Sangkar Emas Pernikahan

Sangkar Emas Pernikahan

last updateLast Updated : 2022-04-17
By:  nyimalikaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
70Chapters
3.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Bryan, seorang motivator ternama yang memiliki harta melimpah, murka ketika mengetahui Kayla—sang istri—mengirim sedikit uang untuk orangtuanya. Kayla yang biasanya diam, mengalah setiap kali Bryan berlaku kasar, kali ini mulai memberontak. Keadaan memburuk ketika Kayla berkenalan dengan seorang pria muda tampan cucu seorang pengusaha kaya yang tergila-gila padanya walau tahu Kayla telah menikah dan memiliki empat orang buah hati. Kayla mulai mengalami dilema antara bertahan dalam pernikahan yang buruk atau menikmati hungan terlarang bersama Kenan. Campur tangan mertua memperburuk hubungan Kayla dengaan sang suami apalagi Larissa sang adik ipar turut menjadi racun dalam rumah tangga keduanya. Hubungan Kayla dengan Kenan semakin dekat namun Kayla tetap bertahan bersama Bryan. Lorina, wanita yang menyukai Kenan sejak lama datang dengan drama kehamilannya. Kenan memutuskan bertanggungjawab dan berniat menikahinya. Demi anak-anak, Kayla yang sempat berpisah sementara memutuskan rujuk dan memulai kisah baru bersama Bryan namun sayangnya ternyata Bryan memiliki wanita lain. Kayla menyerah, ia memutuskan berpisah. Lorina ternyata membohongi Kenan. Ayah dari janin yang dikandung Lorina bukanlah Kenan melainkan pria lain yang telah lama menjadi kekasih Lorina. Kenan membatalkan rencana pernikahan yang tinggal menghitung hari. Kayla dan Kenan bertemu kembali dan memutuskan menjalin hubungan romantis walau banyak rintangan.

View More

Chapter 1

Bab 1 Sangkar Emas Pernikahan

"Kirim uang lagi?" tanya Bryan dengan nada tidak senang setelah melihat struk pengiriman uang terjatuh dari dompet Kayla, istrinya. 

Kesabaran Bryan sangat diuji pagi ini. Belum hilang kekesalan akibat melihat mobil milik istrinya baret panjang, sekarang darahnya  semakin naik mengetahui istri yang telah dinikahi selama sepuluh tahun itu ternyata mengirimkan uang buat orangtuanya.

Kayla gegas memungut struk itu dan hendak menyimpan di dompetnya kembali namun Bryan merebutnya. Tak ingin berdebat, Kayla memutuskan diam, dia lelah dengan banyak drama di rumah ini. Ia akan membiarkan Bryan terbakar dengan amarahnya sendiri, kali ini. 

"Kayla! Kamu kirim uang lagi?!" teriak Bryan ketika melihat Kayla tak menggubris pertanyaan dan malah hendak menuju ke kamar. Harga diri sebagai lelaki mendadak tersulut. Ia tak akan membiarkan Kayla merendahkannya dengan mengabaikan pertanyaannya. 

Bryan segera menyusul dan mencengkeram lengan sang istri. Kayla mengaduh, ia memberontak berusaha melepaskan cengkeraman Bryan yang terasa perih di lengannya. Matanya memindai sekeliling, memastikan anak-anak tak berada di dekat mereka. Jangan sampai mereka melihat kejadian ini.

"Cuma satu juta, Mas!" teriak Kayla akhirnya dengan nada tinggi. Setelah mengalah dan terus mengalah atas perlakuan sang suami, kali ini Kayla mulai berani membalas. Cukup sudah, pikirnya. 

Pernikahan yang dijalaninya jauh dari kata manis. Bersama keempat buah hati, Kayla hidup  bergelimang harta namun seperti di sangkar emas. Bukan hanya tak leluasa mengunakan uang yang ada tapi hidupnya pun dikekang. Tak boleh ke luar rumah tanpa Bryan, tak boleh bersosialisasi dengan tetangga. Tak boleh apa saja sebelum ada kata 'iya' dari Bryan. Bahkan untuk membeli sebuah gaun harus mengikuti selera sang suami. Suka tidak suka.

Sesekali Kayla memaksakan diri, keluar rumah untuk sekedar bertemu teman lama atau membeli suatu keperluan, itu pun harus siap menghadapi pertengkaran. Kayla sangat lelah dengan kehidupan pernikahan yang tak pernah disangkanya akan berakhir seperti ini. Pernikahan yang jauh berbeda dari impian.

Dan yang sangat menyakitkan, interaksi dalam bentuk apapun dengan keluarga sendiri  dibatasi. Seperti kali ini. 

Plak! 

Sebuah tamparan melayang di pipi sang istri. Kayla yang tak menyangka perlakuan Bryan, hilang keseimbangan dan terjatuh, punggungnya membentur meja berisi pajangan yang berdiri tak jauh dari muka pintu kamar.  Guci antik di atas meja, menggelinding jatuh dan pecah menyisakan kepingan-kepingan keramik di atas lantai. 

Bukannya iba, Bryan semakin murka melihat melihat guci yang dibelinya ketika berkunjung ke Cina, hancur dan pecahannya mengenai ujung sepatu mengkilat milik Bryan. 

"Lihat ini!" teriaknya seraya memungut salah satu kepingan dan menyodorkannya ke wajah Kayla. 

"Barang mahal begini hancur sekejap. Sial!"

Kayla memperhatikan pecahan guci dengan sinis. Lalu melayangkan tatapan murka ke arah Bryan. Ini bukan tamparan pertama tapi kali ini ia tak akan diam saja. 

Bryan bergeming. Ia menarik tangan Kayla agar wanita itu berdiri dan berniat menamparnya sekali lagi. 

Berani sekali dia membentak. Susah payah mengumpulkan uang malah diberikan pada keluarganya. Dan sekarang, guci kesukaannya pun ikut hancur. Sekali-sekali wanita ini harus diberi pelajaran, pikirnya. 

Tangan Bryan mengudara, bersiap dengan tamparan berikutnya namun di luar perkiraannya tangan Kayla  bergerak lebih cepat lagi.

"Berani mas menamparku? Kau akan menyesal!"

"Kau melawan?!" ujar Bryan, matanya mendelik tak percaya. Ada apa dengan Kayla, darimana keberanian ini ia dapatkan? Bukankah biasanya ia selalu mengalah, menangis, meminta maaf atau mengurung diri di kamar. 

"Haah mau makan apa kamu kalau kuceraikan?" ancam Bryan. Ia yakin ucapan seperti ini akan mematahkan keberanian Kayla. Dan benar, Kayla terdiam. Wanita itu menundukkan wajah, matanya menari-nari, mungkin menghitung pecahan keramik di sekitar kaki mereka atau membenarkan pernyataan Bryan. 

Menahan gigi bergemeletukan, Kayla melepaskan cengkeraman pada lengan Bryan dan memutar tubuhnya memunggungi sang suami.

See, dia takut kalau mendengar kata cerai. Benak Bryan bersuka ria.

"Huuh!" desah Kayla. Mengembuskan napas panjang sembari menahan gemuruh menggelora di dada. 

Lelaki itu jangan sampai melihat bening yang mulai mengambang di pelupuk mata. Tidak, ia tidak akan menangis untuk sebuah ancaman perceraian. Ia hanya tak sanggup membayangkan masa depan anak-anak bila tumbuh besar tanpa ayahnya. 

Pertengkaran demi pertengkaran yang selama ini mewarnai hari, selalu ia sembunyikan dari anak-anak. 

Klise, mungkin kata itu yang akan disematkan padanya, bertahan dalam pernikahan tidak sehat demi anak.  Namun tidak semua wanita semudah itu melepaskan diri dari ikatan pernikahan walau tak sejalan. Tawa bahagia keempat buah hati selalu jadi alasan terselip di dada untuk sebuah kata 'bertahan'. 

Bryan tersenyum sinis, lihat baru diancam saja Kayla sudah ketakutan, pikirnya. Melihat ketidakberdayaan Kayla, sikap angkuhnya semakin menjadi. Ia tak akan kalah dalam perdebatan, Kayla harus mengalah.

"Cuma satu juta dari sekian banyak uang yang kita punya dan mas menamparku?" Kayla berujar tanya dengan lirih. Kakinya melangkah perlahan menyeret tubuh yang lelah menuju kamar. Ia ingin menyudahi perdebatan dan enggan melihat wajah Bryan saat ini. 

"Ya, mas tahu. Tapi satu juta itu juga uang! Buat apa 'sih kirim uang ke orang tuamu, mereka enggak perlu apa-apa. Bukannya hasil dari kebun cukup buat makan? Buat apa dikasih uang lagi? Aku capek kerja, kamu tinggal ngabisin!" omel Bryan seraya mengekori Kayla. 

Ia pura-pura tak melihat pedih di mata Kayla. Salahkah mempertahankan hasil kerja keras sendiri? Cari uang tidak segampang membalik telapak tangan, perlu perjuangan, perlu kerja keras siang malam. Seharusnya Kayla sangat paham soal itu. 

"Mas! Memang mas Bryan yang bekerja namun dalam setiap rupiah yang dihasilkan, ada hak Kayla sebagai istri. Lagipula, mas juga yang memintaku agar tidak perlu bekerja!" Kayla membanting pintu kamar tepat di depan Bryan yang tengah berdiri di muka pintu. 

Bulir-bulir bening mengalir tak tertahan lagi bersamaan sakit hati membuncah. Andai waktu bisa diputar kembali, ia lebih memilih terus bekerja di kantor agar bisa menapkahi orang tua yang hidup pas-pasan di kampung halaman dari uang gaji sendiri. Perjuangannya meraih gelar sarjana terasa sia-sia kala Bryan tak mengijinkannya terus bekerja setelah menikah. Andai ia tahu, sikap Bryan akan seperti ini, mungkin ia akan mengambil langkah berbeda. Tapi siapa yang bisa menduga akan jadi seperti apa jalan hidup ke depan? 

"Kenapa, buat ulah lagi istrimu?" Suara Leny—sang ibu mertua—terdengar sayup. Wanita itu selalu ada di setiap pertengkaran mereka, bukan hanya ada tapi dia adalah kompor yang mumpuni membakar persoalan kecil jadi besar, yang besar jadi luar biasa.

"Biasa, Ma. Kirim uang buat bapaknya." Bryan menjawab kesal. Di dalam kamar, Kayla merintih menahan luka. Bila ibu mertuanya muncul, persoalan akan tambah runyam.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Na_Vya
Semoga Kayla dan Kenan berjodoh,,
2022-04-09 20:07:31
2
user avatar
Zabiella
Kaylaaaa yang tabah dan kuat ya. Kenapa bisa sih dulu nikahnya dapet laki² kayak Brian, gapaham lagi ......
2022-04-09 19:16:20
1
70 Chapters
Bab 1 Sangkar Emas Pernikahan
 "Kirim uang lagi?" tanya Bryan dengan nada tidak senang setelah melihat struk pengiriman uang terjatuh dari dompet Kayla, istrinya.  Kesabaran Bryan sangat diuji pagi ini. Belum hilang kekesalan akibat melihat mobil milik istrinya baret panjang, sekarang darahnya  semakin naik mengetahui istri yang telah dinikahi selama sepuluh tahun itu ternyata mengirimkan uang buat orangtuanya. Kayla gegas memungut struk itu dan hendak menyimpan di dompetnya kembali namun Bryan merebutnya. Tak ingin berdebat, Kayla memutuskan diam, dia lelah dengan banyak drama di rumah ini. Ia akan membiarkan Bryan terbakar dengan amarahnya sendiri, kali ini.  "Kayla! Kamu kirim uang lagi?!" teriak Bryan ketika melihat Kayla tak menggubris pertanyaan d
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
Bab 2 Sakit di Hati Kayla
 "Udah mama bilang, cari istri itu yang setara, biar nggak ada drama-drama kayak gini," ketus Leny. "Udah terlanjur, Ma. Jangan diungkit lagi. Lagian tu si Kayla, sudah saya bilang uang dikumpulin buat beli rumah. Kalau seperti ini terus kapan cukup uangnya? Harusnya dia tahu  harganya nggak murah. Jadi jangan  pakai uang untuk hal tak berguna!"  Leny terkekeh senang, dia memang kompor sejati. Kayla menutup telinga dengan bantal saat kembali terdengar suara gedoran di pintu kamar. Kayla menghapus air mata dengan kasar, lalu duduk di pinggir ranjang. Manisnya madu pernikahan hanya diteguk sesaat, lalu berganti pahitnya kenyataan. Kayla tergugu menatap potret ayah ibu y
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
Bab 3 Pertemuan dengan Rumini
 "Mba Sumi, jaga anak-anak," perintah Kayla pada pengasuh anaknya. "Baik, Bu. Huum, ibu mau ke mana?" tanya Sumi yang tengah menuangkan susu ke dalam botol untuk si bungsu.  Kayla hampir tidak pernah bepergian tanpa anak-anaknya.  "Keluar rumah, bentar." "Kalau bapak tanya, saya jawab apa, Bu?" "Bilang aja gak tau ke mana?" ujar Kayla. Walau Bryan sedang di luar, dia akan selalu menelepon ke rumah menanyakan segala macam hal. Tentang anak-anak dan terutama tentang Kayla.  "Nanti bapak marah, Bu." "Biar aja, paling marah sama ibu, kan?" Sumi terdiam, dia se
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
Bab 4 Hari yang Buruk
 Kayla mengiakan perkataan lelaki yang bahkan ia tak tahu namanya. Semua tampak terburu-buru dan panik. Rumini telah menghilang di balik pintu dan Kayla memutuskan pulang setelah lelaki di depannya bolak-balik menatap sang oma. Dia tampak sangat mengkhawatirkan Rumini. Sebelum meninggalkan rumah super luas itu, sekali lagi Kayla menatap patung kuda dikelilingi air mancur di halaman. Kemegahannya sangat kontras dengan Rumini yang bila tak memakai pakaian dengan bahan berkelas, tampak seperti gelandangan di tengah hujan.  Hari yang aneh. Tak jauh berbeda dengan hidupnya yang juga aneh. *** "Mau ke mana?" tanya Bryan dengan raut wajah heran melihat Kayla telah mengenakan dress ber
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
Bab 5 Semua Tentang Kenan
 "Kenan? Bukannya masih banyak cucu yang lain?" tanya tamu yang lain seraya berbisik. "Hanya Kenan yang peduli padanya. Yang lain cuma peduli uangnya. Lihat saja, apa mereka datang? Ulang tahun Rumini dan hanya Kenan satu-satunya cucu yang hadir." "Sayang anakku udah kawin. Kalau belum, mau kujodohin sama Kenan." "Selera Kenan tinggi, Bro. Anak-anak kita biar dipoles MUA atau operasi plastik di Thailand juga nggak akan mampu memikatnya. Beda jauh dengan wanita bergaun biru itu. Tuh! Belum pernah lihat Kenan sebahagia itu selagi bicara dengan wanita."  Naah, kan! Oo, jadi jelmaan si Colin itu namanya Kenan. Bryan mengikuti
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
Bab 6 Musuh Tak Terduga
Lalu lalang mobil ke luar masuk halaman rumah yang terletak di kawasan Kemang Pratama itu masih terlihat ramai. Semakin malam semakin ramai.  Di ruangan bertabur cahaya yang memancar dari lampu-lampu dengan bentuknya yang indah, para pelayan berseragam tampak sibuk menambah hidangan. Semakin malam semakin banyak tamu yang datang. Berbagai menu menggugah selera tak habis-habisnya disajikan. Rumini duduk diapit teman-teman sebaya di sebuah sofa bermotif bunga Tulip. Keriuhan terjadi ketika seorang di antara mereka mulai berdansa bersama pasangannya saat musik mulai berganti. Lagu-lagu nostalgia era 80-an terdengar mengalun lembut.  Sejenak Rumini terdiam, matanya berkaca-kaca lalu kembali berbinar ketika seorang temannya mengajak berbincang. Di sudut berbeda, Kayla terlihat tengah menyantap sepotong cake. Kenan tak pernah jauh dari sisinya, membuat wanita itu kerap salah tingkah. Setelah aksi Rumini memamerkan kebaikannya di tengah huj
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more
Bab 7 Kekhawatiran Kayla
Sejak tiga tahun lalu, Kenan menutup hati bagi semua wanita di luar sana. Sejak Mariska sang kekasih meninggalkannya begitu saja tanpa alasan. Kabar burung sampai ke telinganya, Mariska kepincut bule asal Australia yang ditemuinya di kelab malam. Entah ke mana Mariska pergi, Kenan tak pernah berusaha mencarinya. Hatinya terlalu sakit oleh pengkhianatan wanita yang telah menjalin hubungan serius selama dua tahun itu. Rencana naik ke pelaminan sebelum Rumini makin menua, pupus sudah. Malam ini, rasa yang telah lama hilang itu mendadak muncul begitu saja. Menatap pesona Kayla bagai menemukan mata air di padang pasir. Dadanya berdesir hangat, apalagi ketika wanita itu mengurai senyum dan tawa. Ada bahagia dalam tawa yang menulari hatinya.Bahkan setelah mengetahui usia Kayla, ia tetap bahagia. "Kenan, ajak Kayla melihat koleksi lukisanmu." Tiba-tiba Rumini sudah berada di sebelah Kayla. Entah sejak kapan wanita yang membiarkan uban tumb
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more
Bab 8 Terjebak
Pertanyaan Kenan membuat Kayla gelagapan. Ia tak pernah berpikir sejauh itu.  Kesadarannya kembali, Kenan belum tahu siapa dirinya. Ya, dia harus jujur tentang statusnya.  "Huum, maaf saya harus memberitahukan sesuatu. Sebenarnya saya …." Entah mengapa, sesaat Kayla menikmati momen ini. Momen di mana dirinya diinginkan oleh seseorang, dihargai dan dihormati. Namun ia tahu ini salah dan tak boleh terlarut di dalamnya. Kayla tak ingin merangkai kebohongan di atas sebuah hubungan.  "Katakan saja. Saya siap mendengar yang terburuk. Maaf saya tak pernah seperti ini sebelumnya, maafkan saya." Kenan memasukkan tangan ke saku celana, dia berdiri gelisah seperti anak SMA mau nembak pacar tapi takut ditolak. Pandangannya mengarah ke lantai kadang menatap Kayla yang tak kalah gugupnya. "Saya … saya telah menikah," lirih Kayla dengan napas tert
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Bab 9 Hati Ini Terbagi
 Wajah di hadapan Kenan membeku, menatap lurus menembus kaca mobil. Ia tampak berusaha mengendalikan amarahnya.  "Maaf menempatkanmu pada situasi sulit tadi. Saya lepas kendali dan saya memanfaatkan ketidaktahuan Oma Rumi atas statusmu," ujarnya pelan berusaha mencairkan kebekuan. Ia merasa tak enak hati. "Seharusnya kau jujur saja padanya," pungkas Kayla. "Saya terbawa perasaan. Maafkanlah." Lelaki itu menunduk lesu. "Lupakan, saya hanya ingin pulang," jawab Kayla menahan sesak menghimpit di dada. Malam ini ia berada dalam kubangan perasaan paling aneh dari semua rasa yang pernah hinggap. Bangga, sedih, marah, dan bingung jadi satu. Bila tak mengingat anak-anaknya, mungkin ia akan memilih melajukan mobil entah berakhir di mana.  "Berikan nomormu. Just in case Oma ing
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Bab 10 Ikut Campur Mertua
  Seharusnya, benak Kayla menari-nari. Terlalu banyak kata seharusnya yang ingin ia tumpahkan. Tapi apa gunanya? Siapa yang akan mendengar keluh kesahnya selain angin malam?    Apa yang dialaminya sekarang terasa sangat tidak manusiawi, membayangkan saja   sangat mengerikan apalagi mengalaminya.    Hanya demi anak-anak, Kayla memilih menahan amarah, malam ini. Malam sudah terlalu larut untuk keributan yang sangat mungkin mengganggu ketenangan mereka.    Kedua manusia di hadapannya malah tertawa sinis melihat Kayla menahan amarah. Kayla tak sanggup menahan perih yang menusuk saat Leny menghina ayah ibunya di Subang.    Menangis dalam diam, hanya itu yang bisa dilakukannya kini. I
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status