Issabella Aditya tidak pernah menyangka jika dia akan menikah dengan sosok yang paling menyebalkan yang pernah dia kenal. Sosok yang bernama Aaron Revaldi, pria yang suka sekali berperilaku usil padanya dan membuatnya kesal. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata pria itu menyimpan banyak sekali rahasia di dalam dirinya. Rahasia yang membuat Bella mau tidak mau jatuh lagi dan lagi pada pesona pria tersebut. Lalu bagaimanakah kisah cinta keduanya? Dapatkah Bella bertahan pada godaan yang diberikan Aaron kepadanya?
View More‘Buuggghhhh’Sekuat tenaga aku membanting tubuh itu ke atas matras yang sedang ku injak. Kemudian secepat kilat aku menguncinya, membuat tubuh tegap itu tidak bisa bergerak di bawahku.“Bagaimana Pa? Saya sudah bisa, bukan?” tanyaku dengan menyunggingkan senyuman kemenanganku.“Belum.” jawab Papa Ramma yang sontak membuatku mengernyit. Dan aku tidak bisa berpikir lagi ketika tiba-tiba tubuh di bawahku tadi membalikku dan mengunciku hingga kini aku yang berada dalam kuasanya. “Satu hal yang harus kamu tahu, jangan pernah merasa menang sebelum kamu melihat lawanmu menyerah.”Papa kemudian melepaskan kunciannya. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku seperti biasanya.“Kamu sudah lebih baik.” Dia berkata sambil menepuk-nepuk bahuku.Ya, tentu saja. Setiap minggu aku di hajar habis-habisan bagaimana mungkin aku tidak lebih baik. Tubuhku kini bahkan lebih berotot lagi dari
“Aarrgghh...” erang Bella sedikit lebih keras dari biasanya.“Cukup sayang, astaga, suaramu membuatku ingin meledak saat ini juga.” Aaron menggertakkan gigi, menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya.Aaron kembali mendaratkan bibirnya pada payudara ranum milik Bella. Menggodanya, mendambanya seakan mengklaim jika itu hanya miliknya. Tubuhnya belum berhenti memainkan ritme permainan yang membuatnya semakin menggila.“Aaron, astaga, Aaarrgghhh..”Kini Aaron kembali mencumbu bibir Bella dengan panas. Kedua tangannya memenjarakan tangan Bella, membuat posisi keduanya terlihat begitu erotis. Hingga kemudian gelombang kenikmatan tersebut menghantam keduanya. Membuat keduanya saling mengerang panjang, mendesah nikmat sekaligus mandi dengan keringat yang menyatu.“Aku cinta kamu, aku sayang kamu, dan hanya kamu sejak dulu.” ucap Aaron sesekali mengecup lembut bibir milik Bella.
Secepat kilat Bella mendorong tubuh Aaron menjauh. Dan Aaron tertawa lebar dengan kelakuan Bella.“Ingat, aku belum memaafkanmu Aaron.”Aaron masih saja tertawa sambil melemparkan diri di atas ranjang melihat kelakuan Bella. Wanita itu sungguh menggemaskan, dari cara bicaranya ia terlihat enggan di sentuh tapi saat melihat wajahnya yang memerah, sungguh, Aaron ingin melahapnya hidup-hidup.“Kamu gila?” tanya Bella yang menatap Aaron yang masih tertawa lebar di atas ranjang.Aaron bangun dan duduk di pinggiran ranjang. “Kamu yang membuatku gila Bell.” ucap Aaron dengan nada seriusnya.“Berhenti menggombal. Pakai bajumu dan aku akan mengobati lukamu.” ucap Bella sambil melempar kaus dalam dan celana piyama untuk Aaron. Aaronpun akhirnya mengenakan pakaian tersebut.Bella kemudian duduk tepat di sebelah Aaron. Aaron menatap Bella dengan tatapan yang sulit di artikan. Bibirnya tidak berhenti menyun
Samar-samar, Aaron melihat Bella meninggalkan dirinya. Wanita itu pergi begitu saja ketika dirinya kini sedang di hajar oleh seorang sinting yang tidak punya otak seperti Yogie. Issabella, istrinya itu pasti saat ini sedang salah paham padanya.Sialan! Semua ini karena si tolol Yogie.Dengan sisa-sisa kekuatan yang di milikinya, Aaron membalik tubuh Yogie hingga lelaki itu kini berada di bawahnya.“Brengsek lo! Berani lo hajar gue? Sialan!” Aaronpun tidak berhenti mengumpat kesal sedangkan tangannya masih sibuk menghajar Yogie. Aaron tidak menghiraukan wajahnya sendiri yang sudah penuh dengan darah. Yang terpenting saat ini adalah memberi si brengsek sialan ini pelajaran. Kalau Bella sampai salah paham padanya dan tidak mau memaafkannya, Aaron bersumpah akan membunuh Yogie saat itu juga.Setelah kelelahan karena baku hantam. Keduanya tergeletak lemas penuh darah masing-masing. Napas keduanya juga terputus-putus seakan menahan amarah yang
Bella masih sibuk memilihkan kemeja untuk di kenakan Aaron ke kantor ayahnya siang ini. Sebenarnya ia sedikit bingung, harus memilihkan kemeja yang bagaimana dan seperti apa, karena ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini.Bella merasakan sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Kemudian sesuatu yang lembut dan basah menyentuh permukaan kulit lehernya.“Jangan menggangguku.” ucap Bella yang benar-benar merasa terganggu.“Kamu menggodaku, sayang.”“Astaga, apa yang membuatmu tergoda denganku?”“Uumm, piyama yang kamu gunakan, caramu berjinjit-jinjit dengan kaki telanjang, dan rambutmu yang setengah basah.”“Haisshh, dasar tukang nggombal. Sudah sana, aku bingung mau memilihkan kamu kemeja yang mana.”“Pilihkan saja kemeja yang membuatku terlihat tampan di matamu.”Bella tampak berpikir sejenak. “Aku suka saat melihatmu menggunakan kemeja
Bella sedikit bingung karena mau menyiapkan sarapan apa untuk dirinya dan juga Aaron. Entah kenapa ia ingin sekali menjadi wanita yang serba bisa di hadapan Aaron. Apa karena ungkapan sayang yang di ucapkan Aaron tadi? Bella menggelengkan kepalanya mencoba menepis semua bayangan manis tadi pagi yang membuatnya senyum-senyum sendiri sejak tadi.“Ehh, puteri Mama rajin sekali.”Suara lembut di belakang Bella memaksa Bella meolehkan kepalanyanya. Sang Mama sudah berjalan menuju ke arahnya dengan pakaian yang sudah rapi.“Mama rapi sekali, mau kemana, Ma?”“Loh, Aaron tidak memberitahumu? Mama sama Papa mau ke palembang beberapa hari.”Bella mengernyit. “Ke palembang? Kenapa buru-buru sekali?”“Tidak buru-buru, kami sudah merencanakan sejak sebelum kalian menikah.”“Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?”“Sebagai kejutan.” bisik Shasha pada puterin
“Saya di pecat? Yang benar saja.”“Kenapa? Kamu nggak mau di pecat?” tanya Aaron masih dengan nada angkuhnya.“Hei, ada apa denganmu? Kenapa aku tiba-tiba di pecat? Yang benar saja, kemarin aku mengundurkan diri tapi Kamu membujuk ku untuk kembali dengan serangkaian alasan konyolmu. Kenapa sekarang tiba-tiba aku di pecat?”“Kamu sudah tidak di butuhkan di sini.” jawab Aaron dengan santai.“Sudah tidak di butuhkan?” geram Bella yang sudah menahan emosinya.“Maksudku, kinerja kamu sudah tidak di butuhkan di sini, lagi pula aku juga mau pindah ke kantor Papa kamu.”“Aku tidak peduli mau kamu pindah ke manapun. Intinya, kalau kamu ingin memecat seseorang, kamu harus memberinya alasan yang jelas.” Dengan kesal bella keluar dari ruangan Aaron. Lelaki tersebut benar-benar tahu bagaimana merusak moodnya. Astaga. ia harus pulang dan berendam. Persetan d
“Karena sebelum berangkat ke luar negeri, Aaron sendiri yang meminta ayahnya untuk melamarkan kamu untuknya.”Bella hanya ternganga mendengar kalimat yang keluar dari bibir sang Papa tersebut. Aaron ingin melamarnya? Saat itu? Kenapa ia tidak pernah tahu?“Aaron sangat ingin melamar kamu dan meminta kamu sendiri kepada Papa saat itu, tapi Kata Om Dhanni, anak itu merasa belum pantas melakukannya. Tentu saja, siapa yang mau menerima lamaran anak bau kencur yang baru lulus SMA?”Ramma kemudian berdiri, dan menerawang jauh pada masa itu. Masa saat Dhanni, sahabatnya tersebut memintanya untuk menyerahkan puteri semata wayangnya untuk Aaron.“Papa hanya berkata jika akan menjagamu, tapi bukan berarti Papa menerima lamaran mereka, Om Dhanni menerima keputusan Papa, dan dia juga berkata, jika suatu saat nanti Aaron sendirilah yang akan datang kepada Papa.”Ramma menghela napas panjang. Kemudian melanjutkan ceritanya ter
Bella masih menatap jauh ke luar jendela mobil milik Aaron. Pikirannya masih kacau. Bagaimana mungkin ia bisa melakukan seks sepanas itu dengan lelaki yang sangat di bencinya ini? Dan Aaron, astaga, lelaki itu seakan tidak berhenti bersikap manis terhadapnya.“Ada masalah?” suara Aaron memaksa Bella menoleh ke arah lelaki yang sedang mengemudi tepat di sebelahnya.“Enggak.”“Kamu terlalu pendiam.”“Sejak dulu aku seperti ini.”Aaron tersenyum miring. “Tapi aku suka.”Tiga kata, tapi mampu membuat tubuh Bella kembali membatu.“Kita tidak bisa bulan madu dalam waktu dekat ini, ada yang harus kuurus di kantor Papamu.”“Tentang perusahaan kami yang hampir bangkrut?”Aaron tersenyum miring. “Bella, harusnya kamu tahu kalau hal itu tidak pernah terjadi.”“Apa? Apa maksud Kamu?” Bella sangat terkejut dengan apa yan
-SDN 1 Jakarta. - Kelas VI A.-Bella masih sibuk menata paralatan sekolahnya ke dalam laci meja kelasnya. Ini adalah hari pertama dirinya masuk kelas 6 SD yang tandanya dirinya harus belajar lebih giat lagi supaya bisa lulus dengan nilai terbaik. Walau tahun lalu dirinya sudah menjadi juara umum namun tidak ada kata santai pada kamus Bella.Issabella Aditya, seorang anak perempuan cantik di sekolah nya dengan kepintaran diatas rata-rata.... pendiam, cuek, jutek dan tidak punya banyak teman. Mengikuti segala macam organisasi salam sekolah, lebih memilih membaca buku di kelas saat istirahat."Hai Bell..." itu adalah suara yang sangat di kenali Bella, suara jail yang bertahun-tahun ini mengganggunya. Bella mengangkat wajahnyan dan sudah mendapati Aaron duduk di mejanya dengan senyuman mengejeknya."Akhirnya kita sekelas ya." Kata Aaron penuh Arti."Kamu itu nggak lulus, dan tinggal kelas, masa mala...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments