Di gedung B, kedua orang tuanya Viola sedang panik setelah mendapatkan telepon dari penculik itu. Meski hati mereka merasa lega karena tahu keberadaan Viola, namun dengan keadaannya saat ini malah semakin membuat waswas kedua hati orang tua itu.
"Gimana ini, Pah?" tanya Nyonya Nadira panik.
"Tenang, Ma! Kita pasti bisa nyelametin anak kita, Ma."
"Itu Viola sampai nangis-nangis gitu, Pah. Ayo cepetan kita selametin dia dan bawa uang seratus juta buat tebusannya." guncang Nyonya Nadira yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan putrinya lagi.
"Tidak bisa sekarang, Ma. Kita hanya bisa bertemu sesuai jadwal yang diatur oleh para penculik itu. Salah, salah, malah nanti Viola yang akan jadi korban karena kita dikira berniat memberontak."
Sagara dan Sekretaris Ken yang baru saja kembali dari toilet mendengar percakapan antara Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira yang tengah panik karena Viola diculik.
"Hah, diculik!" ucap Sagara yang volume suaranya bisa didengar oleh kedua orang tua itu.
Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira langsung diam dan memberikan hormat sekilas kepada Sagara saat pemuda itu dan Sekretaris-nya mendekat ke arah mereka.
"Tolong jelaskan apa maksud dari perkataan kalian?" pinta Sagara kepada Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira.
"Putri saya diculik oleh orang jahat, Tuan. Dan mereka minta tebusan uang."
"Berapa yang mereka minta?"
"Seratus juta, Tuan."
"Hah! Seratus juta," timpal Sagara tidak percaya.
"Iya, Tuan."
"Lalu, kapan pertukaran antara Viola dan uang tebusan itu akan dilaksanakan?"
"Nanti sore, Tuan. Sekitar jam lima sore."
"Di mana?"
"Di Stasiun terbengkalai, Tuan. Tapi...."
"Tapi apa?"
"Mereka meminta kami agar tidak macam-macam, Tuan. Kalau kami berani macam-macam maka nyawa Viola yang akan jadi taruhannya."
"Oh," angguk Sagara. "Baiklah, nanti sore biar Sekretaris Ken saja yang menangani pertukaran uang tebusan itu dengan Viola. Selain cerdik, Sekretaris-ku juga jago bela diri."
"Terimakasih banyak, Tuan."
"Sama-sama. Oh iya, uang tebusan itu biar aku saja yang membayarnya."
"Baik, Tuan."
"Ayo, Ken, kita kembali ke kursi pelaminanku!" ajak Sagara kepada Sekretaris-nya.
"Baik, Tuan."
Kursi roda milik Sagara mulai didorong kembali oleh Sekretaris Ken ke dalam ruang utama gedung mewah ini.
Kini hati Sagara sudah tenang karena ternyata Viola bukan kabur atau melarikan diri dari pernikahannya, namun dia diculik, yang artinya harga diri Sagara tidak terinjak-injak karena penolakan dari Viola.
Beruntung sekali Viola yang nama baiknya di depan Sagara bisa terselamatkan, sehingga di masa depan, gadis cantik itu masih bisa mendekati Sagara dan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki oleh laki-laki itu untuk kepentingan pribadinya.
"Tuan Muda Saga," panggil Sekretaris Ken.
"Hm,"
"Bukankah ini sangat aneh sekali? Kenapa hanya seratus juta yang mereka pinta untuk tebusan? Jangan-jangan yang menculik Viola adalah antek-anteknya Tuan Awan agar Tuan Muda tidak bisa menikah dengan gadis itu." tebak Sekretaris Ken.
"Bukan jangan-jangan lagi, Ken. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Aku memang sudah mengira sejak awal bahwa berantakannya acara pernikahan hari ini adalah ulah dari Kakak-ku."
"Br*ngsek," umpat Sekretaris Ken yang merasa marah karena gara-gara ulah Awan, Viona gadis pujaan hatinya malah menikah dengan Tuannya.
"Ken,"
"Iya, Tuan."
"Tolong kamu atur agar nama baikku kembali pulih dalam sekejap dan acara pernikahan ini segera berakhir. Aku sungguh tidak tahan jika duduk berdekatan dengan gadis jel-" ucapan Sagara langsung terpotong saat melihat delikan tajam dari Sekretarisnya.
"Gadis jel- apa, Tuan Muda?" selidik Sekretaris Ken yang masih memasang delikan tajamnya.
"Yang jel-las-jelas pujaan hatimu, maksudku." koreksi Sagara yang tidak sesuai dengan rencana awalnya.
"Oh," raut wajah Sekretaris Ken langsung santai kembali.
"Fiuh~" Sagara menghela napas leganya.
Entahlah, hubungan Sagara dengan Sekretaris-nya memang sedikit unik tapi bukan rumit. Jika di waktu-waktu tertentu, mereka akan bersikap profesional selayaknya Bos dan bawahannya, agar kewibawaan Sagara tidak jatuh, namun di beberapa waktu, sikap mereka kadang seperti seorang teman yang sangat akrab, dan terkadang Sagara juga tidak ingin menyakiti perasaan Sekretaris-nya itu dan sering mengalah.
Sekretaris Ken awalnya adalah teman sekolahnya Sagara dari jaman sekolah dasar, namun karena keadaan ekonomi Sekretaris Ken sangat memprihatinkan dan ditambah lagi dengan Ibunya yang mengalami gangguan jiwa setelah kehilangan Arabella membuat Sekretaris Ken harus mulai bekerja menjadi asisten pribadi untuk Sagara di masa kanak-kanaknya, yang akhirnya naik pangkat menjadi Sekretaris pribadi untuk Sagara setelah mereka berdua lulus dari Universitas yang sama di Inggris.
Biaya kuliah Sekretaris Ken ditanggung oleh orang tuanya Sagara yang dulu masih hidup meski sering sakit-sakitan.
Setelah Sagara lulus dari perguruan tinggi, Ayah handanya yang bernama Bhumi Cakra menghembuskan napas terakhir-nya di sebuah Rumah Sakit setelah beberapa minggu di rawat di sana.
Pemegang saham terbesar di Samudra Group juga menghadiri acara pemakaman CEO pertama di Perusahaan besar itu yaitu mendiang Bhumi Cakra yang dulunya ikut dalam perintisan perusahaan ini bersama dengan Tuan Smith dan rekan lainnya. Namun karena Tuan Smith yang lebih banyak mengeluarkan uang untuk merintis usaha membuat laki-laki itu memegang saham sebesar 52%, Bhumi Cakra 30%, Tuan Batari Ayah Handa dari Yunita istrinya Awan memiliki 6% saham, dan sisanya tersebar di empat rekan lainnya yang sudah pensiun dari Samudra Group.
Tuan Smith langsung datang ke Indonesia setelah mendapatkan kabar bahwa sahabatnya yang dia percayai untuk memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Perusahaan miliknya sakit keras dan tidak sadarkan diri selama tiga hari, dan saat detik-detik terakhir kehidupan Bhumi Cakra, tangan kanannya digenggam oleh Tuan Smith.
Sebelum Bhumi Cakra menghembuskan napas terakhirnya, beliau sempat berpesan kepada sahabatnya itu agar bersedia untuk menjaga kedua anak lelakinya dan mencari anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan yang dulu dibawa kabur sewaktu masih dalam kandungan oleh Istri mudanya karena wanita itu mencintai laki-laki lain.
Setelah kepergian Tuan Bhumi Cakra, Tuan Smith memilih CEO baru untuk menggantikan posisi mendiang Bhumi Cakra dan pilihannya jatuh kepada Sagara karena presentasi dan ide yang ditawarkan oleh Sagara sangat brilian, namun masa jabatan Sagara hanya bertahan untuk empat tahun saja, empat tahun kemudian Tuan Smith akan menunjuk kembali CEO yang memang pantas untuk mejabat untuk beberapa puluh tahun kedepan.
Hal inilah yang memicu Awan dan Sagara saling bersaing karena mereka tahu bahwa gaji seorang CEO di Samudra Group sangatlah besar dan seolah-olah semua dunia bisnis di Negara ini ada dalam genggaman mereka karena Perusahaan milik Tuan Smith sangat berpengaruh bagi setiap Perusahaan yang ada di Negara berkembang ini.
Manusia adalah makhluk yang paling serakah yang tidak pernah merasa puas meski telah diberikan segala kecukupan atau kelebihan dalam hidupnya dan akan terus berusaha meraih yang lebih tinggi lagi. Terkadang menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya itu, baik itu materi, kehormatan, dan yang lainnya.
***
Saat ini Sagara sudah duduk kembali di kursi pelaminan. Untuk sejenak pemuda tampan itu memang duduk di kursi itu. Dia baru bisa pergi meninggalkan kursi pelaminan saat Sekretaris Ken telah selesai mengurus pekerjaan yang tadi dia perintahkan."Suamiku," ucap Viona yang saat ini tengah memeluk lengan Sagara di kursi pelaminan.Sagara merasa risih saat dipeluk lengannya dan tubuhnya disenderi oleh Viona. Beberapa kali Sagara melepaskan pelukan lengan Viona dari tubuhnya yang dibarengi dengan senyum yang kaku, namun Viona selalu nemplok kembali bak kumbang yang hinggap di sebuah bunga yang harum nan menawan."Vio, tolong lepaskan pelukanmu itu! Aku sedang kegerahan." ucap Sagara."Wokeh, Suamiku. Kamu mau sekalian dikipasin nggak?" tanya Viona antusias."Nggak usah."Viona tidak menggubris penolakan dari Sagara, gadis itu tetap mengambil kipas dan mengipaskannya kuat-kuat ke arah Sagara sampai membuat bulu mata laki-laki itu melengkung-melengkung ka
Petugas Polisi yang sudah selesai memintai keterangan dari Viola segera pergi dari Rumah Sakit Citra Husada. Viola memandangi punggung Pak Polisi itu yang kini mulai menjauh dari tempatnya berdiri.Viola tersenyum sinis. 'Tidak akan aku biarkan penabrak mobil itu ditemukan. Jika pengemudi mobil itu ditemukan maka aku pasti akan terkena getahnya juga.'Viola sadar betul bahwa di setiap mobil kemungkinan ada dashboard camera yang terpasang di dalamnya, yang berfungsi untuk merekam kondisi jalanan yang mereka lalui. Tidak menutup kemungkinan di camera itu terekam saat Viola mendorong Viona ke tengah jalan. Untungnya di sekitar daerah itu tidak ada CCTV yang terpasang, sehingga Viola bisa bernapas lega.Perihal Viona, Viola yakin bahwa Adiknya itu pasti mengalami kerusakan yang parah pada bagian otaknya, mengingat banyak darah yang keluar dari bagian kepala Viona.Lagipula jika Viona masih ingat betul tentang peristiwa tadi siang, Viola akan dengan mudah me
Sagara yang tidak nyaman dengan perilaku Viona langsung menjauhkan tangan gadis itu dari dadanya dan menyentak kasar tubuh Viona dengan tangannya."Ma-maaf," ucap Sagara kepada Viona yang kini telah nyungsep ke ujung kursi pelaminan itu.Beberapa pasang mata memperhatikan kejadian itu, namun Sagara memilih untuk cuek saja."Suamiku, kok kamu seksi banget sih kalau sedang kasar kayak gitu." ucap Viona dengan kedua matanya yang berbinar.Viona segera mendekat lagi ke arah Sagara dan langsung nemplok ke tubuh laki-laki itu, mirip seperti uler keket yang nemplok ke sebuah dahan kecil di pepohonan."Huft," Sagara hanya bisa menghela napas lelahnya saat ditemploki lagi seperti ini oleh gadis jelek itu.'Ken kemana sih? Kenapa lama banget ngurus masalah itu.' batin Sagara.Sarmila yang ada di dekat mereka berdua juga hanya menghela napas panjangnya saat melihat tingkah Viona yang tidak merasa sakit hati sedikit pun dengan sikap kasar Sagara.
Di Aula utama gedung ini Sekretaris Ken mulai menjelaskan keadaan yang sebenarnya."Para hadirin tamu undangan semuanya yang sangat saya hormati, saya Kenzo selaku Sekretaris dari Tuan Muda Sagara Bhumi Saputra ingin menyampaikan bahwa calon pengantin Tuan Muda Sagara yang sebelumnya, yang bernama Viola bukan melarikan diri, melainkan diculik oleh orang-orang jahat. Berikut cuplikan video yang dikirimkan oleh para penculik untuk memeras kedua orang tua dari gadis yang tidak berdosa itu."Tangan Sekretaris Ken sudah menunjuk layar besar dengan lengannya namun layar itu tetap saja hitam dan belum ada tanda-tanda ada video yang terputar.Di ruangan khusus, tangan Sekretaris Diana sedang menahan tangan orang yang tadi dimintai tolong oleh Sekretaris Ken."Nona, kenapa Anda menahan tangan saya?" tanya orang itu."Apakah itu video tentang Viola yang diculik?" tanya Sekretaris Diana yang tidak mengindahkan pertanyaan dari laki-laki itu."Iya,"Deng
Semua orang langsung tegang saat mendapati layar besar di dalam gedung itu mulai mengerjap-ngerjap.Blub blub blub."Patrick, kenapa kau taruh semua bawang di dalam krapie pati?""Biar makin tambah enak, Spongebob.""Cepat taruh kembali bawang-bawang itu ke piring dan ganti dengan tomat dan selada, Patrick!""Tidak mau, Spongebob.""Hahaha!" suara ledakan tawa kembali memenuhi seisi ruangan gedung ini karena video yang ditampilkan di dalam layar besar adalah cuplikan video dari film kartun yang ternama bukan video tentang Viola yang diculik."Oh, jadi ini video tentang keadaan Viola yang diculik ya, Tuan Ken, hahaha!" celetuk seseorang.Sagara menggenggam erat tangannya karena sangat kesal dengan tingkah orang itu yang sedari tadi selalu mengolok-olok-nya. Sagara juga sangat kesal dengan tawa semua or
Kehormatan Sagara kini mulai pulih kembali dan orang-orang yang sejak tadi mencibir Sagara kini mulai mengagung-agungkan laki-laki itu kembali."Ternyata Viola beneran diculik ya.""Hu'um,""Berarti gadis itu bukan melarikan diri dari pernikahannya karena menolak dijodohkan dengan Tuan Muda Sagara dong.""Jelas bukanlah. Mana mungkin ada wanita yang berani menolak pesona Tuan Muda Sagara yang berkharisma seperti itu. Meski Tuan Muda Saga sudah tidak sesempurna dulu, tapi tetap saja jika dibandingkan dengan laki-laki normal pada umumnya, masih lebih unggul Tuan Muda Sagara kemana-mana.""Hu'um, betul banget.""Tapi kasihan ya Tuan Muda Saga, dia malah menikah dengan gadis bodoh gara-gara ulah para penjahat itu.""Iya, kasihan sekali. Andai saja para penjahat itu tidak menculik Viola, sudah pasti hari ini kita akan melihat peristiwa sakral yang luar bia
"Anu, itu anu apa, Tuan Muda?" tanya Sekretaris Ken."Kepalaku pusing." bohong Sagara. 'Ah, mudah-mudahan Ken percaya.' lanjutnya membatin."Pasti gara-gara peristiwa tadi ya, Tuan. Hehe, aku minta maaf ya kalau tadi sempat membuat Tuan Muda Saga malu. Itu semua di luar rencanaku." ucap Sekretaris Ken yang percaya saja dengan perkataan Sagara dan laki-laki itu mengira bahwa Tuannya sedang pusing gara-gara dipermalukan dua kali gara-gara permasalahan video itu."Kenapa video-nya ngadat seperti itu sih, Ken?" tanya Sagara kesal. "Yang pertama saja sudah buat aku mati kutu, eh ketambahan sama video kartun itu. Arghhh, ingin kubenamkan saja wajahku ke permukaan bantal saat itu.""Kalau yang pertama itu memang sudah sesuai dengan perkiraanku, Tuan.""Maksudmu, kamu memang sengaja membuatnya seperti itu?""Tidak sengaja juga sih, Tuan. Yang pertama itu sepertinya terjadi karena ulah dari Sekretaris Diana. Ini sih hanya tebakanku saja. Ah itu orangny
Sekretaris Ken dan Sagara sudah berada di tempat parkir, begitu pula dengan Yunita, wanita itu ternyata sudah berada di tempat yang sama pula."Apa kau lihat-lihat?" ketus Yunita kepada Sekretaris Ken yang tidak sengaja melihat ke arahnya.Sekretaris Ken hanya membuang wajahnya saja ke arah lain dan tidak ada keinginan sedikit pun untuk meladeni Yunita."Tuan, tolong pegangan kuat-kuat ke tubuhku!" pinta Sekretaris Ken kepada Sagara. Saat ini laki-laki itu ingin memindahkan tubuh Sagara ke dalam mobil.Sagara pun menurutinya dan dengan mudahnya Sekretaris Ken bisa mengangkat tubuh Tuan Mudanya hanya dalam sekali coba."Wow, kuat banget." gumam Yunita yang masih memperhatikan kedua laki-laki itu dari balik kaca hitam mobilnya."Terimakasih, Ken." ucap Sagara."Sama-sama, Tuan."Kini Sekretaris Ken segera melipat kursi roda Tuan Mudanya dan memasukkan
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin
Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali
Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran
POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.