh. Gimana kondisi kamu sekarang? Masih mual?”“Masih, Mah.”“Kapan kembali ke rumah? Mama kangen.”“Mungkin minggu depan, Mah.”“Yang penting kamu dan Revan nggak ada masalah, yah, Nak?” tanya papa mertua.“Nggak, Pah. Kami baik-baik aja,” jawabku penuh yakin.“Syukur, deh, Papa dan Mama khawatir dengan kalian,” lanjut papanya.“Oh, yah, kamu sendirian di rumah? Orang tua kamu dan Revan ke mana?” tanya mamanya sambil melihat sekeliling.“Ayah dan Bunda ke rumah saudara, Mah, katanya ada perlu. Mas Revan lagi mandi, mungkin sebentar lagi juga selesai.”“Ya, udah ... Mama dan Papa pulang dulu, yah. Salam untuk Ayah dan Bunda,” ucap mamanya.“Papa, Mama!” Suara Mas Revan memangg
🏵️🏵️🏵️Malam telah tiba, aku merebahkan tubuh di tempat tidur. Mas Revan tetap bersikeras tidak mau pulang jika tidak bersamaku. Dia mengaku telah menyiapkan pakaiannya dari rumah untuk antisipasi jika aku tidak bersedia pulang bersamanya.Aku mencoba memejamkan mata, tetapi belum berhasil hingga akhirnya aku berpura-pura tidur karena masih sangat kesal kepada Mas Revan.Dia duduk di kursi samping tempat tidur lalu mengusap perutku. Aku merasakannya.“Anak Papa, Sayang, kamu anugerah terindah untuk kami. Papa sayang banget sama kamu, Nak, seperti rasa sayang Papa pada Mama kamu. Papa berharap semoga kita kembali menjadi keluarga yang utuh. Bantu Papa, yah, Sayang, untuk meyakinkan Mama kalau Papa amat mencintainya. Mama kamu adalah hidup Papa, Papa tidak berarti apa-apa tanpa dia. Papa ingin selalu bersamanya dan membahagiakannya. Sekarang, kamu dan Mama penyemangat Papa, kalian juga pelengkap dalam hidup Papa. Sehat selalu, yah, Sayang. Papa mencintaimu.” Aku sangat terharu menden
🏵️🏵️🏵️Waktu telah menunjukkan pukul 17.01 WIB, Mas Revan masih setia menemaniku di kamar mungil ini.“Kita pulang, yuk, Dek,” ajaknya kepadaku.“Aku nggak mau! Kamu pulang aja sendiri!” jawabku dengan nada ketus.“Itu nggak mungkin, Dek. Aku nggak akan pulang tanpa kamu.”“Terserah! Aku nggak peduli.”“Kamu masih marah, yah?”“Menurut kamu?”“Tapi aku sudah jujur dan jelasin semuanya padamu. Apa kamu masih nggak percaya dengan semua ketulusanku? Kamu pasti bisa merasakan tulusnya cintaku selama ini.”“Tapi kamu nggak jujur dari awal, hingga aku tidak tahu apakah yang kamu lakukan padaku selama ini benar-benar tulus.”“Aku sudah bilang bahwa saat itu bukan waktu yang tepat bagimu untuk mengetahui yang sebenarnya. Jadi, kamu merasa bahwa cintaku tidak bener, Dek?”“Aku bingung, Mas. Terus, kenapa kamu tidak cerita setelah aku mulai bangkit dan berusaha melupakan sakit yang menyiksa batinku?”“Aku tidak ingin merusak kebahagiaan yang sudah kembali menghampirimu.”“Tapi kenyataannya se
🏵️🏵️🏵️Aku tidak percaya dengan semua yang terjadi. Kenapa saat aku telah merasakan kembali kebahagiaan, saat itu juga harus mengetahui kenyataan yang sangat pahit?Mas Revan yang sudah sangat kupercaya dalam beberapa bulan ini, ternyata anggota keluarga laki-laki yang merenggut kehormatanku. Kenapa semua ini harus terjadi? Apa kebahagiaan tidak pantas menghampiriku?Saat ini, aku sedang mengandung anak Mas Revan, apa yang harus aku lakukan? Anak dalam kandunganku ini tidak bersalah, tetapi keadaanlah yang tidak berpihak kepada kami.Aku dan anakku harus menanggung penderitaan ini. Dia tidak tahu betapa hancurnya hati ibunya setelah tahu tentang ayahnya yang merupakan kakak sepupu dari laki-laki yang telah menodaiku.Akan tetapi, aku berjanji akan tetap menyayangi anak dalam rahimku karena dia buah cintaku bersama Mas Revan.Walaupun sekarang aku tidak bisa terima kenyataan pahit yang menimpa diriku, tetapi Mas Revan adalah laki-laki yang membawaku keluar dari masa kelam yang telah
POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Dan aku jauh lebih memiliki hak mengusir kamu dari rumah ini karena ini rumah orang tuaku.”“Kakakku sekarang kejam, yah.”“Kamu yang memaksaku bersikap seperti itu. Sekarang pergi dari sini!”“Kalau aku nggak mau, Kakak mau apa? Aku merindukan istrimu.” Bimo sangat keterlaluan. Dia telah memaksaku menggunakan tangan ini untuk menyentuh tubuh kotornya.Plaaak!“Hebat kamu, Kak, tega menamparku.” Dia memegang pipi kirinya yang telah kutampar.“Aku jauh lebih nekat dari ini jika kamu mengusik Dara, istriku!”“Jangan bangga, deh, Kak. Dapat barang sisa aja pamer.”Plaaak!Aku kembali mendaratkan tamparan di pipinya.“Berhenti! Cukup, Van! Jangan sia-siakan tenagamu untuk anak yang tidak berguna seperti dia.” Papa tiba-tiba bersuara.“Siapa yang tidak berguna, Om? Bukannya Kak Revan jauh lebih hina karena mendapatkan barang bekas, bekas dari adiknya sendiri?” Bimo masih tetap berusaha memancing amarahku.“Diam kamu, Bimo!” bentak Papa.“Kenapa Bimo harus diam, Om? Buk
POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Saat hari pernikahan kami tiba, hatiku sangat bahagia karena telah berhasil menjadikan Dara sebagai ratu di istana cintaku. Ingin rasanya merayakan acara pernikahan yang sangat meriah dan membuktikan pada dunia bahwa aku telah menemukan wanita impianku.Akan tetapi, semua itu tidak bisa kuwujudkan karena Dara meminta acara pernikahan yang sederhana. Aku sangat mengerti dengan apa yang dia rasakan. Aku dan keluarga dengan ikhlas memenuhi permintaannya.Setelah acara pernikahan selesai, Dara harus berpisah dengan orang tuanya dan ikut pulang bersamaku. Sangat terlihat jelas kesedihan terpancar di wajahnya.“Bunda, Ayah ....” Dara memeluk kedua orang tuanya, kemudian bundanya melepas pelukan lalu berbicara kepadanya.“Sekarang kamu sudah sah menjadi istri Dokter Revan, yah, Sayang. Kamu harus menghormatinya sebagai suami, dia imammu, dan jadilah istri yang berbakti,” jelas bundanya sambil menggenggam jemari Dara.“Iya, Nak. Dokter Revan laki-laki yang sangat bertanggu
POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Bohong! Kamu pasti sama seperti dia! Tujuanmu mengucapkan kata sayang hanya ingin melukaiku. Setelah dia mengotori tubuhku, dia juga memintaku untuk menjauh dan melupakannya.”“Dek, tolong dengarkan aku. Coba kamu pikir-pikir, apa alasanku untuk menyakitimu? Kamu awalnya pasienku, pasien yang harus mendapatkan pelayanan dan perawatan dariku. Aku berusaha semampuku untuk menyembuhkanmu, aku peduli padamu, aku ingin agar kamu sembuh dan keluar dari depresi yang kamu alami. Seiring berjalannya waktu, rasa peduliku berubah menjadi suka, berkembang menjadi sayang, hingga akhirnya tumbuh benih-benih cinta dalam hatiku. Kamu telah berhasil menggetarkan jiwaku, menembus dinding hatiku.” Aku berusaha meyakinkan dirinya, padahal aku terpesona kepadanya saat pandangan pertama.“Aku tidak tahu harus percaya padamu. Bagiku, kamu orang asing yang tiba-tiba datang memberikan kejutan padaku. Terus terang, sampai detik ini aku tidak mempercayaimu. Tujuanku menerima lamaranmu semat
POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Setelah tiba di rumah Dara, ayahnya tampak terkejut menyambut kedatangan kami. Beliau terlihat bingung. Namun, dengan kebingungannya, beliau tetap mempersilakan aku dan kedua orang tuaku masuk.Aku, Papa, dan Mama menghempaskan tubuh di sofa sederhana milik keluarga Dara. Aku melihat-lihat sekeliling dan belum menemukan sosok wanita impianku.Bundanya keluar dari arah pintu belakang lalu menghampiri kami. Reaksi wanita itu juga tidak kalah dari ayah Dara melihat kedatangan kami.“Maaf, Dokter Revan ... ada perlu apa hingga berkunjung ke rumah kami?” tanya bundanya.“Maaf, saya sudah membuat Bapak dan Ibu bingung dengan kedatangan kami. Perkenalkan, mereka orang tua saya dan tujuan kami ke sini ingin bertemu Dara.” Aku menjawab pertanyaan bunda Dara sambil menunjuk ke arah orang tuaku.“Kenapa mendadak seperti ini, Pak, Bu? Ada apa sebenarnya?” tanya ayah Dara.“Kami ingin bertemu dengan Dara, anak Bapak dan Ibu. Setelah itu kami akan mengutarakan niat dan tujuan ka
🏵️🏵️🏵️“Jangan sentuh aku! Pergi dari hadapanku!”“Tolong kontrol dirimu, Sayang. Dia orang baik yang akan membantumu.”“Dara nggak mau, Bunda. Dara takut. Selamatkan Dara dari tangan kotornya. Kalau Bunda nggak mau bantu, Dara akan kembali melakukan hal yang sama, menyayat pergelangan tangan Dara. Bunda tahu sendiri, kan, kalau Dara selalu memegang silet ini untuk melindungi diri dari mereka yang ingin menyakiti Dara.”“Bunda mohon, Sayang, jangan lakukan itu lagi. Bunda nggak kuat melihat kamu tersiksa seperti ini.”“Usir dia, Bunda. Dara nggak mau lihat wajahnya. Dia sama saja dengan laki-laki jahat yang telah menyiksa dan menghancurkan masa depan Dara.”“Bukan, Sayang. Dia tidak sama dengan laki-laki yang menyakitimu, dia orang baik. Dia seorang dokter.”“Dara benci laki-laki! Dara tidak mau melihatnya ada di sini!”“Dia Dokter Revan, Sayang.”“Dara nggak peduli! Usir dia, Bunda!”Ayah dan Bunda membawaku ke ruangan yang serba putih ini. Mereka mengaku supaya aku mendapatkan pe...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen