"Tuan," panggil Sekretaris Diana kepada Bosnya yang saat ini sedang memejamkan kedua matanya.
"Hm," respon Awan.
"Jangan tidur! Ayo kita cepat bangun dan mandi!"
"Nanti saja."
"Jangan gila kamu, Tuan. Kita harus segera kembali ke gedung resepsi pernikahan Tuan Muda Saga." ucap Sekretaris Diana mengingatkan.
"Tenang saja! Acara pernikahan Sagara akan diundur beberapa jam lagi sebab mempelai wanitanya telah diculik oleh anak buahku."
"Hah!" Diana kaget mendengar penuturan Awan.
"Kenapa kamu kaget seperti itu?"
"Kalau mempelai wanitanya diculik oleh Tuan. Lalu nasib pernikahan Tuan Muda Saga bagaimana? Bukankah Tuan sengaja menjodohkan Tuan Muda Saga dengan Viola agar dia tidak mempunyai dukungan yang kuat di Samudra Group?"
"Pernikahan Sagara akan tetap berlangsung. Namun calon mempelai wanitanya akan digantikan oleh Viona adik dari Viola. Sebenarnya sejak awal aku memang menargetkan Viona untuk menjadi Istrinya Saga. Tapi aku harus bermain cantik agar Adikku tidak menolak perjodohan ini. Makanya aku memilihkan Viola terlebih dahulu, dan ketika waktunya telah tiba, barulah aku memunculkan calon pengantin wanita yang sebenarnya untuk Saga."
"Wah brilian sekali idemu, Tuan." puji Sekretaris Diana. "Setelah Tuan Muda Saga menikah dengan Viona yang jelek dan bodoh itu. Bisa dipastikan masa depan laki-laki itu akan sangat suram, sebab tidak ada dukungan yang kuat dari pihak keluarga Istrinya. Selain itu Viona juga tidak berguna. Hahaha," gelaknya yang saat ini sedang merasa senang setelah mengetahui rencana Awan yang disusun dengan sangat matang.
Awan tersenyum bangga saat dipuji oleh wanita yang ada di sebelahnya saat ini.
'Mampus kau Saga,' batin Sekretaris Diana yang saat ini sedang merasa puas dengan kemalangan yang menimpa Sagara.
Sekretaris Diana sebenarnya sangat mencintai Sagara, namun cintanya ditolak mentah-mentah oleh pemuda tampan itu hanya karena latar belakang keluarga Sekretaris Diana bukan dari kalangan orang-orang terpandang.
Setelah penolakan kejam dari Sagara, Sekretaris Diana tidak mau terpuruk terlalu dalam. Akhirnya wanita itu banting setir dan melamar menjadi Sekretaris Awan.
Dia tahu betul bahwa Sagara dan Awan tidak akur satu sama lain dan mereka berdua selalu bersaing dalam hal apa pun. Terutama dalam dunia bisnis.
Niat wanita itu ingin menjadi Sekretarisnya Awan adalah untuk menakhlukan hati laki-laki itu agar dia bisa dimanfaatkan untuk misi balas dendam Sekretaris Diana kepada Sagara yang telah berani-beraninya menolak seorang Diana sang primadona di kampusnya dulu.
Bukan hanya kecantikan yang Diana miliki, namun otaknya juga encer dan bisa mengatur sebuah rencana yang sangat hebat untuk menjatuhkan Sagara.
Bukti nyatanya adalah kecelakaan mobil yang menimpa Sagara dua bulan yang lalu. Itu semua adalah ide dari dirinya yang dibisikkan secara halus kepada Awan agar laki-laki itu mulai tega untuk menyakiti fisik Adiknya sendiri.
Awan yang sudah bertekuk lutut di bawah kakinya Sekretaris Diana selalu termakan hasutan wanita Iblis itu dan selalu setuju dengan semua saran yang diberikan oleh Sekretarisnya.
Awalnya Awan tidak pernah bertindak terlalu jauh seperti ini saat dia bersaing dengan Sagara. Dia selalu bersaing dengan sehat dan tidak pernah kepikiran untuk mencelakai Adik kandungnya sendiri. Tapi setelah Negara Api menyerang, eh, ralat, ralat. Setelah Sekretaris Diana menyerang ranjangnya, Awan menjadi pribadi yang lebih sadis dan bringas dibandingkan dengan Awan Bhumi Saputra yang terdahulu.
***
Di Gedung B, pihak keluarga dari mempelai wanita menyambut kedatangan rombongan pengantin pria yang sudah berbaris rapi di depan pintu masuk gedung ini.
Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira selaku orangtua dari mempelai wanita memberikan senyum terbaiknya saat menyambut calon menantunya yang saat ini sedang terduduk di atas kursi roda.
Lain di wajah, lain di hati. Itu adalah gambaran yang cocok untuk Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira saat ini.
Jika di permukaan mereka bisa tersenyum ramah dan menyambut hangat kedatangan Sagara tapi di dalam lubuk hati mereka berdua saat ini sedang mengumpat penuh kekesalan.
Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira tidak rela menikahkan anak perempuan kesayangan mereka yang penuh talenta dengan laki-laki cacat seperti Sagara yang saat ini sudah lumpuh tidak bisa berjalan lagi.
Seandainya Perusahaan milik Tuan Sofyan tidak sedang berada di ambang kehancuran, sudah barang tentu mereka akan menolak mentah-mentah lamaran yang Awan kirimkan untuk meminang Viola menjadi calon istrinya Sagara.
Meskipun keluarga Tuan Sofyan tidak sekuat pengusaha lainnya, namun mereka yakin setelah Viola lulus kuliah dan mengambil alih tampuk kepemimpinan di Adem Anyes Group, maka perusahaan itu akan berkembang dengan sangat pesat mengingat talenta dan kecantikan yang dimiliki oleh Viola sangat luar biasa.
Berbeda dengan Viona adik Viola yang jelek dan juga bodoh. Tidak becus melakukan apa pun.
Ingin rasanya Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira menawarkan Viona saja -saat Awan datang melamar Viola untuk Sagara. Viona itu jauh lebih cocok dengan Sagara, karena mereka berdua sama-sama tidak berguna, pikir mereka dangkal.
Namun usulan itu mereka urungkan mengingat Adem Anyes Group hampir bangkrut tidak akan bisa tertolong lagi jika tidak menukarnya dengan Viola.
'Maafkan kami Viola. Kami terpaksa menjualmu demi keberlangsungan perusahaan keluarga kita.' batin kedua orangtua itu yang merasa sangat bersalah kepada anak perempuan kesayangannya.
***
Saat ini Sagara dan para tamu undangan lainnya telah duduk di bangku meja mereka masing-masing menunggu acara selanjutnya dimulai.
Dari jauh ada seorang anak perempuan yang masih remaja, usianya masih belasan tahun dan saat ini dia masih duduk di tingkat akhir sekolah menengah atas.
Gadis itu adalah Viona adik dari Viola.
Sesuai dengan rumor yang beredar, Viona memang jelek dan juga bodoh. Terlihat dari penampilannya yang dandanannya menor mirip seperti ondel-ondel.
Saat ini gadis itu sedang asyik menyantap hidangan di acara pernikahan Kakaknya ini.
"Tck," decak Sagara saat melihat kelakuan Viona.
"Kenapa, Tuan?" tanya Sekretaris Ken yang mendengar decakan dari Sagara.
"Itu tuh," tunjuk Sagara dengan dagunya ke arah Viona.
Sekretaris Ken mulai melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Sagara. "Gadis itu kenapa, Tuan?"
"Udah jelek, trus cara makannya menjijikkan sekali. Sudah gitu make up-nya menor banget lagi. Jadi mual rasanya melihat cara makan gadis itu."
Kening Sekretaris Ken berkerut setelah mendengar penuturan dari Tuan Mudanya.
"Menurutku Nona Viona cantik kok, Tuan. Menjijikkan darimana-nya ya, hm? Aku lihat dia juga makan dengan lahap dan sangat menggemaskan." timpal Sekretaris Ken.
"What!" Sagara kaget dengan pendapat Sekretarisnya. "Sepertinya kamu harus periksakan kedua matamu ke Dokter spesialis mata sepulang dari acara pernikahan ini. Masa gadis jelek kayak gitu kamu bilang cantik, hemph,"
"Baik, Tuan Muda. Nanti sore aku akan periksakan kedua mataku ke Dokter spesialis mata sesuai perintah Anda." ucap Sekretaris Ken patuh. "Tapi ... menurutku Nona Viona memang cantik kok." gumam lelaki tampan itu yang saat ini masih memandang ke arah Viona yang sedang lahap menyantap semua makanan di hadapannya. "Nona Vio terlihat sangat cute dengan make up menor seperti itu, haha," kekeh Sekretaris Ken sambil tersenyum manis.
Sagara melihat Sekretarisnya sedang tersenyum dengan tatapan memuja ke arah Viona. "Sekretarisku sudah gila apa ya?" gumam lelaki itu bertanya pada dirinya sendiri.
***
Di Penginapan Mawar.Awan dan Sekretaris Diana telah selesai mandi dan saat ini mereka berdua sedang mengenakan pakaian mereka masing-masing."Tuan, tolong seletingkan ret sleting gaunku!" pinta Sekretaris Diana yang saat ini sedang kesulitan untuk menarik ret sleting gaunnya."Sini!" Awan membalikkan tubuh wanita itu agar membelakanginya.Tangan Awan mulai menaikkan ret sleting gaun Sekretaris Diana."Sudah, selesai." ucap lelaki itu memberi tahu."Makasih,""Hm," angguk Awan.Beberapa saat kemudian, kedua anak manusia itu telah rapi berpakaian."Ayo, Tuan! Kita harus bergegas menyusul yang lainnya ke Gedung B. Aku sudah tidak sabar melihat tampangnya Tuan Muda Saga yang pucat pasi karena mendapatkan seorang istri yang jelek dan bodoh seperti Viona." cetus Sekretaris Diana."Ayo!" Awan mengangkat lengan sebelah kanannya ke arah wanita itu, dan Sekretaris Diana melingkarkan tangannya di lengan lelaki itu.Mereka
Meski pada kenyataannya kedua kaki Sagara tidak lumpuh, namun tetap saja ada rasa kesal saat mendengar semua cemoohan dan gunjingan dari mulut lemes mereka semua.Sekretaris Ken saat ini mulai berjalan menuju ke meja berkumpulnya makanan karena Tuan Mudanya menginginkan yang segar-segar untuk merefresh otaknya agar tidak butek di saat-saat seperti ini.Pilihan pemuda tampan itu jatuh kepada salad buah yang sudah dikemas dalam sebuah kotak plastik khusus yang terlihat sangat menarik dan juga terlihat berkelas sebab kotak plastik yang digunakan bukan kotak plastik biasa."Eh," ucap seorang gadis di sebelah Sekretaris Ken saat mendapati kotak incarannya juga diincar oleh pemuda tampan itu.Saat ini tangan Sekretaris Ken memegang tangan seorang gadis itu yang sama-sama sedang memegangi kotak salad buah yang sama dengan dirinya.Gadis itu menoleh ke arah Sekretaris Ken dan di pandangan lelaki tampan itu tiba-tiba ada kelopak-kelopak bunga mawar yang tengah b
Awan tersenyum puas karena rencananya berhasil. Begitu pun dengan Sekretaris Diana yang saat ini tengah girang setengah mati melihat raut wajah kusutnya Sagara.Sagara kini mulai menyuarakan pendapatnya yang menentang keras pernikahan ini. "Aku tidak mau menikah dengan Viona." ucap pemuda tampan itu lantang.'Bagus, bagus, bagus," batin Sekretaris Ken mendukung penuh keputusan Tuan Mudanya."Kenapa kamu tidak mau menikah dengan Viona? Apa karena dia tidak secantik dan tidak sepintar Viola, hm?" cecar Awan pada Adiknya."Bukan begitu," sergah Sagara. "Aku hanya tidak mau merusak masa depan Viona saja. Dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas, bukan? Tidak mungkin baginya untuk menikah denganku saat ini.""Bukankah Viona sebentar lagi akan lulus sekolah? Jadi tidak masalah jika dia menikah saat ini.""Tapi ...,""Kalau kamu ingin tetap membatalkan pernikahan ini. Baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi, Ga." Awan memilih menyerah.
Setelah hening beberapa saat, Sagara mulai membuka suaranya kembali."Ken, bagaimana keadaan Tante Amanda? Apakah dia baik-baik saja?""Bunda Amanda keadaannya masih sama seperti dulu. Masih sering menangis jika teringat dengan insiden hilangnya Arabella." sahut Sekretaris Ken sendu. "Mungkin jika Adikku bisa ditemukan kembali, Bundaku sepertinya bisa normal kembali kejiwaannya.""Bagaimana perkembangan dari hasil penyelidikan Detektif yang kamu sewa? Apakah sudah menemukan titik terang?""Belum, Tuan. Keberadaan Adikku seolah-olah terhalangi oleh kabut hitam yang sangat pekat. Sampai-sampai secuil informasi tentangnya pun belum berhasil ditemukan oleh Detektif yang aku sewa.""Semoga Adikmu segera ditemukan ya." harap Sagara."Aamiin, mudah-mudahan, Tuan." angguk Sekretaris Ken."Ngomong-ngomong, Adikmu tahun ini kira-kira sudah sebesar apa ya? Em, maksudku usianya.""Harusnya dia sudah kuliah semester pertama.""Woah, ternyata
Pembawa acara pernikahan Sagara dan Viona di Gedung B ini mulai mengumumkan bahwa prosesi akad nikah antara mempelai laki-laki dan mempelai perempuan akan segera dimulai."Akhirnya acara akad nikahnya dimulai juga." seru pada tamu undangan yang bersorak senang karena setelah ini mereka bisa cepat-cepat pulang ke rumah masing-masing."Berarti Viola sudah ditemukan ya?" bisik mereka bertanya-tanya."Nggak tahu juga tuh. Tapi tadi aku sempet denger katanya Tuan Muda Saga mau dinikahkan dengan Viona.""What! Hahaha," kikik mereka semua yang merasa bahwa fenomena ini sangat lucu."Kalau Tuan Muda Saga yang lumpuh itu nikah sama Viona si gadis jelek dan bodoh itu, sungguh cocok sekali. Aku setuju sih kalau ini beneran terjadi." kikik mereka."Iya, Jeng. Aku juga setuju banget."***"Ma
"Ayo Vio antar!" Viona bersikeras."Ken, Ken!" Sagara segera memanggil Sekretaris-nya agar segera mendekat. "Aku sama Ken aja." tolak Sagara kepada Viona."Yah," ucap Viona kecewa."Sudah, kamu di sini aja temenin para tamu!" perintah Sagara kepada Viona. "Ayo, Ken!" ajak Sagara kepada Sekretaris-nya itu."Baik, Tuan." jawab Sekretaris Ken.Sekretaris Ken mulai memindahkan Sagara ke atas kursi rodanya dan segera mendorong kursi roda itu ke arah ruang kamar mandi di gedung ini."Permisi, Nona." pamit Sekretaris Ken kepada Viona.Viona hanya bisa mengangguk saja.***Di sepanjang perjalanan Sagara mual-mual parah. Dengan sekuat tenaga pemuda itu menahan dirinya agar mulutnya tetap tertutup rapat."Tahan, Tuan!" ucap Sekretaris Ken.Saat ini Sagara dan Sekretaris Ken sudah berada di dalam kamar mandi dan mereka mulai masuk ke dalam salah satu bilik yang lumayan luas.Sagara langsung bangkit dari duduknya dan la
Di gedung B, kedua orang tuanya Viola sedang panik setelah mendapatkan telepon dari penculik itu. Meski hati mereka merasa lega karena tahu keberadaan Viola, namun dengan keadaannya saat ini malah semakin membuat waswas kedua hati orang tua itu."Gimana ini, Pah?" tanya Nyonya Nadira panik."Tenang, Ma! Kita pasti bisa nyelametin anak kita, Ma.""Itu Viola sampai nangis-nangis gitu, Pah. Ayo cepetan kita selametin dia dan bawa uang seratus juta buat tebusannya." guncang Nyonya Nadira yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan putrinya lagi."Tidak bisa sekarang, Ma. Kita hanya bisa bertemu sesuai jadwal yang diatur oleh para penculik itu. Salah, salah, malah nanti Viola yang akan jadi korban karena kita dikira berniat memberontak."Sagara dan Sekretaris Ken yang baru saja kembali dari toilet mendengar percakapan antara Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira yang tengah panik karena Viola diculik."Hah, diculik!" ucap Sagara yang volume suaranya bisa diden
Saat ini Sagara sudah duduk kembali di kursi pelaminan. Untuk sejenak pemuda tampan itu memang duduk di kursi itu. Dia baru bisa pergi meninggalkan kursi pelaminan saat Sekretaris Ken telah selesai mengurus pekerjaan yang tadi dia perintahkan."Suamiku," ucap Viona yang saat ini tengah memeluk lengan Sagara di kursi pelaminan.Sagara merasa risih saat dipeluk lengannya dan tubuhnya disenderi oleh Viona. Beberapa kali Sagara melepaskan pelukan lengan Viona dari tubuhnya yang dibarengi dengan senyum yang kaku, namun Viona selalu nemplok kembali bak kumbang yang hinggap di sebuah bunga yang harum nan menawan."Vio, tolong lepaskan pelukanmu itu! Aku sedang kegerahan." ucap Sagara."Wokeh, Suamiku. Kamu mau sekalian dikipasin nggak?" tanya Viona antusias."Nggak usah."Viona tidak menggubris penolakan dari Sagara, gadis itu tetap mengambil kipas dan mengipaskannya kuat-kuat ke arah Sagara sampai membuat bulu mata laki-laki itu melengkung-melengkung ka
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin
Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali
Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran
POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.