Home / Romansa / Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova / 6). Pertemuan Dayana dan Orang Tua Zerga

Share

6). Pertemuan Dayana dan Orang Tua Zerga

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-10-04 11:22:32

“Kak, aku udah siap.”

Dengan penampilan yang lebih rapi dari sebelumnya, Dayana memanggil Zerga.

Perdebatan bersama Ganesh sudah usai beberapa saat yang lalu. Pria itu tetap tidak mau bertanggungjawab. Kasihan melihat Dayana terus memohon, Zerga melanjutkan niat baiknya untuk menikahi perempuan itu.

Siang ini, Zerga mengajak Dayana ke rumah untuk menemui orang tuanya.

“Cantik,” puji Zerga melihat penampilan Dayana. “Masih mual enggak?”

“Enggak terlalu, Kak,” ucap Dayana dengan senyuman yang canggung. “Kakak bawa mobil?”

“Iya di depan,” sahut Zerga sekenanya. “Ayo. Orang tua saya sudah nungguin kamu.”

Lagi, Dayana tersenyum samar. Mengikuti Zerga yang sudah berbalik lebih dulu, pikirannya penuh. Ia masih merasa tak enak pada Zerga. Andai bisa, dia ingin sekali mengubah keputusan.

Namun, ketidakmapanan Dayana dalam masalah ekonomi membuat keinginannya maju mundur.

“Silakan,” ucap Zerga usai membuka pintu mobil.

“A-aku duduk di depan, Kak?” tanya Dayana tergagap.

“Iya. Kenapa?” tanya Zerga.

Berbeda seratus delapan puluh derajat dari Ganesh, pria itu selalu bersikap ramah dan gentle. Namun, bukannya senang Dayana justru canggung. Keramahan Zerga membuat Dayana sedikit tertekan.

“Enggak apa-apa,” kata Dayana. “Aku pikir Kakak enggak suka sebelahan sama orang asing.”

“Siapa yang asing?” tanya Zerga sambil tersenyum kecil. “Kamu adik tingkat saya lho dulu. Saya hafal gimana kamu.”

Dayana tercenung. “Tapi kan kita enggak terlalu akrab, Kak, dulu….”

“Bukan berarti enggak bisa dekat di masa sekarang, kan?” tanya Zerga, membuat Dayana semakin kikuk.

“Tap—”

“Ayo masuk,” ajak Zerga—membuat ucapan Dayana terpotong.

Lekas masuk ke dalam mobil, dengan sangat hati-hati Dayana memasang seatbelt. Memandang Zerga yang menyusulnya dari pintu kanan, dia tak berkata apa pun sampai akhirnya mobil pun melaju.

Dari kost tempat Dayana tinggal, waktu tempuh menuju kediaman Zerga adalah lima puluh menit. Sempat terjebak macet, keduanya baru sampai satu jam kemudian.

Sesampainya di halaman rumah, Dayana tertegun mendapati mobil Ganesh yang terparkir di sana. Perasaannya menjadi gelisah.

"Jangan takut sama Ganesh, karena saya bakalan lindungin kamu," ucap pria itu. "Dia sudah menyerahkan tanggung jawab terhadap saya. Jadi sedikit pun, Ganesh enggak berhak apa-apain kamu."

Dayana menelan ludah, lalu menatap Zerga. "Gimana pendapat orang tua Kak Zerga soal ini?” tanyanya tiba-tiba. “Aku takut orang tua Kakak marah dan nggak bisa nerima aku.”

"Mereka kaget," jawab Zerga apa adanya. "Papa bahkan sempat mengutarakan kekecewaannya, cuman apa boleh buat? Nasi yang sudah menjadi bubur. Jadi setelah tenang, mereka minta saya bawa kamu ke sini."

Dayana tersenyum samar. Lagi, rasa bersalah terhadap Zerga muncul, karena tak seharusnya pria itu mendapatkan semuanya. Namun, Zerga menawarkan sendiri untuk bertanggung jawab, dan karena Dayana butuh sosok ayah untuk sang bayi, dia mau tak mau menerima.

"Kenapa diam?"

"Ngerasa enggak enak sama Kak Zerga," jawab Dayana seadanya. "Kakak enggak ngelakuin kesalahan apa pun, tapi Kakak harus dapat kekecewaan dari orang tua. Enggak adil."

"Ini namanya takdir." Seperti biasa, Zerga menjawab dengan suara yang menenangkan. "Semua skenario Tuhan, dan kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan."

Dayana hanya mampu mengukir senyum tipis. Terlalu speechles karena kebaikan Zerga, kosa kata di otaknya kacau sehingga tak ada satu pun kalimat terlontar.

Tak menetap lama di mobil, mereka pun akhirnya turun. Dayana terus didampingi pria itu—seolah jauh sedikit saja jarak mereka, bahaya mengancam.

"Bi, tolong panggilkan Ibu sama Papa,” kata Zerga pada salah satu ART. Lalu ia mengambil sisi kosong di sofa menemani sang gadis di ruang tamu.

Beberapa menit berlalu, kedua orang tua Zerga datang. Memasuki ruang tamu, atensi keduanya tertuju pada Dayana.

Mereka murka? Jawabannya adalah tidak, karena meskipun kaget usai mendengar pengakuan Zerga, Roby—selaku kepala keluarga, berhasil menenangkan pikirannya mau pun sang istri.

"Jadi begitu ceritanya?" tanya Roby, setelah sebelumnya Dayana menjelaskan kronologi dia dan Zerga sebelum khilaf.

Bukan cerita asli, Dayana melontarkan sebuah karangan yang dirangkai oleh Zerga sebelum mereka sampai.

"Iya, Om," jawab Dayana. "Maaf karena udah mengecewakan Om dan Tante."

"Kami yang seharusnya minta maaf," ucap Athaya—ibu kandung Zerga, yang berhasil membuat Dayana terkejut. "Anak kami sudah merusak kesucian kamu. Padahal, meskipun dalam kejadian itu kalian sama-sama mau, Tante yakin sebelumnya kamu menjaga apa yang kamu punya dengan baik."

"Lagian dengan maaf pun kamu enggak akan kembali menjadi gadis yang utuh." Roby menimpali dengan ucapan santai. Namun, berhasil membuat hati Dayana tersentil.

"Aku minta maaf, Om," ucap Dayana.

"Masalah ini diselesaikan dengan menikah, Dayana, bukan dengan maaf," ucap Roby dengan nada yang terdengar datar. "Bayi yang kamu kandung butuh ayah."

"Jangan terlalu mojokkin Dayana," tegur Zerga, seperti biasa pasang badan. "Sini bicara sama aku, jangan sama Dayana terus."

"Marah?" tanya Roby dengan senyuman miring.

"Iya," kata Zerga—membuat Dayana menatapnya. "Siapa pun yang berani menyerang Dayana, dia berurusan sama aku."

"Kak." Dayana mengingatkan dengan suara pelan. Namun, Zerga justru mengangkat telunjuk sebagai perintah agar dirinya diam.

"Sekarang gimana? Aku udah mengakui kesalahanku, dan aku juga udah bawa Dayana," kata Zerga pada kedua orang tuanya.

"Kamu dan Dayana harus menikah, tapi karena Dayana hamil, pernikahan kalian akan dilangsungkan setelah Dayana melahirkan," ucap Athaya.

"Oke."

"Dayana juga harus tinggal di sini selama hamil, agar kita bisa mengawasi kondisinya." Dari samping Athaya, Roby menambahkan. "Setuju?"

"Enggak."

Bukan Zerga mau pun Dayana, jawaban tersebut dilontarkan seorang pemuda dari ambang pintu ruang tamu. Berhasil membuat semua atensi beralih padanya, dengan raut wajah judes, pemuda itu kembali berkata,

"Dayana enggak bisa dan enggak boleh tinggal di sini. Aku enggak suka.”

Comments (19)
goodnovel comment avatar
Netty Kurnia
pasti si Ganesh yg ngelarang tuh
goodnovel comment avatar
Wineu Widiawati
takut cemburu kamu ganesh, kalau nanti zerga sama dayana saling jatuh cinta dan bucin
goodnovel comment avatar
Wineu Widiawati
iya bisa jadi udah jatuh cinta dari semasa kuliah,, makannya mau tanggung jawab perbuatan adiknya sekaligus cinta tulus ke dayana..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   7). Adu Mulut Zerga dan Ganesh

    Zerga melayangkan tatapan tajam, sementara pria di ambang pintu yang tak lain adalah Ganesh, berdiri dengan raut wajah berani. Ada di rumah setelah pergi dari kost Dayana, Ganesh menguping semua pembicaraan. Mencari momen yang tepat, dia keluar dari persembunyian setelah sang papa mengajak Dayana tinggal di rumahnya.Tak mau tinggal serumah dengan gadis itu, Ganesh bertekad menggagalkan rencana kedua orang tuanya. Sekali pun harus berdebat, dia rasanya siap karena tentang Dayana, feelingnya cukup buruk."Maksud kamu apa bicara begitu?" tanya Zerga. "Ada yang minta pendapat kamu memangnya di sini?"Ganesh memasang raut wajah tak acuh. Sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku, tatapan angkuh dia berikan pada Dayana sebelum menimpali ucapan sang kakak."Aku salah satu penghuni di rumah ini. Jadi aku berhak berpendapat," jawabnya. Beralih pada Roby, dia berkata, "Lagipula apa enggak takut jadi gunjingan tetangga kalau Dayana tinggal sama kita? Dia dan Bang Zerga enggak ada ikatan apa-

    Last Updated : 2024-10-04
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   8). Bersiap-siap Pindah

    "Ck, tepat enggak ya keputusan yang aku ambil?" Dayana termenung. Dilanda bimbang, dia menimang lagi keputusannya untuk tinggal di kediaman Zerga. Meskipun disambut baik semua orang, Dayana tak tenang karena ada Ganesh yang menolak kehadirannya. Takut menghadirkan huru-hara di dalam keluarga Zerga, Dayana ingin membatalkan keputusan kemarin. Namun, Zerga pasti tak terima karena jika melihat bagaimana pria itu melindunginya, keseriusan Zerga tentang tanggung jawab, begitu nyata. "Takut banget bikin keluarga Kak Zerga enggak akur." Duduk di ujung kasur, Dayana bermonolog. Saat ini dia sedang menunggu jemputan ke rumah Zerga. Jika tak ada halangan, katanya dia akan dijemput pukul delapan pagi. "Tapi kalau mendadak berubah pikiran, Kak Zerga pasti ngedesak buat ta—" Belum selesai Dayana bicara, ponselnya berdering. Ternyata dari Zerga. "Halo, Kak." "Halo, Day, kamu sudah siap kan untuk pindah?" tanya Zerga. "Udah, Kak," jawab Dayana seadanya. "Aku udah kemasi barang-barang, terus

    Last Updated : 2024-10-05
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   9). Dayana, Ganesh, dan Segala Perselisihan

    "Ganesh, ayo." Usai memperhatikan Ganesh selama beberapa detik, Dayana mengajak pria itu pergi. Tak lagi takut atau meragukan ucapan pria itu, Dayana percaya setelah Athaya yang dia hubungi berkata jika Ganesh memang diminta untuk menjemputnya. Tak bohong ucapan Zerga, yang akan menjemput Dayana awalnya supir. Namun, karena ada halangan, Athaya meminta sang putra kedua. Dan agar tak terjadi percekcokan, Zerga sengaja tak diberitahu. "Gimana? Percaya?" tanya Ganesh sambil beranjak dari kursi. "Dari tadi aku juga bukan enggak percaya, cuman khawatir aja," kata Dayana, sedikit menekuk wajah agar Ganesh tak mengolok-olok. "Gimana pun hubungan kita enggak baik." "Ya gimana mau baik? Kamu berusaha nipu saya," jawab Ganesh—masih tak menyadari dosanya terhadap Dayana. "Orang lain pun akan lakuin hal serupa kalau ditipu." "Aku enggak pernah nipu kamu," kata Dayana, membela diri. "Ucapanku benar apa adanya, bahkan aku punya bukti, tapi kamu sengaja enggak mau lihat bukti biar bisa nyangka

    Last Updated : 2024-10-05
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   10). Zerga si Calon Suami?

    "Dayana, kamu sudah tidur?" Dayana menoleh usai mendengar suara Zerga dari depan pintu kamar. Tak terus bermain ponsel, dia menyimpan gawainya itu lalu beranjak. Belum lama di sana, Dayana masuk kamar dua puluh menit lalu, setelah sebelumnya makan malam bersama keluarga Zerga—minus Ganesh. "Kak Zerga," panggil Dayana, usai mendapati Zerga di depannya. Tak dengan tangan kosong, pria itu membawa segelas susu coklat. "Ada apa, Kak?" "Susu ibu hamil," kata Zerga, sambil memberikan segelas susu yang dia bawa. "Pas makan, saya lupa kasih tahu. Padahal, udah beli pas pulang kerja." "Buat aku?" tanya Dayana speechless. Terlalu sibuk meminta tanggung jawab, Dayana bahkan tak ingat pada susu ibu hamil yang harus dia minum. "Iya dong, masa buat saya?" tanya Zerga dengan senyuman menghiasi bibir. Hangat, seperti biasa itulah sikap pria itu. "Kan kamu yang hamil." "Ya ampun, Kak, ngerepotin banget," ucap Dayana seraya mengambil alih gelas yang dibalut tisu. "Aku aja enggak kepikiran

    Last Updated : 2024-10-06
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   11). Sikap Pengecut Ganesh

    "Jadi apa yang mau kamu bicarain? Jangan lama-lama, abang mau tidur." Tak ada basa-basi, Zerga bertanya tanpa permisi. Duduk bersebelahan dengan Ganesh, saat ini mereka berada di balkon kamar, usai dengan suara pelan Ganesh berkata jika yang akan dibicarakan adalah sebuah rahasia. "Dayana." Mendengar nama Dayana disebut, Zerga menoleh spontan. "Mau ngomongin apa tentang dia?" tanyanya. "Kalau soal kamu yang masih enggak setuju Dayana tinggal di sini, abang enggak mau dengar, karena sekeras apa pun kamu menolak, Abang akan tetap biarin dia di rumah mama." "Bukan tentang itu," jawab Ganesh, sedikit mendelik karena kesal terhadap kesoktahuan sang abang. "Tapi tentang hal lain." "Apa?" tanya Zerga, ikut sensitif. "Jangan mutar-mutar." Ganesh menghela napas. "Tentang Dayana yang ngaku ditidurin sama aku, apa bukti yang dia kasih lihat ke abang itu rekaman cctv club?" tanya Ganesh—membuat Zerga mengernyit. "Kalau iya, apa aja yang Dayana lihatin?" Alih-alih menjawab, Zerga just

    Last Updated : 2024-10-07
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   12). Dayana Benci Ganesh

    Lho, kok berhenti, Kak? Mogok ya mobilnya?"Mobil yang dikendarai Zerga tiba-tiba berhenti, Dayana heran. Pagi Ini mereka berniat untuk pergi ke rumah sakit guna memeriksakan kandungan Dayana."Enggak," jawab Zerga. "Saya emang sengaja berhenti dulu di sini. Mau ajak kamu mampir dulu ke taman soalnya."Tak ada obrolan tentang taman sebelum pergi, Dayana mengernyit. "Mendadak banget, Kak?" tanyanya. "Enggak ada sesuatu, kan?"Zerga tersenyum. "Enggak," jawabnya. "Cuman ini ada yang mau ketemu kamu di sana katanya. Ayo turun."Tanpa banyak bertanya, Dayana melepas seatbelt lalu bersama Zerga, dia turun dari mobil. Tak jauh dari pria itu, keduanya berjalan menuju taman, hingga dari jarak beberapa meter, dia melihat pria tak asing duduk di sebuah bangku."Ganesh," panggil Dayana spontan, sebelum menoleh pada Zerga. "Kok ada dia, Kak?""Karena yang mau ketemu kamu, dia," kata Zerga. "Ada yang mau dibicarakan katanya.""Kak ...."Menyadari ketakutan Dayana, Zerga lekas menenangkan. "Saya en

    Last Updated : 2024-10-07
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   13). Dayana dan Penyebab Sakit Hati

    "Apa ada cerita yang ingin dibagi?"Zerga memecah keheningan. Dia dan Dayana kini melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Tak ada obrolan, semenjak mobil melaju, dia dan Dayana sibuk dengan pikiran masing-masing."Aku yakin Kak Zerga udah tahu, karena sebelum nemuin aku, Ganesh pasti nemuin Kakak," jawab Dayana.Tak lagi menangis, perasaannya sudah sedikit tenang meskipun sakit yang bersemayam di hati belum sepenuhnya enyah."Maaf karena enggak bisa lakuin apa-apa," kata Zerga, sambil terus mengendalikan kemudi. "Sebagai abang, harusnya saya bisa bikin Ganesh bertanggungjawab terhadap kamu.""Bukan kewajiban Kakak," jawab Dayana. "Ganesh udah dewasa. Jadi harusnya dia punya pemikiran sendiri."Zerga menghela napas pelan."Lagipula perihal tanggung jawab, aku enggak berharap banyak," kata Dayana lagi. "Cuman yang bikin aku sakit hati, dia bilang enggak akan pernah mengakui anaknya. Padahal, di dunia ini ikatan yang paling kuat adalah antara orang tua dan anak."Zerga menoleh sekilas

    Last Updated : 2024-10-08
  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   14). Kekhawatiran Ganesh

    "Lagi ada masalah?"Ganesh menoleh. Sedikit tersentak usai salah satu timnya tiba-tiba menghampiri, dia menjawab dengan raut wajah cuek."Enggak ada. Kenapa mendadak nanya itu?"Ganesh bohong, karena faktanya sejak tadi dia terus memikirkan Dayana. "Karena kamu kelihatan enggak fokus tadi pas bikin endorse. Biasanya dua atau tiga kali take kelar, tadi kayaknya lima kali lebih.""Enggak ada apa-apa," jawab Ganesh. "Cuman lagi agak capek aja.""Banyak-banyak istirahat kalau gitu," kata timnya itu sambil menepuk bahu Ganesh. "Pas ada waktu luang, puasin tidur. Bukan haha hihi sama cewek di club. Ketahuan pacar, tahu rasa nanti."Ganesh tak menimpali. Sebagai respon, dia mengukir senyum hingga sang tim pun berpamitan untuk mengurus pekerjaan."Enggak akan sampai bunuh diri, kan, dia?" tanya Ganesh, sambil menghembuskan napas kasar. "Nangisnya tadi kelihatan sakit."Sedang istirahat dari pekerjaannya, Ganesh memutuskan untuk menepi. Tak bisa tenang, dia berniat menghubungi Dayana."Halo,

    Last Updated : 2024-10-08

Latest chapter

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   155). Bersatunya Semua Cinta (Ending)

    *** Hari ini semuanya bahagia. Setelah Dayana resmi menjadi istri Ganesh, Rillian ikut mendapat kabar baik setelah tanpa diduga, Zerga tiba-tiba saja melamarnya. Pada Rillian, Zerga berkata jika dirinya sudah mantap untuk membangun hubungan serius bersama perrmpuan itu, sehingga sebelum Rilliian dilirik atau coba direbut pria lain, dengan segera dia mengikatnya. Tidak menjadi rahasia, kabar dilamarnya Rillian langsung sampai ke telinga semua orang sehingga kebahagiaan keluarga besar Roby dan Marcell menjadi dua kali lipat. "Makasih ya, Ga, udah ngelamar aku," ucap Rillian, yang siang ini menikmati semilir angin di rooftoop hotel. Sudah berganti baju, Rillian nampak cantik dengan gaun berwarna peach. Resepsi belum dimulai, dia dan Zerga memutuskan untuk bersantai setelah bersiap-siap, karena ketika pesta resepsi resmi digelar, keduanya mungkin akan sibuk. "Makasih juga karena udah bantu aku menyembuhkan hati," ucap Zerga. "Berkat kamu, aku bisa baik-baik aja kaya sekarang, dan aku

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   154). Hari Bahagia

    ***"Saya terima nikah dan kawinnya Dayana Mezzalura binti Yuda Andriawan, dengan mas kawin seratus lima puluh juta rupiah dibayar tunai!""Bagaimana saksi, sah?""Sah!""Sah!""Barakallah."Dipimpin penghulu yang pagi ini mendampingi Yuda untuk menikahkan Dayana dan Ganesh, doa dipanjatkan semua orang di dalam ballroom.Hari, minggu, bahkan bulan berganti, acara bahagia Dayana dan Ganesh akhirnya dilaksanakan di sebuah ballroom mewah hotel berbintang.Mengusung pesta dengan tema modern tanpa adat, Dayana tampil cantik dengan kebaya berwarna putih sementara Ganesh gagah dengan setelan jas.Dihadiri keluarga inti, akad nikah dilaksanakan pukul delapan pagi waktu setempat. Tidak langsung resepsi, acara akan dijeda setelah akad selama dua jam, sebelum kemudian dilanjutkan pukul sepuluh pagi.Tidak mengambil jam malam, resepsi sengaja digelar pukul sepuluh sampai tiga sore agar tidak mengganggu jam tidur baby Brian. Berusia dua bulan, bayi tersebut sangat menempel dengan Dayana sehingga k

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   153). Kondisi Pasca Insiden

    ***Mendengar kabar Rillian celaka, Zerga panik. Langsung pergi dari rumah perempuan itu, dia membawa mobilnya menuju rumah sakit.Mengemudi dengan kecepatan tinggi, Zerga ingin segera sampai untuk memastikan kondisi Rillian. Jika terjadi sesuatu pada perempuan itu, dia tidak akan memaafkan diri sendiri karena Rillian jatuh saat hendak turun untuk menunggu dirinya di lantai bawah.Entah bagaimana kronologi sampai Rillian bisa jatuh di tangga, satpam tidak melihat. Namun, katanya besar dugaan perempuan itu tersandung kaki sendiri."Rillian ...," gumam Zerga di sela kegiatannya mengemudikan mobil. "Semoga enggak ada hal serius, karena kalau sesuatu menimpa dia, aku enggak akan bisa maafin diriku sendiri."Zerga terus merafalkan doa sepanjang perjalanan. Sampai di rumah sakit, dia memarkirkan mobilnya secara asal sebelum kemudian berlari menuju IGD."Zerga," panggil Marcell yang barusaja keluar dari ruang penanganan. "Kamu ke sini karena dikasih tahu satpam ya?""Iya, Om. Mana Rilli?" ta

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   152). Kebesaran Hati Rillian

    ***"Kebahagiaan mereka lengkap."Zerga tersenyum tipis, sementara layar ponselnya menunjukan sebuah foto dari orang terdekatnya, yaitu; Ganesh dan Dayana.Di akun sosial medianya, Dayana mengunggah foto di depan sebuah mobil bersama Ganesh. Bukan mobil lama, yang difoto adalah mobil baru pemberian Ganesh untuk Dayana.Di caption, Dayana mengucapkan banyak terima kasih untuk Ganesh—membuat hati Zerga sedikit tergores. Meskipun sudah mengikhlaskan Dayana untuk Ganesh, hati kecil Zerga masih sering tersentil melihat kemesraan keduanya, karena jika tidak ada insiden, seharusnya dialah yang kini sedang menikmati kebersamaan dengan ibu kandung baby Brian tersebut."Semoga bahagia selalu, Dayana," ucap Zerga. "Kamu bahagia, saya ikut bahagia."Tidak mau terus terbawa suasana, Zerga hendak menyimpan ponselnya di meja nakas. Namun, sebuah dering yang tiba-tiba saja terdengar membuatnya batal melakukan hal tersebut.Mendapat panggilan dari Rillian, Zerga menjawab, "Halo, Ri.""Udah di rumah, G

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   151). Rencana Pernikahan

    ***Dua minggu menetap di inkubator, bayi mungil Dayana dan Ganesh akhirnya bisa dibawa pulang. Tidak dijemput oleh banyak orang, yang datang ke rumah sakit hanyalah Dayana dan Ganesh selaku orang tua Baby Brian.Bukan tidak ada yang mengantar, Athaya mau pun Roby sempat menawari ikut ke rumah sakit. Namun, karena merasa sanggup untuk membawa putra mereka berdua saja, para orang tua patuh untuk menunggu."Udah beres, Gan, administrasinya?" tanya Dayana, ketika Ganesh masuk ke dalam mobil."Udah," jawab Ganesh. "Sekarang kita tinggal pulang.""Oke deh.""Si ganteng tidur?" tanya Ganesh, sambil memandang sang putra yang kini berada di pangkuan Dayana."Tidur," ucap Dayana. "Barusan kan sempat rewel gitu, terus aku coba susuin. Eh, dia enggak bingung puting. Jadi keterusan sampai akhirnya tidur. Senang banget aku bisa nyusuin Brian secara langsung."Ganesh tersenyum. "Aku ikut senang dengarnya," ucapnya. "Sekarang mau langsung pulang apa ke mana dulu? Barangkali ada yang mau kamu beli."

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   150). Ganesh yang Resmi Menjadi Ayah

    ***Adiasta Ganesh resmi menjadi seorang ayah.Meskipun diawali tragedi, gelar tersebut berhasil dia sandang. Tanpa duka, Ganesh dan keluarga bisa sepenuhnya bahagia karena meskipun sempat mengalami penurunan kondisi, Dayana bisa bertahan.Dari ruang operasi, bayi laki-laki Dayana yang memiliki berat dua kilogram, dipindahkan ke ruang NICU untuk menjalani perawatan di sana, sementara Dayana? Perempuan itu dibawa menuju kamar rawat presiden suit.Keluar dengan kondisi yang tidak sadar, Dayana menyisakan rasa cemas di hati Ganesh, sampai akhirnya sekitar pukul lima sore, perempuan itu membuka mata."Ganesh ...."Dengan suara pelan, Dayana memanggil Ganesh yang terlelap persis di sampingnya. Tidak ada siapa pun, di kamar rawat hanya ada keduanya setelah beberapa waktu lalu Athaya dan Roby pamit untuk mengambil baju ganti di apartemen.Zerga? Pria itu juga pergi karena sebuah urusan, sehingga yang menjaga Dayana hanyalah Ganesh."Day, akhirnya kamu bangun," ucap Ganesh, dengan kondisi set

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   149). Kekhawatiran Ganesh

    ***Hari libur Ganesh yang semula tenang, seketika diselimuti kepanikan setelah kabar jatuhnya Dayana, disampaikan Mbak yang selama ini menemani perempuan itu.Lekas ke apartemen, Ganesh mendapati Dayana yang tengah merintih kesakitan, sementara cairan berwarna merah membasahi baju yang perempuan itu pakai.Berusaha tenang meskipun panik, Ganesh membawa Dayana ke rumah sakit terdekat. Mendapat penanganan di IGD, kini Dayana masih berada di dalam, sementara Ganesh menunggu dengan perasaan gelisah."Ya Tuhan, lindungi Dayana dan anakku," ucap Ganesh, penuh permohonan. "Aku tahu, aku bukan orang baik, tapi tolong selamatkan mereka karena aku akan hancur jika terjadi sesuatu pada Dayana mau pun anaknya."Tidak bersama Mbak, Ganesh sendirian di depan IGD. Belum mengabari siapa pun, dia berniat untuk menunggu dulu sampai tahu kondisi Dayana mau pun bayi yang dikandungnya."Keluarga pasien, atas nama Dayana?"Pintu IGD terbuka, Ganesh dengan segera beranjak. "Saya, Dokter," ucapnya. "Saya su

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   148). Ngidam Random Dayana

    *** Jika kebanyakan ibu hamil mengalami ngidam di trimester pertama kehamilan, maka Dayana berbeda. Lebih banyak tertekan ketika usia kandungannya masih di kisaran satu sampai dua bulan, perempuan itu sering ngidam di trimester ketiga kandungannya. Jika beberapa hari lalu dia mengidam nasi goreng yang dimasak oleh Bima, maka weekend ini keinginan Dayana berbeda lagi. "Bilang jangan ya ke Ganesh?" tanya Dayana, yang masih berbaring di tempat tidur, karena memang jarum jam pun baru sampai di angka tujuh pagi. "Kalau bilang, takut dia enggak ngabulin, tapi kalau enggak bilang, takut juga bayi aku ngeces. Bingung banget." Selama beberapa saat, Dayana sibuk menimang, hingga ketika keinginan di dalam hatinya semakin kuat, dia memberanikan diri untuk menghubungi kekasihnya itu. "Halo, Sayang, morning," sapa Ganesh hangat. "Ada apa?" "Kamu lagi apa?" tanya Dayana. "Aku masih di tempat tidur nih. Males banget mau bangun." "Enggak sakit, kan?" tanya Ganesh. "Aku kebetulan baru sele

  • Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova   147). Dua Bulan Berlalu

    ***Dua bulan berlalu, usia kandungan Dayana akhirnya sampai di minggu ke tiga puluh. Tidak ada kendala, kehamilan perempuan itu berjalan dengan lancar.Tidak ada masalah, kehidupan Dayana juga perlahan membaik. Selain bisa bersatu dengan Ganesh, hubungannya dengan Zerga berangsur membaik seiring berjalannya waktu."Ganesh mana ya? Janjinya jam setengah lima, tapi belum sampai juga," keluh Dayana, ketika sore ini dia menunggu Ganesh datang menjemput.Waktu pemeriksaan tiba, sore ini Dayana akan mengunjungi rumah sakit untuk check up. Tidak sendiri, dia selalu bersama Ganesh karena sebagai calon suami dan ayah yang baik, Ganesh katanya tidak mau melewatkan satu kali pun pemeriksaan Dayana."Duh, pegal."Bersandar dengan perut yang besar, Dayana dilanda pegal. Mengubah posisi menjadi sedikit menyamping, dia terus menunggu hingga setelah setengah jam terlambat, sosok yang ditunggu datang."Day," panggil Ganesh.Tidak perlu menekan bel, pria itu tahu password apartemen Dayana, sehingga s

DMCA.com Protection Status