Share

Indah untukmu

Author: Jenang gula
last update Last Updated: 2024-12-14 23:43:14

Erica menggeliat. Melihat Jaxx di sebelahnya masih terlelap dengan tubuh telanjang, dia tersenyum, mengusap punggung itu, dan berpakaian kembali. Mengintip ke jendela, Erica tak terlalu ingat kejadian semalam meski bisa menebak, tetapi melihat tempat parkir di bawah sana, membuatnya malu untuk turun.

“Kau sudah bangun?” Jaxx mengusap wajah dan duduk dengan bersandar. Mengambil rokok untuk disulut dan diisap, “Aku akan mengantarmu pulang setelah ini.”

Erica tersenyum dan mengangguk, “Hari ini aku ada kelas siang. Jangan terburu-buru.” Erica mendekat untuk duduk di samping Jaxx.

Jaxx mengambil jasnya, mengeluarkan cek, menulis deretan angka, dan memberikannya ke Erica. “Jangan bekerja lagi di sini.”

“Aku tidak bisa menerimanya, Jaxx. Aku mendekatimu bukan untuk itu.”

“Aku tahu. Aku hanya ingin kamu fokus dengan kuliahmu. Simpan saja ini.” Menyodorkan kembali dan tersenyum saat Erica menerima kali ini. Jaxx berdiri, mengulurkan tangannya ke Erica, “Kita sarapan dan aku akan mengantarmu p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Simpanan om-om

    Hari berganti ... sepulang dari kampus, Erica langsung ke tempat katering, membantu memasak dan menyiapkan pesanan, “Apa setiap hari akan seperti ini?” Pemilik katering tersenyum, “Kamu tahu pembangunan di sana? Di pertigaan? Setiap siang mereka makan di sini, jadi kita cukup sibuk setiap hari, tetapi mereka libur Minggu, tenang saja.” Erica tersenyum, “Setelah ini?” “Antar saja. Kau tinggal meletakkannya di meja nanti, sopir akan memberi tahumu.” Erica ikut ke mobil dan berangkat ke tempat pembangunan. Setelah melihat meja panjang kosong, dia tahu harus meletakkan semua kotak makan ini di mana, dan hujan yang tiba-tiba turun tak membuatnya memelankan langkah. “Berikan ini ke bosmu.” Mandor proyek mengulurkan amplop ke Erica. “Terima kasih.” Erica menyimpannya di kantong celemek. “Mereka minta untuk sore juga, bukan makanan, tetapi kudapan, apa kalian bisa mengirimnya? Jam tiga harus sudah di sini.” Erica melihat jam kecil yang dijadikan kalung, pemilik katering yang memberiny

    Last Updated : 2024-12-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Berkencan dengan benar

    Jaxx tersenyum sambil merapikan rambut Erica, “Aku ingin berkencan denganmu. Jadi, mari kita lakukan dengan baik.” Menggandeng Erica masuk butik, “Aku ingin yang terbaik untuknya."Pegawai butik langsung menyambut hangat, “Baik, Tuan.”Erica menurut dengan canggung ke pegawai butik itu, mencoba beberapa gaun yang terlihat aneh di tubuhnya, dan tetap tak mengerti karena Jaxx terus mengangguk dari tadi.“Pakai yang itu. Aku bayar sisanya.” Jaxx membantu Erica turun dari tempat mencoba gaun dan memberikan kartunya ke pegawai butik.“Bukankah ini terlalu berlebihan?” Erica mengenakan gaun sempit dengan belahan sepaha, rambutnya juga sempat diblow tadi, disemprot parfum, baru digandeng oleh Jaxx. Harusnya dia percaya diri, tetapi nyatanya apa yang tak pernah terpakai tetap saja terasa asing.“Sudah kukatakan kalau aku ingin berkencan denganmu, kan? Kita lakukan saja. Jangan terlalu banyak mengeluh, Erica.” Setelah dari butik, Jaxx mengajak Erica ke restoran mewah, makan makanan enak, dan t

    Last Updated : 2024-12-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Ooughh, Jaxx!

    Erica membuka mata perlahan saat merasakan usapan di lengan. Meringis saat duduk, miliknya sepertinya lecet, entah Jaxx melakukan berapa kali tadi, dia tak ingat karena sudah tertidur. “Apa kita akan pulang sekarang?” tanya Erica sambil mengerjap-kerjapkan mata.Jaxx tersenyum, “Tentu saja tidak. Bukankah besok Sabtu? Kamu libur setiap Sabtu, kan? Kita makan malam dan melanjutkan lagi yang tadi.” Jaxx terus mengusap telapak tangan Erica yang digenggam, bahkan sesekali dikecup, dia tak ingin menyia-siakan kebersamaan kali ini.“Bukankah kita sudah melakukannya sampai beberapa kali, Jaxx? Apa kamu tidak lelah?” Erica takut tak bisa berdiri kalau terus melakukan itu dengan Jaxx.Mendengar pertanyaan Erica, Jaxx malah tertawa, “Kita baru saja istirahat, kan? Kamu juga tidur lebih lama dariku.” Bangun dan menggendong Erica, “Setelah mandi kita makan.” Menurunkan Erica di bak mandi dan menyalakan air hangat sebelum dirinya sendiri masuk bak juga. “Bagaimana patungku? Apa sudah jadi?” Jaxx m

    Last Updated : 2024-12-17
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Satu tembakan

    Ke tiga orang itu, yang sudah mempersiapkan balok kayu, langsung mengejar Erica, perintah yang didapat hanya melukai dan membuat cacat tanpa menghilangkan nyawa.Erica terus berlari, meski orang-orang itu menyebut nama Jaxx yang sulit untuk dipercaya, tak mungkin dia diam dan mengharap keajaiban tanpa melawan. Namun, tahu tak memiliki apa pun, Erica hanya berlari sekuat tenaga dan berharap tak sampai tertangkap. “Akh!” Erica terjatuh setelah tersandung balok kayu. Ada lorong gelap di sana, Erica bersembunyi, sambil membawa balok kayu yang menyandungnya tadi.“Di mana dia?!”“Tadi lari ke sini, Bos.”“Kamu ke sana! Kamu ke sana!”Setelah langkah lari tak terdengar lagi, Erica ke luar dari tempat persembunyian, satu belokan lagi sampai di studio, dia bisa bersembunyi untuk sementara waktu sampai Jaxx menjelaskan apa yang terjadi.“Kau pikir bisa membodohiku?”Erica tak menyangka kalau satu di antara tiga masih dekat dengan lorong tempatnya bersembunyi, “Jangan mendekat!”Terkekeh, “Ini

    Last Updated : 2024-12-18
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tinggal bersamaku

    Jaxx yang menuju studio Erica, mengerutkan kening karena ada dua orang terkapar di jalan, kekhawatirannya semakin meruncing karena dua orang itu juga babak belur. Dia pun berlari, tak peduli dengan gerimis yang turun semakin deras, dia harus segera menemukan Erica. “Berani sekali kau, Wanita sialan!” Erica yang tadi berjalan dengan terseok, menoleh, menggeleng karena sepertinya dia tak bisa selamat, “Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya apa pun untuk kuberikan padamu, kenapa kalian terus mengejarku?” “Tanyakan saja ke Mr. Jaxx, tetapi sepertinya kamu tidak bisa melakukannya, aku akan menghukummu setelah menyakiti teman-temanku.” Mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke Erica, “Aku akan membuatmu cacat seumur hidup!” Melihat seorang pria menodongkan pistol ke Erica, Jaxx juga mengambil pistol yang selalu disembunyikan di balik jas, dan menarik pelatuk secepat mungkin agar pria gila itu tak sampai menyakiti Erica. Dor! “Aaaakkhhh!” Erica menutupi wajah saat tembakan itu terde

    Last Updated : 2024-12-20
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Kau yang datang

    ‘Meski aku pernah menunggumu lama, aku tahu kamu akhirnya datang dan menjemputku, aku tahu kamu pasti akan melakukannya, Jaxx.’ Mengingat kata-kata itu, Jaxx meneguk minuman yang dipegangnya, “Senyuman itu seperti pernah kulihat di suatu tempat, tetapi di mana?” Jaxx meneguk lagi, “Apa ada yang kulewatkan darinya?” Bill masuk kamar Jaxx, “Mr. Jaxx, Hans menemui Mr. Scott lagi hari ini.” Jaxx meletakkan gelas yang dipegang dan ke luar kamar, “Aku ingin menemui Rose.” Bill terkejut mendengar rencana Jaxx, tetapi dia tak bisa melarang, hanya bisa mengantarkan langsung. Sebagai pengikut setia, tak ada keraguan meski tetap memikirkan keselamatan Jaxx sepenuhnya, “Saya akan masuk bersama Anda.” Jaxx terus melangkah, beberapa orang menatap tajam meski memberi jalan, dan pelayan langsung menyambut untuk mengantarnya langsung menemui Rose. Tersenyum, “Aku tahu kamu pasti datang. Bagaimana perjalananmu tadi? Rumah baruku tidak menyulitkanmu, kan?” Rose menjentikkan jari agar pelayan menja

    Last Updated : 2025-01-01
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Membuatku marah

    Pertemuan barusan membuat Bill kawatir, pasalnya setelah bertemu dengan Rose, Jaxx lebih banyak diam, bahkan dengan adanya Erica di rumah, seolah tak terlihat oleh Jaxx.“Bill, apa Jaxx di rumah?” Erica mendekat dengan kursi rodanya.“Ya, Mr. Jaxx berenang, apa kamu ingin kuantar?”“Tolong, kalau tidak merepotkanmu.” Erica membiarkan Bill mendorong kursi rodanya, “Terima kasih, Bill.” Erica tersenyum sambil memperhatikan Jaxx di kolam renang, saat pria yang selalu menarik perhatiannya itu naik, Erica turun dari kursi rodanya perlahan-lahan agar kakinya tak terasa sakit.“Dokter menyuruhmu istirahat total, kan?” Jaxx mendekat, menggendong Erica, dan memangkunya sambil mengeringkan tubuh dengan handuk.“Kau membuatku basah, Jaxx.” Erica merasa sedang duduk di atas bongkahan es.Jaxx tersenyum, “Oiya? Boleh kulihat di sisi mana yang basah?” Meletakkan handuk dan berniat memagut bibir itu, tetapi Erica malah menjauh dan membuatnya semakin terbahak.“Aku tidak menemukanmu tadi saat makan s

    Last Updated : 2025-01-02
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Dosis tinggi

    “Jaxx!” Hans langsung mengacungkan pistol membuat semua pengunjung berlarian ke luar.Bukannya takut, Jaxx malah terkekeh sambil berjalan mendekat, “Aku berencana mencarimu setelah ini dan kau malah datang sendiri untuk mencari masalah, apa tanganmu yang lemas itu sudah bisa menembak sekarang?”Tangan Hans yang bergetar, dia pun memegang pistol dengan dua tangan agar getarannya hilang, “Kalau madam Rose tak melindungimu, mungkin kau sudah mati sejak dulu.” Hans sering bersitegang dengan Jaxx, pendapatnya selalu berseberangan, dan kini Erica seolah menambah semua semakin rumit. Hans tahu, kemampuannya tak sebaik Jaxx, tetapi dia juga punya bakat yang harusnya diakui juga oleh Rose mau pun Scott.Bill yang juga mengacungkan senjata ke Hans, membuat udara di sekitar memanas karena semua orang saling mengacungkan senjata sekarang.Jaxx tertawa, “Aku tidak akan menyesal mati di tanganmu, hanya saja, apa benar peluru itu akan menancap di dadaku? Seingatku tembakanmu tak pernah tepat sasaran

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Demi Jaxx

    “Jadi, kau mengingatku?” Erica menangis sampai tergugu, “Aku menunggumu dan mencarimu ke mana-mana. Kenapa kau pergi jauh sekali.” Erica tak menyangka kalau Jaxx telah mengingatnya selama ini. Tersenyum, “Aku ingin kau hidup lebih baik. Mendapatkan keluarga dan disayangi seperti anak-anak lain.” Jaxx dan Erica memang dari panti asuhan yang sama. Dulu, Jaxx memang sudah lebih dewasa dan dia benci dengan pengurus gereja yang sering ca bul ke anak-anak. Dia selalu mengabaikan orang itu, tetapi saat Erica yang diganggu, rasanya tak rela, dan Jaxx memukul dengan membabi buta. Barulah dia kabur ke kota karena tak ingin berakhir di penjara. Erica menggeleng, “Hanya kamu yang baik padaku. Aku tidak ingin keluarga lainnya. Aku tidak ingin kasih sayang dari orang lain. Cepatlah sembuh, Jaxx. Aku takut kamu pergi lagi dariku.” Jaxx membuka tangan agar Erica memeluknya. “Bukankah itu sakit?” Menunjuk perban yang melingkar di lengan dan dadanya. “Kau bisa memelukku dengan hati-hati.” Erica m

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Di gereja kala itu

    Dokter yang sibuk dengan komputer di depannya itu, melepas kaca mata, dan mempersilakan duduk.Erica menarik napas panjang dan dalam sebelum mengajukan pertanyaan, “Aku tidak tahu di mana dan kenapa Jaxx tertembak, tetapi ini bukan pertama kalinya, dan aku yakin ini juga bukan yang ke dua kalinya, kan? Kemarin kamu yang menangani Jaxx, kurasa kalian saling kenal, sedangkan aku hanya orang asing yang mencintai Jaxx saja. Bolehkah aku tahu ada apa sebenarnya?”Dokter itu tersenyum, “Sebenarnya aku bukan orang yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu. Aku hanya membantu Jaxx selama ini dan kebetulan saja dia mempercayaiku. Jaxx punya gangguan tidur yang parah, aku memberinya obat tidur dosis tinggi awalnya, lalu menurunkan dosis seiring berjalannya waktu, dan kurasa dia mulai terbiasa.”Erica menyimak dengan saksama.“Jaxx sempat protes dan minta dosisnya dikembalikan, tetapi Bill bercerita kalau dia akhir-akhir ini bisa tidur tanpa obat itu, dan kurasa karena kehadiranmu.” Dokter tersen

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Sesama pundak kiri

    Melihat pria di depannya jatuh setelah tertembak, Jaxx yang tadinya mulai lengah, kini waspada kembali, bahkan dia pun menem baki juga beberapa orang yang dia tahu anak buah Rose. “Kita cari jalan ke luar sekarang!” Bill membuka jalan, berjibaku dengan pis tolnya sendiri, dan sesekali menoleh ke arah Jaxx, “Sebelah sini, Mr. Jaxx!” Abi pun sama, dia juga sibuk dengan pistol di tangan, menembak siapa saja yang terlihat membahayakan, dan mengikuti ke mana pun Jaxx pergi. Bosnya itu harus tetap di tengah agar aman sampai di luar markas besar. “Mereka ke sana!” terika seorang anak buah Rose. Mendengar itu, Rose yang juga membawa pistol, ikut berlari, menatap setiap sudut dengan awas, dan menyeringai melihat sekelebat orang berlari ke arah kanan, “Aku tahu ke mana mereka pergi.” Meninggalkan anak buahnya dan menuju ke arah lain. “Apa benar ini tempatnya?” tanya Jaxx melihat Bill sibuk membuka pintu. “Hanya ada pintu ini di sini.” Bill mengungkit lagi sekali dan tersenyum saat pintu i

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Kekacauan di markas

    “Bagaimana pun juga aku punya hak di markas ini!!” Rose melempar gelas yang isinya baru saja diminum seteguk saja, “Aku bisa menem bak tempat ini dan membuatnya bisa menjadi abu dalam sekejap mata. Apa kalian ingin melihatnya lebih cepat lagi?” Mengulurkan tangan dan siap menerima pis tol dari anak buahnya. Semua orang jadi gugup, “Ma-maafkan kami, Madam Rose. Mr. Scott sudah memberikan markas besar sepenuhnya kepada Mr. Jaxx, dengan begitu kami tidak berani menerima apa pun permintaan Anda, Mr. Jaxx mengubah beberapa aturan secara tertulis, dan kami tidak mau kehilangan pekerjaan karena kelalaian kami sendiri.” Rose tersenyum sambil menggeleng, “Kalau begitu,” Menopang dagu dan memainkan kakinya sendiri untuk diayun-ayunkan, “di mana harta karun yang ditemukan di lokasi kontruksi? Aku hanya ingin melihatnya saja. Setelah itu aku akan pergi, dan tidak mengganggu tempat ini lagi.” Tersenyum semanis mungkin. Meski begitu, tak ada seorang pun yang berani merendahkannya, apa lagi menata

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Wanita di kursi roda

    Erica merapikan rambutnya, “Bukan itu maksudku, Hans.” Hans tertawa mendengarnya, “Aku bercanda, Erica. Ceritakan tentangmu. Apa yang akan kamu lakukan di Aganta?” Erica lega Hans hanya menggodanya saja, “Aku harus membayar mahal untuk tugas akhir itu, Hans, jadi aku membuat diriku disandera oleh Aganta, aku akan bekerja di sana secara gratis sampai bisa menjual semua karya seni buatanku.” Hans mengangguk, “Itu tidak gratis, kan? Kurasa kamu mengganti kata magang. Aku juga sering ke Aganta, aku akan mengunjungimu kalau ke sana.” “Jangan merepotkan dirimu sendiri, Hans.” Keduanya pun tertawa. Setelah bubur manis itu habis, Erica membayar, dan mengajak Hans pergi, “Aku pulang dulu.” “Aku akan mengantarmu. Bukankah ini masih lumayan jauh?” Hans mengambil semua peralatan seni Erica begitu saja dan memasukkannya ke mobil, “Bagaimana kamu membawa tugas akhirmu? Apa itu besar? Kamu belum menunjukkannya padaku.” Hans menyuruh anak buahnya melajukan mobil. Erica tersenyum, “Aku mengangku

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Lebih dari apa pun

    “Mr. Scott!” Jaxx langsung berlari melihat Scott hampir masuk bandara, “Apa ini?!” Scott terkekeh, “Aku sudah bilang padamu kalau aku ingin pensiun, kan?” “Dengan melarikan diri? Aku bisa membebaskanmu dari wanita sialan itu, tinggal sedikit lagi, Aganta tidak akan dijual ke siapa pun. Meski itu juga berarti aku tidak bisa mengusir Rose, dia tidak akan bertingkah di sini, aku akan melakukan apa pun untuk menaikkan saham kita di sana.” Jaxx berharap bisa merayu Scott, “Tolong, tetaplah di sini.” Scott tersenyum lebar, “Aku hanya berlibur untuk beberapa hari, aku tidak mati atau pergi ke mars, jadi jangan kawatir. Aku akan kembali lagi, Jaxx.” “Kapan? Aku harus tahu kapan pastinya Anda kembali, Mr. Scott.” Andai Jaxx bisa mungkin dia sudah menarik koper-koper yang dibawa anak buah pribadi Scott dan mengajak Scott kembali ke markas inti. “Kau akan mengetahuinya. Berhati-hatilah dengan Rose, kita sama-sama tahu kalau dia selalu menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya se

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Semangkuk es krim

    Jaxx, Bill, dan Abi saling melempar pandang, “Siapa?” Jaxx mengurai pelukan itu dan menatap Erica lebih serius. “Pak Johan. Beliau pimpinan Aganta. Bukankah kamu sering ke sini, Jaxx? Aku pikir kamu mengenalnya sampai membuat pengajuanku berjalan sangat lancar tadi.” Melihat wajah Jaxx yang berkecamuk, Erica jadi gugup, “Apa ... kita merayakannya dengan es krim?” Jaxx menoleh ke Bill dan Abi, “Aku beli es krim dengan Erica. Kerjakan tugas kalian.” Merangkul Erica dan ke luar dari Aganta sambil terus mencari Johan. Dia tidak menyangka kalau pria itu sudah berada di Aganta setelah sekian lama dicari-cari ke mana pun. Erica yang terganggu karena Jaxx diam dari tadi, merangkul pria itu lebih erat, “Apa ada sesuatu, Jaxx?” Jaxx tersenyum, “Sesuatu? Tidak ada. Apa memangnya?” Jaxx mendekat ke penjual es krim, “Semangkuk yang spesial untuk perempuan yang spesial.” Penjual tersenyum lebar, “Pasti, Tuan.” Meracik pesanan dengan senang hati. Erica yang mendengar pesanan Jaxx, jadi merona

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Saling menguntungkan

    “Tidak. Untuk apa aku cemburu?” Erica mempercepat memakai pakaian dan meneguk minuman bersoda yang tadi dibelikan Bill. “Malam ini pulanglah ke rumahku.” Jaxx mendekat dan menebuk birnya, “Setelah patungnya didaftarkan ke Aganta, harusnya kau tidak perlu ke kampus, kan? Menemui dosen atau temanmu yang tidak jelas itu.” imbuh Jaxx. Erica menggeleng lagi, “Dengan tetap di sini aku bisa menemukanmu secara tidak sengaja seperti waktu itu. Meski aku tahu kalau kamu bisa mengobrol dengan siapa saja, kejutan yang seperti itu membuatku lebih hidup.” Jaxx terkekeh, “Ucapanmu bisa disimpulkan kalau kamu kesepian setiap di rumahku. Apa tebakku benar?” Erica masih mau menjawab, pintu studio diketuk oleh seseorang, dan dia ke sana untuk membukakannya. “Masuklah!” Ternyata itu Bill, Abi, dan beberapa orang pria, “Tolong berhati-hatilah. Aku akan menangis kalau sampai ada kesalahan.” Jaxx mendekat dan merangkul pinggang Erica, mengawasi patung dinaikkan ke truk, dan mengajak Erica berangkat ke

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Apa kau cemburu?

    Setelah tangan Hans selesai dibersihkan, Rose menyuruh Hans mandi agar bau keringat itu hilang, dan dia membantu Jaxx membuat mi. “Aku mandi dulu.” Scott meninggalkan Rose dan Jaxx di dapur karena tubuhnya juga gerah. Rose pun tersenyum, “Jadi, kau yang mengambil paket itu?” “Paket apa?” Jaxx tak paham. “Kau bilang Hans terjatuh dan kau yang mengejar anjingnya, kan? Kalau Hans sudah mengambil paketnya, untuk apa kamu masih mengejar anjing itu, artinya kau yang berhasil mengejar.” Meliat Jaxx mau menyangkal, Rose bicara lagi, “Aku lebih berpengalaman darimu, Jaxx. Jangan membohongiku. Katakan, kenapa kamu bilang kalah Hans yang mengambilnya?” Jaxx tersenyum, “Dia punya dua sosis di kulkas dan itu cukup adil, kan? Aku tahu apa yang kulakukan, Madam. Jangan kawatir.” Mi yang sudah siap makan, Jaxx membawanya ke ruang makan, dan langsung disantap. Sedangkan Rose pergi sambil tersenyum. Pikiran Jaxx masih sangat dangkal ternyata. Dia ke kamar, menyiapkan pakaian untuk Scott dan duduk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status