Istri Kesayangan Bos Arogan

Istri Kesayangan Bos Arogan

last updateLast Updated : 2024-11-20
By:  Young Lady  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
124Chapters
11.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Menikahlah dengan suamiku, akan ku bantu pengobatan adikmu." Naomi terpaksa menjadi istri kedua Alister Hardikusuma—bos di tempatnya bekerja demi pengobatan sang adik yang mengalami kecelakaan tragis. Sebagai bayaran atas biaya pengobatan sang adik yang tidak sedikit, Naomi harus memberi keturunan untuk Alister dalam waktu dekat. Namun, ia harus pergi setelah anaknya lahir. Apakah Naomi rela meninggalkan darah dagingnya sendiri? atau malah memilih bertahan meski telah mengetahui rahasia besar Alister?

View More

Latest chapter

Free Preview

Menikahlah dengan Suamiku

“Apa lagi yang kamu tunggu? Katanya mau buat anak?” Suara bariton itu membuat Naomi tersentak dari lamunannya. Wanita yang sedang duduk di ujung ranjang itu meremas ujung gaun putih sederhana yang melekat di tubuhnya. Ekspresi gugup bercampur panik tampak jelas di wajahnya pucat. Naomi tidak menyadari sejak kapan Alister—lelaki yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya masuk ke kamar ini. Setelah melaksanakan pernikahan sederhana di sebuah gedung di dekat sini, Naomi langsung dibawa ke penthouse ini. Begitu sampai, pelayan langsung memintanya memasuki kamar ini. Ia tidak tahu Alister datang kemari juga karena mereka menumpangi mobil terpisah. Tetapi, tunggu dulu! Naomi merasa ada yang aneh dari kalimat yang diucapkan oleh lelaki di hadapannya. Yang Naomi tahu, ia hanya perlu menjadi ibu pengganti dari anak Alister dan Amara—istri pertama Alister. “Tu-an, apa maksud Anda? Bukankah aku hanya perlu menjadi ibu pengganti?” Naomi memberanikan diri untuk mengangkat kepala dan

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
waffi
ceritanya bagus menarik... up lg thor :))
2024-08-30 15:26:21
4
user avatar
Kimsun Kim
cerita suka banget
2024-08-08 10:59:08
4
user avatar
nor Ain
ceritanya bagus.. mohon up yg meriah ya thur.. semangat berkrya
2024-06-27 11:42:44
3
user avatar
Young Lady
Hai! Selamat datang di karyaku yg ke sekian, semoga suka, terima kasih ... jangan lupa tinggalkan jejak ...
2024-06-01 21:53:59
6
124 Chapters

Menikahlah dengan Suamiku

“Apa lagi yang kamu tunggu? Katanya mau buat anak?” Suara bariton itu membuat Naomi tersentak dari lamunannya. Wanita yang sedang duduk di ujung ranjang itu meremas ujung gaun putih sederhana yang melekat di tubuhnya. Ekspresi gugup bercampur panik tampak jelas di wajahnya pucat. Naomi tidak menyadari sejak kapan Alister—lelaki yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya masuk ke kamar ini. Setelah melaksanakan pernikahan sederhana di sebuah gedung di dekat sini, Naomi langsung dibawa ke penthouse ini. Begitu sampai, pelayan langsung memintanya memasuki kamar ini. Ia tidak tahu Alister datang kemari juga karena mereka menumpangi mobil terpisah. Tetapi, tunggu dulu! Naomi merasa ada yang aneh dari kalimat yang diucapkan oleh lelaki di hadapannya. Yang Naomi tahu, ia hanya perlu menjadi ibu pengganti dari anak Alister dan Amara—istri pertama Alister. “Tu-an, apa maksud Anda? Bukankah aku hanya perlu menjadi ibu pengganti?” Naomi memberanikan diri untuk mengangkat kepala dan
Read more

Aku Tunggu Nanti Malam

Naomi membeku di tempatnya berdiri. Manik hazelnya terbelalak mendengar nama familiar yang dilontarkan oleh sang manajer. Bersamaan dengan itu, Alister melenggang masuk ke restoran. Aura dominan menguar sangat pekat dari lelaki berparas bak dewa itu. Tak sengaja Naomi bertemu pandang dengan Alister yang kebetulan menatap dingin ke arahnya. Ia buru-buru mengalihkan pandangan. Naomi sedang berusaha menghindari lelaki itu untuk mengulur waktu, namun mereka malah bertemu di sini. Dan Alister malah menjadi bosnya! “Kuharap kalian bisa diajak bekerja sama dengan baik. Aku tidak mau ada yang tidak becus di sini,” ucap Alister dingin. Selepas perkenalan singkat tersebut, semuanya diminta melanjutkan kegiatan masing-masing. Alister langsung berkeliling dan memeriksa mereka. Beberapa dari mereka langsung mendapat ultimatum dari lelaki itu karena dianggap tidak becus. Suasana restoran pun memanas dalam sekejap. Sebisa mungkin, Naomi memilih mengerjakan sesuatu yang agak jauh dari Alister.
Read more

Seperti Wanita Simpanan

Deringan nyaring dari ponsel Alister sontak mengalihkan atensi Naomi dan Alister yang masih mengatur napas. Alister yang menyembunyikan wajahnya di tengkuk Naomi mengumpat pelan sebelum menarik diri dengan ekspresi terpaksa. Naomi spontan mengalihkan pandangan ketika dengan percaya dirinya Alister beranjak dari ranjang tanpa mengenakan apa pun. Alister bergerak cepat memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan mengenakannya kembali. Alister yang telah selesai berpakaian kembali mendekati ranjang tanpa peduli dengan ponselnya yang masih meraung. Ia membungkuk di samping Naomi, lalu mengulurkan tangannya terulur untuk mengusap rambut wanita itu yang berantakan dan berkata, “Tidurlah.” “Halo, Amara? Ada apa?” sahut Alister sembari menempelkan ponselnya di samping telinga. Tanpa menoleh lagi, Alister melangkah keluar kamar. Lelaki itu fokus berbincang dengan Amara tanpa menyadari jika air muka Naomi sudah berubah drastis. Senyum miris tersungging di bibir Naomi bersamaan
Read more

Menjadi Pelayan di Rumah Mertua

“Ikut ke mana, Nyonya?” tanya Naomi bingung. “Jangan banyak bertanya! Cepat ganti pakaianmu dan ikut dengan saya!” titah Miranda sembari menyeret Naomi kembali ke kamar dan mendorong sang menantu masuk ke sana hingga nyaris terjerembab di lantai. Naomi spontan berpegangan pada tembok untuk menyeimbangkan diri. Sikap Miranda yang sangat kasar membuatnya mengelus dada. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari mertuanya sendiri. Jangankan kasih sayang, melihatnya pun seolah enggan. Sebenarnya, Naomi enggan mengikuti keinginan Miranda. Akan tetapi, jika dirinya menolak, wanita paruh baya itu pasti semakin membuat kekacauan. Alhasil, ia terpaksa kembali mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan karena tak ingin mencari masalah. Kepalanya sudah pening dengan masalah yang ada, ia tidak mau memancing masalah baru. Bahkan, sebelum Naomi selesai mengganti pakaian, Miranda sudah menggedor kamar itu dan berteriak tak sabaran. Naomi pun segera mempercepat gera
Read more

Bagaikan Langit dan Bumi

“Aku tidak mungkin lupa. Lagipula aku tidak terlambat, ‘kan?” sahut Alister menanggapi kalimat sang mama. Lelaki itu sedikit membungkuk dan memeluk mamanya sekilas seraya berucap, “Selamat ulang tahun, Ma. Kadonya tertinggal di mobil, aku sudah meminta pelayan mengambilnya.” “Mama tidak butuh kadonya! Yang penting kamu datang. Mama akan membatalkan pesta ini kalau kamu tidak datang. Ayo duduk, Mama akan menyapa para tamu dulu,” balas Miranda seraya memberi isyarat agar Aliater menempati kursi yang kosong, tepat di samping tempat duduknya. Seharusnya Naomi langsung beranjak pergi saja setelah mengetahui siapa yang datang. Namun, kakinya masih enggan beranjak. Ia spontan menunduk, menatap penampilannya sendiri. Pelayan yang menggunjingnya di dapur tadi benar, perbedaannya dengan Amara sangatlah kontras. Bahkan, di sini dirinya hanya dianggap pelayan dan berseragam sama seperti mereka. Sebelum membantu di dapur tadi, ia diminta mengganti pakaiannya dengan seragam pelayan. Ketika Al
Read more

Kamu Tidak Boleh Terluka

Mengabaikan kepanikan Naomi, Alister malah membuka jas hitam yang membalut tubuhnya. Melempar jas tersebut ke sisi ranjang yang kosong. Kemudian, mengendurkan dasi yang terasa mencekik di lehernya. Setelah itu, ia kembali menarik Naomi mendekat dan mengambil sesuatu di laci nakas. Semburat kemerahan kontan muncul di wajah Naomi setelah mengetahui apa yang ingin Alister lakukan. Ia segera mengenyahkan pikiran aneh yang sempat terlintas di kepalanya. Ternyata lelaki itu mengeluarkan kotak obat kecil dengan isi lengkap dari laci nakas. Namun, lebih mengejutkannya lagi, Alister malah langsung mengobati lukanya tanpa basa-basi. Naomi meringis pelan ketika luka lecet di kakinya terkena alkohol. Ia tidak tahu telapak kakinya terluka, perihnya pun baru terasa sekarang. Naomi hanya merasa kebas saja sedari tadi. Sepertinya kakinya terluka ketika memaksakan berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh.“Tuan, aku bisa mengobati lukaku sendiri.” Naomi berusaha menarik kakinya, namun Alister ma
Read more

Bersama Lelaki Lain

“Eh? Bagaimana, Pak?” Naomi berbalik bertanya dengan wajah bingung. “Kamu ini bagaimana? Kamu yang sakit tapi kamu yang lupa?” sahut Rangga sembari berdecak. Lelaki itu membuka lagi meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah amplop putih dari sana. “Kemarin ada yang datang dan memberikan surat doktermu.”Naomi mengambil amplop itu dan membukanya. Manik matanya membola sempurna melihat isi amplop tersebut. Ternyata Rangga tidak mengada-ada. Dalam surat dokter itu tertera namanya dan ada keterangan jika dirinya harus beristirahat selama dua hari. Yaitu kemarin dan hari ini. Entah siapa yang memberikan surat ini pada manajernya. Naomi tidak ke dokter apalagi meminta surat seperti ini. Jelas-jelas seharian kemarin ia sangat sibuk. Ia sampai melupakan keberadaan ponselnya dan tidak ingat untuk memberi kabar jika dirinya tak bisa berangkat bekerja. “Surat itu baru diantar kemarin malam. Untungnya restoran belum tutup dan saya masih ada di sini,” imbuh Rangga lagi. “Kenapa kamu tidak menelepon
Read more

Tak Boleh Disentuh Orang Lain

Naomi mengerjapkan matanya, khawatir salah mengenali orang. Namun, ia belum menghentikan langkah dan kian dekat jarak mereka, ia semakin yakin jika sosok yang berdiri di hadapannya adalah Alister. Apa yang lelaki itu lakukan di depan rumahnya? “Apa yang Tuan lakukan di sini?” Tanpa sadar Naomi menyuarakan isi kepalanya. Namun, ia tak berniat meralat karena dirinya memang sangat penasaran. Orang sekelas Alister tak mungkin memiliki urusan di tempat seperti ini. Terlebih, sekarang lelaki itu berada di depan rumah kontrakannya. Naomi benar-benar tak menyangka akan bertemu suaminya di sini. Awalnya, Naomi melihat sorot sangat tajam terpancar dari manik mata Alister. Akan tetapi, sepersekian detik kemudian tatapan lelaki itu berubah menjadi datar seperti biasanya. Tanpa menanggapi pertanyaannya, Alister berjalan melewatinya begitu saja. “Aku ada urusan di sini dan itu bukan urusanmu!” balas Alister datar. “Ayo pulang!” Semburat kemerahan muncul di wajah Naomi. Ia malu sendiri k
Read more

Ranjang Sempit

Dalam tidurnya, Naomi mengerutkan kening ketika merasa ada sesuatu yang menindih perutnya. Ia mencoba bergerak, namun seperti ada yang menahan pergerakannya. Akhirnya, matanya terbuka perlahan. Wanita itu melihat ke bawah untuk mengetahui apa yang menindih perutnya. Ia nyaris memekik kaget, namun untungnya ia dapat segera mengendalikan diri. Sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Naomi tahu siapa pemiliknya. Akan tetapi, ia tak pernah tidur dengan lawan jenis sebelumnya. Bahkan, setelah malam pernikahannya dengan Alister, lelaki itu langsung pergi meninggalkannya setelah mendapat telepon dari Amara. Semalam, Alister dan Naomi benar-benar menginap di rumah kontrakan Naomi. Tidur berdua di ranjang sempit wanita itu. Dan mungkin karena terbawa suasana, semalam mereka kembali melakukan ‘itu’. Wajah Naomi terrasa2 memanas saat mengingatnya. “Kenapa pikiranku jadi seperti ini?” gumam Naomi merutuki otaknya yang berpikiran macam-macam. Perlahan-lahan, Naomi menoleh ke belakang. Waja
Read more

Pindah atau Duduk di Pangkuanku

“Kenapa kamu menatapku seperti melihat hantu?” sindir Alister sinis. Naomi mengerjap pelan seraya kembali menetralkan ekspresinya. Ia sangat terkejut melihat Alister berada di mobil yang biasanya mengantar jemput dirinya. Seingatnya, lelaki itu hanya mampir sebentar ke restoran di siang hari dan setelahnya kembali pergi. “Maaf. Aku hanya terkejut,” jawab Naomi seraya memasuki mobil dan duduk di samping lelaki itu. Mobil yang mereka tumpangi mulai melaju dengan kecepatan normal. Alister tidak merespon lagi dan langsung fokus dengan ponsel di tangannya. Sedangkan Naomi sibuk memilih menatap pemandangan di sekitarnya untuk menghindari kecanggungan. Biasanya Naomi hanya duduk seorang diri di bangku belakang dan itu terasa lebih nyaman. Keberadaan Alister membuatnya merasa diawasi. Padahal sebenarnya sedari tadi lelaki itu masih menatap ponsel tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. Naomi yang sudah kebosanan mulai mengantuk. Namun, ketika menyadari jika jalanan yang dilaluinya b
Read more
DMCA.com Protection Status