Erica tidak sengaja bertemu dengan Mr. Jaxx, pria tampan dan memesona dengan segala kepunyaannya. Namun, siapa sangka wajah rupawan itu banyak menyimpan rahasia mengerikan yang bahkan tak pernah Erica bayangkan? Bahkan saat mencoba memastikannya, Mr. Jaxx justru menyeringai. “Sama atau tidaknya aku dengan mereka, kau tetap tak bisa lari dariku. Katakan kalau kau melupakan sesuatu, Erica. Aku bisa membantumu mengingat semuanya lagi.”
View MoreDokter yang sibuk dengan komputer di depannya itu, melepas kaca mata, dan mempersilakan duduk.Erica menarik napas panjang dan dalam sebelum mengajukan pertanyaan, “Aku tidak tahu di mana dan kenapa Jaxx tertembak, tetapi ini bukan pertama kalinya, dan aku yakin ini juga bukan yang ke dua kalinya, kan? Kemarin kamu yang menangani Jaxx, kurasa kalian saling kenal, sedangkan aku hanya orang asing yang mencintai Jaxx saja. Bolehkah aku tahu ada apa sebenarnya?”Dokter itu tersenyum, “Sebenarnya aku bukan orang yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu. Aku hanya membantu Jaxx selama ini dan kebetulan saja dia mempercayaiku. Jaxx punya gangguan tidur yang parah, aku memberinya obat tidur dosis tinggi awalnya, lalu menurunkan dosis seiring berjalannya waktu, dan kurasa dia mulai terbiasa.”Erica menyimak dengan saksama.“Jaxx sempat protes dan minta dosisnya dikembalikan, tetapi Bill bercerita kalau dia akhir-akhir ini bisa tidur tanpa obat itu, dan kurasa karena kehadiranmu.” Dokter tersen
Melihat pria di depannya jatuh setelah tertembak, Jaxx yang tadinya mulai lengah, kini waspada kembali, bahkan dia pun menem baki juga beberapa orang yang dia tahu anak buah Rose. “Kita cari jalan ke luar sekarang!” Bill membuka jalan, berjibaku dengan pis tolnya sendiri, dan sesekali menoleh ke arah Jaxx, “Sebelah sini, Mr. Jaxx!” Abi pun sama, dia juga sibuk dengan pistol di tangan, menembak siapa saja yang terlihat membahayakan, dan mengikuti ke mana pun Jaxx pergi. Bosnya itu harus tetap di tengah agar aman sampai di luar markas besar. “Mereka ke sana!” terika seorang anak buah Rose. Mendengar itu, Rose yang juga membawa pistol, ikut berlari, menatap setiap sudut dengan awas, dan menyeringai melihat sekelebat orang berlari ke arah kanan, “Aku tahu ke mana mereka pergi.” Meninggalkan anak buahnya dan menuju ke arah lain. “Apa benar ini tempatnya?” tanya Jaxx melihat Bill sibuk membuka pintu. “Hanya ada pintu ini di sini.” Bill mengungkit lagi sekali dan tersenyum saat pintu i
“Bagaimana pun juga aku punya hak di markas ini!!” Rose melempar gelas yang isinya baru saja diminum seteguk saja, “Aku bisa menem bak tempat ini dan membuatnya bisa menjadi abu dalam sekejap mata. Apa kalian ingin melihatnya lebih cepat lagi?” Mengulurkan tangan dan siap menerima pis tol dari anak buahnya. Semua orang jadi gugup, “Ma-maafkan kami, Madam Rose. Mr. Scott sudah memberikan markas besar sepenuhnya kepada Mr. Jaxx, dengan begitu kami tidak berani menerima apa pun permintaan Anda, Mr. Jaxx mengubah beberapa aturan secara tertulis, dan kami tidak mau kehilangan pekerjaan karena kelalaian kami sendiri.” Rose tersenyum sambil menggeleng, “Kalau begitu,” Menopang dagu dan memainkan kakinya sendiri untuk diayun-ayunkan, “di mana harta karun yang ditemukan di lokasi kontruksi? Aku hanya ingin melihatnya saja. Setelah itu aku akan pergi, dan tidak mengganggu tempat ini lagi.” Tersenyum semanis mungkin. Meski begitu, tak ada seorang pun yang berani merendahkannya, apa lagi menata
Erica merapikan rambutnya, “Bukan itu maksudku, Hans.” Hans tertawa mendengarnya, “Aku bercanda, Erica. Ceritakan tentangmu. Apa yang akan kamu lakukan di Aganta?” Erica lega Hans hanya menggodanya saja, “Aku harus membayar mahal untuk tugas akhir itu, Hans, jadi aku membuat diriku disandera oleh Aganta, aku akan bekerja di sana secara gratis sampai bisa menjual semua karya seni buatanku.” Hans mengangguk, “Itu tidak gratis, kan? Kurasa kamu mengganti kata magang. Aku juga sering ke Aganta, aku akan mengunjungimu kalau ke sana.” “Jangan merepotkan dirimu sendiri, Hans.” Keduanya pun tertawa. Setelah bubur manis itu habis, Erica membayar, dan mengajak Hans pergi, “Aku pulang dulu.” “Aku akan mengantarmu. Bukankah ini masih lumayan jauh?” Hans mengambil semua peralatan seni Erica begitu saja dan memasukkannya ke mobil, “Bagaimana kamu membawa tugas akhirmu? Apa itu besar? Kamu belum menunjukkannya padaku.” Hans menyuruh anak buahnya melajukan mobil. Erica tersenyum, “Aku mengangku
“Mr. Scott!” Jaxx langsung berlari melihat Scott hampir masuk bandara, “Apa ini?!” Scott terkekeh, “Aku sudah bilang padamu kalau aku ingin pensiun, kan?” “Dengan melarikan diri? Aku bisa membebaskanmu dari wanita sialan itu, tinggal sedikit lagi, Aganta tidak akan dijual ke siapa pun. Meski itu juga berarti aku tidak bisa mengusir Rose, dia tidak akan bertingkah di sini, aku akan melakukan apa pun untuk menaikkan saham kita di sana.” Jaxx berharap bisa merayu Scott, “Tolong, tetaplah di sini.” Scott tersenyum lebar, “Aku hanya berlibur untuk beberapa hari, aku tidak mati atau pergi ke mars, jadi jangan kawatir. Aku akan kembali lagi, Jaxx.” “Kapan? Aku harus tahu kapan pastinya Anda kembali, Mr. Scott.” Andai Jaxx bisa mungkin dia sudah menarik koper-koper yang dibawa anak buah pribadi Scott dan mengajak Scott kembali ke markas inti. “Kau akan mengetahuinya. Berhati-hatilah dengan Rose, kita sama-sama tahu kalau dia selalu menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya se
Jaxx, Bill, dan Abi saling melempar pandang, “Siapa?” Jaxx mengurai pelukan itu dan menatap Erica lebih serius. “Pak Johan. Beliau pimpinan Aganta. Bukankah kamu sering ke sini, Jaxx? Aku pikir kamu mengenalnya sampai membuat pengajuanku berjalan sangat lancar tadi.” Melihat wajah Jaxx yang berkecamuk, Erica jadi gugup, “Apa ... kita merayakannya dengan es krim?” Jaxx menoleh ke Bill dan Abi, “Aku beli es krim dengan Erica. Kerjakan tugas kalian.” Merangkul Erica dan ke luar dari Aganta sambil terus mencari Johan. Dia tidak menyangka kalau pria itu sudah berada di Aganta setelah sekian lama dicari-cari ke mana pun. Erica yang terganggu karena Jaxx diam dari tadi, merangkul pria itu lebih erat, “Apa ada sesuatu, Jaxx?” Jaxx tersenyum, “Sesuatu? Tidak ada. Apa memangnya?” Jaxx mendekat ke penjual es krim, “Semangkuk yang spesial untuk perempuan yang spesial.” Penjual tersenyum lebar, “Pasti, Tuan.” Meracik pesanan dengan senang hati. Erica yang mendengar pesanan Jaxx, jadi merona
“Tidak. Untuk apa aku cemburu?” Erica mempercepat memakai pakaian dan meneguk minuman bersoda yang tadi dibelikan Bill. “Malam ini pulanglah ke rumahku.” Jaxx mendekat dan menebuk birnya, “Setelah patungnya didaftarkan ke Aganta, harusnya kau tidak perlu ke kampus, kan? Menemui dosen atau temanmu yang tidak jelas itu.” imbuh Jaxx. Erica menggeleng lagi, “Dengan tetap di sini aku bisa menemukanmu secara tidak sengaja seperti waktu itu. Meski aku tahu kalau kamu bisa mengobrol dengan siapa saja, kejutan yang seperti itu membuatku lebih hidup.” Jaxx terkekeh, “Ucapanmu bisa disimpulkan kalau kamu kesepian setiap di rumahku. Apa tebakku benar?” Erica masih mau menjawab, pintu studio diketuk oleh seseorang, dan dia ke sana untuk membukakannya. “Masuklah!” Ternyata itu Bill, Abi, dan beberapa orang pria, “Tolong berhati-hatilah. Aku akan menangis kalau sampai ada kesalahan.” Jaxx mendekat dan merangkul pinggang Erica, mengawasi patung dinaikkan ke truk, dan mengajak Erica berangkat ke
Setelah tangan Hans selesai dibersihkan, Rose menyuruh Hans mandi agar bau keringat itu hilang, dan dia membantu Jaxx membuat mi. “Aku mandi dulu.” Scott meninggalkan Rose dan Jaxx di dapur karena tubuhnya juga gerah. Rose pun tersenyum, “Jadi, kau yang mengambil paket itu?” “Paket apa?” Jaxx tak paham. “Kau bilang Hans terjatuh dan kau yang mengejar anjingnya, kan? Kalau Hans sudah mengambil paketnya, untuk apa kamu masih mengejar anjing itu, artinya kau yang berhasil mengejar.” Meliat Jaxx mau menyangkal, Rose bicara lagi, “Aku lebih berpengalaman darimu, Jaxx. Jangan membohongiku. Katakan, kenapa kamu bilang kalah Hans yang mengambilnya?” Jaxx tersenyum, “Dia punya dua sosis di kulkas dan itu cukup adil, kan? Aku tahu apa yang kulakukan, Madam. Jangan kawatir.” Mi yang sudah siap makan, Jaxx membawanya ke ruang makan, dan langsung disantap. Sedangkan Rose pergi sambil tersenyum. Pikiran Jaxx masih sangat dangkal ternyata. Dia ke kamar, menyiapkan pakaian untuk Scott dan duduk
Awalnya Jaxx mengerutkan kening, tetapi dia terkekeh setelahnya, “Jadi, kamu melihatku di bar malam itu? Kau marah dan pergi bersama temanmu minum? Kau konyol sekali, seperti anak kecil yang marah karena tidak dibelikan permen, aku harus menyebutnya konyol atau lucu?” Jaxx kembali mendekat untuk memagut bibir Erica, tetapi lagi-lagi Erica membuang muka, membuatnya semakin gemas. “Tidak. Aku pergi dengan temanku bukan karena itu.” Erica agak terkejut saat Jaxx menarik dagunya, membuat matanya mau tak mau menatap Jaxx, pandangan itu bukan amarah, hanya saja Erica terganggu, “Jangan menatapku seperti itu.” Jaxx tersenyum, “Kenapa? Aku suka.” Erica baru saja mau membuka mulut dan Jaxx langsung membungkam mulut itu dengan bibirnya, menyesap kuat, serta menuntut. Tangannya kembali liar merabai punggung Erica dan berdiri dengan Erica yang kini digendong. Merebahkan tubuh itu perlahan ke ranjang dan membuang pakaian Erica saat bibirnya melepas bibir Erica sejenak untuk beristirahat. “Aaaah
“Aku mendengar kalau tanah yang kubeli kemarin, tidak jadi dibangun menjadi kompleks perumahan, akan beralih fungsi menjadi galeri seni. Apa itu benar, Mr. Scott?” Mr. Scott terkekeh sebelum menjawab pertanyaan itu, “Kurasa semua itu di luar tugasmu. Apakah kau cukup senggang akhir-akhir ini?” “Tidak. Aku hanya kawatir kalau galeri seni tidak banyak menghasilkan uang, di zaman seperti ini semua orang ingin memiliki rumah sendiri dari pada pergi ke galeri seni. Aku kawatir Mr. Scott tidak teliti sampai pindah haluan begitu cepat.” Mr. Scott terkekeh lagi, “Sepertinya aku terlalu memanjakanmu sampai kau berani tidak sopan padaku. Apa pun keputusan yang kuambil, sepenuhnya memang keinginanku, kerugian sekecil apa pun, juga tanggung jawabku. Jadi, lakukan saja tugasmu dengan benar dan kau akan mendapatkan bayaran dariku. Bukankah itu cukup jelas?” Menutup sambungan telepon begitu saja dan membuang ponsel ke kursi belakang. “Aku butuh kopi sekarang.” Sopir menatap kaca di atas untuk m...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments