Di malam hari, seorang pria kekar menimpa badan Susi .... Sejak saat itu, setiap malam hal yang sama selalu terulang. Lampu dimatikan, kemesraan yang tiada habisnya dimulai. Awalnya Susi mengira suaminya akan pulang lebih awal dari perjalanan bisnis. Siapa sangka selingkuhan suaminya malah datang ke rumah dengan membawa bukti kehamilan, bahkan mengatakan kalau suaminya selalu bersamanya selama beberapa hari. Jadi, siapakah yang menemaninya setiap malam?
View MoreSusi juga merasakan ada yang aneh. Meskipun Heru mesum, pelit dan sulit dihadapi, dia tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Selama ini, dia tidak pernah menyesali kata-katanya seperti membatalkan kontrak yang sudah dijanjikan."Bu Susi, menurut penyelidikanku belakangan ini Heru sering pergi ke sebuah klub malam untuk bertemu dengan Milano," ujar Rina di samping telinganya Susi.Susi menyipitkan mata berkata, "Maksudmu kemungkinan Heru disogok oleh adikku yang berengsek itu?""Heru adalah klien penting di perusahaan kita. Pesanan besar darinya berhubungan dengan pendapatan perhiasan perusahaan tahun ini. Sekarang nggak sedikit dewan direksi sudah disuap oleh ibu tirimu, bahkan mendorong ayahmu untuk melepaskan bisnis perhiasan dan diubah menjadi bisnis real estat yang dipegang oleh adikmu. Kalau kita nggak bisa memenangkan kontrak Heru kali ini, takutnya akan memengaruhi pendapatan perhiasan tahun ini dan ayahmu mungkin akan melepaskan bisnis perhiasan dan memberikan kepada adikmu un
Siapa sangka, Billy malah menuduhnya kalau Susi juga selingkuh dengan Jehian! Susi berusaha menjelaskannya, tapi tidak ada gunanya.Mimpinya berubah lagi. Dia mimpi ditahan oleh seorang pria di atas kasur. Respons Susi bahkan sangat liar dari dugaannya. Saat dia mabuk dalam lautan cinta, wajah pria yang tampan setan perlahan-lahan menjadi jelas!Susi langsung terbangun dan berteriak."Aahhh!"Susi membuka matanya dengan seluruh tubuh yang dipenuhi dengan keringat. Dia memeriksa sekelilingnya, melihat dirinya berada di kasur yang empuk tanpa kedatangan pria yang tidak diundang.Susi menarik napas panjang, dia baru menyadari kalau tadi hanyalah sebuah mimpi buruk.Susi melihat ke arah langit yang sudah mulai terang, dia melihat ke arah jam dan memutuskan untuk mandi.Saat Susi barusan berdiri, dia langsung merasakan kesakitan luar biasa di kepalanya, bahkan tenggorokan yang sangat sakit.Mungkin ini karena gejala flu belum hilang total.Susi kemarin juga tidak istirahat dengan tenang kar
Angin dan hujan di luar mengalir dari atap mobil.Kehangatan di dalam mobil membuat Jehian tidak bisa berhenti menciumnya.Untung saja hujan ini sangat deras, rintikan hujan menghantam jendela, jadi apa pun yang terjadi di dalam mobil terlihat tidak jelas dari luar.Susi berusaha untuk melawan! Dia sangat terkejut, malu dan marah.Jehian membuka giginya dan menciumnya bak hujan badai yang kuat.Susi dipaksa mendongak menerima ciuman paksa dari Jehian. Perlawanan apa pun yang dilakukan Susi tetap saja tidak bisa terlepas dari Jehian.Ciuman yang panjang dan menyedihkan itu terasa lama seperti satu abad. Saat Susi sudah mulai kesusahan bernapas hingga hampir kehabisan oksigen, Jehian baru melepaskannya.Begitu Susi terbebas, dia langsung bernapas dengan terengah-engah, kemudian mendorong Jehian dan turun dari mobil dengan ketakutan.Tatapan Jehian berubah menjadi lebih gelap melihat Susi yang kabur dengan tergesa-gesa."Nyonya sudah kembali, ya."Barusan Susi masuk ke dalam vila, Bibi Me
"Apa yang kamu tahu? Kamu nggak pernah menikah!" ujar Susi dengan nada tinggi dan menghina.Menurut Susi, pria seperti Jehian yang sudah umur 40 tahun lebih masih belum menikah dan suka bermain wanita sama sekali tidak berhak untuk menegurnya.Jehian menatapnya dengan tatapan dalam, lalu berubah menjadi sangat serius dan berkata, "Aku memang nggak pernah menikah, tapi aku tahu kalau pria sudah selingkuh, itu membuktikan kalau dia sudah nggak mencintaimu. Kamu menyakiti dirimu hingga seperti ini juga nggak akan mendapat belas kasihannya.""Siapa bilang Billy nggak menyukaiku?" Susi langsung mendongak seolah menyentuh titik kesabarannya, dia langsung melawan, "Dia hanya tergoda sesaat oleh wanita luar atau hanya dijebak oleh wanita di luar! Intinya sebelum masalah ini diperjelas, tolong kamu jangan sembarangan membuat kesimpulan."Jehian menatapnya sesaat, dia menggerakkan matanya lalu mentertawakannya, "Nggak kusangka kamu nggak hanya bodoh, kamu bahkan suka menipu diri sendiri!"Wajah
Suara desahan wanita muncul dari panggilan Billy?Susi merasa otaknya berdengung keras hingga seluruh rasionalitasnya hancur hingga berkeping-keping dan hatinya kacau bak dilanda musibahJehian melirik Susi dengan tatapan penuh maksud.Susi merasa seolah-olah ditusuk oleh duri dari belakang saat melihat tatapan penuh sindiran dari Jehian. Tenggorokan Susi bahkan terasa dicekik hingga tidak sanggup mengatakan apa pun."Billy, kamu lanjutkan dulu. Kita lain waktu baru telepon saja," ujar Jehian sambil mengakhiri panggilannya.Susi menundukkan kepalanya dengan lemas, perasaan yang bergejolak di dalam hatinya terus mengombak tanpa henti hingga tidak tahu harus ditempatkan di mana.Susi ingin membohongi dirinya kalau dia salah dengar, bahkan tidak ada suara wanita dari telepon suaminya.Namun, suara manja wanita itu terus berputar di sisi telinganya hingga otaknya hampir meledak."Ada apa, Susi? Kenapa wajahmu begitu pucat?" Jehian sengaja menanyakannya dengan tatapan dalam dari mata yang i
Jehian mengeluarkan ponselnya, dia membuka kontak mencari nomor Billy dan menghubunginya.Jehian bahkan menekan mode pengeras suara agar Susi bisa dengan jelas mendengarkan suaranya.Siapa sangka kalau teleponnya terhubung?!Susi beberapa hari ini terus menghubungi Billy, tapi tidak ada satu kali pun yang terhubung, bahkan setiap kali selalu dalam mode tidak aktif.Kenapa Jehian malah berhasil menghubunginya? Ini hanya kebetulan atau Billy sengaja menghindar untuk tidak mengangkat telepon Susi?"Paman, nggak ... nggak perlu repot-repot. Aku nanti sendiri hubungi Billy saja," ujar Susi dengan canggung."Kenapa? Apa kamu takut?" tanya Jehian dengan tatapan tajam dan nada yang dingin.Ekspresi Susi mulai berubah, tapi dia berusaha untuk tenang sambil berkata, "Apa yang kutakutkan?""Kamu takut Billy benar-benar selingkuh, dia sengaja nggak angkat teleponmu dan foto tidur bersama Jessica itu memang kenyataan," ujar Jehian dengan terang-terangan tanpa memedulikan perasaannya."Nggak mungkin
Jehian mengemudi mobil super Bugatti Veyron edisi terbatas dari luar negeri menuju tujuan mereka.Pengalaman berbahaya dari super mobil Jehian sebelumnya membuat Susi sampai sekarang masih tidak bisa melupakannya. Dia sangat tegang di sepanjang jalan dan hanya memperhatikan kondisi jalan depan tanpa melihat pemandangan di sekeliling.Mobil super melaju di sepanjang jalan gunung, kemudian berhenti di parkiran terbuka di puncak gunung.Susi kebingungan melihat tujuan mereka di puncak gunung. Bukankah Jehian bilang mau makan?Saat Susi membuka pintu, dia melihat sebuah vila pegunungan di puncak gunung. Dia pun baru menyadari kalau tempat ini adalah sebuah resor wisata.Di dalam vila ini ada hotel, restoran, pemandian air panas, area menikmati pemandangan untuk wisatawan dan berbagai macam fasilitas hiburan. Karena tempat ini adalah puncak gunung, jadi semua rumah di sini dibangun dari bahan kayu hingga terlihat punya ciri khas seperti rumah kayuJehian membawanya menuju sebuah restoran de
Saat sampai di kantornya, Susi dengan lelah bersandar di kursi sambil memijat pelipisnya yang pegal selama beberapa saat sampai dirinya semangat, baru mulai kerja.Ponsel Susi dari pagi berdering beberapa kali. Melihat itu adalah telepon dari Jehian, Susi pun memilih untuk mengabaikannya.Sekarang Jehian adalah seniornya, jadi Jehian tidak seharusnya mengganggunya dan seharusnya mereka berjaga jarak.Terutama sejak kata-kata yang diucapkan Jehian di Kediaman Martin sebelumnya, Susi langsung tidak memedulikan pesan atau panggilan darinya lagi.Susi mengira Jehian akan menyerah setelah dirinya menunjukkan sikap penolakan yang begitu jelas. Siapa sangka jam empat sore setelah Susi menyelesaikan pekerjaannya dan mau pulang, Jehian tiba-tiba masuk ke dalam kantornya."Maaf, Bu Susi. Aku nggak bisa menghalanginya," ujar Vincent dengan rasa bersalah."Kamu keluar dulu," ujar Susi sambil melambaikan tangannya.Susi menatap pria yang tiba-tiba masuk ke kantornya, dia bertanya dengan terkejut, "
"Tunggu!" teriak Susi dengan panik."Aku segera turun."Siapa tahu ke mana Nefan akan membawanya di malam hari? Apakah Nefan akan membunuhnya untuk balas dendam?Susi tidak mungkin berani untuk pergi dengan Nefan. Dia langsung duduk tegak, membuka pintu mobil dan melompat keluar.Gerakannya semua sangat lancar.Melihat bayangan Susi yang kabur dengan panik, Nefan menyipitkan matanya yang terlihat misterius, sudut mulutnya tutup rapat menjadi sebuah garis."Aku akan mencarimu lagi," ujar Nefan dengan nada peringatan.Susi langsung berhenti dengan tegang ketika mendengarnya.Tangan Susi dikepalkan dengan erat tanpa sadar, dia dalam hati mengomel, 'Apa maksud pria ini? Apa dia harus memaksaku untuk memberikan sebuah jawaban?'Namun, bukan Susi tidak mau memberi tahu kebenaran masalah itu, kalaupun Susi memberitahunya, bukankah juga tidak ada gunanya? Sekarang mereka sudah menikah, kenapa tidak bisa menjalani hidup masing-masing dengan tenang?Susi memikirkannya sambil menambah kecepatan b
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments