Share

Terkejut

last update Last Updated: 2025-02-15 12:18:41

🏵️🏵️🏵️

Aku tersadar dan melihat dokter itu berada di sampingku. Sementara Ayah dan Bunda tidak ada di ruangan untuk menemaniku. Kenapa mereka meninggalkan aku bersama laki-laki asing? Aku segera duduk lalu menjauh darinya.

“Jangan takut, Dek. Saya hanya ingin membantu kamu,” ucapnya. Mungkin dia berusaha menenangkanku.

“Pergi! Kamu pasti ingin menyakitiku!” teriakku dengan penuh ketakutan.

“Saya sama sekali tidak ada niat untuk menyakitimu. Kamu itu pasien saya yang harus saya rawat dan obatin.”

“Aku tidak sakit!” 

“Tapi lihat tangan kamu, banyak luka sayatan. Itu namanya sakit, Dek.”

“Aku yang melakukannya!”

“Kenapa kamu melukai diri sendiri?”

“Karena tubuhku sudah kotor dan ternoda. Aku ingin menyakiti tubuh hina ini.” Aku tidak mampu menahan tangis.

“Nggak boleh ngomong seperti itu. Kita harus bersyukur dengan semua anugerah yang Allah berikan. Kamu seharusnya bangga dengan apa yang kamu miliki. Kamu cantik, manis, juga imut, terus ... orang tua kamu bilang kalau kamu juga berprestasi dalam pendidikan.”

“Pergi! Kamu sama aja dengan dia! Berpura-pura baik dan lembut, tapi akhirnya akan menyakitiku.”

“Dia siapa maksud kamu, Dek?”

“Dia yang telah menghancurkan hidup dan masa depanku.”

“Tenangkan dirimu, yah. Tidak semua orang memiliki niat jahat terhadapmu, misalnya saya. Saya ingin kamu kembali sehat dan melanjutkan hidup. Kamu masih sangat muda, baru memasuki bangku kuliah. Orang tuamu bilang umur kamu baru 18 tahun, yah. Terpaut jauh dengan saya, saya sekarang memasuki usia 25 tahun. Beda usia kita tujuh tahun yah, Dek.” Dia memberikan penjelasan kepadaku dengan bertingkah seolah-olah kami sudah kenal sangat lama.

Entah kenapa, aku merasa lebih enak berbincang dengannya. Mungkin karena dia bersikap lembut kepadaku. Namun, tidak semudah itu aku memercayainya.

“Oh, yah, kita belum kenalan, nih. Nama kamu siapa?” tanya dokter itu kembali memulai pembicaraan.

“Aku nggak punya nama untuk kamu panggil!” jawabku ketus. Aku yakin kalau dia pasti tahu namaku sebagai pasiennya.

“Cantik-cantik masa nggak punya nama. Kamu bisa bercanda juga, yah.”

“Aku nggak bercanda. Aku nggak mau kamu memanggil namaku karena bagiku, kamu dan dia sama aja, jahat dan kejam.”

“Apa alasan saya untuk berbuat jahat padamu?”

“Dia juga mengaku sangat mencintaiku, tapi kenyataannya dia tega menghancurkan masa depanku. Apa alasan dia berbuat jahat padaku?”

“Tadi saya udah bilang, tidak semua orang punya niat jahat terhadap kamu,” ucapnya seolah-olah ingin meyakinkanku.

“Aku nggak percaya!” tegasku.

Walaupun dokter itu berusaha berbuat baik kepadaku, tetapi aku tetap belum percaya dengan sikap yang dia tunjukkan. Aku telanjur menganggap semua laki-laki jahat, kecuali Ayah.

🏵️🏵️🏵️

Untuk saat ini, tidak mudah bagiku memercayai laki-laki, walaupun dia dokter yang menangani kesehatanku. Hati ini telah tertutup untuk menerima perlakuan yang dia berikan. Aku tetap berpikir bahwa mereka hanya ingin menyakiti dan melukaiku.

“Apa alasanmu mencintaiku, Bimo?” tanyaku saat baru jadian seminggu dengan Bimo kala itu.

“Yang pasti karena kamu cantik,” jawab Bimo.

“Hanya karena itu? Berarti kamu hanya menyukai fisikku.”

“Ya, nggak, dong, Ra. Pokoknya kamu itu menarik bagiku.”

“Menarik? Maksudnya?” Aku heran mendengar jawabannya.

“Menarik untuk memilikimu.”

“Itu tidak mungkin untuk saat ini, Bim. Kita masih sangat muda, aku baru masuk semester satu, sedangkan kamu juga baru semester tiga. Bagaimana mungkin kamu akan memilikiku? Perjalanan kita masih sangat panjang.”

“Ingin memiliki itu tidak hanya dipandang dari usia. Kalau kita udah sepakat untuk saling memiliki, kenapa nggak?” Aku tidak mengerti apa maksud Bimo saat itu.

“Saling memiliki? Maksudnya apa, sih, Bim? Aku benar-benar nggak ngerti.”

“Ya, udah, nggak usah dipikirin sekarang. Nanti juga kamu ngerti. Aku akan selalu siap untuk mengajarimu.”

“Makin bingung, deh,” jawabku dengan polos.

Kala itu, aku tidak mengerti sama sekali arah pembicaraan Bimo. Ternyata ini arti dari ingin memiliki yang dia maksud. Tujuannya menjadikanku sebagai kekasih hanya karena melihat fisikku dan ingin memiliki tubuhku.

Sungguh, aku benar-benar sakit jika mengingat kejadian terkutuk itu. Ingin rasanya berteriak pada dunia untuk mengatakan kebencianku terhadap Bimo. Laki-laki yang mengaku mencintaiku itu dengan tega merenggut kehormatanku secara paksa.

Bimo juga tahu kalau saat itu, aku juga mencintainya. Inikah balasan cinta tulusku untuknya? Kenapa dia tega menghancurkan hidupku? Dendam apa yang dia miliki hingga dengan beringas menikmati tubuhku?

Sakit ini menyiksa batin dan jiwaku. Aku sangat bingung untuk kembali melanjutkan hidup. Penderitaan ini telah memaksaku untuk melukai hati dan perasaan orang tuaku.

Mereka sangat tersiksa dan menderita setiap menyaksikan perbuatanku yang selalu melukai tubuhku. Aku tidak pantas disebut sebagai anak, anak yang bertubi-tubi menyiksa orang tua yang sangat menyayangiku.

Belum sembuh dari luka mengetahui anak satu-satunya telah hancur dan ternoda. Sekarang, aku juga harus menyiksa mereka dengan melukai tubuhku.

Aku bingung harus berbuat apa karena berusaha bangkit untuk kembali membahagiakan mereka sudah tidak mampu kulakukan. Perasaan ini sekarang sudah sangat hampa, yang ada dalam pikiran adalah ingin meninggalkan semua penderitaan ini, tetapi aku tidak kuasa.

🏵️🏵️🏵️

Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Ayah dan Bunda membawaku kembali pulang ke rumah. Aku berusaha tegar karena tidak ingin lagi menyakiti mereka.

“Sayang, jangan lakukan itu lagi, yah. Bunda mohon. Ayah dan Bunda sangat menyayangimu. Kamu tetap segalanya untuk kami, kamu adalah anak terbaik kami.” Bunda memelukku saat kami telah berada di kamarku.

“Maafin Dara, Bunda ... Dara udah menyakiti dan melukai perasaan Ayah dan Bunda. Dara anak yang tidak tahu diri.” Aku menangis di pelukan Bunda.

“Tidak, Sayang, kamu itu anak yang baik dan selalu membahagiakan orang tua.”

“Tapi sekarang Dara udah membawa aib dalam keluarga kita.”

“Jangan pernah berpikir seperti itu, kamu tetap penyemangat dan harapan Ayah Bunda. Bunda yakin dan percaya kalau kamu mampu melewati semua ini. Kamu harus kuat dan tetap berusaha untuk melangkah ke depan. Lupakan semua masa lalu yang menyakiti hati dan perasaanmu, kamu itu anak hebat.”

“Dara tidak tahu apa jadinya kalau Ayah dan Bunda tidak ada untuk Dara. Dari awal, Dara pasti sudah tidak ada lagi di sini. Dara putus asa dan ingin meninggalkan semua penderitaan ini, tapi Ayah dan Bunda selalu melindungi dan menjaga Dara, juga memberikan kekuatan untuk Dara. Ayah dan Bunda adalah orang tua terhebat yang Dara punya, selalu sabar, tabah, dan melakukan yang terbaik untuk Dara.”

“Itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai orang tua. Menjaga dan melindungi anaknya.”

“Terima kasih, Bunda. Dara sayang Bunda.”

“Bunda juga sayang kamu, Nak.” Bunda pun mencium keningku.

Tiiittt! Tiiittt!

Tiba-tiba kami dikagetkan suara klakson mobil dari depan rumah. Bunda segera keluar dari kamarku. Aku mendengar suara orang-orang memasuki rumah. Tidak sampai dua menit, Bunda kembali menghampiriku ke kamar.

“Ada Dokter Revan dan keluarganya di depan. Mereka ingin bertemu kamu. Ayah udah meminta mereka masuk dan duduk di ruang tamu.” Aku kaget mendengar penuturan Bunda.

“Untuk apa mereka ke sini, Bunda?” tanyaku heran.

“Bunda juga nggak ngerti, Sayang. Kita ke depan aja supaya kita tahu apa maksud dan tujuan kedatangan mereka.”

Aku dan Bunda segera beranjak meninggalkan kamar. Saat tiba di ruang tamu, Dokter Revan melihat ke arahku, dia melemparkan senyumannya, tetapi aku tidak menghiraukannya.

Apa gerangan yang membuat mereka mengunjungi rumahku? Kenapa Dokter Revan dan orang tuanya ingin bertemu denganku? Apa tujuan mereka sebenarnya?

==========

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • GADIS YANG TERNODAI    Tiba-Tiba Dilamar

    🏵️🏵️🏵️Aku tetap tidak menghiraukan senyuman Dokter Revan, walaupun beberapa kali dia masih tersenyum kepadaku. Aku dan Bunda langsung menyusul duduk di samping Ayah.“Ini Dara anak kami, Pak, Bu.” Ayah memperkenalkanku kepada orang tua Dokter Revan.“Apa kabar, Nak Dara? Maaf tidak memberitahukan kedatangan kami sebelumnya,” balas ayahnya.“Terus terang, saya sangat terkejut melihat kehadiran keluarga Bapak di rumah kami,” lanjut Ayah. Sementara itu, Dokter Revan selalu melirik ke arahku sambil tersenyum.“Sebenarnya maksud dan tujuan kami menemui keluarga Bapak adalah ingin melamar Nak Dara menjadi menantu di rumah kami.” Aku tidak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan ayahnya.“Tidak! Dia pasti ingin berbuat jahat pada Dara, Bun!” tegasku sambil menunjuk ke arah Dokter Revan.“Nak Dara, dengarkan dulu penjelasan Om dan Tante,” pinta ayahnya.“Iya, Nak. Niat Kami tulus untuk meminang kamu menjadi istri Revan, anak kami.” Ibunya turut membuka suara.“Itu tidak mungkin, dia pas

    Last Updated : 2025-02-15
  • GADIS YANG TERNODAI    Malam Pertama

    🏵️🏵️🏵️Malam pertama akhirnya berlalu seperti malam-malam sebelum aku menikah dengan Dokter Revan. Aku sangat bersyukur karena dia tidak memaksaku untuk melakukan kewajiban yang harus kami lakukan di malam itu.Keesokan harinya, aku terbangun dan sangat terkejut mendapati dirinya duduk di samping tempat tidur sambil memandangi wajahku.“Kamu ngapain?” tanyaku. Aku pun segera duduk lalu menggeser posisi.“Mandangin wajah istriku yang sedang tidur,” jawabnya dengan santai.“Untuk apa?”“Untuk melepas rindu.” Dia mendekatiku“Jangan mendekat!” Aku pun bergeser.“Kenapa, Dek? Aku udah bilang nggak ada niat untuk menyakitimu, aku mohon jangan takut. Aku berjanji akan melindungi dan menjagamu, juga membantumu membuang masa kelam yang membuatmu seperti ini.” Dia meraih tanganku. Aku mencoba untuk yakin kepadanya.“Apa aku harus percaya padamu?” tanyaku penuh harap.“Belajarlah mempercayai suamimu,” ucapnya lalu mencium jemariku.“Apa tujuanmu menikahiku? Siapa kamu sebenarnya?” Aku ingin

    Last Updated : 2025-02-15
  • GADIS YANG TERNODAI    Kehilangan Harta Paling Berharga

    🏵️🏵️🏵️“Jangan sentuh aku! Pergi dari hadapanku!”“Tolong kontrol dirimu, Sayang. Dia orang baik yang akan membantumu.”“Dara nggak mau, Bunda. Dara takut. Selamatkan Dara dari tangan kotornya. Kalau Bunda nggak mau bantu, Dara akan kembali melakukan hal yang sama, menyayat pergelangan tangan Dara. Bunda tahu sendiri, kan, kalau Dara selalu memegang silet ini untuk melindungi diri dari mereka yang ingin menyakiti Dara.”“Bunda mohon, Sayang, jangan lakukan itu lagi. Bunda nggak kuat melihat kamu tersiksa seperti ini.”“Usir dia, Bunda. Dara nggak mau lihat wajahnya. Dia sama saja dengan laki-laki jahat yang telah menyiksa dan menghancurkan masa depan Dara.”“Bukan, Sayang. Dia tidak sama dengan laki-laki yang menyakitimu, dia orang baik. Dia seorang dokter.”“Dara benci laki-laki! Dara tidak mau melihatnya ada di sini!”“Dia Dokter Revan, Sayang.”“Dara nggak peduli! Usir dia, Bunda!”Ayah dan Bunda membawaku ke ruangan yang serba putih ini. Mereka mengaku supaya aku mendapatkan pe

    Last Updated : 2025-02-13
  • GADIS YANG TERNODAI    Trauma Bertemu Laki-Laki

    🏵️🏵️🏵️Aku hampir putus asa dan ingin mengakhiri hidup di vila tersebut. Namun, tiba-tiba bayangan Ayah dan Bunda terlintas di benakku. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan kedua orang tua yang sangat menyayangi dan berharap banyak kepadaku? Aku anak tunggal yang harus membahagiakan mereka.Aku segera membenahi diri lalu memakai kembali pakaian yang Bimo lepaskan dari tubuh yang telah kotor ini. Aku masih tidak kuasa menyaksikan noktah merah di kasur yang telah Bimo lakukan untuk melampiaskan hasratnya. Aku merasakan sakit pada bagian yang telah Bimo hancurkan, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan kehancuran hatiku.Aku segera keluar dari tempat itu lalu melangkah perlahan karena masih merasakan keperihan pada bagian sensitif tubuhku. Penuh dengan susah payah, akhirnya aku berhasil pergi dari kamar itu. Taksi online yang kupesan telah menunggu. Setelah aku masuk dan duduk, kendaraan roda empat tersebut akhirnya meluncur meninggalkan tempat terkutuk itu. Sungguh, aku ti

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • GADIS YANG TERNODAI    Malam Pertama

    🏵️🏵️🏵️Malam pertama akhirnya berlalu seperti malam-malam sebelum aku menikah dengan Dokter Revan. Aku sangat bersyukur karena dia tidak memaksaku untuk melakukan kewajiban yang harus kami lakukan di malam itu.Keesokan harinya, aku terbangun dan sangat terkejut mendapati dirinya duduk di samping tempat tidur sambil memandangi wajahku.“Kamu ngapain?” tanyaku. Aku pun segera duduk lalu menggeser posisi.“Mandangin wajah istriku yang sedang tidur,” jawabnya dengan santai.“Untuk apa?”“Untuk melepas rindu.” Dia mendekatiku“Jangan mendekat!” Aku pun bergeser.“Kenapa, Dek? Aku udah bilang nggak ada niat untuk menyakitimu, aku mohon jangan takut. Aku berjanji akan melindungi dan menjagamu, juga membantumu membuang masa kelam yang membuatmu seperti ini.” Dia meraih tanganku. Aku mencoba untuk yakin kepadanya.“Apa aku harus percaya padamu?” tanyaku penuh harap.“Belajarlah mempercayai suamimu,” ucapnya lalu mencium jemariku.“Apa tujuanmu menikahiku? Siapa kamu sebenarnya?” Aku ingin

  • GADIS YANG TERNODAI    Tiba-Tiba Dilamar

    🏵️🏵️🏵️Aku tetap tidak menghiraukan senyuman Dokter Revan, walaupun beberapa kali dia masih tersenyum kepadaku. Aku dan Bunda langsung menyusul duduk di samping Ayah.“Ini Dara anak kami, Pak, Bu.” Ayah memperkenalkanku kepada orang tua Dokter Revan.“Apa kabar, Nak Dara? Maaf tidak memberitahukan kedatangan kami sebelumnya,” balas ayahnya.“Terus terang, saya sangat terkejut melihat kehadiran keluarga Bapak di rumah kami,” lanjut Ayah. Sementara itu, Dokter Revan selalu melirik ke arahku sambil tersenyum.“Sebenarnya maksud dan tujuan kami menemui keluarga Bapak adalah ingin melamar Nak Dara menjadi menantu di rumah kami.” Aku tidak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan ayahnya.“Tidak! Dia pasti ingin berbuat jahat pada Dara, Bun!” tegasku sambil menunjuk ke arah Dokter Revan.“Nak Dara, dengarkan dulu penjelasan Om dan Tante,” pinta ayahnya.“Iya, Nak. Niat Kami tulus untuk meminang kamu menjadi istri Revan, anak kami.” Ibunya turut membuka suara.“Itu tidak mungkin, dia pas

  • GADIS YANG TERNODAI    Terkejut

    🏵️🏵️🏵️Aku tersadar dan melihat dokter itu berada di sampingku. Sementara Ayah dan Bunda tidak ada di ruangan untuk menemaniku. Kenapa mereka meninggalkan aku bersama laki-laki asing? Aku segera duduk lalu menjauh darinya.“Jangan takut, Dek. Saya hanya ingin membantu kamu,” ucapnya. Mungkin dia berusaha menenangkanku.“Pergi! Kamu pasti ingin menyakitiku!” teriakku dengan penuh ketakutan.“Saya sama sekali tidak ada niat untuk menyakitimu. Kamu itu pasien saya yang harus saya rawat dan obatin.”“Aku tidak sakit!” “Tapi lihat tangan kamu, banyak luka sayatan. Itu namanya sakit, Dek.”“Aku yang melakukannya!”“Kenapa kamu melukai diri sendiri?”“Karena tubuhku sudah kotor dan ternoda. Aku ingin menyakiti tubuh hina ini.” Aku tidak mampu menahan tangis.“Nggak boleh ngomong seperti itu. Kita harus bersyukur dengan semua anugerah yang Allah berikan. Kamu seharusnya bangga dengan apa yang kamu miliki. Kamu cantik, manis, juga imut, terus ... orang tua kamu bilang kalau kamu juga berpr

  • GADIS YANG TERNODAI    Trauma Bertemu Laki-Laki

    🏵️🏵️🏵️Aku hampir putus asa dan ingin mengakhiri hidup di vila tersebut. Namun, tiba-tiba bayangan Ayah dan Bunda terlintas di benakku. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan kedua orang tua yang sangat menyayangi dan berharap banyak kepadaku? Aku anak tunggal yang harus membahagiakan mereka.Aku segera membenahi diri lalu memakai kembali pakaian yang Bimo lepaskan dari tubuh yang telah kotor ini. Aku masih tidak kuasa menyaksikan noktah merah di kasur yang telah Bimo lakukan untuk melampiaskan hasratnya. Aku merasakan sakit pada bagian yang telah Bimo hancurkan, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan kehancuran hatiku.Aku segera keluar dari tempat itu lalu melangkah perlahan karena masih merasakan keperihan pada bagian sensitif tubuhku. Penuh dengan susah payah, akhirnya aku berhasil pergi dari kamar itu. Taksi online yang kupesan telah menunggu. Setelah aku masuk dan duduk, kendaraan roda empat tersebut akhirnya meluncur meninggalkan tempat terkutuk itu. Sungguh, aku ti

  • GADIS YANG TERNODAI    Kehilangan Harta Paling Berharga

    🏵️🏵️🏵️“Jangan sentuh aku! Pergi dari hadapanku!”“Tolong kontrol dirimu, Sayang. Dia orang baik yang akan membantumu.”“Dara nggak mau, Bunda. Dara takut. Selamatkan Dara dari tangan kotornya. Kalau Bunda nggak mau bantu, Dara akan kembali melakukan hal yang sama, menyayat pergelangan tangan Dara. Bunda tahu sendiri, kan, kalau Dara selalu memegang silet ini untuk melindungi diri dari mereka yang ingin menyakiti Dara.”“Bunda mohon, Sayang, jangan lakukan itu lagi. Bunda nggak kuat melihat kamu tersiksa seperti ini.”“Usir dia, Bunda. Dara nggak mau lihat wajahnya. Dia sama saja dengan laki-laki jahat yang telah menyiksa dan menghancurkan masa depan Dara.”“Bukan, Sayang. Dia tidak sama dengan laki-laki yang menyakitimu, dia orang baik. Dia seorang dokter.”“Dara benci laki-laki! Dara tidak mau melihatnya ada di sini!”“Dia Dokter Revan, Sayang.”“Dara nggak peduli! Usir dia, Bunda!”Ayah dan Bunda membawaku ke ruangan yang serba putih ini. Mereka mengaku supaya aku mendapatkan pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status