Home / Romansa / Di Bawah Selimut Mr. Jaxx / Berkencan dengan benar

Share

Berkencan dengan benar

Author: Jenang gula
last update Last Updated: 2024-12-16 23:24:53

Jaxx tersenyum sambil merapikan rambut Erica, “Aku ingin berkencan denganmu. Jadi, mari kita lakukan dengan baik.” Menggandeng Erica masuk butik, “Aku ingin yang terbaik untuknya."

Pegawai butik langsung menyambut hangat, “Baik, Tuan.”

Erica menurut dengan canggung ke pegawai butik itu, mencoba beberapa gaun yang terlihat aneh di tubuhnya, dan tetap tak mengerti karena Jaxx terus mengangguk dari tadi.

“Pakai yang itu. Aku bayar sisanya.” Jaxx membantu Erica turun dari tempat mencoba gaun dan memberikan kartunya ke pegawai butik.

“Bukankah ini terlalu berlebihan?” Erica mengenakan gaun sempit dengan belahan sepaha, rambutnya juga sempat diblow tadi, disemprot parfum, baru digandeng oleh Jaxx. Harusnya dia percaya diri, tetapi nyatanya apa yang tak pernah terpakai tetap saja terasa asing.

“Sudah kukatakan kalau aku ingin berkencan denganmu, kan? Kita lakukan saja. Jangan terlalu banyak mengeluh, Erica.” Setelah dari butik, Jaxx mengajak Erica ke restoran mewah, makan makanan enak, dan t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Ooughh, Jaxx!

    Erica membuka mata perlahan saat merasakan usapan di lengan. Meringis saat duduk, miliknya sepertinya lecet, entah Jaxx melakukan berapa kali tadi, dia tak ingat karena sudah tertidur. “Apa kita akan pulang sekarang?” tanya Erica sambil mengerjap-kerjapkan mata.Jaxx tersenyum, “Tentu saja tidak. Bukankah besok Sabtu? Kamu libur setiap Sabtu, kan? Kita makan malam dan melanjutkan lagi yang tadi.” Jaxx terus mengusap telapak tangan Erica yang digenggam, bahkan sesekali dikecup, dia tak ingin menyia-siakan kebersamaan kali ini.“Bukankah kita sudah melakukannya sampai beberapa kali, Jaxx? Apa kamu tidak lelah?” Erica takut tak bisa berdiri kalau terus melakukan itu dengan Jaxx.Mendengar pertanyaan Erica, Jaxx malah tertawa, “Kita baru saja istirahat, kan? Kamu juga tidur lebih lama dariku.” Bangun dan menggendong Erica, “Setelah mandi kita makan.” Menurunkan Erica di bak mandi dan menyalakan air hangat sebelum dirinya sendiri masuk bak juga. “Bagaimana patungku? Apa sudah jadi?” Jaxx m

    Last Updated : 2024-12-17
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Satu tembakan

    Ke tiga orang itu, yang sudah mempersiapkan balok kayu, langsung mengejar Erica, perintah yang didapat hanya melukai dan membuat cacat tanpa menghilangkan nyawa.Erica terus berlari, meski orang-orang itu menyebut nama Jaxx yang sulit untuk dipercaya, tak mungkin dia diam dan mengharap keajaiban tanpa melawan. Namun, tahu tak memiliki apa pun, Erica hanya berlari sekuat tenaga dan berharap tak sampai tertangkap. “Akh!” Erica terjatuh setelah tersandung balok kayu. Ada lorong gelap di sana, Erica bersembunyi, sambil membawa balok kayu yang menyandungnya tadi.“Di mana dia?!”“Tadi lari ke sini, Bos.”“Kamu ke sana! Kamu ke sana!”Setelah langkah lari tak terdengar lagi, Erica ke luar dari tempat persembunyian, satu belokan lagi sampai di studio, dia bisa bersembunyi untuk sementara waktu sampai Jaxx menjelaskan apa yang terjadi.“Kau pikir bisa membodohiku?”Erica tak menyangka kalau satu di antara tiga masih dekat dengan lorong tempatnya bersembunyi, “Jangan mendekat!”Terkekeh, “Ini

    Last Updated : 2024-12-18
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tinggal bersamaku

    Jaxx yang menuju studio Erica, mengerutkan kening karena ada dua orang terkapar di jalan, kekhawatirannya semakin meruncing karena dua orang itu juga babak belur. Dia pun berlari, tak peduli dengan gerimis yang turun semakin deras, dia harus segera menemukan Erica. “Berani sekali kau, Wanita sialan!” Erica yang tadi berjalan dengan terseok, menoleh, menggeleng karena sepertinya dia tak bisa selamat, “Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya apa pun untuk kuberikan padamu, kenapa kalian terus mengejarku?” “Tanyakan saja ke Mr. Jaxx, tetapi sepertinya kamu tidak bisa melakukannya, aku akan menghukummu setelah menyakiti teman-temanku.” Mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke Erica, “Aku akan membuatmu cacat seumur hidup!” Melihat seorang pria menodongkan pistol ke Erica, Jaxx juga mengambil pistol yang selalu disembunyikan di balik jas, dan menarik pelatuk secepat mungkin agar pria gila itu tak sampai menyakiti Erica. Dor! “Aaaakkhhh!” Erica menutupi wajah saat tembakan itu terde

    Last Updated : 2024-12-20
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Kau yang datang

    ‘Meski aku pernah menunggumu lama, aku tahu kamu akhirnya datang dan menjemputku, aku tahu kamu pasti akan melakukannya, Jaxx.’ Mengingat kata-kata itu, Jaxx meneguk minuman yang dipegangnya, “Senyuman itu seperti pernah kulihat di suatu tempat, tetapi di mana?” Jaxx meneguk lagi, “Apa ada yang kulewatkan darinya?” Bill masuk kamar Jaxx, “Mr. Jaxx, Hans menemui Mr. Scott lagi hari ini.” Jaxx meletakkan gelas yang dipegang dan ke luar kamar, “Aku ingin menemui Rose.” Bill terkejut mendengar rencana Jaxx, tetapi dia tak bisa melarang, hanya bisa mengantarkan langsung. Sebagai pengikut setia, tak ada keraguan meski tetap memikirkan keselamatan Jaxx sepenuhnya, “Saya akan masuk bersama Anda.” Jaxx terus melangkah, beberapa orang menatap tajam meski memberi jalan, dan pelayan langsung menyambut untuk mengantarnya langsung menemui Rose. Tersenyum, “Aku tahu kamu pasti datang. Bagaimana perjalananmu tadi? Rumah baruku tidak menyulitkanmu, kan?” Rose menjentikkan jari agar pelayan menja

    Last Updated : 2025-01-01
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Membuatku marah

    Pertemuan barusan membuat Bill kawatir, pasalnya setelah bertemu dengan Rose, Jaxx lebih banyak diam, bahkan dengan adanya Erica di rumah, seolah tak terlihat oleh Jaxx.“Bill, apa Jaxx di rumah?” Erica mendekat dengan kursi rodanya.“Ya, Mr. Jaxx berenang, apa kamu ingin kuantar?”“Tolong, kalau tidak merepotkanmu.” Erica membiarkan Bill mendorong kursi rodanya, “Terima kasih, Bill.” Erica tersenyum sambil memperhatikan Jaxx di kolam renang, saat pria yang selalu menarik perhatiannya itu naik, Erica turun dari kursi rodanya perlahan-lahan agar kakinya tak terasa sakit.“Dokter menyuruhmu istirahat total, kan?” Jaxx mendekat, menggendong Erica, dan memangkunya sambil mengeringkan tubuh dengan handuk.“Kau membuatku basah, Jaxx.” Erica merasa sedang duduk di atas bongkahan es.Jaxx tersenyum, “Oiya? Boleh kulihat di sisi mana yang basah?” Meletakkan handuk dan berniat memagut bibir itu, tetapi Erica malah menjauh dan membuatnya semakin terbahak.“Aku tidak menemukanmu tadi saat makan s

    Last Updated : 2025-01-02
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Dosis tinggi

    “Jaxx!” Hans langsung mengacungkan pistol membuat semua pengunjung berlarian ke luar.Bukannya takut, Jaxx malah terkekeh sambil berjalan mendekat, “Aku berencana mencarimu setelah ini dan kau malah datang sendiri untuk mencari masalah, apa tanganmu yang lemas itu sudah bisa menembak sekarang?”Tangan Hans yang bergetar, dia pun memegang pistol dengan dua tangan agar getarannya hilang, “Kalau madam Rose tak melindungimu, mungkin kau sudah mati sejak dulu.” Hans sering bersitegang dengan Jaxx, pendapatnya selalu berseberangan, dan kini Erica seolah menambah semua semakin rumit. Hans tahu, kemampuannya tak sebaik Jaxx, tetapi dia juga punya bakat yang harusnya diakui juga oleh Rose mau pun Scott.Bill yang juga mengacungkan senjata ke Hans, membuat udara di sekitar memanas karena semua orang saling mengacungkan senjata sekarang.Jaxx tertawa, “Aku tidak akan menyesal mati di tanganmu, hanya saja, apa benar peluru itu akan menancap di dadaku? Seingatku tembakanmu tak pernah tepat sasaran

    Last Updated : 2025-01-04
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Obat mujarab

    Erica berjalan cepat untuk membuka pintu studio, “Ya?” Heran karena Jessie datang ke studionya, “Jessie, apa kabar?” Memeluk begitu saja. Jessie langsung mendorong Erica menjauh, “Hans mencarimu, aku tidak tahu kalau akan berakhir seperti ini, aku hanya bilang kalau kau tinggal dengan Jaxx agar dia tidak kawatir, tetapi malah berakhir fatal.” Erica mengerutkan kening, “Jaxx baik, ada apa memangnya? Aku memang belum bertemu dengannya hari ini, tetapi dia baik-baik saja.” Jessie menggeleng, “Hans menembak Jaxx di Aganta. Semua orang membicarakannya dan itu membuatku langsung ke sini setelah menutup kedai. Aku-" Jessie mengikuti Erica yang masuk dengan kaki pincang, “Kau mau ke mana dengan kaki seperti itu?” Erica mengambil tas yang tadi digeletakkan, “Aku akan ke rumah sakit. Aku tidak bisa diam saja di sini saat Jaxx seperti itu. Aku harus menemuinya, terima kasih karena sudah memberi tahuku, Jessie.” “Bagaimana dengan kakimu?” Jessie masih saja mengekor. Bahkan setelah ke luar st

    Last Updated : 2025-01-05
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Ada apa di kampus?

    “Bagaimana kata dokter, Jaxx?” Erica menyuapi Jaxx dengan bubur. Meski bisa makan nasi, Erica pikir bubur lebih sehat dan mudah dicerna, jadi Erica menyuruh Bill membeli itu tadi. “Sebenarnya malam ini sudah bisa pulang kalau kau mau merawatku.” Jaxx tersenyum menggoda ke Erica. “Tentu saja aku akan merawatmu, Jaxx.” “Kalau begitu Bill akan mengurusnya. Aku juga sudah bosan di sini. Tidak ada tempat ternyaman selain di rumah.” Jaxx menyuruh Bill mengurus administrasi sedangkan dirinya menghabiskan bubur yang disuapkan Erica. Di tempat lain ... ‘Bug! Bug! Bug!’ Tersenyum dan melempar stik golfnya. Hans yang terkapar di depannya meski masih bernapas, Rose mendongakkan wajah itu, “Sudah kukatakan padamu kalau Jaxx adalah milikku dan kau berani menembak lengannya?” Hans tersenyum, “Anda bahkan lebih mempercayai Jaxx dari pada aku yang sudah kenal lebih lama dan bergabung di sini lebih dulu?” ‘Plak!’ Rose menampar Hans sampai wajahnya kembali mencium tanah, “Kau mau mati hari ini?”

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Terpaksa mau

    Dosen itu ikut tersenyum juga, “Tetapi dengan satu syarat, Erica. Aku ... harus melihat hasil karyamu agar aku bisa meyakinkan semua dosen kalau kamu memang layak untuk disimpan sampai akhir semester.” Erica meremas tangannya sendiri, apa yang dihindari dari dulu, akankah dia harus menerimanya? “Tetapi saya bekerja sepulang kuliah, Pak. Ini saja saya izin cuti, kalau Bapak ke sana, mau jam berapa? Saya pulang jam sembilan soalnya.” “Aku punya banyak waktu, kalau kamu memang bisanya jam sembilan, tidak masalah. Lusa aku akan datang, aku akan mampir kedai dulu untuk menunggumu, jadi kita bisa ke rumahmu bersama-sama. Ingat, Erica, semua demi dirimu sendiri.” Erica menghela napas, tak tahu harus bagaimana, ijazahnya sangat penting untuk meraih impiannya, tetapi karena rekaman itu? “Baik, Pak. Saya tunggu di kedai. Apa saya boleh permisi dulu, Pak?” Dosen itu mengangguk, “Ya, kerjakan apa yang perlu, jangan dipikirkan tentang masalah ini. Aku akan mengurusnya untukmu. Setelah aku meli

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Rekaman yang tersebar

    Erica tersenyum, “Apa kamu melakukannya dengan wanita itu juga? Kau juga melakukan ini?” Bobi terkekeh, “Siapa? Aku tidak pernah melakukan apa pun dengan siapa pun? Aku bersih dan aku hanya tertarik padamu saja.” Kembali mendekat, menciumi bibir yang nyatanya manis juga, meski dulu dia sempat menolak rencana ini karena Erica terlihat aneh, nyatanya tetap sama seperti cewek lain saat mabuk begini. “Lalu siapa wanita yang kau peluk kemarin?” Meski menerima ciuman itu, Erica merasa harus menuntut jawab atas rasa penasarannya. “Siapa? Aku tidak memeluk siapa pun kemarin.” Bobi menyelusupkan tangan untuk menyentuh milik Erica, kaki yang merespons baik tujuannya, membuat Bobi berhasil menyisikan kain tipis itu tanpa perlu bersusah payah. Dia mulai mengeluar masukkan jemari dan membuat milik Erica semakin basah. “Aaahhh ... kau belum menjawab pertanyaanku. Tunggu sebentar, ooughhhh ....” Erica menahan tangan yang sedang membuatnya semakin naik itu. Bobi semakin liar, larangan itu membua

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Merekamnya

    ‘Ting. Ting.’ Erica menoleh bermaksud menyambut pembeli, tetapi yang datang saat ini membuatnya langsung tersenyum kecut. “Apa pekerjaan ini membuatmu terlalu sibuk sampai tidak ada waktu untuk meneleponku, Erica?” Jaxx terus mendekat dan berhenti setelah tepat berada di depan Erica meski hanya terhalang meja. Erica mengangguk, “Maaf.” Jaxx menghela napas, “Aku tidak menyuruhmu minta maaf. Di mana Jessie?” “Dia ada kepentingan jadi aku menjaga kedai sendiri. Dulu selama aku di sini dia juga sering sibuk. Kau ... mau kopi?” Erica tersenyum lagi. Semarah apa dia dengan Jaxx, nyatanya tetap sulit membenci pria itu, terlebih saat berhadapan seperti ini. “Ya, bautkan apa pun yang spesial dan enak.” Jaxx mengedarkan padangan, tahu ada meja kosong, dia duduk di sana, membiarkan Bill yang baru saja pamit ke luar. Erica mengantar segelas kopi Latte untuk Jaxx, “Aku ... harus segera menyelesaikan pekerjaanku, sebentar lagi ada pendaftaran di Aganta, kalau saat itu pekerjaanku belum siap

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Lebih hangat

    Abi terjatuh karena orang yang akan ditabrak langsung melompat dan membuatnya hampir menabarak Bill, kalau tidak menghindar dan sengaja menjatuhkan diri, dia pasti akan menyelakai sahabatnya itu.Berdiri dan mengambil kunci motor, “Sepertinya aku sedang beruntung sampai mendapat tangkapan besar begini.”Bill bangun dan membantu Abi, “Ayo!” Berlari untuk berduel dengan pria kurang ajar yang mengganggunya.Abi juga ikut serta, dia mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki, tetapi tetap saja kalah. “Akh!” Tersungkur saat perutnya tertendang dengan keras.Bill pun sama, dia juga tersungkur, lama berlari membuat tenaganya menipis, jadi perkelahian ini semakin mencekiknya.“Apa yang kalian lakukan di sini?!” Satpam berlari mendekat sambil mengacungkan tongkat, “Aku akan memanggil polisi agar menangkap kalian!”Terkekeh, “Untuk apa? Kami hanya bercanda, kami ini berlatih, Pak. Untuk apa sampai memanggil polisi? Memangnya kami salah?” Motor yang dari tadi tumbang tak tertolong, segera diberdir

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Menangis berdua

    Meski agak terkejut, Jaxx tetap diam saat mendapati dirinya sadar dan berada di ruangan dokter yang biasa menanganinya. Menyibak selimut dan duduk untuk menyeimbangkan tubuh sebelum pergi dari tempat ini.“Kau sudah bangun, Jaxx? Apa ada yang mengganggumu? Kau terlalu banyak minum obat tidur?” Dokter masuk, dia ingin memeriksa, dan bersyukur melihat Jaxx sudah sadar.Menghela napas, “Apa gumpalan itu benar-benar kau ambil?”Dokter itu mengerutkan kening, “Kau mencurigaiku? Yang benar saja?!” Terkekeh, duduk di depan komputer, dan memeriksa apa yang seharusnya, “Meski operasinya lancar, seharusnya kepalamu tidak boleh terbentur, jangan salahkan aku kalau kau yang melakukan kesalahan, ya? Jangan sering minum obat tidur. Sebenarnya obat seperti itu sangat berbahaya.”Jaxx menghela napas lagi, “Aku sudah lama tidak minum barang sialan seperti itu.”“Lalu? Apa yang membuatmu pingsan? Kali ini memang pingsan, aku hanya kawatir kamu terlalu memaksakan diri, sekuat-kuatnya manusia tetap butuh

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tepi jurang

    Rose meletakkan cerutu yang dipegang dan mendekati Jaxx, memperhatikan wanita di depannya, dan mencium bibir itu di depan Jaxx. Tentu saja wanita itu tak berani menolak, dia tahu benar akan berakhir bagaimana kalau sampai kliennya kecewa, jadi meski adegan ini menjijikkan, dia tetap melakukan sesempurna mungkin. Rose melepas ciuman itu dan membersihkan bibirnya sendiri, “Ya, rasanya memang manis. Seleramu bagus juga.” Duduk kembali di tempatnya, mengambil cerutu, dan mengisap lagi, “Apa aku berencana memberikannya padaku?” Eva menunjuk meja di depannya dengan dagu, “Baru kali ini aku melihat hal seperti itu?” Erica mengerutkan kening, “Ada apa?” “Wanita di sana mencium wanita lain, padahal dia sudah dipangku oleh pria gagah, apa begitu banyak orang sakit di zaman sekarang ini?” Erica merapikan rambut sambil menoleh, dia tak kenal dengan wajah itu, tampak seperti wanita kaya dari pakaiannya, tetapi pria yang memunggunginya, seolah kegagahannya bisa diukir dengan mata tertutup. E

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Bibirnya manis

    Mendengar pertanyaan itu, Erica malah merapikan rambut yang bahkan tak mengganggu sekali pun, “Aku ... tahu kalau kau menembak Jaxx.” Hans tersenyum, “Semua orang juga mengetahuinya. Kabarnya dimuat dikoran, kan? Meski hanya sehari dan peredarannya dicabut, tetap saja ada beberapa orang yang sudah membelinya.” “Kenapa kau melakukannya, Hans?” “Apa aku menyakiti hatimu?” Erica menelan ludah, dia tahu betul Hans menyukainya dan semua ini bukan tentang dirinya saja yang sedih, Hans pun pasti juga sakit. “Aku tidak tahu ada apa denganmu, Hans. Kamu sangat baik dan sopan padaku, kau tak pernah melakukan hal yang membuatku marah, tetapi ... semua orang yang ada di sekitarmu tidak pernah membuatku nyaman, dan aku merasa harus menjadi orang lain untuk dekat denganmu. Maaf.” Hans membawa kopinya dan berdiri, “Setidaknya hanya aku yang tulus mencintaimu.” Ke luar dari kedai kopi. Dia memang senang bertemu dengan Erica, tetapi kalau cinta Erica bukan untuknya? Apa yang bisa dilakukan Hans m

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Membuatku bingung

    ‘Secepatnya. Anda tidak usah kawatir.’Hampir malam. Erica merasa apa yang diucapkannya dari tadi menggema di telinga, bahkan saat dia makan pun, lidahnya tak merasakan enak, hanya ingin segera bertemu dengan Jaxx saja.“Anda ingin yang lain, Nona?’ tanya pelayan Jaxx.Erica menggeleng, “Terima kasih. Aku mau istirahat.” Erica menghabiskan minumannya dan pergi ke kamar. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan menyangkut tugas akhirnya, tetapi pikirannya tak bisa fokus, dia hanya membolak-balik buku tanpa bisa menyelesaikan apa pun, dan malah ke luar saat mendengar deru mobil mendekat. Sepertinya Jaxx sudah pulang.“Kau belum tidur?” Jaxx memeluk Erica dan memagut bibir singkat.Erica tersenyum, “Bagaimana dengan lenganmu?”“Lebih baik karena aku punya perawat yang bisa diandalkan.” Jaxx memeluk Erica, merayapkan tangan ke punggung untuk menggoda, dan bersiap mencium Erica lagi.“Jangan di sini, Jaxx. Aku mau di kamar.”Jaxx terkekeh, “Oke.” Memegangi tangan Erica dan menuntunnya ke kam

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Membidik target

    Jaxx langsung diarahkan ke lokasi. Melihat beberapa kotak digali agar terlihat semua, Jaxx turun begitu saja, dan memeriksa satu yang paling dekat dengannya. Melihat apa yang ada di dalam, Jaxx tertawa, “Aku menemukannya.” Menoleh ke Bill, “Siapkan tempat yang kita bicarakan kemarin, bawa semuanya ke sana, dan perketat penjagaan."Bill mengangguk dan pergi untuk menyiapkan perintah Jaxx.Abi mendekat, “Saya akan menyiapkan truk untuk mengangkutnya.”Jaxx yang masih tertawa, berbalik menghadap Abi, “Lakukan yang terbaik, jangan lupa menghitungnya, aku akan mengawasi dari atas.” Dia sedang berbahagia. Sepertinya sebentar lagi Scott akan memberikan posisi yang dia inginkan setelah penemuan ini dan dengan itu dia tak perlu lagi bekerja keras karena kedamaian pasti sudah teratasi oleh posisi yang diincarnya itu.Abi turun, mencatat semua penemuan agar tak sampai ada yang tertinggal, dan memerintah anak buah Jaxx yang lain agar menyiapkan truk karena Bill sudah bilang kalau tempat penyimpan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status