Sagara yang tidak nyaman dengan perilaku Viona langsung menjauhkan tangan gadis itu dari dadanya dan menyentak kasar tubuh Viona dengan tangannya.
"Ma-maaf," ucap Sagara kepada Viona yang kini telah nyungsep ke ujung kursi pelaminan itu.
Beberapa pasang mata memperhatikan kejadian itu, namun Sagara memilih untuk cuek saja.
"Suamiku, kok kamu seksi banget sih kalau sedang kasar kayak gitu." ucap Viona dengan kedua matanya yang berbinar.
Viona segera mendekat lagi ke arah Sagara dan langsung nemplok ke tubuh laki-laki itu, mirip seperti uler keket yang nemplok ke sebuah dahan kecil di pepohonan.
"Huft," Sagara hanya bisa menghela napas lelahnya saat ditemploki lagi seperti ini oleh gadis jelek itu.
'Ken kemana sih? Kenapa lama banget ngurus masalah itu.' batin Sagara.
Sarmila yang ada di dekat mereka berdua juga hanya menghela napas panjangnya saat melihat tingkah Viona yang tidak merasa sakit hati sedikit pun dengan sikap kasar Sagara.
'Mungkin efek kebanyakan minta dibacain novel dipaksa dan terpaksa kali ya? Jadi Nona Viona tidak merasa sakit hati dengan sikap kasarnya Tuan Muda Saga. Terimakasih ya Author-Author penulis dipaksa dan terpaksa sudah nulis cerita seperti itu.' batin Sarmila berterimakasih.
Viona memang terkadang ingin mendengar cerita-cerita yang Sarmila baca dari aplikasi novel online, namun karena kurang bijaknya Sarmila dalam memilah dan memilih cerita yang layak untuk dikonsumsi oleh Viona yang bisa dikatakan masih di bawah umur, akhirnya membuat gadis itu mengkonsumsi bahan bacaan yang tidak sesuai dengan usianya.
Viona yang sering mendengar cerita-cerita romantis seperti itu tumbuh menjadi gadis yang memuja laki-laki cool, hot, dan arogan seperti karakter di cerita novel online dipaksa dan terpaksa.
Awal mula Viona jatuh cinta kepada Sagara juga dipicu oleh sikap pemuda tampan itu yang kasar sekali terhadap Viona dan menghina gadis itu secara blak-blakan dengan bisikan sinis saat mereka berdua tidak sengaja berdiri bersisian di sebuah acara pesta, namun Viona malah menganggap Sagara sangat cool saat itu.
***
Di tempat lain, Sekretaris Ken sedang berunding dengan orang yang bertanggungjawab dalam menangani acara pernikahan ini.
"Pak, tolong anda putarkan video ini di sebuah layar besar di dalam gedung!" perintah Sekretaris Ken.
"Ini video apa, Tuan?"
"Ini video tentang kabar terbaru dari mempelai wanita yang tiba-tiba menghilang."
"Bukankah pengantin wanitanya ada di kursi pelaminan ya?"
"Bukan, itu bukan pengantin yang asli. itu hanya pengantin pengganti."
"Oh,"
"Tolong segera diputar ya! Dan tolong berikan aku satu buah mic untuk menyampaikan sebuah pesan kepada para tamu yang hadir."
"Baik, Tuan. Untuk mic, Tuan Ken bisa langsung minta ke pembawa acara agar meminjamkannya sebentar, atau minta kepada petugas audio di gedung ini."
"Baiklah, tapi tolong jangan beritahu orang lain ya tentang video ini! Bekerjalah sendiri!"
"Baik, Tuan. Saya permisi dulu!" pamitnya.
Orang itu segera meninggalkan Sekretaris Ken dan mulai berjalan ke sebuah ruangan khusus sambil membawa sebuah flashdisk di tangannya.
Sedangkan Sekretaris Ken mulai berjalan menuju ruang utama dengan langkah tegaknya.
Sekretaris Ken sejak tadi sedang menggali informasi lebih dalam tentang Viola yang sedang diculik kepada kedua orang tuanya gadis itu. Dia ingin mendapatkan bukti agar bisa disebarluaskan di acara pernikahan ini agar nama baik Tuan Mudanya terselamatkan kembali dan tidak disangka ditinggal kabur oleh calon istrinya.
***
Sekretaris Ken saat ini sedang mengecek mic yang akan dia gunakan untuk memberitahukan pengumuman penting kepada seluruh tamu yang hadir di pesta pernikahan ini.
Dari jauh Awan melihat kejadian itu dan merasa aneh dengan tingkah Sekretaris Ken.
"Sayang, sebentar dulu ya!" ijinnya pada Yunita yang sedari tadi asyik mengobrol dengannya.
Awan mulai mendekat ke arah Sekretaris Diana.
"Ada apa, Tuan?" tanya Diana yang langsung tahu bahwa Awan akan menyampaikan sesuatu.
Awan mulai semakin mendekatkan dirinya ke arah Diana dan mulai membisikkan sesuatu ke telinga Sekretaris-nya itu.
Yunita hanya mengernyitkan keningnya saat melihat Awan berbisik-bisik kepada Diana. Dia sudah sering melihat hal ini, jadi dia tidak kaget ataupun merasa cemburu. Dalam benak Yunita, dia berpikiran bahwa Awan pasti sedang memberikan tugas khusus yang sifatnya rahasia kepada Sekretaris-nya itu.
"Di, sepertinya ada hal yang tidak beres. Cepat kamu selidiki dan rusak semua rencana yang Sagara buat. Aku tidak tahu mereka punya rencana apa, apapun itu, cepat rusak saja!" bisik Awan.
Kening Sekretaris Diana mengerut dengan pandangan matanya yang bertanya-tanya kepada Awan.
Awan hanya memberikan kode kepada Diana agar melihat ke arah Sekretaris Ken yang saat ini sedang berada di dekat para petugas audio.
Yunita yang melihat gelagat mereka pun mulai melihat ke arah yang sama dan dia hanya memutar bola matanya malas saat melihat Sekretaris Ken.
"Baik, Tuan." ucap Sekretaris Diana yang langsung paham maksud dari perkataan Awan.
Di sisi lain, Sekretaris Ken mulai naik ke atas panggung dan mulai menyuarakan suara beratnya yang khas, dia mulai berbasa-basi terlebih dahulu sebelum memberitahukan berita utama.
Sagara dan Viona yang sejak tadi sedang sibuk saling mendekat dan menjauhkan diri mereka masing-masing mulai terhenti dari aktivitas kekanak-kanakan itu. Padangan mereka kini tertuju kepada Sekretaris Ken.
Sedangkan Sekretaris Diana, saat ini mulai bergerak cepat mencari informasi dari orang-orang yang berkemungkinan ada hubungannya dengan Sagara dan Ken yaitu kedua orang tuanya Viola dan Viona.
"Permisi, Tuan." sapa Sekretaris Diana kepada mereka berdua.
"Eh, Sekretaris Diana." ucap mereka berdua serempak.
"Kenapa Tuan dan Nyonya ekspresi-nya seperti orang yang ketakutan?" tanya Diana yang mulai mengorek informasi.
"Anak pertama saya saat ini sedang diculik."
"Apa!" Diana pura-pura kaget. "Lalu sekarang keadaannya bagaimana? Viola baik-baik saja kan?"
"Viola keadaannya memprihatinkan,".
"Tuan tahu dari mana kalau keadaan Viola memprihatinkan?"
"Dari video yang dikirimkan oleh para penculik itu."
"Video?"
"Iya, video. Ini videonya." tunjuk Tuan Sofyan mulai memutar video rekaman di hapenya.
"Apakah Sekretaris Ken juga sudah melihat video ini?" tanya Sekretaris Diana natural sehingga membuat Pak Sofyan dan Bu Nadira tidak curiga bawa mereka sedang di korek-korek informasi oleh wanita cantik itu.
"Iya, tadi Sekretaris Ken sudah melihat video ini dan dia juga meminta dikirimi video rekaman ini."
'Misi sukses,' sorak Sekretaris Diana dalam hati karena dia telah berhasil mendapatkan informasi yang penting dan kini dia sudah tahu apa rencana yang akan dilakukan oleh Sagara dan Sekretaris Ken dengan video itu.
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya, Tuan, Nyonya, saya ingin memberitahukan berita ini kepada Tuan Awan." pamit Diana.
"Iya, silakan." ucap Pak Sofyan dan Bu Nadira serempak.
Dengan langkah tergesa Sekretaris Diana mulai menuju ke ruangan khusus yang tadi dimasuki oleh orang suruhan Sekretaris Ken.
'Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Kau harus tetap terhina, Tuan Muda Saga.'
***
Di Aula utama gedung ini Sekretaris Ken mulai menjelaskan keadaan yang sebenarnya."Para hadirin tamu undangan semuanya yang sangat saya hormati, saya Kenzo selaku Sekretaris dari Tuan Muda Sagara Bhumi Saputra ingin menyampaikan bahwa calon pengantin Tuan Muda Sagara yang sebelumnya, yang bernama Viola bukan melarikan diri, melainkan diculik oleh orang-orang jahat. Berikut cuplikan video yang dikirimkan oleh para penculik untuk memeras kedua orang tua dari gadis yang tidak berdosa itu."Tangan Sekretaris Ken sudah menunjuk layar besar dengan lengannya namun layar itu tetap saja hitam dan belum ada tanda-tanda ada video yang terputar.Di ruangan khusus, tangan Sekretaris Diana sedang menahan tangan orang yang tadi dimintai tolong oleh Sekretaris Ken."Nona, kenapa Anda menahan tangan saya?" tanya orang itu."Apakah itu video tentang Viola yang diculik?" tanya Sekretaris Diana yang tidak mengindahkan pertanyaan dari laki-laki itu."Iya,"Deng
Semua orang langsung tegang saat mendapati layar besar di dalam gedung itu mulai mengerjap-ngerjap.Blub blub blub."Patrick, kenapa kau taruh semua bawang di dalam krapie pati?""Biar makin tambah enak, Spongebob.""Cepat taruh kembali bawang-bawang itu ke piring dan ganti dengan tomat dan selada, Patrick!""Tidak mau, Spongebob.""Hahaha!" suara ledakan tawa kembali memenuhi seisi ruangan gedung ini karena video yang ditampilkan di dalam layar besar adalah cuplikan video dari film kartun yang ternama bukan video tentang Viola yang diculik."Oh, jadi ini video tentang keadaan Viola yang diculik ya, Tuan Ken, hahaha!" celetuk seseorang.Sagara menggenggam erat tangannya karena sangat kesal dengan tingkah orang itu yang sedari tadi selalu mengolok-olok-nya. Sagara juga sangat kesal dengan tawa semua or
Kehormatan Sagara kini mulai pulih kembali dan orang-orang yang sejak tadi mencibir Sagara kini mulai mengagung-agungkan laki-laki itu kembali."Ternyata Viola beneran diculik ya.""Hu'um,""Berarti gadis itu bukan melarikan diri dari pernikahannya karena menolak dijodohkan dengan Tuan Muda Sagara dong.""Jelas bukanlah. Mana mungkin ada wanita yang berani menolak pesona Tuan Muda Sagara yang berkharisma seperti itu. Meski Tuan Muda Saga sudah tidak sesempurna dulu, tapi tetap saja jika dibandingkan dengan laki-laki normal pada umumnya, masih lebih unggul Tuan Muda Sagara kemana-mana.""Hu'um, betul banget.""Tapi kasihan ya Tuan Muda Saga, dia malah menikah dengan gadis bodoh gara-gara ulah para penjahat itu.""Iya, kasihan sekali. Andai saja para penjahat itu tidak menculik Viola, sudah pasti hari ini kita akan melihat peristiwa sakral yang luar bia
"Anu, itu anu apa, Tuan Muda?" tanya Sekretaris Ken."Kepalaku pusing." bohong Sagara. 'Ah, mudah-mudahan Ken percaya.' lanjutnya membatin."Pasti gara-gara peristiwa tadi ya, Tuan. Hehe, aku minta maaf ya kalau tadi sempat membuat Tuan Muda Saga malu. Itu semua di luar rencanaku." ucap Sekretaris Ken yang percaya saja dengan perkataan Sagara dan laki-laki itu mengira bahwa Tuannya sedang pusing gara-gara dipermalukan dua kali gara-gara permasalahan video itu."Kenapa video-nya ngadat seperti itu sih, Ken?" tanya Sagara kesal. "Yang pertama saja sudah buat aku mati kutu, eh ketambahan sama video kartun itu. Arghhh, ingin kubenamkan saja wajahku ke permukaan bantal saat itu.""Kalau yang pertama itu memang sudah sesuai dengan perkiraanku, Tuan.""Maksudmu, kamu memang sengaja membuatnya seperti itu?""Tidak sengaja juga sih, Tuan. Yang pertama itu sepertinya terjadi karena ulah dari Sekretaris Diana. Ini sih hanya tebakanku saja. Ah itu orangny
Sekretaris Ken dan Sagara sudah berada di tempat parkir, begitu pula dengan Yunita, wanita itu ternyata sudah berada di tempat yang sama pula."Apa kau lihat-lihat?" ketus Yunita kepada Sekretaris Ken yang tidak sengaja melihat ke arahnya.Sekretaris Ken hanya membuang wajahnya saja ke arah lain dan tidak ada keinginan sedikit pun untuk meladeni Yunita."Tuan, tolong pegangan kuat-kuat ke tubuhku!" pinta Sekretaris Ken kepada Sagara. Saat ini laki-laki itu ingin memindahkan tubuh Sagara ke dalam mobil.Sagara pun menurutinya dan dengan mudahnya Sekretaris Ken bisa mengangkat tubuh Tuan Mudanya hanya dalam sekali coba."Wow, kuat banget." gumam Yunita yang masih memperhatikan kedua laki-laki itu dari balik kaca hitam mobilnya."Terimakasih, Ken." ucap Sagara."Sama-sama, Tuan."Kini Sekretaris Ken segera melipat kursi roda Tuan Mudanya dan memasukkan
"Inget, Kimoci-nya jangan dikasih makan lagi ya, Teh. Tadi sudah Babeh kasih makan." ucap Tuan Batari."Okeh, Beh." jawab Yunita.Saat Yunita akan melanjutkan langkahnya, Tuan Batari tiba-tiba memanggilnya kembali."Kenapa, Beh?" tanya Yunita."Kamu udah ngasih tahu Raga belum, Teh?""Raga?" kening Yunita mengerut."Iya, Raga. Raga Surya Pratama." ucap Tuan Batari mengingatkan Yunita."Oh Raga anaknya Om Surya.""Iya,""Belum Teteh kasih tahu, Beh.""Cepetan kasih tahu! Acaranya nanti malem kok kamu malah belum ngasih tahu si Raga sih, Teh.""Iya, Beh. Nanti Teteh telepon nomor hapenya Raga. Oh iya, Babeh seriusan mau ngundang Raga dan kedua orang tuanya?""Seriusan lha, Teh. Kalau nggak serius, buat apa Babeh minta
"Bukan gitu, Yun. Nanti sore Om sama keluarga mau ngehadirin acara anniversary pernikahan Kakek dan Neneknya Raga. Kemungkinan acaranya baru selesai pukul enam sore-an. Nah, Om nggak tahu nih, keburu atau nggak dateng ke acara ultah kamu." jelas Tuan Surya."Masih keburu, Om. Acara ulang tahun Yun dimulai pukul delapan malam. Om harus dateng ya!" bujuk Yunita. "Om kan udah Yun anggep keluarga Yun sendiri, jadi Om harus banget hadir ya!""Iya, insyaallah ya, Yun.""Kalau gitu, telepon-nya Yun tutup dulu ya, Om. Maaf kalau Yun ganggu aktivitas Om saat ini.""Nggak kok, Yun. Om nggak merasa terganggu sama sekali.""Syukurlah kalau gitu. Sampai jumpa nanti malam ya, Om.""Iya, Yun."Tut tut tut tut.Panggilan telepon itu pun berakhir."Yang telepon siapa, Pah?" tanya Dania penasaran."Yunit
"Itu masalah gampang, Sayang. Apa sih yang nggak buat kamu." ucap Awan menyanggupi segala permintaan Sekretaris-nya."Oh iya, bukannya nanti malam kamu harus merayakan acara ulang tahunnya Yunita. Cepat sana, kamu pulang ke rumahmu! Kamu kan harus segera bersiap-siap juga untuk acara yang spesial.""Ssstt," jari telunjuk Awan membungkam bibir Sekretaris Diana. "Kamu jangan ngomong gitu, Yank. Bagiku nggak ada yang lebih spesial dibandingkan dengan kamu.""Masa?" tanya Sekretaris Diana tidak percaya."Sumpah, Yank." jawab Awan cepat sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.Sekretaris Diana mulai menghentikan aktivitasnya dan kini wanita itu mulai menghadap ke arah Awan. "Tapi aku ngerasanya Yunita tetap yang paling spesial bagi kamu, Yank." ucap Sekretaris Diana yang kini mulai meraba dada bidang milik Awan."Tapi bagi aku, Yunita itu tidak ada a
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin
Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali
Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran
POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.