แชร์

BAB 7 Memikirkan Istri Kedua

ผู้เขียน: Miss Nonce
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-16 23:26:11

Diruangan Naka, pria itu masih berkutat dengan berkas di meja. “Bagaimana Lika disana Bara?” tanya pada sang asisten, yang sudah paham mengapa Naka menikahi gadis itu.

Ia juga tadi sedikit disalahkan, karena sakitnya Naka haurs mengajak Lika dinas ke luar negeri yang berakhir kekacauan.

“Baik pak, sudah bisa beradaptasi dengan baik. Ya paling resikonya, hmm digodain pekerja Gudang pak.” jawab Bara, sengaja agar Naka berbaik hati memindahkan Lika kembali ke jalurnya. Dia juga sedikit terbantu dengan adanya Lika, si gadis lugu yang bagus dalam pekerjaannya.

Naka mendengus, sudah bagus disana mau dipindahkan kemana. Gudang adalah tempat yang paling jauh darinya, namun masih bisa ia pantau. Berbeda jika di kantor cabang, lokasi yang jarang Naka jarang datangi.

“Lika akan tetap disana pak?” tanya Bara memberanikan diri.

“Disana saja.” jawabnya tegas.

Ketika sendiri di ruangannya, Naka mulai memejamkan matanya. Tingkah lugu istri barunya benar-benar diluar nalar, seenaknya duduk diruangannya. Seolah ruangannya ini adalah ruangan karyawan biasa. Baru saja teringat akan istri barunya, orangnya tiba-tiba nongol didepannya.

“Pak Naka.” seru Lika main masuk begitu saja. Diluar kosong sepertinya Bara sedang tidak ada di mejanya.

“Lika. Kamu nggak bisa apa ketuk pintu dulu!” sentak Naka karena istrinya mengagetkannya.

“Lika nggak mau pak digudang. Kerjaannya berat banget, baru sehari saja badan Lika mau rontok pak.” melasnya.

Naka mendengus, selain polos ternyata istrinya manja juga. “Saya bos kamu disini. Kamu harus turutin perintah saya.”

“Iya tapi Lika mohon pak jangan pindahin kesana. Kan, divisi lain masih ada kenapa harus disana?” tanyanya masih tak paham.

“Ckk, jangan menganggu saya dengan rengekan tidak pentingmu Lika. Sekarang kembali bekerja, saya masih banyak pekerjaan.”

“Pak Naka nggak pulang ke apartemen Lika?” tanyanya random sekali gadis ini.

Naka menoleh mendengar ajakan itu, “Kenapa saya harus pulang ke apartemen kumuh kamu itu?” tanyanya sadis.

“Itu kan apartemen Lika pak. Lagi kan aku istri pak Naka, memang Pak Naka nggak mau malam pertama apa.” Wow Lika berani sekali menawarkan hal itu pada pria dewasa ini. siapa tahu suaminya akan berbesar hati memindahkan bagian kerjanya.

Namun sayangnya, Naka Nampak tidak berminat sama sekali.

“Tidak!”

“Kenapa?”

“Pergilah jangan ganggu saya.” usir Naka.

“Pak Naka nggak mau kasih Lika nafkah?”

“Nafkah apa. Cek senilai 10 miliar masih di tangan kamu Lika.” tegasnya.

“Itu kan buat persiapan kalau Lika hamil pak, masa mau dipakai.” ucapnya polos.

Naka semakin pusing dengan kepalanya, istri barunya benar-benar merepotkan. “Tidak.”

“Nggak mau beliin Lika apartemen gitu, mobil atau apa kek. Namanya juga pengantin baru.” Dengusnya. Kenapa jadi matre gadis ini.

“Kamu salah kalau meminta itu semua dari saya. Pernikahan kita hanya bentuk tanggungjawab dari saya saja, sampai kamu dinyatakan hamil atau tidak!” ulang Naka dengan pernyataannya tadi.

Lika yang kesal, meninggalkan ruangan suaminya. Kejam sekali, baru menikah dia tidak dapat apa-apa ini sama saja masih hidup sendiri kan.

Usainya, Naka menerima panggilan telepon dari rumahnya. Istrinya kejang tiba-tiba dan sekarang sedang dirumah sakit. Sontak Naka beranjak dari duduknya dan berlari kencang. Hingga sampai lobbi ia melewati Lika yang sedang berjalan, gadis itu kira Naka menyusulnya, namun setelah dilewati dan Naka masuk kedalam mobilnya, gadis itu meringis.

“Dasar suami nggak tahu diri,” gumamnya.

*

*

Naka berdiri di samping tempat tidur rumah sakit tempat istrinya, Ivanka, terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di tangan kurusnya akibat penyakit kankernya. Raut wajah Naka penuh kekhawatiran sementara dokter menjelaskan bahwa kondisi Ivanka sudah stabil namun harus banyak beristirahat dan menghindari stres. "Pastikan dia mendapat nutrisi yang cukup dan istirahat yang banyak." ujar dokter dengan nada yang menenangkan.

Setelah dokter pergi, Naka duduk di samping tempat tidur, memegang tangan Ivanka yang dingin. Dia berusaha tersenyum untuk memberi semangat, meskipun hatinya remuk melihat penderitaan istrinya.

“Sehat Ivanka.” Gumamnya.

Naka juga tidak tega melihat keadaan Ivanka, wanita yang dulunya sangat menjaga penampilan itu harus menderita sekarang. Rambut pendek, wajah menghitam dan tubuh yang mengurus. Namun meski begitu, tidak ada hatinya merasakan getaran cinta yang kuat. Rasa sayang dibalut rasa iba malah yang semakin membesar di hati.

Naka memandangi jendela, dengan pemandangan langit yang sudah mulai menggelap. Tidak dapat dipungkiri sudah dua hari ia tidak bekerja, artinya dia tidak bisa melihat Anulika, istri kecilnya yang diam-diam ia nikahi, karena kesalahan satu malamnya.

Sudah dua hari ini tidak ada kabar darinya, dan Naka mulai cemas. Sebenarnya dia bisa saja menghubungi Lika, namun gengsi tinggi membuat Naka enggan melakukannya. Paling dia meminta kabar dari asisten merangkap sekretarisnya, Bara yang menggantikan tugasnya di kantor.

Dia mencoba menghubungi Bara, rekan kerjanya, untuk menanyakan keadaan Lika. "Semua aman, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." jawab Bara melalui telepon.

Namun, kekhawatiran masih menggelayuti pikiran Naka. Apakah Lika mengalami kesulitan beradaptasi di gudang? Apakah dia baik-baik saja? Naka merasa bimbang dan bersalah karena tidak bisa berada di dua tempat sekaligus, merawat istrinya di rumah sakit sekaligus memastikan Lika tidak kesulitan dengan pekerjaan barunya.

Ah sial, Naka tidak dapat menghilangkan Lika dari pikirannya sendiri. Naka adalah pria yang bertanggung jawab, terlebih pada istrinya. Tapi jangan meminta hati padanya, karena dia akan kesulitan memberikannya.

Di tengah kebingungan dan kekhawatirannya, Naka menggenggam tangan Ivanka lebih erat, berharap kehadirannya bisa memberikan sedikit kenyamanan.

Dia juga berjanji dalam hati akan segera mengunjungi gudang secepat mungkin untuk memastikan semuanya baik-baik saja dengan Lika, sekaligus menjaga Ivanka dengan sebaik mungkin dalam perjuangannya melawan penyakit.

Hari ketiga, kondisi Ivanka mulai semakin membaik. Sudah mulai bisa berbicara meski masih terdengar parau dan lemah.

“Babe, kamu enggak kerja dong ya?”

“No, aku menjaga kamu.”

“Terima kasih.”

“Sudah tugasku, Ivanka.” Ucap Naka. Dia mengurus keperluan Ivanka dibantu pelayan, tidak ada ornag tua Ivanka yang datang malah asik berpelesiran ke luar negeri. Jengkel, tentu saja. Naka berharap mertuanya itu bisa membantunya menjaga Ivanka, ketika dia sibuk bekerja.

Seperti sekarang ini, dimana Ivanka membutuhkan perawatan dan perhatian, kedua orangtuanya malah tidak mempedulikannya. Makin kasihan Naka melihat istri yang tidak pernah ia cintai ini.**

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Endang Wahyuni
seru lanjut dong ceritanya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 8 Memikirkan Istri Nakal

    Malamnya, Naka makin gelisah. Ada rasa entah apa namanya, dia selalu memikirkan Lika. Suaranya yang manja, sikapnya yang absurd terkadang menggodanya dan menjengkelkan. Tapi Naka suka, membuat harinya begitu berbeda dan berwarna.Dengan membuang rasa ego, Naka menghubungi Lika. Mau tahu dimana gadis ini sekarang. Hari sudah beranjak malam dan turun hujan.Sekali dua kali, tidak kunjung diangkat. Sampai Naka memeriksa kembali apa nomornya benar atau tidak. Kembali Naka menghubungi istri kecilnya itu.“Angkat Lika, angkat.” Ujarnya menggeram sendiri.Saat Naka mendengar suara Lika di ujung telepon, rasa lega sejenak menyelimuti hatinya. Namun, rasa lega itu segera tergantikan oleh gelombang kecurigaan. "Masih di jalan." kata Lika dengan suara yang terdengar lelah, menjawab panggilan suaminya.“Dijalan?” beo Naka, sudah malam masih keluyuran.“Iya, nanti di hubungi lagi.”“Lika.”“Apa?”“Dimana?” tanya Naka kembali memastikan.“Dibilang dijalan.” Sentak Lika kesal.“Sama siapa?”“Teman.”

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-17
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 9 Menginap di Kamar istri Kecil

    Lika mengerjap kaget ketika Naka mengatakan akan menginap disini. Maksudnya bagaimana, kenapa pak bosnya mau menginap di apartemen mungilnya ini. lebih enak dirumahnya sendiri, Lika yakin ranjang milik Naka lebih besar dari miliknya.“Kamu tidak tuli bukan?” sindir Naka kesal, karena Lika seolah menolak kehadirannya.“No. Big no, bapak pulang saja. Tempat ini terlalu sempit buat berdua.” Lika mendekati Naka dan menarik tangan bosnya itu. Enak saja menumpang nginap, memang ia tidak punya rumah."Kenapa? Kamu lupa kalau kita juga pernah tidur bersama. Bahkan tanpa pakaian." sinis Naka, mengingatkan Lika tragedi malam berdarahnya. Lika berdecak, kesal jika diingatkan akan malam itu.“Bapak nggak punya rumah, sampai menumpang menginap dirumah karyawannya?” sindir Lika.Namun tenaganya kalah dari Naka, dan malah ditarik balik oleh Naka, hingga mereka berdua jatuh diatas ranjang kecil itu. Naka menahan napasnya ketika Lika ada diatas tubuhnya. Kedua mata itu saling pandang, menegaskan jika

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-18
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 10 Perhatian Kecil Bos Galak

    Hari masih belum terang, ketika Naka terbangun karena mendengar suara pekikan dari arah kamar mandi. Meraba sisi ranjangnya, kosong. Lika di kamar mandi, dengan langkah gontai Naka menyusul gadis itu. Sempat melihat jam di dinding masih pukul 3 dini hari.Hoek..Lika sedang mengeluarkan semua isi perutnya di toilet, suaranya sangat mengenaskan.“Lika.. Kenapa?” tanya Naka, dia masuk ke dalam. Membantu gadis itu yang kesulitan dengan rambutnya. Rambut panjangnya Naka tangkup, dan memijit leher Lika.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Naka, mulai khawatir karena Lika tidak berhenti mengeluarkan isi perutnya.“Hmmm, keluar.” Usir Lika pelan. Tidak nyaman muntah ada orang lain. Naka mengabaikan, tetap ia pijat leher itu.Naka sadar dia pria dewasa, dalam kondisi ini Lika juga membutuhkannya. Sama ketika Ivanka sakit, Naka bersedia membantunya.Suara muntah itu memekikkan telinga, terlihat Lika berjuang mengeluarkan semua isi perutnya.“Sudah?” tanyanya, Lika mengangguk. Wajahnya merah, basah kar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-18
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 11 Mencemaskan Istri Kecilnya

    Lika baru saja memasuki area kantor ketika dia dihadang oleh Kimberly, rekan kerjanya yang selalu mencari-cari kesalahan. Entah apa yang Kim irikan padanya, padahal Lika termasuk gadis yang biasa saja. Tidak seperti dia yang heboh sekali kalau ke kantor."Eh, ada gadis gudang. Kasihan sekali, hitam deh keliling terus." sindir Kimberly dengan nada mengejek.Lika berusaha mengabaikan komentar sinis tersebut karena kepalanya yang sedang sakit, tetapi Kimberly tidak berhenti. Dari Lika pertama masuk ke kantor ini, Kimberly memang sudah jahil padanya."Mulutmu iseng sekali ya. Berasa yang punya kantor ya." balas Lika, mencoba menahan emosinya. "Ya didoakan saja," sahut Kimberly dengan nada santai, seolah tidak terpengaruh oleh kemarahan Lika.“Terserahlah.” Abai Lika mencoba berjalan kembali.Kepala Lika semakin berdenyut dan tubuhnya terasa tidak enak, namun dia memilih untuk pergi meninggalkan Kimberly. Baru saja melangkah, tiba-tiba Kimberly dengan sengaja menyelengkat kakinya sehingga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-19
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 12 Ungkapan Cinta

    Naka tidak jadi mengantarkan Lika ke dokter, istrinya memintanya untuk pulang cepat. Naka memenuhi keinginan itu, biasanya Ivanka akan minta dimanja, entah makan disuapi, minum obat atau tidur bersama.Naka harus memenuhi itu, Ivanka sedang sakit ia tidak mau istrinya merasa tidak ia perhatikan. Meski Ivanka juga mengerti akan kesibukannya diperusahaan.Niatnya meminta Bara untuk mengajak Lika ke dokter, namun dipikir lagi Naka suka menyusahkan Bara. Maka ia meminta Lika pergi sendiri, yang hanya dibalas iya saja.“Hai” sapa Naka, masuk ke dalam kamar Ivanka.“Sibuk sekali, aku sampai dilupakan.” Rajuk Ivanka, melihat suami tampannya. Tangannya mengulur, minta digapai sang suami. Naka yang mengerti lalu menggapai tangan itu, dan mengenggamnya.“Hmm.. Sedang banyak pekerjaan. Sudah makan?” tanya Naka, dan Ivanka menggeleng pelan, “Mau aku suapi?” tanya Naka, tentu saja ia mengangguk senang.“Lapar banget tidak, aku mandi dulu ya. Kotor kena debu.” Kata Naka, ia usahakan jika bertemu Iv

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-19
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 13 Memberi Hukuman Pada Istri Kecil

    Cukup lama Naka mandi, karena sambil melamun. Ditambah dia tadi menghubungi Lika dan memikirkan gadis itu yang seenaknya saja pergi dengan laki-laki lain. Apa maunya Lika itu, pikir Naka.Usai memakai baju juga tidak langsung ke kamar Ivanka, dia malah menghubungi Lika kembali, dan gadis itu masih diluar. Bagaimana Naka tidak menggeram kesal.“Lama sekali mandinya.” Kata Ivanka menyambut kemunculan Naka.“Maaf, tadi habis terima telepon.” Ucapnya, langsung mengambil piring dan menyuapi Ivanka.“Maaf.”“Untuk?”“Karena merepotkanmu. Harusnya aku yang melayanimu, malah kamu yang melayani aku.” Ucap Ivanka sendu. Sebagai istri tentu Ivanka sedih, tidak dapat melakukan tugasnya.Naka tersenyum, ia mengusap kening wanita berwajah pucat itu. “Tidak apa. Nanti kalau kamu sudah sehat, aku akan menagihnya.” Canda Naka. Ivanka tertawa, “Tentu, tagih aku. Dan seumur hidup aku akan melayanimu.” Ucapnya sumringah. Senyum Naka berubah jadi ringisan, ia malah hendak membebaskan Ivanka jika wanita itu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-20
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 14 Mulai Posessif

    Lika membuka matanya, mengerjapkan untuk menyesuaikan dengan Cahaya pagi, yang masuk melalui celah jendela kecilnya dari balik tirai. Ah, sudah pagi. Ini kenapa tubuhnya sakit semua, terasa lelah sekali. Dan inti tubuhnya, sial, terasa nyeri. Mengusap matanya, Lika menoleh kesamping, pria yang bermalam dan menyiksanya masih memeluk pinggang Lika dengan erat. Terlihat Naka sangat nyaman dipelukan Lika, meski matanya masih tertutup rapat.Lika menatap wajah tidur Naka, menikmati ketampanan pria yang memiliki selisih usai jauh diatasnya. Pria yang semalam menyiksanya dalam kenikmatan, meski ia sudah meronta untuk minta dilepaskan. Wajah Lika memanas mengingat betapa liarnya Naka tadi malam, jauh dibanding ketika pertama kali mereka melakukannya. Lika juga tidak sepenuhnya ingat, karena dia sedang mabuk kala itu.Mengingat tadi malam, Lika mendesah. Kalau begini sih dipastikan dia akan hamil. Mereka tidak menggunakan pengaman apapun coba. Jujur, Naka memberikan warna baru bagi hidupnya. T

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-21
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 15 Diajak Nganu Pak Bos

    Pagi itu Lika disibukkan dengan pekerjaan yang berkepanjangan, ingin tidak masuk bekerja tetapi bos dia yang sekarang sangat galak sekali. Kalau belum pingsan didepan matanya, harus terus bekerja. Itu yang dikatakan anak-anak gudang yang lain padanya, sadis bukan.Lika sedang merasakan tidak enak badan, merasa pusing dan mual. Dia bahkan sampai mengingat tadi dia sarapan apa, hanya ketoprak tidak pedas, di depan kantornya. Tapi kenapa jadi mual ya, biasanya tidak.Tiba-tiba Lika ingin berdekatan dengan Naka. Menghirup aroma tubuh pria itu membuat rasa mualnya hilang tak bersisa. Mencoba mencuri waktu, ia izin pada manager gudang jika Lika dipanggil bos besar, tentu saja diizinkan mengingat jika sebelumnya Lika adalah sekretaris disana.“Pak Bara, Pak Naka ada?” tanya Lika Ketika melihat Bara duduk dibangkunya.“Ya Bu Lika, ada. Mau ketemu?” jawab Bara melemparkan kembali pertanyaan.“Lika saja, pak.”“Tidak enak, masa Lika saja,” kekeh Bara.“Kalau sendiri tidak apa, tapi kalau ramai

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-21

บทล่าสุด

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 110 Ivanka..

    “Suara bayi!” pekik Benedito, menunggu di luar ruang bersalin Lika bersama Nyra dan Elise.“Iya, sudah lahir,” ujar Mama Elise, mengucap syukurnya.“Tinggal satu lagi,” kata Papa Ben dengan cepat. Dia dihubungi Bara, asisten anaknya. Mengatakan jika menantunya telah ada di rumah sakit untuk melahirkan tentu saja, Ben tidak mau ketinggalan momen berharga ini.Semua bersorak, menyambut kelahiran cucu mereka. Nyra menundukkan pandangannya, matanya panas sekali. Cucunya sudah lahir, tapi apa ini bisa disebut sebagai cucunya, jika Naka saja bukan anak kandungnya.Melihat keterdiaman Nyra Gasendra, Mama Elise menarik tangannya lembut. “Selamat Bu Nyra, cucunya sudah lahir.” Elise mengucapkan dengan senyum tulus, membuat Nyra salah tingkah karena sikapnya yang memang tidak baik pada Elise, namun dibalas dengan kelembutan.Nyra yakin Elise mengetahui semua cerita tentang dirinya dan Naka, diberitahu Lika. Tapi bukannya membalas perbuatannya dengan ejekan, tapi Elise malah menyambutnya dengan

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 109 Tunggu Si Kembar

    Naka merasa jantungnya terkoyak dua. Di satu sisi, Lika, istri keduanya, sekarang sedang berjuang melahirkan putra mereka di rumah sakit. Sementara di sisi lain, Ivanka, istri pertamanya, terbaring lemah di rumah, menghadapi tahap akhir kanker yang mematikan. Suasana kamar yang suram hanya diterangi oleh cahaya lampu remang-remang, menambah berat suasana hati Naka.“Ivanka.. Lika akan melahirkan,” kata Naka dengan nada paniknya. Ivanka tersenyum, lalu mengangguk. “Temani dia.. Tolong jaga Lika dan anak kita," bisik Ivanka dengan suara yang nyaris tak terdengar, matanya yang sembab memandang Naka dengan penuh kasih.Naka merasa seakan-akan sebuah pisau mengaduk perutnya, rasa bersalah dan kepedihan bercampur menjadi satu. Tangannya gemetar saat dia menggenggam tangan Ivanka yang sudah sangat kurus."Aku akan kembali, dengan si kembar. Tunggu aku, ya? Tolong tunggu kami," Naka mencoba menguatkan suaranya, meski hatinya remuk. Dia mencium kening Ivanka, mencoba menahan air mata yang ingi

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 108 Sebuah Perasaan..

    Naka mulai dilemma, satu sisi ia ingin menemani Ivanka yang terbaring di rumah sakit, dengan keadaan yang semakin kritis. Di satu sisi, Anulika juga membutuhkan dirinya.Dalam sambungan telepon, Naka meminta Lika untuk banyak istirahat. “Sayang, ditemani mama ya tidurnya,” kata Naka dengan lembut.“Iya mas, jangan khawatir. Ada mama, Bik Lilis dan pelayan lain. Aku aman kok, Kak Ivanka gimana, mas?”“Masih kritis sayang, sedang di ruang operasi. Setelah itu aka nada observasi.” Naka menjelaskan, kemudian menghela napas lelahnya. “Entahlah, semoga ada keajaiban.”“Yakin mas, aku yakin Kak Ivanka pulih. Dia janji kok mau lihat si kembar lahir, mas.” lika penuh dengan keyakinan, karena Ivanka janji akan menunggu kedua anaknya lahir.“Ya berdoa saja sayang,” ucap Naka.Mengucapkan beberapa wajangan kepada istrinya dan meminta maaf karena tidak bisa menemani, beruntung Lika begitu pengertian sekali. Membuat Naka merasa lega, memiliki istri seperti Lika.**Di ruang putih steril rumah saki

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 107 Permintaan Terakhir Ivanka

    Naka menerobos lorong rumah sakit dengan langkah-langkah besar, napasnya tersengal-sengal seolah-olah setiap detik adalah pertarungan. Begitu mendengar kabar dari dokter, tubuhnya seakan tak memiliki pilihan selain bergegas ke ruang rawat dimana Ivanka, istrinya, berjuang antara hidup dan mati."Apa yang terjadi, Suster Mirna?" suaranya serak penuh kekhawatiran saat ia menghampiri suster yang bertugas di sisi tempat tidur Ivanka.Suster Mirna menoleh dengan wajah penuh simpati, "Kondisi Bu Ivanka kritis, Tuan. Kanker yang diidapnya memperburuk keadaan."Air mata mulai menggenang di sudut mata Naka, tangannya gemetar saat ia meraih tangan Ivanka yang terkulai lemah di atas selimut. Kulitnya pucat, hampir transparan, dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.“Ivanka..” lirih Naka memanggil istri pertamanya itu.Tiba saat itu, dokter masuk dan ingin berbicara dengannya.“Silakan,” ujar dokter mempersilakan Naka keluar ruangan. "Dokter, tolong selamatkan dia," pintanya pada dokter ya

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 106 Pengakuan Elvan Daarwish

    Ivanka terbaring lemah di ranjang rumah sakit, infus masih menancap di tangannya. Rambutnya yang sudah rontok sebagian menambah kesan pucat pada wajahnya. Sinar matahari sore menyelinap masuk melalui jendela, memberi sedikit kehangatan di ruangan steril itu. Elvan Daarwish memasuki ruangan dengan langkah gontai, membawa buket bunga mawar kuning yang melambangkan persahabatan dan dukungan. Warna kesukaan Ivanka, entahlah dia ingin membawa saja.Ceklek!Elvan membuka pintu, sudah di izinkan Suster Mirna di luar. Karena Elvan membawa perdamaian, tidak mengajak ribut."Papa akhirnya menjengukku," sapa Ivanka dengan suara serak, matanya berbinar sejenak melihat sosok ayahnya.Elvan meletakkan bunga di meja samping tempat tidur dan duduk di kursi yang telah disediakan. Dia menghela napas panjang, matanya menatap Ivanka dengan perasaan campur aduk. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Elvan meragu.Ivanka tersenyum, baru kali ini papanya bertanya keadaannya.“Aku baik Pa, jangan khawatir.”Elvan men

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 105 Jangan Salahkan Mama, Naka!

    v“Tante,” sapa Lika, melihat kedatangan mama mertua di rumah. Nyra melirik, ah gadis ini, sedang hamil besar, mengandung cucu yang bukan cucu kandungnya.Betapa Naka mencintai gadis ini, sampai rela menikahinya. Bukan hanya karena tengah mengandung buah hatinya, namun karena Naka benar-benar mencintainya.“Di mana Naka?” tanya Nyra, masih dengan nada pongah berbicara dengan Lika.“Mas Naka ada di kamar, Tante.”“Panggilkan!” serunya.Mama Elise yang kebetulan lewat, langsung tersentak mendengar nada perintah dari besannya ini.“Lagaknya seperti bos saja,” sindirnya, Lika langsung menggandeng tangan mamanya, untuk menghentikan sindiran itu. “Ma, sudah,” bisiknya. Tidak perlu cari ribut, suasana sedang tidak kondusif.Nyra yang melihat kedatangan besannya, enggan menanggapi juga. Dia bisa kalah, karena posisinya sedang terjepit juga. Jangan sampai Naka melihat dia bertengkar dengan mama mertuanya, sadar diri jika dia yang akan kalah.“Sebentar, Lika panggilkan Mas Naka.” Lika kemudian

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 104 Terlukanya Hati Seorang Putra

    Lika ingin mendekati suaminya, namun sepertinya Naka butuh waktu untuk sendiri. Lika membiarkan Naka di dalam ruang kerja, sibuk dengan pikiran yang entah kemana saja.“Di mana Naka?” tanya Mama Elise pada putrinya.Lika menoleh, tersenyum melihat mamanya yang baru kembali dari rumah sakit menjenguk Ivanka kembali.“Di ruang kerja, Ma.” Mama Elise menasehati Lika, agar menemani suaminya Naka yang sedih. Karena tahu dia bukan anak kandung mamanya. "Temani Naka, hibur dia," Kata Mama Elise. Lika mengangguk, lalu mendekati suaminya.Walau bingung harus bagaimana, dia menuruti nasehat sang mama. Suaminya butuh dia di sini, mungkin jika ada Ivanka, maka wanita itu yang akan menghibur Naka.Di ruang kerja yang sepi, hanya terdengar suara detak jam dinding yang menambah kesan sunyi. Lika menghampiri Naka yang terduduk lesu di sofa, matanya sayu menatap ke luar jendela. Lika duduk di sampingnya, menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.“Mas,” panggilnya dengan suara yang mendayu, Naka ha

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 103 Bukan Anaknya

    Naka terdiam, mencerna maksud dari Adela. Jujur dia ingin tahu maksud dari Adela, namun penawaran cabut gugatan juga membuatnya harus berpikir keras.“Mas,” lirih Lika..Lika sendiri berusaha menyadarkan suaminya untuk tidak terkecoh akan penawaran Adela“Apa maksudmu dengan mencari ibuku, Adela Daarwish?” tanya Naka sarat akan penekanan.Adela tersenyum merasa jika Naka sudah masuk perangkapnya, mulai tertarik dengan pancingannya.“Ya ibumu,” sahutnya masih dengan teka-teki.“Sudahlah, terlalu banyak omong kosong,” ucap Naka, sudah mau beranjak. Namun ucapan selanjutnya dari Adela berhasil menghentikannya.“Karena kamu bukan anak Nyra!”Deg!Naka langsung menoleh dan bertemu pandang dengan Adelan, terlihat jika wanita itu serius dengan ucapannya.“Maksudmu?”"Kamu bukan anak kandungnya!" ungkap Adela, dengan senyum sinis di bibirnya.Mata Naka terbelalak, dia tentu saja tidak percaya, tetapi orang semacam Adela tak akan mengungkapkan sesuatu yang salah.“Jangan mempermainkanku, Adela

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 102 Penawaran Adela Untuk Naka

    Bukannya menurut, Naka malah tersenyum seolah mengejek larangan Lika. Tentu saja dia sudah memikirkannya dengan matang-matang. Naka tidak akan pergi saat itu juga, melainkan dia akan mengulur waktu."Aku harus ikut ke sana!" ucap Lika sambil melipat kedua tangannya di dada.Ucapan Lika membuat Naka memicingkan matanya dan dengan cepat menggeleng secara tegas. "Tidak! Mana ada orang hamil kunjungan ke penjara. Nggak bisa, aku nggak mau anakku terkontaminasi dengan hal-hal buruk," tolak Naka secara tegas.Jangan bercanda, istrinya sedang hamil besar. Mengandung bayi kembar juga membuat perut Lika membesar dua kali lipat."Kalau gitu kamu nggak boleh pergi juga. Gimana, adil 'kan?" Keduanya malah terlibat negosiasi alot, yang akhirnya Naka menyerah dan mengizinkan Lika untuk ikut bersamanya.Dengan catatan dan kesepakatan kalau Lika tidak akan berbicara sepatah kata pun, dia hanya bertugas menemani Naka saja. Dengan cepat Lika setuju, dia memang hanya harus menemani Naka tak lebih dari i

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status