Sagara pura-pura cacat untuk mengelabui saudaranya, namun saudaranya yang bernama Awan masih ragu dengan kecacatan Adiknya mulai mengatur pernikahan untuk Sagara dengan Viola. Bagaimanakah jadinya jika Viola yang seharusnya menikah dengan Sagara malah tiba-tiba menghilang dan akhirnya Sagara menikahi Adiknya Viola yang bernama Viona. Gadis yang terkenal jelek dan bodoh seantero kota A. Bisakah Sagara tahan dengan semua tingkah konyol dan kemesuman dari Viona? Temukan jawabannya di novel ini. Enjoy ....
View Moreļæ¼
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Viola anak dari pemilik Perusahaan Adem Anyes Group.
Pemilik Perusahaan itu dengan sukarela memberikan anak kesayangannya kepadaku sebagai balasan atas semua jasa-jasaku yang telah bersedia menyelamatkan Perusahaan miliknya yang sedang berada di ambang kehancuran.
Akan tetapi, pernikahan ini terjadi atas pengaturan dari Kakak laki-lakiku yang bernama Awan, yang merupakan pesaingku di Samudra Group.
Bisa dibilang aku dan Kakakku sebenarnya saling bermusuhan satu sama lain.
"Tuan Muda, Dokter yang bertugas untuk mengecek kesehatan Anda pagi ini sudah tiba." ucap Sekretaris pribadiku yang bernama lengkap Kenzo Adiatama.
"Suruh Dia untuk masuk!" titahku.
"Tapi, Tuan, Dokter itu ...,"
"Dokter itu kenapa, Ken?" keningku mengernyit.
"bukan lagi Dokter Kuntjoro, Tuan." sambungnya. "Dokter Kuntjoro tiba-tiba mendapatkan tugas dinas di kota lain yang saat ini sedang dilanda wabah penyakit yang mematikan. Pemerintah Pusat memerintahkan para Dokter dan para tenaga medis terbaik di Negeri ini untuk memberantas wabah itu sampai ke akar-akarnya, agar tidak menyebar ke kota lainnya."
"Lalu ... Dokter yang bertugas untuk mengecek kesehatanku setiap tiga kali seminggu -apakah dipilihkan oleh Awan?"
"Betul sekali, Tuan Muda." angguk Sekretarisku.
"Ken,"
"Iya, Tuan Muda."
"Tolong gali semua informasi tentang Dokter baru itu, dan temukan semua kelemahannya!"
"Baik, Tuan Muda."
"Sekarang kamu boleh pergi."
"Permisi, Tuan," ucap Sekretarisku sambil membungkukkan tubuhnya sekilas sebelum undur diri dari hadapanku.
Tidak lama kemudian masuklah seorang laki-laki paruhbaya dengan jas putihnya.
"Selamat pagi, Tuan Muda Saga," sapanya.
"Selamat pagi juga, Dok ...," aku menggantung ucapanku.
"Dokter Jack," cetusnya memberitahukan namanya padaku.
"Selamat pagi juga, Dokter Jack." ulangku membalas salamnya.
"Perkenalkan, Tuan. Saya Dokter Jack yang akan menggantikan tugas Dokter Kuntjoro mulai hari ini."
"Salam kenal juga, Dok." sahutku dengan senyum yang manis.
"Bisa kita mulai sekarang kan, Tuan Muda?" tanya Dokter Jack yang ingin segera mengecek kesehatanku dan juga kedua kakiku.
"Silakan, Dok."
Saat ini Dokter Jack mulai mengeluarkan peralatan medisnya yang akan dia gunakan untuk mengecek kesehatanku.
Dia mengangguk sesekali saat sedang memeriksa kesehatanku dan ketika dia mulai memeriksa kedua kakiku, raut wajah yang sangat terkejut tergambar jelas di wajah keriputnya.
'Sepertinya Dokter Jack sudah mengetahui bahwa kedua kakiku baik-baik saja.' batinku.
"Dok," ucapku mulai membuka percakapan.
"Iya, Tuan Muda." sahutnya gugup.
"Anda bekerja pada siapa?" tanyaku to the point.
"Apa maksud Anda, Tuan?"
Dapat kulihat raut wajah Dokter Jack semakin gugup saja.
"Anda pasti bekerja pada Awan kan?"
"Tidak, Tuan." gelengnya keras-keras.
"Secuil saja rahasiaku bocor maka akan kupastikan semua kepala anggota keluargamu melayang." ancamku.
Gluk, kulihat Dokter Jack meneguk air liurnya setelah mendengar ancaman dariku.
"Kenapa diam saja, Dok?"
"Ampun, Tuan Muda." ucapnya yang kini mulai bersujud di lantai marmer rumahku.
Aku langsung turun dari ranjangku dan menjejakkan kedua kakiku ke atas lantai.
Saat ini Dokter Jack sedang berlutut di bawah kakiku.
"Asalkan Anda menjaga baik-baik rahasia ini. Anak buahku tidak akan menyentuh seujung kuku pun anggota badan keluargamu. Tapi ... jika Anda berani membocorkannya kepada Awan atau pun orang lain. Maka bersiaplah untuk menggali lubang kubur untuk orang yang Anda sayangi."
"Saya berjanji tidak akan membocorkan rahasia ini."
"Berapa uang yang Awan berikan padamu, Dok?"
"Saya tidak menerima uang dari Tuan Awan, Tuan."
"Jangan bohong! Atau ...,"
"Tidak, Tuan, Saya mohon jangan. Saya mendapatkan uang satu milyar dari Tuan Awan jika berhasil membuktikan bahwa Anda tidak cacat." ucap Dokter Jack yang pada akhirnya mengaku.
"Cuma satu milyar, hahaha," gelakku.
Dokter Jack masih berlutut.
"Aku akan berikan sepuluh milyar untuk Anda, Dok. Tapi ingat, rahasiakan kondisi asli tubuhku dari Awan!"
"Ba-baik, Tuan." ucapnya tergagap.
"Sekarang Anda boleh pergi!"
"Terimakasih, Tuan. Permisi." ucapnya terburu-buru sambil menyambar semua peralatan medisnya dan meninggalkan ruangan kamar ini dengan kepala yang tertunduk.
***
POV Author
Sepeninggal Dokter Jack, Sagara mulai mengetik sebuah pesan di layar ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Sekretaris Ken.
"Tutup mulutnya dengan 10 milyar."
Pesan singkat itu langsung terkirim ke nomor ponsel Sekretaris Ken dan langsung centang biru.
Di lantai satu rumah ini, Sekretaris Ken sudah bersiap-siap untuk menghadang langkah Dokter Jack.
Di anak tangga rumah ini, Dokter Jack sedang bergumam, merutuki nasibnya yang terjebak di tengah-tengah persaingan para monster.
"Yang satu ngancem keselamatan keluarga kecilku. Yang satu ngancem menggal kepala seluruh keluargaku. Lalu aku harus bagaimana? Condong kepada Tuan Awan, aku pasti habis. Memihak kepada Tuan Muda Saga, aku juga tamat. Lalu aku harus bagaimana? Arghh," erang Dokter Jack sambil menjambak rambutnya yang mulai memutih.
Bukkk.
"Aw," ringis Dokter Jack saat tubuhnya bertabrakkan dengan tubuh Sekretaris Ken.
Dokter Jack lagi-lagi meringkuk ketakutan tatkala melihat aura dingin yang terpancar dari orang di depannya.
"Tu-tuan Ken,"
Sekretaris Ken masih berwajah datar.
"Maaf, Tuan." ucap Dokter Jack membungkukkan sedikit badannya sekilas, lalu dia mulai melangkah lagi mencari jalan lain, namun langkahnya kembali dihadang oleh pemuda tampan itu.
"Kenapa terburu-buru?"
"Anu itu,"
"Mau cepet-cepet kasih laporan kepada Tuan Awan ya?"
"Euuu euuu,"
Sekretaris Ken mulai mendekatkan wajahnya ke samping wajahnya Dokter Jack dan dia mulai berbisik dengan nada bicara yang sangat dingin. "Semua nama dan alamat lengkap keluargamu sudah berada di tanganku. Jika sampai Tuan Awan tahu bahwa Tuan Muda tidak lumpuh, maka bersiaplah. Saat pulang nanti Anda akan menemukan Istrimu menangisi Putrimu yang telah ternodai. Hari ini Putrimu cantik sekali memakai kemeja biru."
Kedua bola mata Dokter Jack membulat mendengar penuturan Sekretaris Ken. Pasalnya hari ini anak perempuannya memang memakai kemeja biru.
"Tolong jangan sakiti Putriku!" mohon Dokter Jack.
"Itu mudah. Asalkan Anda tutup mulut, semuanya pasti aman."
"Tapi ...,"
"Tuan Awan juga mengancam keselamatan keluargamu kan?"
"Iya, Tuan."
"Tenang saja. Orang-orangku yang sudah berada dekat dengan semua anggota keluargamu akan melindungi mereka. Asalkan Anda berada dipihak Tuan Muda."
"Saya berjanji akan setia kepada Tuan Muda Saga."
"Baiklah, kalau begitu sebutkan nomor rekeningmu! Uang tutup mulut akan segera aku transfer ke akun Bank-mu."
"Terimakasih kasih banyak, Tuan."
Dokter Jack mulai menyebutkan nomor rekeningnya dan uang sebesar sepuluh milyar pun telah masuk ke akun Bank-nya.
Setelah berada di luar area rumah Sagara. Dokter Jack segera menghubungi nomor Awan untuk memberikan laporannya hari ini.
"Halo," sapa Awan dari seberang telepon.
"Halo Tuan Awan, ini Saya Dokter Jack."
"Oh. Bagaimana hasil dari pengamatanmu hari ini? Apakah Saga benar-benar lumpuh?"
"Iya, Tuan. Tuan Muda Saga memang benar-benar lumpuh kedua kakinya."
"Apakah Kau tidak sedang berbohong?" selidik Awan.
"Mana berani Saya berbohong kepada Tuan. Keselamatan keluargaku yang menjadi taruhannya."
"Baguslah kalau Kau sadar diri."
"Iya, Tuan."
"Uang muka sebesar seratus juta akan segera ditransfer oleh Sekretarisku. Jangan lupa, laporkan semua perkembangan kesehatan Sagara kepadaku dan kau bisa mendapatkan sisanya. Ingat, jangan sekali-kali kau membohongiku jika tidak ingin keluargamu celaka." ancam Awan.
"Baik, Tuan."
Sambungan telepon itu pun berakhir.
Dokter Jack hanya bisa menghela napas lelahnya yang saat ini sedang dihadapkan dalam situasi yang rumit.
Dia tidak menyangka sama sekali akan terjebak di tengah-tengah pertarungan antara Singa dengan Harimau.
***
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin
Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali
Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran
POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments