Share

Bab 2

Penulis: Miss Nonce
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 16:11:36

Pagi ini mereka kembali ke negaranya, setelah tadi malam Naka tidak melihatnya, kini ia melihat wajah Lika yang nampak pucat. Semalam Lika tidak keluar kamar untuk makan malam, Naka membiarkan saja.

Keduanya memilih untuk mempertahankan sikap diam. Mereka meninggalkan hotel menuju bandara untuk pulang ke Indonesia. Meskipun berada dalam satu pesawat, namun suasana di antara mereka begitu dingin, dan Naka memutuskan untuk merenung dalam diam.

Lika, yang berada di sampingnya di kursi pesawat, mencoba memejamkan matanya karena kepanya sakit sejak semalam. Sejak diusir Naka dengan kasar, ia memilih untuk merenung hingga akhirnya menangis semalam, seperti lagu saja ia. Duduk di dekat jendela menatap keindahan malam di negeri Kangguru itu, baru pertama keluar negeri malah pengalaman tidak enak menimpanya. Ah sial sekali dirinya ini.

Sedangkan Naka tampak fokus pada majalah di tangannya, sementara pikirannya sepertinya melayang jauh. Rasa bersalah menimbun dalam hati, bersalah pada istrinya, Ivanka istrinya, juga gadis yang ia tiduri kemarin malam. Naka bukan pria bajingan, ia bahkan pria yang mudah tersentuh hatinya. Tapi memang tidak terlihat karena itu terlalu berisiko sebagai pengusaha.

Mengarungi awan-awan di langit, pesawat semakin mendekat ke Indonesia. Tiba-tiba, pesawat mengalami goncangan kecil. Naka menoleh ke arah Lika, matanya mencari-cari kepastian di mana asistennya.

"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya singkat. Lika merespon dengan anggukan ringan, tetapi keheningan tetap terjaga di antara mereka. Badannya sakit ia malas berdebat saja dengan bosnya. Naka memilih untuk menghormati anggukan Lika, dan tidak memaksakan pembicaraan lebih lanjut.

Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Naka dan Lika meninggalkan pesawat dengan diam. Mereka berjalan bersama-sama mengambil koper mereka tanpa satu kata pun yang terucap. Taksi telah menunggu di luar bandara, dan mereka berdua duduk di kursi belakang dengan jarak yang terasa semakin besar.

Di luar bandara, taksi telah menunggu untuk membawa mereka pulang. Naka dan Lika duduk di kursi belakang dengan jarak yang terasa semakin jauh. Jalanan Jakarta yang ramai dan pemandangan malam yang indah tidak bisa meredakan keheningan di dalam taksi. Naka akan mengantar Lika pulang dulu, baru kemudian ia pulang.

Seharusnya Naka kembali dengan semangat baru dan tekad untuk menghadapi tantangan di masa depan. Cerita sukses ini bukan hanya tentang kesepakatan bisnis, tetapi juga tentang kolaborasi yang kuat antara seorang pemimpin dan tim yang penuh dedikasi.

Sayangnya Naka mencorengnya dengan insiden buruk yang menyebabkan asistennya, harus menanggung aib seumur hidupnya nanti.

*

*

Tiba dimansionnya, ia bertanya pada pelayan apa istrinya sudah minum obat. Itu terus yang Naka tanyakan jika pulang bekerja, mau bertanya apa karena istrinya hanya bisa berbaring di ranjang. Mansion ini tidak pernah dipenuhi suara gelak tawa dan kebahagiaan pernikahan mereka.

Dua tahun mereka menikah karena perjodohan, tidak ada cinta dihati Naka, namun ada cinta yang mendalam di hati Ivanka, istrinya.

Pernikahan mereka terguncang ketika istrinya didiagnosis menderita penyakit kanker darah, tahun lalu. Kabar ini menghantam pernikahan mereka seperti badai tak terduga yang merusak ketenangan hidup keluarga besar.

Mansion yang hampa semakin terasa hampa.

Naka, seorang pria yang biasanya tegar, terguncang oleh kabar tersebut. Meskipun mencoba menyembunyikan kecemasannya, kehidupan sehari-hari keluarga Naka berubah drastis.

Ivanka memulai perjalanan panjangnya melawan penyakit ini dengan keberanian dan tekad, sementara Naka terlihat kehilangan arah.

Ada satu sisi dirinya yang masih ia sembunyikan, tentang ia yang ingin menggugat cerai di tahun kedua pernikahan. Namun kabar penyakit Ivanka tentu menjadi momok besar baginya, jika berbuat hal itu. Ia akan dicap sebagai suami tidak tahu diri yang meninggalkan istrinya ketika dalam keadaan yang terpuruk.

Naka tidak mau itu, nama besar perusahaan dan keluarganya tidak akan ia gadaikan. Begitu pun dengan keluarga Ivanka yang merupakan teman baik keluarganya.

Bukankah beban Naka sekarang jadi bertambah besar, istri yang sakit, dan gadis tidak berdosa ia renggut kesuciannya. Entah apa yang harus ia lakukan besok.

Pertama-tama, Naka mencoba untuk menjadi pendukung yang kuat bagi Ivanka. Namun, seiring berjalannya waktu, beban emosional yang dialami Naka membuatnya mencari pelarian dari kenyataan yang sulit itu.

Alih-alih menanggapi dengan bijak, Naka menyalahgunakan pekerjaannya sebagai pelarian. Ia mulai terlalu fokus pada pekerjaan, mengabaikan kebutuhan dan perasaan Ivanka yang seharusnya menjadi prioritas utamanya.

“Hai, sudah pulang?” sapa Ivanka duduk diatas ranjangnya. Naka yang baru masuk kamar, langsung menghampiri istrinya, tersenyum dan mengusap lembut wajah itu.

“Hmmm, sudah makan, minum obat?” tanya Naka beruntuk. Ivanka berdecak, selalu saja itu yang ditanyakan suaminya setahun belakangan ini.

"Babe, bosan ah pertanyaannya" ucapnya dengan suara yang rapuh. Naka tertawa pelan, “Karena obat itu harus kamu minum. Ayo cepat jawab, atau aku berikan hukuman.” candanya.

“Apa hukumannya?”

“Hmmm, memijat punggungku mungkin.”

“Ck, hukumannya ringan sekali.” balas Ivanka.

Naka tertawa, ia menunjukkan sisi lainnya didepan Ivanka, dan itu baru terjadi satu tahun belakangan ini.

Naka memberikan tatapan tajam, “Sudah bos, sudah makan, minum obat. Done!”

“Good.” seru Naka, mengusak rambut Ivanka.

“Istirahatlah, aku mandi dulu.” ujarnya, bangkit berdiri dari duduknya. Ivanka menahannya, “Tidur disini, aku merindukanmu.” lirihnya.

Naka melihat tatapan penuh permohonan dari mata indah yang kini sudah tidak bercahaya lagi itu. Naka tahu, Ivanka membutuhkan dukungan dan cinta dari suaminya, bukan penolakan.

“Oke, tapi aku mandi dulu. Hmmm, bisa teleponkan pelayan aku mau makan, lapar.” sahutnya berjalan menuju kamar mandi. Mau menolak rasanya, tapi dia juga tidak sanggup. Dokter pernah mengatakan padanya untuk membahagiakan Ivanka, namun dia harus bagaimana ketika semakin dijalani rasa cinta itu tidak juga kunjung datang. Malah kini dia melakukan kesalahan bodoh, ah bodoh.. Rasanya tidak, karena jujur Bayanaka Rasyid Gasendra selalu memikirkan gadis itu, bayangan malam panas mereka terlalu terekam di otaknya. Membuat Naka ingin mengulangnya lagi.. Ah, berpikir apa dia ini.

“Oke.” jawab sang istri riang.

Mereka tidur terpisah semenjak menikah, perjodohan membuat mereka berdua canggung. Keadaan sudah membaik Ketika mereka bercinta untuk pertama kalinya, beberapa malam Naka memutuskan tidur dikamarnya.

Namun keadaan kembali seperti semula, Ketika ia divonis penyakit mematikan itu. Sering Naka menemani Ivanka dikamarnya, membaringkan tubuhnya dan pindah ketika Ivanka terlelap. Ivanka tahu itu, dia mendiamkan, selama Naka bersikap baik padanya.

*

*

Sementara itu Anulika Chandara, gadis yang belum genap berusia 2 tahun itu duduk di sudut kamar apartemen kecilnya, pandangan mata kosong menatap langit-langit putih. Di luar jendela, lampu-lampu gemerlapan di ibu kota seolah menyanyikan lagu kehidupan yang penuh dengan dinamika.

Namun, hati Lika terasa semakin gelap, terikat oleh penyesalan yang memenuhi setiap sudut pikirannya.

Tepat dua bulan lalu, Lika dengan penuh semangat menerima tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Ia yang mnerupakan fresh gradute langsung diterima bekerja di Gasendra Corp, sebuah perusahaan mentereng di negaranya. Mimpi untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik menghantarkannya untuk mengambil pengalaman itu.

Namun, di dalam kamar kecil itu, keputusasaan mulai merayap saat Lika menyadari bahwa pekerjaannya telah merenggut kepolosan dan kejujuran yang pernah dimilikinya.

‘Duh bego banget sih. Kenapa mau-mauan gue dikasih minuman sialan itu,’ batin Lika.

Matanya terus menatap pada pemandangan malam di apartemennya, “Gimana kalau istrinya pak Naka tahu, atau gue dipecat. Nggak nggak jangan, jangan dipecat. Masa nganggur sih, apa kata teman-teman gue kalau baru dua bulan kerja udah dipecat.” gumam Lika gusar.

Seperti mengingat sesuatu, Lika tersentak. ‘Hamil’, ya bagaimana kalau dia hamil dan tidak memiliki suami. Apa kata keluarganya di Bandung, niat merantau untuk kaya malah bunting.

Anulika Chandrana bukan gadis kemarin sore, dia tahu konsekuensi jika berhubungan intim. Wajar kini pikirannya dipenuhi oleh ketakutan-ketakuan. Ditambah lagi dia masih punya keluarga yang harus dijaga nama baiknya. Menyesal, pasti. Berkali-kali Lika merutuki kebodohannya itu.

“Ngak bisa, gue cuma bikin malu saja kalau sampai hamil. Pak Naka harus tanggung jawab, dia harus nikahin gue!” jerit Lika menutup wajahnya dengan kedua tangan.

“Enak saja cuma ngambil madu gue, tapi nggak mau tanggung jawab!” tegasnya berbicara sendiri. **

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 3

    Naka duduk di ruang kerjanya, tatapan matanya menatap layar komputer tanpa fokus. Rasa bersalah melingkupi hatinya seperti kabut tebal yang sulit dihindari. Ia merenung pada tindakan-tindakan yang telah dilakukannya, khususnya terhadap asistennya, Lika.Ia sudah menyiapkan solusi, namun sayangnya gadis itu sudah dua hari tidak masuk kerja, dengan alasan sakit. Hal itu membuat Naka harus sabar menunggu, padahal ia sudah tidak tahan untuk menyelesaikannya dengan cepat.Keputusan sudah diambilnya, ia menyadari bahwa tindakannya tidak hanya merugikan hubungan profesional mereka, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman.Meski sedikit khawatir dengan kondisi Lika, namun Naka mencoba mengabaikannya. Lika gadis sehat dan kuat berbeda dengan Indira yang sangat membutuhkannya.Hingga hari ini, asistennya masuk kerja kembali. Posisi Lika kini kembali menjadi sekretaris Naka, baru masa percobaan. Tugasnya mudah hanya membantu Bara saja mengurus administrasi yang dibutuhkan Naka."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 4

    Anulika Chandara duduk di tepi ranjangnya, tangannya menggenggam erat cek yang diberikan Naka. Matanya sayu memandang ke luar jendela, memikirkan keputusan yang harus dia ambil. "Aku tidak bisa menerima ini," gumamnya lirih, sambil memegang cek tersebut erat. Lika teringat akan semua yang telah terjadi, malam itu, tawaran itu, dan sekarang dilema yang menghantui pikirannya.“Tapi sayang, 10 miliar kan gede juga.” Ah jadi dilema Lika ini.Dia menghela napas berat, perasaan dilema menggelayuti setiap pikirannya. Lika tahu dia membutuhkan pekerjaan ini, tapi harga dirinya sebagai wanita juga penting baginya. "Bagaimana kalau aku hamil karena kesalahan malam itu?" pikirnya dengan rasa takut. Bayangan masa depan yang suram mulai menghantui, takut tak ada pria yang mau menerimanya lagi.Itu yang Anulika takutkan, hamil! Maka keadaan akan berubah semua. Hidupnya akan jungkir balik, apalagi jika tidak ada suami disisinya.Dengan keputusan yang masih terombang-ambing, Lika berdiri dan berjal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 5 Nikah Kilat

    Esoknya, Bara yang tidak tahu apa-apa dibuat kelimpungan saat pak bos memintanya mencari penghulu, lebih terkejut lagi karena bosnya yang akan jadi pengantin. Tambah mengejutkan lagi dengan Anulika rekan kernya yang menjadi mempelai wanitanya. “Apa-apaan ini?” pekiknya sendirian, namun tetap saja dia mengerjakan apa yang diperintahkan sang bos. Sedangkan gadis cantik itu memberengut saja dari tadi, ia kira menikah dengan bos besar walau hanya secara agama, ia akan memakai gaun putih yang cantik dan mahal. Tapi ini apa, ia hanya memakai baju kerjanya. Sederhana namun terasa berat oleh beban yang tak kasat mata. Selendang putih menutupi kepala mereka berdua, simbol kesederhanaan yang mereka junjung. Dengan perasaan yang campur aduk, Lika menatap Naka yang kini resmi menjadi suaminya. Sesuai dengan kesepakatan, mereka menikah secara sederhana di ruangan kecil dengan hadirnya dua saksi yang seolah muncul begitu saja dari balik pintu. Setelah akad nikah yang berlangsung singkat dan diuc

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 6 Kecupan Nakal

    Tubuh seorang Bayanaka Rasyid Gasendra membeku, tegang dikecup tiba-tiba oleh seorang gadis cantik yang sialnya, pernah ia rasakan tubuhnya. Tidak ada yang berubah masih manis, dengan perlahan Lika memberanikan diri memagut bibir Naka dengan kakunya. Merasakan sensasi yang lain, meski awalnya Naka diam namun lama kelamaan semakin tergoda, hingga tanpa sadar Naka membalasnya, malah kini Lika yang kehabisan napasnya. Keduanya saling memejamkan mata, menikmati lumatan dan belitan lidah yang hangat itu. Naka menekan tengkuk Lika, agar ia bisa melesakkan lidahnya kedalam dan semakin dalam. Eungh.. Lenguhan bernada sensual dari mulut Lika terdengar. Membuat Naka makin dalam lagi melumat bibit mania yang sepertinya akan membuatnya candu. Sesuatu yang terasa panas mulai menjalar ditubuh Naka, sebagai pria normal tentu dia sangat tertarik dengan tubuh Lika, apalai kini dia sudah sah menjadi istrinya. Hingga tangan Naka mulai nakal menjalar ke area punggung, dia memberi usapan le

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Simpanan CEO Beristri   BAB 7 Memikirkan Istri Kedua

    Diruangan Naka, pria itu masih berkutat dengan berkas di meja. “Bagaimana Lika disana Bara?” tanya pada sang asisten, yang sudah paham mengapa Naka menikahi gadis itu.Ia juga tadi sedikit disalahkan, karena sakitnya Naka haurs mengajak Lika dinas ke luar negeri yang berakhir kekacauan.“Baik pak, sudah bisa beradaptasi dengan baik. Ya paling resikonya, hmm digodain pekerja Gudang pak.” jawab Bara, sengaja agar Naka berbaik hati memindahkan Lika kembali ke jalurnya. Dia juga sedikit terbantu dengan adanya Lika, si gadis lugu yang bagus dalam pekerjaannya.Naka mendengus, sudah bagus disana mau dipindahkan kemana. Gudang adalah tempat yang paling jauh darinya, namun masih bisa ia pantau. Berbeda jika di kantor cabang, lokasi yang jarang Naka jarang datangi.“Lika akan tetap disana pak?” tanya Bara memberanikan diri.“Disana saja.” jawabnya tegas.Ketika sendiri di ruangannya, Naka mulai memejamkan matanya. Tingkah lugu istri barunya benar-benar diluar nalar, seenaknya duduk diruanganny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 8 Memikirkan Istri Nakal

    Malamnya, Naka makin gelisah. Ada rasa entah apa namanya, dia selalu memikirkan Lika. Suaranya yang manja, sikapnya yang absurd terkadang menggodanya dan menjengkelkan. Tapi Naka suka, membuat harinya begitu berbeda dan berwarna.Dengan membuang rasa ego, Naka menghubungi Lika. Mau tahu dimana gadis ini sekarang. Hari sudah beranjak malam dan turun hujan.Sekali dua kali, tidak kunjung diangkat. Sampai Naka memeriksa kembali apa nomornya benar atau tidak. Kembali Naka menghubungi istri kecilnya itu.“Angkat Lika, angkat.” Ujarnya menggeram sendiri.Saat Naka mendengar suara Lika di ujung telepon, rasa lega sejenak menyelimuti hatinya. Namun, rasa lega itu segera tergantikan oleh gelombang kecurigaan. "Masih di jalan." kata Lika dengan suara yang terdengar lelah, menjawab panggilan suaminya.“Dijalan?” beo Naka, sudah malam masih keluyuran.“Iya, nanti di hubungi lagi.”“Lika.”“Apa?”“Dimana?” tanya Naka kembali memastikan.“Dibilang dijalan.” Sentak Lika kesal.“Sama siapa?”“Teman.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 9 Menginap di Kamar istri Kecil

    Lika mengerjap kaget ketika Naka mengatakan akan menginap disini. Maksudnya bagaimana, kenapa pak bosnya mau menginap di apartemen mungilnya ini. lebih enak dirumahnya sendiri, Lika yakin ranjang milik Naka lebih besar dari miliknya.“Kamu tidak tuli bukan?” sindir Naka kesal, karena Lika seolah menolak kehadirannya.“No. Big no, bapak pulang saja. Tempat ini terlalu sempit buat berdua.” Lika mendekati Naka dan menarik tangan bosnya itu. Enak saja menumpang nginap, memang ia tidak punya rumah."Kenapa? Kamu lupa kalau kita juga pernah tidur bersama. Bahkan tanpa pakaian." sinis Naka, mengingatkan Lika tragedi malam berdarahnya. Lika berdecak, kesal jika diingatkan akan malam itu.“Bapak nggak punya rumah, sampai menumpang menginap dirumah karyawannya?” sindir Lika.Namun tenaganya kalah dari Naka, dan malah ditarik balik oleh Naka, hingga mereka berdua jatuh diatas ranjang kecil itu. Naka menahan napasnya ketika Lika ada diatas tubuhnya. Kedua mata itu saling pandang, menegaskan jika

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Simpanan CEO Beristri   Bab 10 Perhatian Kecil Bos Galak

    Hari masih belum terang, ketika Naka terbangun karena mendengar suara pekikan dari arah kamar mandi. Meraba sisi ranjangnya, kosong. Lika di kamar mandi, dengan langkah gontai Naka menyusul gadis itu. Sempat melihat jam di dinding masih pukul 3 dini hari.Hoek..Lika sedang mengeluarkan semua isi perutnya di toilet, suaranya sangat mengenaskan.“Lika.. Kenapa?” tanya Naka, dia masuk ke dalam. Membantu gadis itu yang kesulitan dengan rambutnya. Rambut panjangnya Naka tangkup, dan memijit leher Lika.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Naka, mulai khawatir karena Lika tidak berhenti mengeluarkan isi perutnya.“Hmmm, keluar.” Usir Lika pelan. Tidak nyaman muntah ada orang lain. Naka mengabaikan, tetap ia pijat leher itu.Naka sadar dia pria dewasa, dalam kondisi ini Lika juga membutuhkannya. Sama ketika Ivanka sakit, Naka bersedia membantunya.Suara muntah itu memekikkan telinga, terlihat Lika berjuang mengeluarkan semua isi perutnya.“Sudah?” tanyanya, Lika mengangguk. Wajahnya merah, basah kar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 110 Ivanka..

    “Suara bayi!” pekik Benedito, menunggu di luar ruang bersalin Lika bersama Nyra dan Elise.“Iya, sudah lahir,” ujar Mama Elise, mengucap syukurnya.“Tinggal satu lagi,” kata Papa Ben dengan cepat. Dia dihubungi Bara, asisten anaknya. Mengatakan jika menantunya telah ada di rumah sakit untuk melahirkan tentu saja, Ben tidak mau ketinggalan momen berharga ini.Semua bersorak, menyambut kelahiran cucu mereka. Nyra menundukkan pandangannya, matanya panas sekali. Cucunya sudah lahir, tapi apa ini bisa disebut sebagai cucunya, jika Naka saja bukan anak kandungnya.Melihat keterdiaman Nyra Gasendra, Mama Elise menarik tangannya lembut. “Selamat Bu Nyra, cucunya sudah lahir.” Elise mengucapkan dengan senyum tulus, membuat Nyra salah tingkah karena sikapnya yang memang tidak baik pada Elise, namun dibalas dengan kelembutan.Nyra yakin Elise mengetahui semua cerita tentang dirinya dan Naka, diberitahu Lika. Tapi bukannya membalas perbuatannya dengan ejekan, tapi Elise malah menyambutnya dengan

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 109 Tunggu Si Kembar

    Naka merasa jantungnya terkoyak dua. Di satu sisi, Lika, istri keduanya, sekarang sedang berjuang melahirkan putra mereka di rumah sakit. Sementara di sisi lain, Ivanka, istri pertamanya, terbaring lemah di rumah, menghadapi tahap akhir kanker yang mematikan. Suasana kamar yang suram hanya diterangi oleh cahaya lampu remang-remang, menambah berat suasana hati Naka.“Ivanka.. Lika akan melahirkan,” kata Naka dengan nada paniknya. Ivanka tersenyum, lalu mengangguk. “Temani dia.. Tolong jaga Lika dan anak kita," bisik Ivanka dengan suara yang nyaris tak terdengar, matanya yang sembab memandang Naka dengan penuh kasih.Naka merasa seakan-akan sebuah pisau mengaduk perutnya, rasa bersalah dan kepedihan bercampur menjadi satu. Tangannya gemetar saat dia menggenggam tangan Ivanka yang sudah sangat kurus."Aku akan kembali, dengan si kembar. Tunggu aku, ya? Tolong tunggu kami," Naka mencoba menguatkan suaranya, meski hatinya remuk. Dia mencium kening Ivanka, mencoba menahan air mata yang ingi

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 108 Sebuah Perasaan..

    Naka mulai dilemma, satu sisi ia ingin menemani Ivanka yang terbaring di rumah sakit, dengan keadaan yang semakin kritis. Di satu sisi, Anulika juga membutuhkan dirinya.Dalam sambungan telepon, Naka meminta Lika untuk banyak istirahat. “Sayang, ditemani mama ya tidurnya,” kata Naka dengan lembut.“Iya mas, jangan khawatir. Ada mama, Bik Lilis dan pelayan lain. Aku aman kok, Kak Ivanka gimana, mas?”“Masih kritis sayang, sedang di ruang operasi. Setelah itu aka nada observasi.” Naka menjelaskan, kemudian menghela napas lelahnya. “Entahlah, semoga ada keajaiban.”“Yakin mas, aku yakin Kak Ivanka pulih. Dia janji kok mau lihat si kembar lahir, mas.” lika penuh dengan keyakinan, karena Ivanka janji akan menunggu kedua anaknya lahir.“Ya berdoa saja sayang,” ucap Naka.Mengucapkan beberapa wajangan kepada istrinya dan meminta maaf karena tidak bisa menemani, beruntung Lika begitu pengertian sekali. Membuat Naka merasa lega, memiliki istri seperti Lika.**Di ruang putih steril rumah saki

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 107 Permintaan Terakhir Ivanka

    Naka menerobos lorong rumah sakit dengan langkah-langkah besar, napasnya tersengal-sengal seolah-olah setiap detik adalah pertarungan. Begitu mendengar kabar dari dokter, tubuhnya seakan tak memiliki pilihan selain bergegas ke ruang rawat dimana Ivanka, istrinya, berjuang antara hidup dan mati."Apa yang terjadi, Suster Mirna?" suaranya serak penuh kekhawatiran saat ia menghampiri suster yang bertugas di sisi tempat tidur Ivanka.Suster Mirna menoleh dengan wajah penuh simpati, "Kondisi Bu Ivanka kritis, Tuan. Kanker yang diidapnya memperburuk keadaan."Air mata mulai menggenang di sudut mata Naka, tangannya gemetar saat ia meraih tangan Ivanka yang terkulai lemah di atas selimut. Kulitnya pucat, hampir transparan, dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.“Ivanka..” lirih Naka memanggil istri pertamanya itu.Tiba saat itu, dokter masuk dan ingin berbicara dengannya.“Silakan,” ujar dokter mempersilakan Naka keluar ruangan. "Dokter, tolong selamatkan dia," pintanya pada dokter ya

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 106 Pengakuan Elvan Daarwish

    Ivanka terbaring lemah di ranjang rumah sakit, infus masih menancap di tangannya. Rambutnya yang sudah rontok sebagian menambah kesan pucat pada wajahnya. Sinar matahari sore menyelinap masuk melalui jendela, memberi sedikit kehangatan di ruangan steril itu. Elvan Daarwish memasuki ruangan dengan langkah gontai, membawa buket bunga mawar kuning yang melambangkan persahabatan dan dukungan. Warna kesukaan Ivanka, entahlah dia ingin membawa saja.Ceklek!Elvan membuka pintu, sudah di izinkan Suster Mirna di luar. Karena Elvan membawa perdamaian, tidak mengajak ribut."Papa akhirnya menjengukku," sapa Ivanka dengan suara serak, matanya berbinar sejenak melihat sosok ayahnya.Elvan meletakkan bunga di meja samping tempat tidur dan duduk di kursi yang telah disediakan. Dia menghela napas panjang, matanya menatap Ivanka dengan perasaan campur aduk. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Elvan meragu.Ivanka tersenyum, baru kali ini papanya bertanya keadaannya.“Aku baik Pa, jangan khawatir.”Elvan men

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 105 Jangan Salahkan Mama, Naka!

    v“Tante,” sapa Lika, melihat kedatangan mama mertua di rumah. Nyra melirik, ah gadis ini, sedang hamil besar, mengandung cucu yang bukan cucu kandungnya.Betapa Naka mencintai gadis ini, sampai rela menikahinya. Bukan hanya karena tengah mengandung buah hatinya, namun karena Naka benar-benar mencintainya.“Di mana Naka?” tanya Nyra, masih dengan nada pongah berbicara dengan Lika.“Mas Naka ada di kamar, Tante.”“Panggilkan!” serunya.Mama Elise yang kebetulan lewat, langsung tersentak mendengar nada perintah dari besannya ini.“Lagaknya seperti bos saja,” sindirnya, Lika langsung menggandeng tangan mamanya, untuk menghentikan sindiran itu. “Ma, sudah,” bisiknya. Tidak perlu cari ribut, suasana sedang tidak kondusif.Nyra yang melihat kedatangan besannya, enggan menanggapi juga. Dia bisa kalah, karena posisinya sedang terjepit juga. Jangan sampai Naka melihat dia bertengkar dengan mama mertuanya, sadar diri jika dia yang akan kalah.“Sebentar, Lika panggilkan Mas Naka.” Lika kemudian

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 104 Terlukanya Hati Seorang Putra

    Lika ingin mendekati suaminya, namun sepertinya Naka butuh waktu untuk sendiri. Lika membiarkan Naka di dalam ruang kerja, sibuk dengan pikiran yang entah kemana saja.“Di mana Naka?” tanya Mama Elise pada putrinya.Lika menoleh, tersenyum melihat mamanya yang baru kembali dari rumah sakit menjenguk Ivanka kembali.“Di ruang kerja, Ma.” Mama Elise menasehati Lika, agar menemani suaminya Naka yang sedih. Karena tahu dia bukan anak kandung mamanya. "Temani Naka, hibur dia," Kata Mama Elise. Lika mengangguk, lalu mendekati suaminya.Walau bingung harus bagaimana, dia menuruti nasehat sang mama. Suaminya butuh dia di sini, mungkin jika ada Ivanka, maka wanita itu yang akan menghibur Naka.Di ruang kerja yang sepi, hanya terdengar suara detak jam dinding yang menambah kesan sunyi. Lika menghampiri Naka yang terduduk lesu di sofa, matanya sayu menatap ke luar jendela. Lika duduk di sampingnya, menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.“Mas,” panggilnya dengan suara yang mendayu, Naka ha

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 103 Bukan Anaknya

    Naka terdiam, mencerna maksud dari Adela. Jujur dia ingin tahu maksud dari Adela, namun penawaran cabut gugatan juga membuatnya harus berpikir keras.“Mas,” lirih Lika..Lika sendiri berusaha menyadarkan suaminya untuk tidak terkecoh akan penawaran Adela“Apa maksudmu dengan mencari ibuku, Adela Daarwish?” tanya Naka sarat akan penekanan.Adela tersenyum merasa jika Naka sudah masuk perangkapnya, mulai tertarik dengan pancingannya.“Ya ibumu,” sahutnya masih dengan teka-teki.“Sudahlah, terlalu banyak omong kosong,” ucap Naka, sudah mau beranjak. Namun ucapan selanjutnya dari Adela berhasil menghentikannya.“Karena kamu bukan anak Nyra!”Deg!Naka langsung menoleh dan bertemu pandang dengan Adelan, terlihat jika wanita itu serius dengan ucapannya.“Maksudmu?”"Kamu bukan anak kandungnya!" ungkap Adela, dengan senyum sinis di bibirnya.Mata Naka terbelalak, dia tentu saja tidak percaya, tetapi orang semacam Adela tak akan mengungkapkan sesuatu yang salah.“Jangan mempermainkanku, Adela

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 102 Penawaran Adela Untuk Naka

    Bukannya menurut, Naka malah tersenyum seolah mengejek larangan Lika. Tentu saja dia sudah memikirkannya dengan matang-matang. Naka tidak akan pergi saat itu juga, melainkan dia akan mengulur waktu."Aku harus ikut ke sana!" ucap Lika sambil melipat kedua tangannya di dada.Ucapan Lika membuat Naka memicingkan matanya dan dengan cepat menggeleng secara tegas. "Tidak! Mana ada orang hamil kunjungan ke penjara. Nggak bisa, aku nggak mau anakku terkontaminasi dengan hal-hal buruk," tolak Naka secara tegas.Jangan bercanda, istrinya sedang hamil besar. Mengandung bayi kembar juga membuat perut Lika membesar dua kali lipat."Kalau gitu kamu nggak boleh pergi juga. Gimana, adil 'kan?" Keduanya malah terlibat negosiasi alot, yang akhirnya Naka menyerah dan mengizinkan Lika untuk ikut bersamanya.Dengan catatan dan kesepakatan kalau Lika tidak akan berbicara sepatah kata pun, dia hanya bertugas menemani Naka saja. Dengan cepat Lika setuju, dia memang hanya harus menemani Naka tak lebih dari i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status