Beranda / Romansa / GADIS YANG TERNODAI / Trauma Bertemu Laki-Laki

Share

Trauma Bertemu Laki-Laki

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 15:33:34

🏵️🏵️🏵️

Aku hampir putus asa dan ingin mengakhiri hidup di vila tersebut. Namun, tiba-tiba bayangan Ayah dan Bunda terlintas di benakku. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan kedua orang tua yang sangat menyayangi dan berharap banyak kepadaku? Aku anak tunggal yang harus membahagiakan mereka.

Aku segera membenahi diri lalu memakai kembali pakaian yang Bimo lepaskan dari tubuh yang telah kotor ini. Aku masih tidak kuasa menyaksikan noktah merah di kasur yang telah Bimo lakukan untuk melampiaskan hasratnya. Aku merasakan sakit pada bagian yang telah Bimo hancurkan, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan kehancuran hatiku.

Aku segera keluar dari tempat itu lalu melangkah perlahan karena masih merasakan keperihan pada bagian sensitif tubuhku. Penuh dengan susah payah, akhirnya aku berhasil pergi dari kamar itu. 

Taksi online yang kupesan telah menunggu. Setelah aku masuk dan duduk, kendaraan roda empat tersebut akhirnya meluncur meninggalkan tempat terkutuk itu. 

Sungguh, aku tidak mampu menghentikan air mata yang terus jatuh membasahi pipi. Sesuatu yang telah kujaga dalam hidupku selama ini, telah hancur hanya dalam hitungan menit saja. Orang yang berhasil menghancurkannya adalah laki-laki yang mengaku sangat mencintaiku.

Aku tidak sanggup mengingat kejadian pahit itu. Aku masih berharap bahwa semua yang telah terjadi hanya sebuah mimpi. Namun, sakit yang kurasakan menyadarkan harapan itu. Ini bukan mimpi, tetapi nyata terjadi kepada diriku yang telah ternoda dan tidak berguna lagi.

Maafin aku, Ayah ... ampuni aku, Bunda. Anakmu ini bukan seperti yang dulu lagi, anakmu sekarang sudah kotor dan tidak suci lagi. Aku tidak berhasil menjaga dan mempertahankan sesuatu yang paling berharga dalam hidupku untuk kuserahkan kepada pendamping hidupku nanti.

Masih pantaskah aku disebut sebagai anak? Masih bersediakah kalian menerimaku sebagai buah hati yang sangat kalian sayangi, juga cintai? Jangan membenciku, Ayah, Bunda. Anakmu ini sangat ingin membahagiakan kalian. Ayah dan Bunda adalah segalanya bagiku.

🏵️🏵️🏵️

Taksi pun berhenti di depan rumahku. Aku segera turun lalu melakukan pembayaran, kemudian dengan cepat berlari memasuki rumah.

Tanpa basa-basi, aku melewati Bunda yang sedang menyiram tanaman di depan rumah. Aku langsung masuk kamar lalu menghempaskan tubuh ke kasur, kemudian menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamarku.

“Dara. Kamu kenapa, Sayang? Kenapa buru-buru masuk kamar dan tidak menghiraukan Bunda di depan?” Suara Bunda memanggilku.

“Dara ingin sendiri, Bunda,” jawabku dari dalam kamar.

“Kenapa suara kamu seperti sedang nangis?”

“Dara udah nggak berguna lagi, Bunda. Rasanya Dara ingin mati aja.” Tangisanku makin kuat.

“Kamu kenapa? Buka pintunya!” Suara Bunda meninggi.

“Dara udah nggak pantas jadi anak Bunda dan Ayah.” Aku merasa jijik. Aku pun memukul-mukul tubuhku yang telah kotor dan ternoda.

“Dara!” Bunda akhirnya berhasil masuk dengan kunci cadangan yang selalu disimpan di laci kamarnya.

“Bundaaa ....” Aku langsung memeluk Bunda.

“Kamu kenapa, Sayang? Kenapa keadaanmu seperti ini? Tanganmu terluka?” Bunda memperhatikan tanganku yang berbekas karena genggaman kuat Bimo.

“Dara udah kotor. Dara udah ternoda.” Tangisku tidak dapat kuhentikan.

“Ada apa denganmu, Sayang? Cerita sama Bunda.”

“Dia telah merenggut kesucian Dara, Bunda.” Tangisanku makin kuat.

“Apa maksud kamu? Dia siapa?” Bunda melepas pelukan. Beliau tampak sangat terkejut.

“Dia yang mengaku mencintai Dara, tapi dengan tega telah menodai Dara.”

“Ini tidak mungkin, kamu pasti bercanda. Tolong katakan kalau ini tidak benar.” Bunda pun menangis lalu kembali memelukku.

“Bunda, maafin Dara karena telah mengecewakan Bunda. Dara udah nggak pantas lagi jadi anak Bunda, lebih baik Dara pergi saja.”

“Jangan ngomong seperti itu, Sayang. Kamu selamanya akan tetap menjadi anak Bunda. Kamu harus kuat.”

“Dara nggak sanggup.”

“Bunda nggak terima kamu diperlakukan seperti ini, kita harus meminta pertanggungjawaban laki-laki itu.”

“Jangan, Bunda. Dara nggak mau kalau sampai dia mempermalukan keluarga kita. Dia sangat nekat.”

“Tapi dia tetap bersalah.”

“Bunda tidak tahu siapa dia. Dia memiliki segalanya dan keluarganya orang terpandang. Dia dengan mudah akan memutarbalikkan fakta.”

“Anak Bunda ... kenapa kamu mengalami nasib seperti ini? Maafin Bunda.” Bunda kembali menangis lalu melepas pelukan. Beliau pun menggenggam jemariku.

“Bunda ngga salah. Dara yang nggak bisa jaga diri.”

Aku tidak tega melihat kesedihan di wajah Bunda. Bagaimana mungkin aku sanggup melihat penderitaan wanita yang telah melahirkanku tersebut? Penderitaan itu terjadi karena anak tunggalnya ini.

🏵️🏵️🏵️

Semenjak kejadian itu, aku tidak berniat lagi untuk melanjutkan kuliah. Aku sering melukai diri sendiri dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan silet. Aku takut bertemu dengan yang namanya laki-laki kecuali Ayah. Bagiku, mereka semua sama, ingin menghancurkan hidupku.

Sekarang, aku makin membenci diriku. Usaha untuk menyakiti tubuh kian sering aku lakukan. Banyak sayatan-sayatan di pergelangan tangan. Silet yang ada dalam genggaman, membuatku ingin terus menggunakannya untuk melukai tubuh kotor ini.

“Dara, Bunda mohon jangan lakukan itu lagi. Sampai kapan kamu akan menyakiti dirimu seperti ini?” Bunda memohon kepadaku agar tidak melukai diri sendiri.

“Sampai Dara kembali mendapatkan tubuh Dara tanpa noda.”

“Itu tidak mungkin, Sayang. Semuanya sudah terjadi,” ucap Bunda. Apa yang beliau katakan membuatku kembali terpukul.

“Dara benci dengan tubuh kotor ini, Bunda.” Aku kembali menyayat tanganku.

“Berhenti, Dara! Lihat, banyak darah yang mengalir dari tanganmu.”

“Biarkan aja, Bunda. Dara udah nggak kuat hidup seperti ini.” Mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan darah, aku sangat lemah dan tidak berdaya hingga tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Saat aku terbangun, aku telah berada di ruangan yang serba putih.

“Kamu udah siuman, Sayang.” Ayah dan Bunda menghampiriku.

Aku sangat kasihan melihat wajah khawatir Ayah. Sebenarnya Ayah dan Bunda ingin melaporkan kejadian yang menimpaku kepada yang berwajib. Namun, aku berusaha menghentikan mereka karena aku tahu keluarga Bimo sangat terpandang di kota ini. 

Aku yakin, bukan keadilan yang kami dapatkan, tetapi rasa malu yang akan Bimo ciptakan. Dia sangat nekat melakukan sesuatu yang mengancam dirinya. Aku tidak habis pikir, kenapa dulu bisa sampai mengenalnya.

“Kenapa Dara di sini?” tanyaku heran.

“Tadi kamu pingsan. Ayah dan Bunda langsung membawa kamu ke rumah sakit,” jelas Bunda. “Ini ruangan khusus untuk kamu, Sayang.”

“Maksudnya apa, Bunda?”

“Nggak ada maksud apa-apa. Ini demi kebaikan kamu.”

Tiba-tiba seorang dokter memasuki ruangan, aku sangat takut. “Kenapa dia di sini?” Aku menunjuk ke arah dokter itu.

“Dia Dokter Revan.”

“Tapi dia laki-laki, Dara takut.”

“Kenapa takut? Saya nggak gigit, kok, Dek.” jawab dokter itu lalu mendekatiku.

“Jangan mendekat! Menjauh dariku!” Aku berteriak dengan penuh ketakutan.

“Saya ingin memeriksa kondisi kamu,” ucapnya. Dia makin mendekat.

“Aku bilang, jangan! Pergi kamu dari hadapanku!” 

“Maaf, saya harus memaksa kamu.” Dia menyuntikkan cairan ke lenganku, tiba-tiba aku tidak sadarkan diri.

============

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • GADIS YANG TERNODAI    Terkejut

    🏵️🏵️🏵️Aku tersadar dan melihat dokter itu berada di sampingku. Sementara Ayah dan Bunda tidak ada di ruangan untuk menemaniku. Kenapa mereka meninggalkan aku bersama laki-laki asing? Aku segera duduk lalu menjauh darinya.“Jangan takut, Dek. Saya hanya ingin membantu kamu,” ucapnya. Mungkin dia berusaha menenangkanku.“Pergi! Kamu pasti ingin menyakitiku!” teriakku dengan penuh ketakutan.“Saya sama sekali tidak ada niat untuk menyakitimu. Kamu itu pasien saya yang harus saya rawat dan obatin.”“Aku tidak sakit!” “Tapi lihat tangan kamu, banyak luka sayatan. Itu namanya sakit, Dek.”“Aku yang melakukannya!”“Kenapa kamu melukai diri sendiri?”“Karena tubuhku sudah kotor dan ternoda. Aku ingin menyakiti tubuh hina ini.” Aku tidak mampu menahan tangis.“Nggak boleh ngomong seperti itu. Kita harus bersyukur dengan semua anugerah yang Allah berikan. Kamu seharusnya bangga dengan apa yang kamu miliki. Kamu cantik, manis, juga imut, terus ... orang tua kamu bilang kalau kamu juga berpr

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • GADIS YANG TERNODAI    Tiba-Tiba Dilamar

    🏵️🏵️🏵️Aku tetap tidak menghiraukan senyuman Dokter Revan, walaupun beberapa kali dia masih tersenyum kepadaku. Aku dan Bunda langsung menyusul duduk di samping Ayah.“Ini Dara anak kami, Pak, Bu.” Ayah memperkenalkanku kepada orang tua Dokter Revan.“Apa kabar, Nak Dara? Maaf tidak memberitahukan kedatangan kami sebelumnya,” balas ayahnya.“Terus terang, saya sangat terkejut melihat kehadiran keluarga Bapak di rumah kami,” lanjut Ayah. Sementara itu, Dokter Revan selalu melirik ke arahku sambil tersenyum.“Sebenarnya maksud dan tujuan kami menemui keluarga Bapak adalah ingin melamar Nak Dara menjadi menantu di rumah kami.” Aku tidak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan ayahnya.“Tidak! Dia pasti ingin berbuat jahat pada Dara, Bun!” tegasku sambil menunjuk ke arah Dokter Revan.“Nak Dara, dengarkan dulu penjelasan Om dan Tante,” pinta ayahnya.“Iya, Nak. Niat Kami tulus untuk meminang kamu menjadi istri Revan, anak kami.” Ibunya turut membuka suara.“Itu tidak mungkin, dia pas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • GADIS YANG TERNODAI    Malam Pertama

    🏵️🏵️🏵️Malam pertama akhirnya berlalu seperti malam-malam sebelum aku menikah dengan Dokter Revan. Aku sangat bersyukur karena dia tidak memaksaku untuk melakukan kewajiban yang harus kami lakukan di malam itu.Keesokan harinya, aku terbangun dan sangat terkejut mendapati dirinya duduk di samping tempat tidur sambil memandangi wajahku.“Kamu ngapain?” tanyaku. Aku pun segera duduk lalu menggeser posisi.“Mandangin wajah istriku yang sedang tidur,” jawabnya dengan santai.“Untuk apa?”“Untuk melepas rindu.” Dia mendekatiku“Jangan mendekat!” Aku pun bergeser.“Kenapa, Dek? Aku udah bilang nggak ada niat untuk menyakitimu, aku mohon jangan takut. Aku berjanji akan melindungi dan menjagamu, juga membantumu membuang masa kelam yang membuatmu seperti ini.” Dia meraih tanganku. Aku mencoba untuk yakin kepadanya.“Apa aku harus percaya padamu?” tanyaku penuh harap.“Belajarlah mempercayai suamimu,” ucapnya lalu mencium jemariku.“Apa tujuanmu menikahiku? Siapa kamu sebenarnya?” Aku ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • GADIS YANG TERNODAI    Kehilangan Harta Paling Berharga

    🏵️🏵️🏵️“Jangan sentuh aku! Pergi dari hadapanku!”“Tolong kontrol dirimu, Sayang. Dia orang baik yang akan membantumu.”“Dara nggak mau, Bunda. Dara takut. Selamatkan Dara dari tangan kotornya. Kalau Bunda nggak mau bantu, Dara akan kembali melakukan hal yang sama, menyayat pergelangan tangan Dara. Bunda tahu sendiri, kan, kalau Dara selalu memegang silet ini untuk melindungi diri dari mereka yang ingin menyakiti Dara.”“Bunda mohon, Sayang, jangan lakukan itu lagi. Bunda nggak kuat melihat kamu tersiksa seperti ini.”“Usir dia, Bunda. Dara nggak mau lihat wajahnya. Dia sama saja dengan laki-laki jahat yang telah menyiksa dan menghancurkan masa depan Dara.”“Bukan, Sayang. Dia tidak sama dengan laki-laki yang menyakitimu, dia orang baik. Dia seorang dokter.”“Dara benci laki-laki! Dara tidak mau melihatnya ada di sini!”“Dia Dokter Revan, Sayang.”“Dara nggak peduli! Usir dia, Bunda!”Ayah dan Bunda membawaku ke ruangan yang serba putih ini. Mereka mengaku supaya aku mendapatkan pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • GADIS YANG TERNODAI    Malam Pertama

    🏵️🏵️🏵️Malam pertama akhirnya berlalu seperti malam-malam sebelum aku menikah dengan Dokter Revan. Aku sangat bersyukur karena dia tidak memaksaku untuk melakukan kewajiban yang harus kami lakukan di malam itu.Keesokan harinya, aku terbangun dan sangat terkejut mendapati dirinya duduk di samping tempat tidur sambil memandangi wajahku.“Kamu ngapain?” tanyaku. Aku pun segera duduk lalu menggeser posisi.“Mandangin wajah istriku yang sedang tidur,” jawabnya dengan santai.“Untuk apa?”“Untuk melepas rindu.” Dia mendekatiku“Jangan mendekat!” Aku pun bergeser.“Kenapa, Dek? Aku udah bilang nggak ada niat untuk menyakitimu, aku mohon jangan takut. Aku berjanji akan melindungi dan menjagamu, juga membantumu membuang masa kelam yang membuatmu seperti ini.” Dia meraih tanganku. Aku mencoba untuk yakin kepadanya.“Apa aku harus percaya padamu?” tanyaku penuh harap.“Belajarlah mempercayai suamimu,” ucapnya lalu mencium jemariku.“Apa tujuanmu menikahiku? Siapa kamu sebenarnya?” Aku ingin

  • GADIS YANG TERNODAI    Tiba-Tiba Dilamar

    🏵️🏵️🏵️Aku tetap tidak menghiraukan senyuman Dokter Revan, walaupun beberapa kali dia masih tersenyum kepadaku. Aku dan Bunda langsung menyusul duduk di samping Ayah.“Ini Dara anak kami, Pak, Bu.” Ayah memperkenalkanku kepada orang tua Dokter Revan.“Apa kabar, Nak Dara? Maaf tidak memberitahukan kedatangan kami sebelumnya,” balas ayahnya.“Terus terang, saya sangat terkejut melihat kehadiran keluarga Bapak di rumah kami,” lanjut Ayah. Sementara itu, Dokter Revan selalu melirik ke arahku sambil tersenyum.“Sebenarnya maksud dan tujuan kami menemui keluarga Bapak adalah ingin melamar Nak Dara menjadi menantu di rumah kami.” Aku tidak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan ayahnya.“Tidak! Dia pasti ingin berbuat jahat pada Dara, Bun!” tegasku sambil menunjuk ke arah Dokter Revan.“Nak Dara, dengarkan dulu penjelasan Om dan Tante,” pinta ayahnya.“Iya, Nak. Niat Kami tulus untuk meminang kamu menjadi istri Revan, anak kami.” Ibunya turut membuka suara.“Itu tidak mungkin, dia pas

  • GADIS YANG TERNODAI    Terkejut

    🏵️🏵️🏵️Aku tersadar dan melihat dokter itu berada di sampingku. Sementara Ayah dan Bunda tidak ada di ruangan untuk menemaniku. Kenapa mereka meninggalkan aku bersama laki-laki asing? Aku segera duduk lalu menjauh darinya.“Jangan takut, Dek. Saya hanya ingin membantu kamu,” ucapnya. Mungkin dia berusaha menenangkanku.“Pergi! Kamu pasti ingin menyakitiku!” teriakku dengan penuh ketakutan.“Saya sama sekali tidak ada niat untuk menyakitimu. Kamu itu pasien saya yang harus saya rawat dan obatin.”“Aku tidak sakit!” “Tapi lihat tangan kamu, banyak luka sayatan. Itu namanya sakit, Dek.”“Aku yang melakukannya!”“Kenapa kamu melukai diri sendiri?”“Karena tubuhku sudah kotor dan ternoda. Aku ingin menyakiti tubuh hina ini.” Aku tidak mampu menahan tangis.“Nggak boleh ngomong seperti itu. Kita harus bersyukur dengan semua anugerah yang Allah berikan. Kamu seharusnya bangga dengan apa yang kamu miliki. Kamu cantik, manis, juga imut, terus ... orang tua kamu bilang kalau kamu juga berpr

  • GADIS YANG TERNODAI    Trauma Bertemu Laki-Laki

    🏵️🏵️🏵️Aku hampir putus asa dan ingin mengakhiri hidup di vila tersebut. Namun, tiba-tiba bayangan Ayah dan Bunda terlintas di benakku. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan kedua orang tua yang sangat menyayangi dan berharap banyak kepadaku? Aku anak tunggal yang harus membahagiakan mereka.Aku segera membenahi diri lalu memakai kembali pakaian yang Bimo lepaskan dari tubuh yang telah kotor ini. Aku masih tidak kuasa menyaksikan noktah merah di kasur yang telah Bimo lakukan untuk melampiaskan hasratnya. Aku merasakan sakit pada bagian yang telah Bimo hancurkan, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan kehancuran hatiku.Aku segera keluar dari tempat itu lalu melangkah perlahan karena masih merasakan keperihan pada bagian sensitif tubuhku. Penuh dengan susah payah, akhirnya aku berhasil pergi dari kamar itu. Taksi online yang kupesan telah menunggu. Setelah aku masuk dan duduk, kendaraan roda empat tersebut akhirnya meluncur meninggalkan tempat terkutuk itu. Sungguh, aku ti

  • GADIS YANG TERNODAI    Kehilangan Harta Paling Berharga

    🏵️🏵️🏵️“Jangan sentuh aku! Pergi dari hadapanku!”“Tolong kontrol dirimu, Sayang. Dia orang baik yang akan membantumu.”“Dara nggak mau, Bunda. Dara takut. Selamatkan Dara dari tangan kotornya. Kalau Bunda nggak mau bantu, Dara akan kembali melakukan hal yang sama, menyayat pergelangan tangan Dara. Bunda tahu sendiri, kan, kalau Dara selalu memegang silet ini untuk melindungi diri dari mereka yang ingin menyakiti Dara.”“Bunda mohon, Sayang, jangan lakukan itu lagi. Bunda nggak kuat melihat kamu tersiksa seperti ini.”“Usir dia, Bunda. Dara nggak mau lihat wajahnya. Dia sama saja dengan laki-laki jahat yang telah menyiksa dan menghancurkan masa depan Dara.”“Bukan, Sayang. Dia tidak sama dengan laki-laki yang menyakitimu, dia orang baik. Dia seorang dokter.”“Dara benci laki-laki! Dara tidak mau melihatnya ada di sini!”“Dia Dokter Revan, Sayang.”“Dara nggak peduli! Usir dia, Bunda!”Ayah dan Bunda membawaku ke ruangan yang serba putih ini. Mereka mengaku supaya aku mendapatkan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status