Share

Malam Pertama

last update Last Updated: 2025-02-15 19:17:49

🏵️🏵️🏵️

Malam pertama akhirnya berlalu seperti malam-malam sebelum aku menikah dengan Dokter Revan. Aku sangat bersyukur karena dia tidak memaksaku untuk melakukan kewajiban yang harus kami lakukan di malam itu.

Keesokan harinya, aku terbangun dan sangat terkejut mendapati dirinya duduk di samping tempat tidur sambil memandangi wajahku.

“Kamu ngapain?” tanyaku. Aku pun segera duduk lalu menggeser posisi.

“Mandangin wajah istriku yang sedang tidur,” jawabnya dengan santai.

“Untuk apa?”

“Untuk melepas rindu.” Dia mendekatiku

“Jangan mendekat!” Aku pun bergeser.

“Kenapa, Dek? Aku udah bilang nggak ada niat untuk menyakitimu, aku mohon jangan takut. Aku berjanji akan melindungi dan menjagamu, juga membantumu membuang masa kelam yang membuatmu seperti ini.” Dia meraih tanganku. Aku mencoba untuk yakin kepadanya.

“Apa aku harus percaya padamu?” tanyaku penuh harap.

“Belajarlah mempercayai suamimu,” ucapnya lalu mencium jemariku.

“Apa tujuanmu menikahiku? Siapa kamu sebenarnya?” Aku ingin tahu jawabannya.

“Untuk membahagiakanmu. Aku laki-laki yang mencintaimu.”

“Itu tidak mungkin. Kita kenal belum lama, tapi tiba-tiba kamu datang melamarku.” Aku masih tetap ragu.

“Baru kenal atau tidak, jangan kamu pikirkan, Dek. Cinta itu tumbuh dengan tiba-tiba dan itu yang aku rasakan padamu. Saat pertama kali melihatmu, jantungku berdetak lebih kencang, hatiku deg-degan, dan aku menyadari kalau perasaan itu sudah tumbuh, aku mencintaimu.” Aku berusaha mendengar pengakuannya.

“Aku nggak percaya karena itu tidak mungkin.”

“Kenapa kamu nggak percaya? Kamu harus lihat kenyaatan bahwa aku datang melamarmu. Aku ingin cintaku berlabuh dalam hubungan suci, yaitu pernikahan. Mulai sekarang, cobalah untuk menerima semua ini, kamu harus percaya dan yakin kalau aku suamimu, suami yang akan selalu mencintai dan menyayangimu.” Dia menggenggam tanganku.

“Aku sangat sulit percaya pada laki-laki setelah kejadian yang menimpa hidupku. Aku tidak yakin dengan kenyataan yang terjadi sekarang. Tidak mungkin seorang dokter sepertimu rela menikah dengan wanita kotor sepertiku. Apa yang kamu harapkan dariku? Aku sudah tidak suci lagi dan kamu sudah sangat tahu itu. Tubuhku sudah ternoda. Untuk apa kamu menikahiku?” Aku tidak mampu menahan air mataku agar tidak jatuh. Kenyataannya, bening-bening kristal itu telah membasahi pipiku.

“Jangan menangis, Dek. Aku nggak kuat melihat air matamu, sudah cukup penderitaan yang telah menyiksamu. Mulai sekarang, kamu harus bahagia dan menikmati indahnya dunia.” Dia mengusap air mataku lalu memelukku.

Aku tidak berusaha untuk mengelak dan menolak pelukannya karena hatiku merasa nyaman dan damai berada di dekatnya. Dia pun mendaratkan ciuman di dahiku.

“Jangan sedih lagi, yah, Dek. Aku akan selalu ada untukmu. Aku mencintaimu,” ucapnya lalu mempererat pelukannya.

Aku sangat bersyukur karena dia telah hadir untuk mengobati luka batin yang kurasakan. Dia anugerah dan keajaiban yang dikirimkan untukku.

🏵️🏵️🏵️

“Bagaimana perasaan kamu sekarang, Sayang?” tanya mama mertua saat kami sarapan di meja makan.

Beliau dan papa mertua juga sangat tahu kejadian yang menimpaku. Aku merasa bersalah ketika mereka datang melamar. Sikapku saat itu tidak terkontrol. Aku dengan mudahnya melampiaskan amarah kepada Dokter Revan.

“Dara baik-baik aja, Tante,” jawabku.

“Kenapa masih manggil tante? Sekarang kamu istri Revan, juga menantu di rumah ini. Kamu harus panggil mama dan papa,” jelas mama mertua. Aku melirik ke arah Dokter Revan, dia melemparkan senyumnya kepadaku.

“Iya, Mah, Dara minta maaf.” Aku pun memenuhi keinginan mama mertua.

“Iya, Sayang, nggak apa-apa. Mama ngerti.”

“Oh, yah ... Papa ada kejutan, nih, untuk kalian.” Papa mertua menyodorkan dua lembar kertas kepada Dokter Revan.

“Ini apa, Pah?” tanya Dokter Revan.

“Lihat sendiri, dong,” jawab papa mertua.

“Tiket ke Singapura, Pah?” Dokter Revan tampak terkejut lalu menunjukkan ekspresi bahagia.

“Iya, mumpung kamu masih cuti, pergilah berbulan madu. Berikan kebahagiaan pada istrimu.” Aku terharu melihat sikap papa mertua.

“Terima kasih, Pah.” Dokter Revan memeluk papanya.

“Kamu suka nggak, Sayang?” Tiba-tiba mamanya bertanya kepadaku.

“Su-ka, Mah,” jawabku terbata.

“Besok kita berangkat, Dek. Hari ini kita udah mulai siap-siap,” ucap Dokter Revan. Aku hanya memberikannya senyum simpul.

“Buang semua sakit yang kamu rasakan. Mulai sekarang, kamu harus bahagia bersama Revan.” Mamanya meraih tanganku lalu menggenggamnya.

“Terima kasih, Mah.” Aku pun memeluk wanita itu. Beliau mengusap kedua pipiku setelah kami melepas pelukan.

“Nak Dara jangan larut dalam kesedihan masa lalu. Pandanglah ke depan, ada kami yang sangat menyayangimu. Terimalah cinta dan ketulusan yang Revan berikan untukmu. Tetaplah bahagia.” Papanya kembali membuatku terharu.

“Terima kasih, Pah,” jawabku dengan isak tangis.

Dokter Revan pun memelukku, “Kenapa kamu nangis lagi, Dek? Aku udah bilang, jangan pernah menangisi sesuatu yang sudah berlalu.”

“Aku nangis karena sangat terharu dengan kebaikan dan ketulusan yang kalian berikan padaku. Kalian dengan ikhlas menerima segala kekurangan yang ada pada diriku,” jelasku.

Aku sangat bersyukur karena telah memiliki pasport sejak mengikuti olimpiade di Malaysia saat duduk di bangku SMA. Nikmat apa lagi yang kau dustakan? Aku telah diberikan banyak kebahagiaan. Dokter Revan dan keluarganya dengan tulus menerima wanita yang terkena musibah ini. Aku sangat bersyukur memiliki keluarga seperti mereka.

🏵️🏵️🏵️

Akhirnya, aku menginjakkan kaki di Singapura. Kebahagiaan yang kurasakan begitu nikmat. Aku tidak pernah menyangka kalau hidupku akan berubah seperti ini hingga kembali merasakan indahnya dunia.

“Bagaimana perasaan kamu setelah seharian mengelilingi tempat wisata di negara ini?” tanya Dokter Revan di kamar hotel tempat kami menginap.

“Aku suka tempatnya,” jawabku.

“Udah rada enakan nggak, Dek?”

“Apanya, Dok?”

“Apa? Coba ulang sekali lagi.” 

“Dok.” 

“Baru kali ini kamu memanggilku dengan sebutan itu. Mulai dari rumah sakit sampai di rumah setelah menikah, kamu nggak pernah memanggilku dengan sebutan. Kamu berbicara denganku tanpa sebutan apa pun. Kenapa malam ini kamu memanggilku dengan sebutan 'Dok'?” Ternyata Dokter Revan menyadari semuanya dari awal tentangku.

Aku merasa bersalah dan malu karena selama ini selalu kasar kepadanya. Namun, dia tetap sabar menghadapi sikap dan tingkahku.

Jika dia mendekatiku, dengan suara keras dan tidak sopan, aku mengusir dan memintanya menjauh. Aku tidak sadar bahwa tujuannya untuk merawatku.

“Aku minta maaf karena selama ini selalu berbuat kasar padamu,” ucapku dengan penuh penyesalan.

“Kamu tidak bersalah, aku mengerti keadaanmu. Mulai sekarang lupakan masa lalu yang menghantuimu, kita melangkah maju meraih masa depan.” Dia mendekatiku.

“Terima kasih, Dok,”

“Ha-ha-ha! Lucu banget kamu memanggilku dengan sebutan itu. Aku ini suamimu, Dek.” Dia mentertawakanku.

“Jadi, aku harus manggil apa?”

“Panggil aku 'Mas'," pintanya.

“Baik, Mas.” Aku sangat malu.

“Panggilan yang enak didengar. Tapi kenapa pipi kamu merah?” Aku makin salah tingkah.

“Nggak, kok.” Aku berusaha menutupi wajahku.

Dia meraih tanganku lalu mendekatkan wajahnya. “Dek, boleh aku menciummu?” tanya laki-laki itu hingga membuat jantungku bergetar lebih kencang.

“Bukannya kemarin kamu memeluk dan menciumku?” Aku mengingat apa yang dia lakukan kepadaku.

“Tapi itu ciuman di dahi. Yang aku minta sekarang bukan di situ.”

“Maksudnya di mana?” Aku mulai deg-degan.

“Di bibirmu, tapi aku nggak maksa, Dek. Kalau kamu belum bersedia, nggak apa-apa. Aku akan menunggu sampai kamu siap.” Aku terharu mendengar penuturannya.

Aku makin merasa bersalah. Kenapa seorang suami harus meminta izin untuk mendapatkan haknya dari istrinya? Aku tidak ingin larut dalam ketidakadilan ini. Dia suamiku yang sangat berhak atas diriku.

Sudah sepantasnya aku melayaninya dan melakukan kewajibanku sebagai istri. Ini bulan madu kami. Aku harus bersedia menenuhi haknya yang telah tertunda di malam pertama.

“Iya, Mas, aku bersedia,” ucapku dengan yakin.

Dia mendekatkan wajahnya lalu mengusap kedua pipiku, kemudian mencium bibirku. Awalnya aku hanya terdiam, tetapi pada akhirnya juga membalasnya. Dia menggeser tangannya ke bawah. 

“Mas,” ucapku lirih.

“Iya, Dek.” Dia menghentikan aksinya.

“Aku ....”

“Kenapa, Dek? Apa kamu belum siap? Jika iya, aku tidak akan memaksamu untuk melakukannya.”

“Tidak, Mas. Aku sudah siap dan yakin untuk melaksanakan kewajibanku sebagai istri.”

Akhirnya malam ini, dia telah mendapatkan haknya sebagai suami. Aku telah berhasil memenuhi hasratnya yang telah tertunda. Aku ikhlas memberikannya.

Hati dan perasaanku sangat lega karena telah menyerahkan diri kepada suamiku. Walaupun hati kecilku menjerit dan sangat sedih karena tidak berhasil mempertahankan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku untuk kuberikan kepadanya.

Dia dengan ikhlas menerimaku yang telah kotor dan ternoda. Kesucian yang kumiliki bukan untuknya, tetapi telah direnggut oleh laki-laki yang dulu kucintai.

“Maafin aku, Mas.” Aku menangis setelah kami selesai memadu kasih.

“Maaf untuk apa, Dek? Kenapa kamu menangis?”

“Aku sudah ternoda untukmu. Aku tidak bisa memberikan sesuatu yang sangat berharga padamu.”

“Jangan pernah ngomong seperti itu, kamu tetap yang terbaik untukku.” Dia memelukku. Aku sangat nyaman berada dalam pelukannya.

Ternyata masih ada laki-laki dengan ikhlas menerima kekuranganku. Semoga sikapnya itu tidak berubah. Aku berjanji pada diri sendiri akan menjadi istri yang selalu setia melayaninya dan melakukan yang terbaik untuknya.

============

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • GADIS YANG TERNODAI    Pemandangan Menyesakkan

    🏵️🏵️🏵️Aku sangat senang setelah melakukan kewajiban sebagai istri. Namun, tiba-tiba bayangan Bimo kembali menghantuiku. Aku mengingat saat dia melakukan perbuatan terkutuk itu.“Aku mohon, Bimo, jangan lakukan ini padaku. Tolong kasihani aku.” Kala itu, aku memohon kepadanya supaya mengurungkan niatnya untuk tidak menodaiku.“Kasihani kamu bilang? Selama tiga bulan ini kamu juga tidak pernah kasihan padaku. Kamu selalu menolak setiap aku berusaha menyentuhmu, kamu pikir harga diriku di mana? Seorang Bimo ditolak oleh cewek sepertimu? Aku malu dan marah melihat sikapmu. Kita udah pacaran beberapa bulan, tapi kamu tidak bisa memberikan sesuatu yang berkesan untuk pasangan. Untuk apa kita pacaran kalau kita tidak bisa melakukan sentuhan?” Ternyata tujuannya menjalin hubungan denganku hanya untuk sebuah permainan.“Pacaran itu tidak harus melakukan semua yang kamu utarakan. Kita menjalin hubungan untuk saling mencintai, menyayangi, dan saling mengerti. Mana janjimu yang mengaku mencint

    Last Updated : 2025-03-21
  • GADIS YANG TERNODAI    Masa Kelam yang Menghantui

    🏵️🏵️🏵️Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat tadi sore. Kenapa saat aku telah berhasil melupakan Bimo, dia justru kembali muncul di hadapanku? Dia seolah-olah memaksa untuk mengingat masa kelam yang menghancurkan hidupku.Aku masih ingat waktu pertama kali mengenalnya. Kala itu, setelah selesai melaksanakan UN kelas tiga SMA. Saat aku duduk di halte bersama Citra—sahabat terbaikku, Bimo dengan Mazda miliknya berhenti lalu menghampiri kami.“Hai ... lagi nunggu angkutan umum, ya?” tanya laki-laki itu kepadaku.“Maaf ... apa kita saling kenal?” tanyaku heran.“Nih, mau kenalan. Aku Bimo,” ucapnya santai lalu mengulurkan tangannya. Aku sangat terkejut dengan keberaniannya. “Aku udah lama merhatiin kamu,” lanjutnya hingga membuatku heran.“Apa?” Aku tidak percaya dengan pengakuannya.“Beneran. Btw, tangan aku jangan dianggurin, dong.”“Maaf, aku Dara,” jawabku sambil menerima jabatan tangannya.“Nama yang indah.”“Makasih,” balasku.Semenjak perkenalan kami saat itu, akhirnya

    Last Updated : 2025-03-22
  • GADIS YANG TERNODAI    Terungkapnya Perbuatan Bimo

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Awalnya, aku tidak pernah menyangka kalau keluarga memintaku bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak kulakukan.Kejadian itu bermula pada saat Bimo—adik sepupuku satu-satunya, melakukan kesalahan yang sangat mempermalukan keluarga. Dia dengan tega menghancurkan kehidupan seorang gadis yang tidak lain adalah Dara, istri yang sangat kucintai.Awal dari kelakuan terkutuk Bimo kami ketahui dari Pak Darto, pengurus vila keluarga kami. Saat itu, Pak Darto mengaku tidak mampu berbuat apa-apa karena dia diancam oleh Bimo agar tetap diam.Pak Darto mengaku sangat sedih melihat apa yang dilakukan Bimo terhadap Dara. Dia ingin menghentikan perbuatan Bimo, tetapi mulut dan langkahnya seakan kaku untuk melakukan hal itu.Sampai akhirnya karena Pak Darto tidak ingin berlarut-larut dengan perasaan bersalah, dia pun memberanikan diri mengungkapkan semua perbuatan Bimo kepada keluargaku.Saat itu, keluargaku sedang mengadakan sebuah acara yang mengharuskan untuk berkumpul di ruma

    Last Updated : 2025-03-24
  • GADIS YANG TERNODAI    Menggantikan Posisi Bimo

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Opa memiliki dua orang anak, yaitu Papa dan Tante Widi. Aku anak tunggal Papa dan Mama, sedangkan Bimo juga anak tunggal Tante Widi dan Om Wawan.Bimo sudah sangat sering menyusahkan keluarga. Dia terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya hingga merasa paling hebat dan bebas melakukan apa saja kepada orang lain. Pernah suatu hari, aku memergokinya bolos kuliah dan berkumpul bersama teman-temannya.“Kamu nggak kuliah, Bim?” tanyaku kepadanya.“Apa pedulimu?” jawabnya singkat.“Aku sebagai kakak ... wajar, dong, peduli sama adiknya,” balasku.“Nggak usah sok ngatur, deh. Ini hidupku, urus aja dirimu!” “Sikap kamu nggak berubah, yah, dari dulu. Tetap egois.”“Pergi dari sini! Jangan mengatur kehidupanku.” Aku segera meninggalkan Bimo dan teman-temannya.Seminggu setelah kejadian Bimo menolak permintaan Opa untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Tiba-tiba beliau berkunjung ke rumahku.Hari itu Minggu pagi, kami sedang menikmati sarapan di meja makan. Bi Ijah mengham

    Last Updated : 2025-03-25
  • GADIS YANG TERNODAI    Masih Takut

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Setelah tiba di rumah Dara, ayahnya tampak terkejut menyambut kedatangan kami. Beliau terlihat bingung. Namun, dengan kebingungannya, beliau tetap mempersilakan aku dan kedua orang tuaku masuk.Aku, Papa, dan Mama menghempaskan tubuh di sofa sederhana milik keluarga Dara. Aku melihat-lihat sekeliling dan belum menemukan sosok wanita impianku.Bundanya keluar dari arah pintu belakang lalu menghampiri kami. Reaksi wanita itu juga tidak kalah dari ayah Dara melihat kedatangan kami.“Maaf, Dokter Revan ... ada perlu apa hingga berkunjung ke rumah kami?” tanya bundanya.“Maaf, saya sudah membuat Bapak dan Ibu bingung dengan kedatangan kami. Perkenalkan, mereka orang tua saya dan tujuan kami ke sini ingin bertemu Dara.” Aku menjawab pertanyaan bunda Dara sambil menunjuk ke arah orang tuaku.“Kenapa mendadak seperti ini, Pak, Bu? Ada apa sebenarnya?” tanya ayah Dara.“Kami ingin bertemu dengan Dara, anak Bapak dan Ibu. Setelah itu kami akan mengutarakan niat dan tujuan ka

    Last Updated : 2025-03-26
  • GADIS YANG TERNODAI    Mulai Membuka Diri

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Bohong! Kamu pasti sama seperti dia! Tujuanmu mengucapkan kata sayang hanya ingin melukaiku. Setelah dia mengotori tubuhku, dia juga memintaku untuk menjauh dan melupakannya.”“Dek, tolong dengarkan aku. Coba kamu pikir-pikir, apa alasanku untuk menyakitimu? Kamu awalnya pasienku, pasien yang harus mendapatkan pelayanan dan perawatan dariku. Aku berusaha semampuku untuk menyembuhkanmu, aku peduli padamu, aku ingin agar kamu sembuh dan keluar dari depresi yang kamu alami. Seiring berjalannya waktu, rasa peduliku berubah menjadi suka, berkembang menjadi sayang, hingga akhirnya tumbuh benih-benih cinta dalam hatiku. Kamu telah berhasil menggetarkan jiwaku, menembus dinding hatiku.” Aku berusaha meyakinkan dirinya, padahal aku terpesona kepadanya saat pandangan pertama.“Aku tidak tahu harus percaya padamu. Bagiku, kamu orang asing yang tiba-tiba datang memberikan kejutan padaku. Terus terang, sampai detik ini aku tidak mempercayaimu. Tujuanku menerima lamaranmu semat

    Last Updated : 2025-03-27
  • GADIS YANG TERNODAI    Kehadiran Bimo

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Saat hari pernikahan kami tiba, hatiku sangat bahagia karena telah berhasil menjadikan Dara sebagai ratu di istana cintaku. Ingin rasanya merayakan acara pernikahan yang sangat meriah dan membuktikan pada dunia bahwa aku telah menemukan wanita impianku.Akan tetapi, semua itu tidak bisa kuwujudkan karena Dara meminta acara pernikahan yang sederhana. Aku sangat mengerti dengan apa yang dia rasakan. Aku dan keluarga dengan ikhlas memenuhi permintaannya.Setelah acara pernikahan selesai, Dara harus berpisah dengan orang tuanya dan ikut pulang bersamaku. Sangat terlihat jelas kesedihan terpancar di wajahnya.“Bunda, Ayah ....” Dara memeluk kedua orang tuanya, kemudian bundanya melepas pelukan lalu berbicara kepadanya.“Sekarang kamu sudah sah menjadi istri Dokter Revan, yah, Sayang. Kamu harus menghormatinya sebagai suami, dia imammu, dan jadilah istri yang berbakti,” jelas bundanya sambil menggenggam jemari Dara.“Iya, Nak. Dokter Revan laki-laki yang sangat bertanggu

    Last Updated : 2025-03-31
  • GADIS YANG TERNODAI    Kebenaran Mengejutkan

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Dan aku jauh lebih memiliki hak mengusir kamu dari rumah ini karena ini rumah orang tuaku.”“Kakakku sekarang kejam, yah.”“Kamu yang memaksaku bersikap seperti itu. Sekarang pergi dari sini!”“Kalau aku nggak mau, Kakak mau apa? Aku merindukan istrimu.” Bimo sangat keterlaluan. Dia telah memaksaku menggunakan tangan ini untuk menyentuh tubuh kotornya.Plaaak!“Hebat kamu, Kak, tega menamparku.” Dia memegang pipi kirinya yang telah kutampar.“Aku jauh lebih nekat dari ini jika kamu mengusik Dara, istriku!”“Jangan bangga, deh, Kak. Dapat barang sisa aja pamer.”Plaaak!Aku kembali mendaratkan tamparan di pipinya.“Berhenti! Cukup, Van! Jangan sia-siakan tenagamu untuk anak yang tidak berguna seperti dia.” Papa tiba-tiba bersuara.“Siapa yang tidak berguna, Om? Bukannya Kak Revan jauh lebih hina karena mendapatkan barang bekas, bekas dari adiknya sendiri?” Bimo masih tetap berusaha memancing amarahku.“Diam kamu, Bimo!” bentak Papa.“Kenapa Bimo harus diam, Om? Buk

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • GADIS YANG TERNODAI    Bimo Kembali Muncul

    🏵️🏵️🏵️Hari ini, usia kehamilanku memasuki tiga bulan. Mas Revan mengajakku ke tempat praktik Dokter Mira.“Gimana bayi kami, Dok?” tanya Mas Revan setelah Dokter Mira selesai memeriksa kondisiku.“Perkembangannya bagus, tapi kalau bisa ibunya harus menambah porsi makannya lagi,” saran Dokter Mira.“Semenjak hamil, selera makan Dara sangat berkurang, Dok. Setiap mencium aroma masakan pasti langsung mual, terus muntah. Saya juga heran karena usianya sudah memasuki tiga bulan, tapi rasa mualnya seperti baru ngidam,” jelas Mas Revan.“Itu biasa, Dok. Ada juga yang mualnya sampai usia kehamilan delapan bulan. Jadi, jangan heran jika Dara mengalami hal yang sama. Kalau selera makannya masih tetap seperti sekarang, coba dialihkan ke makanan lain, yang penting mengandung karbohidrat dan protein.”“Baik, Dok, nanti saya akan cari makanan yang bisa diterima perutnya.”“Mbak Dara, gimana perasaannya sekarang?” tanya Dokter Mira kepadaku.“Sering lemas, sih, Dok. Mungkin karena sering muntah,”

  • GADIS YANG TERNODAI    Ungkapan Cinta

    🏵️🏵️🏵️“Kamu kenapa, Dek? Kok, diam aja dari tadi?” tanya Mas Revan di kamar mungil milikku.“Aku ....” Sebelum melanjutkan kalimat yang ingin kuucapkan kepadanya, isak tangis ini tidak dapat kutahan lagi.“Kenapa nangis, Dek? Ada apa?” tanya Mas Revan lalu mengusap air mataku yang jatuh membasahi pipi.“Aku kesel. Aku sedih, Mas.” Aku menyandarkan wajah ke dadanya.“Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu sedih seperti ini?”“Dia jahat, Mas.” Aku menangis sejadi-jadinya.Dia akhirnya duduk dan berusaha menenangkanku. “Duduk yah, Dek. Aku ambilin air. Kamu minum dulu.” Aku pun duduk, sedangkan dia segera mengambil air putih ke dapur.Aku masih tidak bisa terima dengan sikap Bimo yang selalu berusaha ingin menyakitiku.“Nih, minum dulu, yah.” Mas Revan kembali masuk kamar.Aku menerima gelas yang berisi air putih dari tangannya lalu dia menutup pintu kamar, setelah itu kembali duduk di sampingku.“Tadi kamu bilang dia jahat. Dia siapa, Dek?”“Adik kamu.”“Maksud kamu Bimo?” Mas Revan tampak

  • GADIS YANG TERNODAI    Pertemuan Tak Diharapkan

    🏵️🏵️🏵️Seminggu setelah aku dan Mas Revan menginap di rumah orang tuaku, tanpa diduga-duga sebelumnya, kedua mertuaku datang berkunjung. Aku sedikit canggung menghadapi mereka.“Masih marah, yah, Sayang?” tanya mama mertua di ruang tamu.“Nggak, kok, Mah, karena masih kangen aja sama Ayah dan Bunda,” jawabku.“Oh. Gimana kondisi kamu sekarang? Masih mual?”“Masih, Mah.”“Kapan kembali ke rumah? Mama kangen.”“Mungkin minggu depan, Mah.”“Yang penting kamu dan Revan nggak ada masalah, yah, Nak?” tanya papa mertua.“Nggak, Pah. Kami baik-baik aja,” jawabku penuh yakin.“Syukur, deh, Papa dan Mama khawatir dengan kalian,” lanjut papanya.“Oh, yah, kamu sendirian di rumah? Orang tua kamu dan Revan ke mana?” tanya mamanya sambil melihat sekeliling.“Ayah dan Bunda ke rumah saudara, Mah, katanya ada perlu. Mas Revan lagi mandi, mungkin sebentar lagi juga selesai.”“Ya, udah ... Mama dan Papa pulang dulu, yah. Salam untuk Ayah dan Bunda,” ucap mamanya.“Papa, Mama!” Suara Mas Revan memangg

  • GADIS YANG TERNODAI    Mengingat Pengorbanan

    🏵️🏵️🏵️Malam telah tiba, aku merebahkan tubuh di tempat tidur. Mas Revan tetap bersikeras tidak mau pulang jika tidak bersamaku. Dia mengaku telah menyiapkan pakaiannya dari rumah untuk antisipasi jika aku tidak bersedia pulang bersamanya.Aku mencoba memejamkan mata, tetapi belum berhasil hingga akhirnya aku berpura-pura tidur karena masih sangat kesal kepada Mas Revan.Dia duduk di kursi samping tempat tidur lalu mengusap perutku. Aku merasakannya.“Anak Papa, Sayang, kamu anugerah terindah untuk kami. Papa sayang banget sama kamu, Nak, seperti rasa sayang Papa pada Mama kamu. Papa berharap semoga kita kembali menjadi keluarga yang utuh. Bantu Papa, yah, Sayang, untuk meyakinkan Mama kalau Papa amat mencintainya. Mama kamu adalah hidup Papa, Papa tidak berarti apa-apa tanpa dia. Papa ingin selalu bersamanya dan membahagiakannya. Sekarang, kamu dan Mama penyemangat Papa, kalian juga pelengkap dalam hidup Papa. Sehat selalu, yah, Sayang. Papa mencintaimu.” Aku sangat terharu menden

  • GADIS YANG TERNODAI    Lebih Membela Menantu

    🏵️🏵️🏵️Waktu telah menunjukkan pukul 17.01 WIB, Mas Revan masih setia menemaniku di kamar mungil ini.“Kita pulang, yuk, Dek,” ajaknya kepadaku.“Aku nggak mau! Kamu pulang aja sendiri!” jawabku dengan nada ketus.“Itu nggak mungkin, Dek. Aku nggak akan pulang tanpa kamu.”“Terserah! Aku nggak peduli.”“Kamu masih marah, yah?”“Menurut kamu?”“Tapi aku sudah jujur dan jelasin semuanya padamu. Apa kamu masih nggak percaya dengan semua ketulusanku? Kamu pasti bisa merasakan tulusnya cintaku selama ini.”“Tapi kamu nggak jujur dari awal, hingga aku tidak tahu apakah yang kamu lakukan padaku selama ini benar-benar tulus.”“Aku sudah bilang bahwa saat itu bukan waktu yang tepat bagimu untuk mengetahui yang sebenarnya. Jadi, kamu merasa bahwa cintaku tidak bener, Dek?”“Aku bingung, Mas. Terus, kenapa kamu tidak cerita setelah aku mulai bangkit dan berusaha melupakan sakit yang menyiksa batinku?”“Aku tidak ingin merusak kebahagiaan yang sudah kembali menghampirimu.”“Tapi kenyataannya se

  • GADIS YANG TERNODAI    Penjelasan Mengharukan

    🏵️🏵️🏵️Aku tidak percaya dengan semua yang terjadi. Kenapa saat aku telah merasakan kembali kebahagiaan, saat itu juga harus mengetahui kenyataan yang sangat pahit?Mas Revan yang sudah sangat kupercaya dalam beberapa bulan ini, ternyata anggota keluarga laki-laki yang merenggut kehormatanku. Kenapa semua ini harus terjadi? Apa kebahagiaan tidak pantas menghampiriku?Saat ini, aku sedang mengandung anak Mas Revan, apa yang harus aku lakukan? Anak dalam kandunganku ini tidak bersalah, tetapi keadaanlah yang tidak berpihak kepada kami.Aku dan anakku harus menanggung penderitaan ini. Dia tidak tahu betapa hancurnya hati ibunya setelah tahu tentang ayahnya yang merupakan kakak sepupu dari laki-laki yang telah menodaiku.Akan tetapi, aku berjanji akan tetap menyayangi anak dalam rahimku karena dia buah cintaku bersama Mas Revan.Walaupun sekarang aku tidak bisa terima kenyataan pahit yang menimpa diriku, tetapi Mas Revan adalah laki-laki yang membawaku keluar dari masa kelam yang telah

  • GADIS YANG TERNODAI    Kebenaran Mengejutkan

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Dan aku jauh lebih memiliki hak mengusir kamu dari rumah ini karena ini rumah orang tuaku.”“Kakakku sekarang kejam, yah.”“Kamu yang memaksaku bersikap seperti itu. Sekarang pergi dari sini!”“Kalau aku nggak mau, Kakak mau apa? Aku merindukan istrimu.” Bimo sangat keterlaluan. Dia telah memaksaku menggunakan tangan ini untuk menyentuh tubuh kotornya.Plaaak!“Hebat kamu, Kak, tega menamparku.” Dia memegang pipi kirinya yang telah kutampar.“Aku jauh lebih nekat dari ini jika kamu mengusik Dara, istriku!”“Jangan bangga, deh, Kak. Dapat barang sisa aja pamer.”Plaaak!Aku kembali mendaratkan tamparan di pipinya.“Berhenti! Cukup, Van! Jangan sia-siakan tenagamu untuk anak yang tidak berguna seperti dia.” Papa tiba-tiba bersuara.“Siapa yang tidak berguna, Om? Bukannya Kak Revan jauh lebih hina karena mendapatkan barang bekas, bekas dari adiknya sendiri?” Bimo masih tetap berusaha memancing amarahku.“Diam kamu, Bimo!” bentak Papa.“Kenapa Bimo harus diam, Om? Buk

  • GADIS YANG TERNODAI    Kehadiran Bimo

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️Saat hari pernikahan kami tiba, hatiku sangat bahagia karena telah berhasil menjadikan Dara sebagai ratu di istana cintaku. Ingin rasanya merayakan acara pernikahan yang sangat meriah dan membuktikan pada dunia bahwa aku telah menemukan wanita impianku.Akan tetapi, semua itu tidak bisa kuwujudkan karena Dara meminta acara pernikahan yang sederhana. Aku sangat mengerti dengan apa yang dia rasakan. Aku dan keluarga dengan ikhlas memenuhi permintaannya.Setelah acara pernikahan selesai, Dara harus berpisah dengan orang tuanya dan ikut pulang bersamaku. Sangat terlihat jelas kesedihan terpancar di wajahnya.“Bunda, Ayah ....” Dara memeluk kedua orang tuanya, kemudian bundanya melepas pelukan lalu berbicara kepadanya.“Sekarang kamu sudah sah menjadi istri Dokter Revan, yah, Sayang. Kamu harus menghormatinya sebagai suami, dia imammu, dan jadilah istri yang berbakti,” jelas bundanya sambil menggenggam jemari Dara.“Iya, Nak. Dokter Revan laki-laki yang sangat bertanggu

  • GADIS YANG TERNODAI    Mulai Membuka Diri

    POV REVAN 🏵️🏵️🏵️“Bohong! Kamu pasti sama seperti dia! Tujuanmu mengucapkan kata sayang hanya ingin melukaiku. Setelah dia mengotori tubuhku, dia juga memintaku untuk menjauh dan melupakannya.”“Dek, tolong dengarkan aku. Coba kamu pikir-pikir, apa alasanku untuk menyakitimu? Kamu awalnya pasienku, pasien yang harus mendapatkan pelayanan dan perawatan dariku. Aku berusaha semampuku untuk menyembuhkanmu, aku peduli padamu, aku ingin agar kamu sembuh dan keluar dari depresi yang kamu alami. Seiring berjalannya waktu, rasa peduliku berubah menjadi suka, berkembang menjadi sayang, hingga akhirnya tumbuh benih-benih cinta dalam hatiku. Kamu telah berhasil menggetarkan jiwaku, menembus dinding hatiku.” Aku berusaha meyakinkan dirinya, padahal aku terpesona kepadanya saat pandangan pertama.“Aku tidak tahu harus percaya padamu. Bagiku, kamu orang asing yang tiba-tiba datang memberikan kejutan padaku. Terus terang, sampai detik ini aku tidak mempercayaimu. Tujuanku menerima lamaranmu semat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status