Beranda / Romansa / Di Bawah Selimut Mr. Jaxx / Hanya ada kamu dan aku

Share

Hanya ada kamu dan aku

Penulis: Jenang gula
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 12:25:53

Scott menoleh ke Johan, “Pulanglah. Terima kasih untuk hari ini.”

Johan mengangguk dan langsung pergi tanpa menyapa tamu Mr. Scott.

Scott kembali menoleh ke tamunya, “Apa yang membuatmu datang ke sini, Rose? Kurasa semua urusan kita sudah selesai.”

Rose tertawa, mengeluarkan rokok, dan menyulutnya, “Aku ingin barangku kembali. Meski pun kamu menyekap Johan dan menjaganya dengan seribu pengawal sekali pun, aku akan tetap mendapatkannya. Bagaimana pun juga galeri itu kubeli jauh sebelum kamu tertarik. Jadi, kamu harus mengembalikannya padaku.”

Scott terkekeh, “Bahkan aku tidak tahu apakah barang yang kamu maksudkan ada di sana. Kamu terlalu percaya diri, Rose. Aku juga tidak terlalu paham dengan galeri yang kamu maksudkan, semua dikerjakan oleh Jaxx, dan kurasa tentang barangmu, hanya Jaxx yang tahu.”

Rose menggebrak meja dan berdiri, “Jangan pernah bermain-main denganku, Scott.”

Barulah Scott tertawa, bahkan tubuhnya bergetar karena tertawa terlalu keras, “Kalau dipikir kembali,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Bertemu di bar

    Menjauhkan tangan itu dan membuat empunya duduk dengan benar di kursi Rose sendiri. Jaxx mengeluarkan rokok dari saku, baru saja menyulut korek, Rose sudah menyulutkan rokoknya. Rose tersenyum saat Jaxx mengisap, mengembus dengan seksi, dan menyimpan koreknya lagi di tas. Jaxx menekan rokoknya sembarang di mobil Rose, meninggalkan bekas di sana, dan tersenyum saat melihat Rose menahan amarah yang begitu kentara di wajah, “Aku tidak tahu apa tujuanmu menemuiku, mengatakan hal tidak penting, dan motif yang kamu sembunyikan. Aku hanya ingin apa yang sudah terjadi, lupakan saja, termasuk dengan pertemuan kita. Anggap saja tidak pernah ada dan apa pun tidak terjadi. Tentang Johan, tanyakan ke Scott, aku tidak ikut campur dalam pekerjaan apa pun selain memastikan kerja sama berjalan lancar dan sekarang, bolehkan aku turun? Kurasa sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan.” Rose menoleh ke sopir dan mengangguk. Setelah mobil berhenti, membiarkan Jaxx turun, dan menurunkan kaca mobil,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Indah untukmu

    Erica menggeliat. Melihat Jaxx di sebelahnya masih terlelap dengan tubuh telanjang, dia tersenyum, mengusap punggung itu, dan berpakaian kembali. Mengintip ke jendela, Erica tak terlalu ingat kejadian semalam meski bisa menebak, tetapi melihat tempat parkir di bawah sana, membuatnya malu untuk turun.“Kau sudah bangun?” Jaxx mengusap wajah dan duduk dengan bersandar. Mengambil rokok untuk disulut dan diisap, “Aku akan mengantarmu pulang setelah ini.”Erica tersenyum dan mengangguk, “Hari ini aku ada kelas siang. Jangan terburu-buru.” Erica mendekat untuk duduk di samping Jaxx.Jaxx mengambil jasnya, mengeluarkan cek, menulis deretan angka, dan memberikannya ke Erica. “Jangan bekerja lagi di sini.”“Aku tidak bisa menerimanya, Jaxx. Aku mendekatimu bukan untuk itu.”“Aku tahu. Aku hanya ingin kamu fokus dengan kuliahmu. Simpan saja ini.” Menyodorkan kembali dan tersenyum saat Erica menerima kali ini. Jaxx berdiri, mengulurkan tangannya ke Erica, “Kita sarapan dan aku akan mengantarmu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Simpanan om-om

    Hari berganti ... sepulang dari kampus, Erica langsung ke tempat katering, membantu memasak dan menyiapkan pesanan, “Apa setiap hari akan seperti ini?” Pemilik katering tersenyum, “Kamu tahu pembangunan di sana? Di pertigaan? Setiap siang mereka makan di sini, jadi kita cukup sibuk setiap hari, tetapi mereka libur Minggu, tenang saja.” Erica tersenyum, “Setelah ini?” “Antar saja. Kau tinggal meletakkannya di meja nanti, sopir akan memberi tahumu.” Erica ikut ke mobil dan berangkat ke tempat pembangunan. Setelah melihat meja panjang kosong, dia tahu harus meletakkan semua kotak makan ini di mana, dan hujan yang tiba-tiba turun tak membuatnya memelankan langkah. “Berikan ini ke bosmu.” Mandor proyek mengulurkan amplop ke Erica. “Terima kasih.” Erica menyimpannya di kantong celemek. “Mereka minta untuk sore juga, bukan makanan, tetapi kudapan, apa kalian bisa mengirimnya? Jam tiga harus sudah di sini.” Erica melihat jam kecil yang dijadikan kalung, pemilik katering yang memberiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Berkencan dengan benar

    Jaxx tersenyum sambil merapikan rambut Erica, “Aku ingin berkencan denganmu. Jadi, mari kita lakukan dengan baik.” Menggandeng Erica masuk butik, “Aku ingin yang terbaik untuknya."Pegawai butik langsung menyambut hangat, “Baik, Tuan.”Erica menurut dengan canggung ke pegawai butik itu, mencoba beberapa gaun yang terlihat aneh di tubuhnya, dan tetap tak mengerti karena Jaxx terus mengangguk dari tadi.“Pakai yang itu. Aku bayar sisanya.” Jaxx membantu Erica turun dari tempat mencoba gaun dan memberikan kartunya ke pegawai butik.“Bukankah ini terlalu berlebihan?” Erica mengenakan gaun sempit dengan belahan sepaha, rambutnya juga sempat diblow tadi, disemprot parfum, baru digandeng oleh Jaxx. Harusnya dia percaya diri, tetapi nyatanya apa yang tak pernah terpakai tetap saja terasa asing.“Sudah kukatakan kalau aku ingin berkencan denganmu, kan? Kita lakukan saja. Jangan terlalu banyak mengeluh, Erica.” Setelah dari butik, Jaxx mengajak Erica ke restoran mewah, makan makanan enak, dan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Ooughh, Jaxx!

    Erica membuka mata perlahan saat merasakan usapan di lengan. Meringis saat duduk, miliknya sepertinya lecet, entah Jaxx melakukan berapa kali tadi, dia tak ingat karena sudah tertidur. “Apa kita akan pulang sekarang?” tanya Erica sambil mengerjap-kerjapkan mata.Jaxx tersenyum, “Tentu saja tidak. Bukankah besok Sabtu? Kamu libur setiap Sabtu, kan? Kita makan malam dan melanjutkan lagi yang tadi.” Jaxx terus mengusap telapak tangan Erica yang digenggam, bahkan sesekali dikecup, dia tak ingin menyia-siakan kebersamaan kali ini.“Bukankah kita sudah melakukannya sampai beberapa kali, Jaxx? Apa kamu tidak lelah?” Erica takut tak bisa berdiri kalau terus melakukan itu dengan Jaxx.Mendengar pertanyaan Erica, Jaxx malah tertawa, “Kita baru saja istirahat, kan? Kamu juga tidur lebih lama dariku.” Bangun dan menggendong Erica, “Setelah mandi kita makan.” Menurunkan Erica di bak mandi dan menyalakan air hangat sebelum dirinya sendiri masuk bak juga. “Bagaimana patungku? Apa sudah jadi?” Jaxx m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Satu tembakan

    Ke tiga orang itu, yang sudah mempersiapkan balok kayu, langsung mengejar Erica, perintah yang didapat hanya melukai dan membuat cacat tanpa menghilangkan nyawa.Erica terus berlari, meski orang-orang itu menyebut nama Jaxx yang sulit untuk dipercaya, tak mungkin dia diam dan mengharap keajaiban tanpa melawan. Namun, tahu tak memiliki apa pun, Erica hanya berlari sekuat tenaga dan berharap tak sampai tertangkap. “Akh!” Erica terjatuh setelah tersandung balok kayu. Ada lorong gelap di sana, Erica bersembunyi, sambil membawa balok kayu yang menyandungnya tadi.“Di mana dia?!”“Tadi lari ke sini, Bos.”“Kamu ke sana! Kamu ke sana!”Setelah langkah lari tak terdengar lagi, Erica ke luar dari tempat persembunyian, satu belokan lagi sampai di studio, dia bisa bersembunyi untuk sementara waktu sampai Jaxx menjelaskan apa yang terjadi.“Kau pikir bisa membodohiku?”Erica tak menyangka kalau satu di antara tiga masih dekat dengan lorong tempatnya bersembunyi, “Jangan mendekat!”Terkekeh, “Ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tinggal bersamaku

    Jaxx yang menuju studio Erica, mengerutkan kening karena ada dua orang terkapar di jalan, kekhawatirannya semakin meruncing karena dua orang itu juga babak belur. Dia pun berlari, tak peduli dengan gerimis yang turun semakin deras, dia harus segera menemukan Erica. “Berani sekali kau, Wanita sialan!” Erica yang tadi berjalan dengan terseok, menoleh, menggeleng karena sepertinya dia tak bisa selamat, “Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya apa pun untuk kuberikan padamu, kenapa kalian terus mengejarku?” “Tanyakan saja ke Mr. Jaxx, tetapi sepertinya kamu tidak bisa melakukannya, aku akan menghukummu setelah menyakiti teman-temanku.” Mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke Erica, “Aku akan membuatmu cacat seumur hidup!” Melihat seorang pria menodongkan pistol ke Erica, Jaxx juga mengambil pistol yang selalu disembunyikan di balik jas, dan menarik pelatuk secepat mungkin agar pria gila itu tak sampai menyakiti Erica. Dor! “Aaaakkhhh!” Erica menutupi wajah saat tembakan itu terde

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Kau yang datang

    ‘Meski aku pernah menunggumu lama, aku tahu kamu akhirnya datang dan menjemputku, aku tahu kamu pasti akan melakukannya, Jaxx.’ Mengingat kata-kata itu, Jaxx meneguk minuman yang dipegangnya, “Senyuman itu seperti pernah kulihat di suatu tempat, tetapi di mana?” Jaxx meneguk lagi, “Apa ada yang kulewatkan darinya?” Bill masuk kamar Jaxx, “Mr. Jaxx, Hans menemui Mr. Scott lagi hari ini.” Jaxx meletakkan gelas yang dipegang dan ke luar kamar, “Aku ingin menemui Rose.” Bill terkejut mendengar rencana Jaxx, tetapi dia tak bisa melarang, hanya bisa mengantarkan langsung. Sebagai pengikut setia, tak ada keraguan meski tetap memikirkan keselamatan Jaxx sepenuhnya, “Saya akan masuk bersama Anda.” Jaxx terus melangkah, beberapa orang menatap tajam meski memberi jalan, dan pelayan langsung menyambut untuk mengantarnya langsung menemui Rose. Tersenyum, “Aku tahu kamu pasti datang. Bagaimana perjalananmu tadi? Rumah baruku tidak menyulitkanmu, kan?” Rose menjentikkan jari agar pelayan menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Lebih dari apa pun

    “Mr. Scott!” Jaxx langsung berlari melihat Scott hampir masuk bandara, “Apa ini?!” Scott terkekeh, “Aku sudah bilang padamu kalau aku ingin pensiun, kan?” “Dengan melarikan diri? Aku bisa membebaskanmu dari wanita sialan itu, tinggal sedikit lagi, Aganta tidak akan dijual ke siapa pun. Meski itu juga berarti aku tidak bisa mengusir Rose, dia tidak akan bertingkah di sini, aku akan melakukan apa pun untuk menaikkan saham kita di sana.” Jaxx berharap bisa merayu Scott, “Tolong, tetaplah di sini.” Scott tersenyum lebar, “Aku hanya berlibur untuk beberapa hari, aku tidak mati atau pergi ke mars, jadi jangan kawatir. Aku akan kembali lagi, Jaxx.” “Kapan? Aku harus tahu kapan pastinya Anda kembali, Mr. Scott.” Andai Jaxx bisa mungkin dia sudah menarik koper-koper yang dibawa anak buah pribadi Scott dan mengajak Scott kembali ke markas inti. “Kau akan mengetahuinya. Berhati-hatilah dengan Rose, kita sama-sama tahu kalau dia selalu menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya se

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Semangkuk es krim

    Jaxx, Bill, dan Abi saling melempar pandang, “Siapa?” Jaxx mengurai pelukan itu dan menatap Erica lebih serius. “Pak Johan. Beliau pimpinan Aganta. Bukankah kamu sering ke sini, Jaxx? Aku pikir kamu mengenalnya sampai membuat pengajuanku berjalan sangat lancar tadi.” Melihat wajah Jaxx yang berkecamuk, Erica jadi gugup, “Apa ... kita merayakannya dengan es krim?” Jaxx menoleh ke Bill dan Abi, “Aku beli es krim dengan Erica. Kerjakan tugas kalian.” Merangkul Erica dan ke luar dari Aganta sambil terus mencari Johan. Dia tidak menyangka kalau pria itu sudah berada di Aganta setelah sekian lama dicari-cari ke mana pun. Erica yang terganggu karena Jaxx diam dari tadi, merangkul pria itu lebih erat, “Apa ada sesuatu, Jaxx?” Jaxx tersenyum, “Sesuatu? Tidak ada. Apa memangnya?” Jaxx mendekat ke penjual es krim, “Semangkuk yang spesial untuk perempuan yang spesial.” Penjual tersenyum lebar, “Pasti, Tuan.” Meracik pesanan dengan senang hati. Erica yang mendengar pesanan Jaxx, jadi merona

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Saling menguntungkan

    “Tidak. Untuk apa aku cemburu?” Erica mempercepat memakai pakaian dan meneguk minuman bersoda yang tadi dibelikan Bill. “Malam ini pulanglah ke rumahku.” Jaxx mendekat dan menebuk birnya, “Setelah patungnya didaftarkan ke Aganta, harusnya kau tidak perlu ke kampus, kan? Menemui dosen atau temanmu yang tidak jelas itu.” imbuh Jaxx. Erica menggeleng lagi, “Dengan tetap di sini aku bisa menemukanmu secara tidak sengaja seperti waktu itu. Meski aku tahu kalau kamu bisa mengobrol dengan siapa saja, kejutan yang seperti itu membuatku lebih hidup.” Jaxx terkekeh, “Ucapanmu bisa disimpulkan kalau kamu kesepian setiap di rumahku. Apa tebakku benar?” Erica masih mau menjawab, pintu studio diketuk oleh seseorang, dan dia ke sana untuk membukakannya. “Masuklah!” Ternyata itu Bill, Abi, dan beberapa orang pria, “Tolong berhati-hatilah. Aku akan menangis kalau sampai ada kesalahan.” Jaxx mendekat dan merangkul pinggang Erica, mengawasi patung dinaikkan ke truk, dan mengajak Erica berangkat ke

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Apa kau cemburu?

    Setelah tangan Hans selesai dibersihkan, Rose menyuruh Hans mandi agar bau keringat itu hilang, dan dia membantu Jaxx membuat mi. “Aku mandi dulu.” Scott meninggalkan Rose dan Jaxx di dapur karena tubuhnya juga gerah. Rose pun tersenyum, “Jadi, kau yang mengambil paket itu?” “Paket apa?” Jaxx tak paham. “Kau bilang Hans terjatuh dan kau yang mengejar anjingnya, kan? Kalau Hans sudah mengambil paketnya, untuk apa kamu masih mengejar anjing itu, artinya kau yang berhasil mengejar.” Meliat Jaxx mau menyangkal, Rose bicara lagi, “Aku lebih berpengalaman darimu, Jaxx. Jangan membohongiku. Katakan, kenapa kamu bilang kalah Hans yang mengambilnya?” Jaxx tersenyum, “Dia punya dua sosis di kulkas dan itu cukup adil, kan? Aku tahu apa yang kulakukan, Madam. Jangan kawatir.” Mi yang sudah siap makan, Jaxx membawanya ke ruang makan, dan langsung disantap. Sedangkan Rose pergi sambil tersenyum. Pikiran Jaxx masih sangat dangkal ternyata. Dia ke kamar, menyiapkan pakaian untuk Scott dan duduk

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Dua cerita tidak sama

    Awalnya Jaxx mengerutkan kening, tetapi dia terkekeh setelahnya, “Jadi, kamu melihatku di bar malam itu? Kau marah dan pergi bersama temanmu minum? Kau konyol sekali, seperti anak kecil yang marah karena tidak dibelikan permen, aku harus menyebutnya konyol atau lucu?” Jaxx kembali mendekat untuk memagut bibir Erica, tetapi lagi-lagi Erica membuang muka, membuatnya semakin gemas. “Tidak. Aku pergi dengan temanku bukan karena itu.” Erica agak terkejut saat Jaxx menarik dagunya, membuat matanya mau tak mau menatap Jaxx, pandangan itu bukan amarah, hanya saja Erica terganggu, “Jangan menatapku seperti itu.” Jaxx tersenyum, “Kenapa? Aku suka.” Erica baru saja mau membuka mulut dan Jaxx langsung membungkam mulut itu dengan bibirnya, menyesap kuat, serta menuntut. Tangannya kembali liar merabai punggung Erica dan berdiri dengan Erica yang kini digendong. Merebahkan tubuh itu perlahan ke ranjang dan membuang pakaian Erica saat bibirnya melepas bibir Erica sejenak untuk beristirahat. “Aaaah

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Siapa wanita itu?

    Erica menelan ludah, “Ak-aku pergi dengan Eva, kami hanya minum beberapa gelas, dan dia sengaja merekam dan menyebarkan video itu ke grup kampus. Dosen bilang akan membantuku kalau dia sudah tahu sebagus apa patung yang kubuat, jadi aku mengizinkannya datang.” Erica yang sudah melepas pelukan, ganti dengan memeluk lututnya sendiri, “Aku harus punya ijazah untuk masuk ke Aganta, apa pun akan kulakukan meski pun-” “Meski pun kau harus melayani pria hidung belang yang tadi?!” tukas Jaxx yang masih kesal dengan sanggahan Erica. Erica menusap wajah kasar, dia tak memiliki jawaban, meski kenyataannya dia tak ingin, tetapi bila hanya itu jalan satu-satunya, Erica bisa apa? “Mana patungnya?” Jaxx mengedarkan padangan, melihat patung sebesar dirinya, dia pun mendekat, sungguh itu sangat mirip dengan dirinya, dan dia langsung menoleh ke Erica lagi, “Apa ini sudah selesai?” Erica menggeleng, “Aku harus menyematkan selendang dan memberi sedikit warna di beberapa bagian lagi.” “Lakukan sekara

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Subalan di mulut

    Jessie tersenyum lebar menyambut pembelinya, “Halo, Bill.” Menoleh ke Jaxx dan mengangguk, “Mau kopi?” Jaxx mengedarkan padangan, “Di mana Erica?” “Hari ini dia pulang lebih awal, ada sesuatu yang terjadi, dosen sedang memeriksa pekerjaannya, tetapi sepertinya dia tidak kembali, ini sudah sore, dan mereka baru pulang.” Jaxx menoleh ke Bill, “Telepon aku kalau ada hal mendesak.” “Baik, Mr. Jaxx.” Bill menoleh ke Abi dan tersenyum lebar. Dia akan menikmati kopi sambil sedikit bersantai hari ini. Jaxx berjalan santai ke studio, bukan dia tak percaya dengan Erica atau dosen Erica yang datang, hanya saja terlalu lama tak bertemu dengan Erica membuat Jaxx ingin segera bertemu perempuan yang selalu mengganggu jam tidurnya itu. Erica tersenyum, “Ya, tentu saja. Aku mengerjakan semua ini dengan profesional, Pak.” Dosen malah terkekeh, “Kurasa tidak, dengan bentuk dan ukuran seperti itu, urat-urat yang terlihat nyata, aku yakin ada hal lain yang terjadi.” Berbalik dan mendekat ke Erica,

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tiga hal yang berbeda

    Jaxx tersenyum dan mengangguk. Dia sendiri yang tahu seperti apa Scott membesarkan gudang haram ini dan Rose yang tiba-tiba meminta jatah dengan segala permainan kotor, seolah Jaxx pun gatal untuk segera menyingkirkannya juga. “Aku akan menyerahkan semua tanggung jawab padamu.” “Apa?!” Jaxx langsung menoleh, tak percaya dengan apa yang diucapkan Scott, semua seperti ilusi. Scott tersenyum, “Usiaku sudah tidak muda lagi, aku muak dan lelah, Rose tidak akan pernah mengganggu secara terang-terangan, jadi aku akan pensiun.” “Lalu? Apa yang harus kulakukan? Harta karun kita?” Jaxx memang mendambakan posisi yang diberikan Scott, tetapi setelah menerimanya, raganya gugup, “Aku tidak akan sehebat dirimu.” Scott malah tertawa, “Lakukan apa pun yang kamu mau, kalau obat surga itu membuatmu lelah, tetap simpan senjata kita, orang tidak akan pernah mabuk hanya karena senjata, kan?” Ya, selama ini Scott memang pemasok obat terlarang terbesar dan senjata ilegal di, kantor asuransi yang selama

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Buang saja

    Jaxx terkekeh dan melempar rokoknya sembarang.Pelayan memulung rokok itu dan membuangnya dengan benar setelah memastikan putungnya mati. Di sini, Rose paling takut kalau sampai terjadi kebakaran, dan Jaxx sepertinya sengaja memancing emosi Rose.“Aku tahu kau menyembunyikan Johan. Di mana dia sekarang?” Jaxx hanya menatap sekilas minuman yang disajikan untuknya. Dia tak akan tergoda oleh racun apa pun di rumah ini.Rose terkekeh, “Aku saja tidak tahu Johan itu yang mana. Sepertinya kamu salah paham, tetapi aku senang karena dengan kamu ke sini, aku jadi tahu kalau kamu masih memperhatikanku, buktinya kau langsung merokok saat aku sengaja menyuruh sopir agar pelan saja ke sininya.” Mengambil minuman dan menikmatinya, “Aku tidak memasukkan apa pun ke sini. Itu kalau kamu masih tertarik dengan teh herbal baru penemuan koki andalanku.”“Aku tidak berniat mencicipi apa pun, katakan saja di mana Johan, dan aku akan pergi.” Jaxx tak akan tertipu untuk ke dua kali.“Aku benar-benar tidak tah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status