Di malam yang panas dan dipengaruhi alkohol, Dayana tak pernah menyangka hidupnya akan berubah total, setelah menghabiskan malam panas dengan Adiasta Ganesh—selebgram terkenal yang dia manajeri. Kehilangan kendali hanya dalam satu malam, Dayana harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya kini mengandung. Dayana menuntut tanggung jawab dari Ganesh. Namun, harapannya untuk dinikahi pupus ketika Ganesh menuduhnya berbohong. Tak ada rasa bersalah, tak ada belas kasih, hanya penolakan dingin yang ia terima. Di tengah keputusasaannya, harapan baru muncul dari Zerga, saudara kembar Ganesh, yang tiba-tiba menawarkan diri untuk menikahinya, pun menjadi ayah bagi anak yang Dayana kandung. “Enggak cuman nikahin kamu, saya juga siap jadi ayah dari bayi yang kamu kandung.” Terjebak dalam dilema yang rumit, Dayana harus memutuskan jalan hidupnya. Terus memperjuangkan haknya pada Ganesh yang tak peduli, atau menerima tawaran Zerga yang penuh ketulusan. Pilihan manakah yang akan Dayana ambil?
View More***
"Akh … Ganesh, tolong, ini salah!" Sekali lagi, Dayana kembali mendorong pria berkaos hitam yang saat ini mengungkung tubuhnya. Namun, pria di atas tubuh Dayana itu justru semakin menggila. Sambil meracau, pria tersebut bahkan tanpa ragu mendaratkan hidung bangirnya di ceruk leher Dayana—membuat perempuan itu tak kuasa menahan geliatan karena gelenyar aneh yang tercipta. “H-hentikan … ah—!” Lenguhan itu lolos dari bibir Dayana saat Ganesh menggigit ujung daun telinganya dengan sensual. Tangannya juga sibuk menjelajahi tubuh Dayana yang mulai bergetar di bawahnya. Dia adalah Adiasta Ganesh, seorang selebgram sekaligus model di sebuah agensi yang Dayana manajeri. Malam ini, Ganesh mendapat undangan birthday party dari salah satu teman satu profesi di sebuah kelab malam. Pesta berjalan dengan semestinya hingga orang-orang yang hadir di sebuah ruangan VIP mulai menggila dan kehilangan kendali. Hampir semua orang mabuk setelah menegak alkohol dalam dosis yang tak sedikit, dan Ganesh menjadi salah satu orang yang cukup teler. Karena tak bisa membawa pulang pria itu dalam keadaan yang mabuk, Dayana memutuskan untuk menyewa kamar agar Ganesh bisa beristirahat. Namun, alih-alih terlelap, Ganesh justru mendadak kehilangan kewarasan. Ia menarik tubuh Dayana persis ketika dia hendak pergi, dan tanpa ragu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Tak cukup sampai di situ, pria itu menyentuhnya dengan cara yang tak pernah diduga. "Nikmati aja, Sayang," kata Ganesh sambil menyeringai—membuat tubuh Dayana rasanya semakin merinding. “Malam ini, kamu adalah milikku.” "Ganesh, enggak! Tolong jangan apa-apain aku. Le-lepasin!" ujarnya sambil terus berusaha mendorong dengan sisa tenaga yang masih ada. Namun, Ganesh justru tersenyum sambil mengusap wajah Dayana lembut. Memberikan belaian di sana yang membuat Dayana hampir terlena sebelum ia menepisnya. "Ganesh, tolong ...." Lagi, dengan kedua tangan yang terus melakukan perlawanan, Dayana mendesah. Rasa takut semakin menjalar, tubuhnya menegang sementara keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya. Ganesh lalu mencekal dua lengan Dayana dengan telapak tangannya yang besar. Dia mulai menyusuri area sensitif tubuh sang manajer—membuat tubuh Dayana kembali menggeliat saking asingnya sentuhan yang dia rasakan. Dengan gerakan yang sangat cepat, kemejanya sudah berhasil terbuka. Dayana menangis tertahan, merasa tidak berdaya. Ia bak mangsa yang siap disantap. Hatinya sakit membayangkan dirinya yang akan dirusak secara paksa. Meskipun bekerja di dunia hiburan, Dayana selalu menjaga dirinya sebaik mungkin. Jauh dari orang tua, dia mematuhi segala peringatan yang selalu disampaikan padanya, sehingga jangankan tidur bersama laki-laki, memiliki hubungan dengan lawan jenis pun tak dia lakukan. "Ganesh ...," desah Dayana di sisa tenaga yang masih tersedia. “Kumohon….” Ia masih berharap keajaiban datang. Namun, semesta tidak mendengar doanya. Ganesh tak membiarkan Dayana melawan bahkan berbicara, karena setelah itu dia membenamkan wajahnya di dada perempuan tersebut untuk melakukan hal yang lebih dari sebelumnya. Dayana beberapa kali menggeliat ketika sentuhan demi sentuhan diberikan Ganesh. Dalam hati, dia menjerit bahkan ingin kabur sekarang juga, tapi sial, tubuhnya justru merespon dengan baik apa yang dilakukan sang cassanova. Malam itu, semuanya terjadi. Malam di mana Dayana harus kehilangan kesuciannya di tangan Ganesh. Sakit hati, sedih, marah, semuanya bercampur menjadi satu. Pagi hari saat terbangun, Dayana menangis pilu. Tubuh dan hatinya diselimuti rasa sakit yang tak terjelaskan. Sementara Ganesh masih terlelap dengan tenang, seolah tak melakukan apa-apa padanya semalam. "Bapak dan Ibu pasti kecewa kalau tahu aku udah nggak gadis. Ah, Ya Tuhan, aku harus apa?" Lagi, Dayana meratap. Tapi setelahnya, ia memutuskan untuk bergerak, memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Di sana, tangisan kembali terdengar. Dayana mengenakan baju yang semalam dilepas paksa oleh Ganesh, dengan isakkan tangis yang tak mau berhenti karena membayangkan bagaimana marah dan kecewa kedua orang tuanya di kampung. Dayana pergi ke kota Surabaya untuk mencari nafkah guna membantu kehidupan orang tuanya di kampung. Namun, alih-alih sukses, dia justru kehilangan kesuciannya. Bagaimana hidup Dayana setelah ini? Dia sendiri tak tahu. Setelah puas menumpahkan semua rasa sakit, Dayana keluar dari kamar mandi. Ia menatap Ganesh dengan perasaan marah bahkan kecewa. Ingin sekali dia menyerang pria itu atas apa yang dilakukannya semalam. Namun, di detik berikutnya kewarasan Dayana kembali, sehingga yang dia lakukan setelah itu adalah mengambil ponsel untuk kemudian menghubungi seseorang. "Halo, Dayana, kamu di mana? Ganesh udah siap, kan? Siang ini dia ada pemotretan dan—" "Saya mengundurkan diri jadi manajernya Ganesh, Pak," potong Dayana sambil terus memandang Ganesh dengan tatapan penuh kebencian. "Mulai hari ini saya bukan manajernya lagi. Dan mulai sekarang, dia bukan urusan saya lagi."*** Hari ini semuanya bahagia. Setelah Dayana resmi menjadi istri Ganesh, Rillian ikut mendapat kabar baik setelah tanpa diduga, Zerga tiba-tiba saja melamarnya. Pada Rillian, Zerga berkata jika dirinya sudah mantap untuk membangun hubungan serius bersama perrmpuan itu, sehingga sebelum Rilliian dilirik atau coba direbut pria lain, dengan segera dia mengikatnya. Tidak menjadi rahasia, kabar dilamarnya Rillian langsung sampai ke telinga semua orang sehingga kebahagiaan keluarga besar Roby dan Marcell menjadi dua kali lipat. "Makasih ya, Ga, udah ngelamar aku," ucap Rillian, yang siang ini menikmati semilir angin di rooftoop hotel. Sudah berganti baju, Rillian nampak cantik dengan gaun berwarna peach. Resepsi belum dimulai, dia dan Zerga memutuskan untuk bersantai setelah bersiap-siap, karena ketika pesta resepsi resmi digelar, keduanya mungkin akan sibuk. "Makasih juga karena udah bantu aku menyembuhkan hati," ucap Zerga. "Berkat kamu, aku bisa baik-baik aja kaya sekarang, dan aku
***"Saya terima nikah dan kawinnya Dayana Mezzalura binti Yuda Andriawan, dengan mas kawin seratus lima puluh juta rupiah dibayar tunai!""Bagaimana saksi, sah?""Sah!""Sah!""Barakallah."Dipimpin penghulu yang pagi ini mendampingi Yuda untuk menikahkan Dayana dan Ganesh, doa dipanjatkan semua orang di dalam ballroom.Hari, minggu, bahkan bulan berganti, acara bahagia Dayana dan Ganesh akhirnya dilaksanakan di sebuah ballroom mewah hotel berbintang.Mengusung pesta dengan tema modern tanpa adat, Dayana tampil cantik dengan kebaya berwarna putih sementara Ganesh gagah dengan setelan jas.Dihadiri keluarga inti, akad nikah dilaksanakan pukul delapan pagi waktu setempat. Tidak langsung resepsi, acara akan dijeda setelah akad selama dua jam, sebelum kemudian dilanjutkan pukul sepuluh pagi.Tidak mengambil jam malam, resepsi sengaja digelar pukul sepuluh sampai tiga sore agar tidak mengganggu jam tidur baby Brian. Berusia dua bulan, bayi tersebut sangat menempel dengan Dayana sehingga k
***Mendengar kabar Rillian celaka, Zerga panik. Langsung pergi dari rumah perempuan itu, dia membawa mobilnya menuju rumah sakit.Mengemudi dengan kecepatan tinggi, Zerga ingin segera sampai untuk memastikan kondisi Rillian. Jika terjadi sesuatu pada perempuan itu, dia tidak akan memaafkan diri sendiri karena Rillian jatuh saat hendak turun untuk menunggu dirinya di lantai bawah.Entah bagaimana kronologi sampai Rillian bisa jatuh di tangga, satpam tidak melihat. Namun, katanya besar dugaan perempuan itu tersandung kaki sendiri."Rillian ...," gumam Zerga di sela kegiatannya mengemudikan mobil. "Semoga enggak ada hal serius, karena kalau sesuatu menimpa dia, aku enggak akan bisa maafin diriku sendiri."Zerga terus merafalkan doa sepanjang perjalanan. Sampai di rumah sakit, dia memarkirkan mobilnya secara asal sebelum kemudian berlari menuju IGD."Zerga," panggil Marcell yang barusaja keluar dari ruang penanganan. "Kamu ke sini karena dikasih tahu satpam ya?""Iya, Om. Mana Rilli?" ta
***"Kebahagiaan mereka lengkap."Zerga tersenyum tipis, sementara layar ponselnya menunjukan sebuah foto dari orang terdekatnya, yaitu; Ganesh dan Dayana.Di akun sosial medianya, Dayana mengunggah foto di depan sebuah mobil bersama Ganesh. Bukan mobil lama, yang difoto adalah mobil baru pemberian Ganesh untuk Dayana.Di caption, Dayana mengucapkan banyak terima kasih untuk Ganesh—membuat hati Zerga sedikit tergores. Meskipun sudah mengikhlaskan Dayana untuk Ganesh, hati kecil Zerga masih sering tersentil melihat kemesraan keduanya, karena jika tidak ada insiden, seharusnya dialah yang kini sedang menikmati kebersamaan dengan ibu kandung baby Brian tersebut."Semoga bahagia selalu, Dayana," ucap Zerga. "Kamu bahagia, saya ikut bahagia."Tidak mau terus terbawa suasana, Zerga hendak menyimpan ponselnya di meja nakas. Namun, sebuah dering yang tiba-tiba saja terdengar membuatnya batal melakukan hal tersebut.Mendapat panggilan dari Rillian, Zerga menjawab, "Halo, Ri.""Udah di rumah, G
***Dua minggu menetap di inkubator, bayi mungil Dayana dan Ganesh akhirnya bisa dibawa pulang. Tidak dijemput oleh banyak orang, yang datang ke rumah sakit hanyalah Dayana dan Ganesh selaku orang tua Baby Brian.Bukan tidak ada yang mengantar, Athaya mau pun Roby sempat menawari ikut ke rumah sakit. Namun, karena merasa sanggup untuk membawa putra mereka berdua saja, para orang tua patuh untuk menunggu."Udah beres, Gan, administrasinya?" tanya Dayana, ketika Ganesh masuk ke dalam mobil."Udah," jawab Ganesh. "Sekarang kita tinggal pulang.""Oke deh.""Si ganteng tidur?" tanya Ganesh, sambil memandang sang putra yang kini berada di pangkuan Dayana."Tidur," ucap Dayana. "Barusan kan sempat rewel gitu, terus aku coba susuin. Eh, dia enggak bingung puting. Jadi keterusan sampai akhirnya tidur. Senang banget aku bisa nyusuin Brian secara langsung."Ganesh tersenyum. "Aku ikut senang dengarnya," ucapnya. "Sekarang mau langsung pulang apa ke mana dulu? Barangkali ada yang mau kamu beli."
***Adiasta Ganesh resmi menjadi seorang ayah.Meskipun diawali tragedi, gelar tersebut berhasil dia sandang. Tanpa duka, Ganesh dan keluarga bisa sepenuhnya bahagia karena meskipun sempat mengalami penurunan kondisi, Dayana bisa bertahan.Dari ruang operasi, bayi laki-laki Dayana yang memiliki berat dua kilogram, dipindahkan ke ruang NICU untuk menjalani perawatan di sana, sementara Dayana? Perempuan itu dibawa menuju kamar rawat presiden suit.Keluar dengan kondisi yang tidak sadar, Dayana menyisakan rasa cemas di hati Ganesh, sampai akhirnya sekitar pukul lima sore, perempuan itu membuka mata."Ganesh ...."Dengan suara pelan, Dayana memanggil Ganesh yang terlelap persis di sampingnya. Tidak ada siapa pun, di kamar rawat hanya ada keduanya setelah beberapa waktu lalu Athaya dan Roby pamit untuk mengambil baju ganti di apartemen.Zerga? Pria itu juga pergi karena sebuah urusan, sehingga yang menjaga Dayana hanyalah Ganesh."Day, akhirnya kamu bangun," ucap Ganesh, dengan kondisi set
***Hari libur Ganesh yang semula tenang, seketika diselimuti kepanikan setelah kabar jatuhnya Dayana, disampaikan Mbak yang selama ini menemani perempuan itu.Lekas ke apartemen, Ganesh mendapati Dayana yang tengah merintih kesakitan, sementara cairan berwarna merah membasahi baju yang perempuan itu pakai.Berusaha tenang meskipun panik, Ganesh membawa Dayana ke rumah sakit terdekat. Mendapat penanganan di IGD, kini Dayana masih berada di dalam, sementara Ganesh menunggu dengan perasaan gelisah."Ya Tuhan, lindungi Dayana dan anakku," ucap Ganesh, penuh permohonan. "Aku tahu, aku bukan orang baik, tapi tolong selamatkan mereka karena aku akan hancur jika terjadi sesuatu pada Dayana mau pun anaknya."Tidak bersama Mbak, Ganesh sendirian di depan IGD. Belum mengabari siapa pun, dia berniat untuk menunggu dulu sampai tahu kondisi Dayana mau pun bayi yang dikandungnya."Keluarga pasien, atas nama Dayana?"Pintu IGD terbuka, Ganesh dengan segera beranjak. "Saya, Dokter," ucapnya. "Saya su
*** Jika kebanyakan ibu hamil mengalami ngidam di trimester pertama kehamilan, maka Dayana berbeda. Lebih banyak tertekan ketika usia kandungannya masih di kisaran satu sampai dua bulan, perempuan itu sering ngidam di trimester ketiga kandungannya. Jika beberapa hari lalu dia mengidam nasi goreng yang dimasak oleh Bima, maka weekend ini keinginan Dayana berbeda lagi. "Bilang jangan ya ke Ganesh?" tanya Dayana, yang masih berbaring di tempat tidur, karena memang jarum jam pun baru sampai di angka tujuh pagi. "Kalau bilang, takut dia enggak ngabulin, tapi kalau enggak bilang, takut juga bayi aku ngeces. Bingung banget." Selama beberapa saat, Dayana sibuk menimang, hingga ketika keinginan di dalam hatinya semakin kuat, dia memberanikan diri untuk menghubungi kekasihnya itu. "Halo, Sayang, morning," sapa Ganesh hangat. "Ada apa?" "Kamu lagi apa?" tanya Dayana. "Aku masih di tempat tidur nih. Males banget mau bangun." "Enggak sakit, kan?" tanya Ganesh. "Aku kebetulan baru sele
***Dua bulan berlalu, usia kandungan Dayana akhirnya sampai di minggu ke tiga puluh. Tidak ada kendala, kehamilan perempuan itu berjalan dengan lancar.Tidak ada masalah, kehidupan Dayana juga perlahan membaik. Selain bisa bersatu dengan Ganesh, hubungannya dengan Zerga berangsur membaik seiring berjalannya waktu."Ganesh mana ya? Janjinya jam setengah lima, tapi belum sampai juga," keluh Dayana, ketika sore ini dia menunggu Ganesh datang menjemput.Waktu pemeriksaan tiba, sore ini Dayana akan mengunjungi rumah sakit untuk check up. Tidak sendiri, dia selalu bersama Ganesh karena sebagai calon suami dan ayah yang baik, Ganesh katanya tidak mau melewatkan satu kali pun pemeriksaan Dayana."Duh, pegal."Bersandar dengan perut yang besar, Dayana dilanda pegal. Mengubah posisi menjadi sedikit menyamping, dia terus menunggu hingga setelah setengah jam terlambat, sosok yang ditunggu datang."Day," panggil Ganesh.Tidak perlu menekan bel, pria itu tahu password apartemen Dayana, sehingga s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments