Home / Romansa / Istri Kesayangan Bos Arogan / Menjadi Pelayan di Rumah Mertua

Share

Menjadi Pelayan di Rumah Mertua

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2024-05-20 20:56:46

“Ikut ke mana, Nyonya?” tanya Naomi bingung.

“Jangan banyak bertanya! Cepat ganti pakaianmu dan ikut dengan saya!” titah Miranda sembari menyeret Naomi kembali ke kamar dan mendorong sang menantu masuk ke sana hingga nyaris terjerembab di lantai.

Naomi spontan berpegangan pada tembok untuk menyeimbangkan diri. Sikap Miranda yang sangat kasar membuatnya mengelus dada. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari mertuanya sendiri. Jangankan kasih sayang, melihatnya pun seolah enggan.

Sebenarnya, Naomi enggan mengikuti keinginan Miranda. Akan tetapi, jika dirinya menolak, wanita paruh baya itu pasti semakin membuat kekacauan. Alhasil, ia terpaksa kembali mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan karena tak ingin mencari masalah. Kepalanya sudah pening dengan masalah yang ada, ia tidak mau memancing masalah baru.

Bahkan, sebelum Naomi selesai mengganti pakaian, Miranda sudah menggedor kamar itu dan berteriak tak sabaran. Naomi pun segera mempercepat gerakannya dan bergegas keluar kamar.

“Apa yang kamu lakukan di dalam sana? Kamu sengaja berlama-lama untuk mengulur waktu?!” sembur Miranda tajam.

“Tidak, Nyonya. Tapi, aku perlu waktu,” jawab Naomi seadanya.

Naomi sedang malas berdebat. Lebih baik ia menyimpan energinya untuk hal-hal yang lebih penting. Karena perbuatan Alister, sampai sekarang beberapa bagian tubuhnya masih terasa kebas. Itu membuatnya tak bisa bergerak secepat biasanya.

Miranda berdecak pelan sebelum menarik Naomi pergi. “Jangan beralasan! Sudahlah, kamu harus ikut saya! Ingat, jangan membuat masalah atau kamu akan tahu akibatnya!”

Naomi mengikuti Miranda dengan langkah nyaris terseok. Ketika berada di lift, Miranda menekan tombol menuju lantai dasar, tempat di mana basement gedung apartemen ini berada. Bersamaan dengan pintu lift yang berdenting dan terbuka, wanita paruh baya itu melepas cengkeraman pada tangan Naomi.

“Jaga jarak! Jangan sampai ada yang tahu kalau kamu bersama saya!” peringat Miranda sebelum buru-buru melangkah agar tidak berjalan sejajar dengan Naomi.

Seulas senyum miris tersungging di bibir Naomi. Tanpa perlu diminta, ia sudah paham. Miranda yang sedari tadi menyeretnya hingga membuatnya terpaksa mensejajarkan langkah dengan wanita paruh baya itu.

Sesuai permintaan Miranda, Naomi sengaja memperlambat langkahnya. Jaraknya dengan wanita paruh baya itu sangat jauh. Sampai-sampai ia beberapa kali nyaris kehilangan jejak sang mertua. Namun, Naomi tak peduli, Miranda sendiri yang memintanya seperti itu.

“Kamu lelet sekali! Cepatlah! Banyak yang harus kamu kerjakan!” omel Miranda yang sudah lebih dulu duduk di bangku mobil.

Naomi tidak menyahut dan langsung duduk di samping wanita paruh baya itu. Mobil yang mereka tumpangi melaju tak lama kemudian. Perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh. Naomi menerka-nerka apa yang ingin Miranda lakukan padanya.

Mobil mewah itu berhenti dan membunyikan klakson di depan sebuah rumah mewah. Security yang berjaga langsung membuka pagar dan membiarkan mobil ini masuk. Pemandangan menakjubkan langsung menyapa netra Naomi ketika gerbang terbuka. Rumah ini benar-benar luas dan mewah. Seperti rumah-rumah yang sering ia lihat di televisi.

“Bawa wanita ini ke dapur dan beritahu apa tugasnya. Pastikan dia mengerjakan semuanya dengan baik!” perintah Miranda pada seorang berseragam pelayan yang menghampirinya ketika turun dari mobil.

Naomi masih menikmati keindahan rumah mewah itu ketika sang pelayan mengajaknya pergi. Ia tidak terlalu bodoh untuk mengerti maksud ucapan Miranda barusan. Namun, Naomi tak melayangkan protes sama sekali karena itu tidak berguna.

Dan benar saja, ketika tiba di dapur, sang pelayan yang mengantarnya langsung memberi instruksi agar dirinya membantu pelayan lain. Hanya membantu memasak, itu bukanlah sesuatu yang sulit dikerjakan. Tadinya Naomi malah mengira Miranda akan mengerjainya.

Naomi mengabaikan berbagai tatapan yang tertuju padanya. Ia mencoba untuk fokus pada tugasnya. Sepertinya para pelayan di rumah ini sudah menyadari siapa dirinya. Bahkan, beberapa di antara mereka juga berani memperlihatkan sorot sinis yang sangat kentara.

“Tidak ada wanita baik-baik yang mau menjadi istri kedua.”

“Apalagi menjadi istri kedua konglomerat, pasti hartanya yang diincar. Penampilannya saja yang polos, aslinya pasti tidak.”

“Perbedaannya dengan Nyonya Amara bagaikan langit dan bumi. Aku heran kenapa Tuan Alister sudi memperistrinya.”

Celetukan itu membuat Naomi menghentikan aktivitasnya sejenak. Seulas senyum miring tersungging di bibirnya. Semakin lama, para pelayan di sekitarnya kian berani membicarakannya secara terang-terangan. Tetapi, ia memilih mengabaikan dan kembali melanjutkan tugasnya.

Naomi sudah bisa menebak hal-hal seperti ini akan terjadi. Mereka tidak tahu alasannya menerima tawaran gila itu, namun sudah bicara macam-macam. Ia terlalu malas untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Lagipula, mereka akan tetap menilainya buruk.

Dari sepenggal obrolan lain yang Naomi dengar, rupanya hari ini adalah hari ulang tahun sang nyonya besar—ibu mertuanya. Akan diadakan pesta meriah di rumah ini nanti malam. Oleh karena itu, para pelayan sudah sibuk mempersiapkan semuanya sejak pagi hari.

Persiapan pesta mewah itu akhirnya rampung menjelang malam. Miranda yang sudah siap menyambut pestanya datang ke dapur dan langsung menghampiri Naomi yang sedang mencuci piring. Tanpa basa-basi, Miranda langsung menarik sang menantu ke tempat yang sepi.

“Satu jam lagi pesta ini akan dimulai. Lakukan tugasmu dengan baik, jangan ada kesalahan. Dan satu hal yang perlu kamu ingat baik-baik, jangan sampai ada orang yang tahu siapa kamu sebenarnya!” peringat Miranda dengan suara berbisik, namun sangat menusuk.

“Ya, aku mengerti,” jawab Naomi malas.

Seharian ini sangat melelahkan baginya. Bahkan, hingga detik ini Naomi belum sempat beristirahat sama sekali. Ia tahu satu jam pesta akan dimulai. Oleh karena itu, ia sengaja cepat-cepat menyelesaikan sisa pekerjaannya agar bisa beristirahat sejenak sebelum kembali membantu para pelayan ketika pesta telah dimulai nanti. Namun, kedatangan Miranda malah menghambat pekerjaannya.

“Bagus! Awas kalau kamu membuat masalah!” sahut Miranda sebelum meninggalkan Naomi begitu saja.

Helaan napas pelan lolos dari bibir Naomi sebelum kembali ke dapur dan menyelesaikan pekerjaannya. Ada waktu sekitar 30 menit untuk beristirahat sebelum pesta dimulai. Ketika para tamu undangan sudah mulai berdatangan, Naomi bersama pelayan lain beranjak ke ruang tengah, mengantarkan minuman dan kue-kue untuk mereka.

Kebetulan, Naomi mendapat bagian untuk mengantarkan minuman ke meja besar di mana Miranda berada. Mungkin di sana adalah tempat keluarga besar Alister berkumpul, ia juga tidak tahu. Naomi membagikan minuman yang dibawanya tanpa menatap wajah-wajah yang berada di sana.

Tiba-tiba Miranda berdiri. Entah sengaja atau bagaimana, wanita itu menyenggol bahu Naomi yang berada di sampingnya. Untung saja Naomi mampu mempertahankan keseimbangan. Jika tidak, minuman yang ia bawa pasti tumpah.

“Akhirnya, kamu datang juga! Mama pikir kamu lupa ulang tahun mama-mu sendiri!” seru Miranda seraya beranjak dari kursinya dan menghampiri pasangan yang baru datang.

Naomi spontan menoleh. Di saat yang sama, Alister yang bergandengan mesra dengan Amara melangkah mendekat ke sana.

Related chapters

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Bagaikan Langit dan Bumi

    “Aku tidak mungkin lupa. Lagipula aku tidak terlambat, ‘kan?” sahut Alister menanggapi kalimat sang mama. Lelaki itu sedikit membungkuk dan memeluk mamanya sekilas seraya berucap, “Selamat ulang tahun, Ma. Kadonya tertinggal di mobil, aku sudah meminta pelayan mengambilnya.” “Mama tidak butuh kadonya! Yang penting kamu datang. Mama akan membatalkan pesta ini kalau kamu tidak datang. Ayo duduk, Mama akan menyapa para tamu dulu,” balas Miranda seraya memberi isyarat agar Aliater menempati kursi yang kosong, tepat di samping tempat duduknya. Seharusnya Naomi langsung beranjak pergi saja setelah mengetahui siapa yang datang. Namun, kakinya masih enggan beranjak. Ia spontan menunduk, menatap penampilannya sendiri. Pelayan yang menggunjingnya di dapur tadi benar, perbedaannya dengan Amara sangatlah kontras. Bahkan, di sini dirinya hanya dianggap pelayan dan berseragam sama seperti mereka. Sebelum membantu di dapur tadi, ia diminta mengganti pakaiannya dengan seragam pelayan. Ketika Al

    Last Updated : 2024-05-21
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Tidak Boleh Terluka

    Mengabaikan kepanikan Naomi, Alister malah membuka jas hitam yang membalut tubuhnya. Melempar jas tersebut ke sisi ranjang yang kosong. Kemudian, mengendurkan dasi yang terasa mencekik di lehernya. Setelah itu, ia kembali menarik Naomi mendekat dan mengambil sesuatu di laci nakas. Semburat kemerahan kontan muncul di wajah Naomi setelah mengetahui apa yang ingin Alister lakukan. Ia segera mengenyahkan pikiran aneh yang sempat terlintas di kepalanya. Ternyata lelaki itu mengeluarkan kotak obat kecil dengan isi lengkap dari laci nakas. Namun, lebih mengejutkannya lagi, Alister malah langsung mengobati lukanya tanpa basa-basi. Naomi meringis pelan ketika luka lecet di kakinya terkena alkohol. Ia tidak tahu telapak kakinya terluka, perihnya pun baru terasa sekarang. Naomi hanya merasa kebas saja sedari tadi. Sepertinya kakinya terluka ketika memaksakan berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh.“Tuan, aku bisa mengobati lukaku sendiri.” Naomi berusaha menarik kakinya, namun Alister ma

    Last Updated : 2024-06-03
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Bersama Lelaki Lain

    “Eh? Bagaimana, Pak?” Naomi berbalik bertanya dengan wajah bingung. “Kamu ini bagaimana? Kamu yang sakit tapi kamu yang lupa?” sahut Rangga sembari berdecak. Lelaki itu membuka lagi meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah amplop putih dari sana. “Kemarin ada yang datang dan memberikan surat doktermu.”Naomi mengambil amplop itu dan membukanya. Manik matanya membola sempurna melihat isi amplop tersebut. Ternyata Rangga tidak mengada-ada. Dalam surat dokter itu tertera namanya dan ada keterangan jika dirinya harus beristirahat selama dua hari. Yaitu kemarin dan hari ini. Entah siapa yang memberikan surat ini pada manajernya. Naomi tidak ke dokter apalagi meminta surat seperti ini. Jelas-jelas seharian kemarin ia sangat sibuk. Ia sampai melupakan keberadaan ponselnya dan tidak ingat untuk memberi kabar jika dirinya tak bisa berangkat bekerja. “Surat itu baru diantar kemarin malam. Untungnya restoran belum tutup dan saya masih ada di sini,” imbuh Rangga lagi. “Kenapa kamu tidak menelepon

    Last Updated : 2024-06-04
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Boleh Disentuh Orang Lain

    Naomi mengerjapkan matanya, khawatir salah mengenali orang. Namun, ia belum menghentikan langkah dan kian dekat jarak mereka, ia semakin yakin jika sosok yang berdiri di hadapannya adalah Alister. Apa yang lelaki itu lakukan di depan rumahnya? “Apa yang Tuan lakukan di sini?” Tanpa sadar Naomi menyuarakan isi kepalanya. Namun, ia tak berniat meralat karena dirinya memang sangat penasaran. Orang sekelas Alister tak mungkin memiliki urusan di tempat seperti ini. Terlebih, sekarang lelaki itu berada di depan rumah kontrakannya. Naomi benar-benar tak menyangka akan bertemu suaminya di sini. Awalnya, Naomi melihat sorot sangat tajam terpancar dari manik mata Alister. Akan tetapi, sepersekian detik kemudian tatapan lelaki itu berubah menjadi datar seperti biasanya. Tanpa menanggapi pertanyaannya, Alister berjalan melewatinya begitu saja. “Aku ada urusan di sini dan itu bukan urusanmu!” balas Alister datar. “Ayo pulang!” Semburat kemerahan muncul di wajah Naomi. Ia malu sendiri k

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Ranjang Sempit

    Dalam tidurnya, Naomi mengerutkan kening ketika merasa ada sesuatu yang menindih perutnya. Ia mencoba bergerak, namun seperti ada yang menahan pergerakannya. Akhirnya, matanya terbuka perlahan. Wanita itu melihat ke bawah untuk mengetahui apa yang menindih perutnya. Ia nyaris memekik kaget, namun untungnya ia dapat segera mengendalikan diri. Sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Naomi tahu siapa pemiliknya. Akan tetapi, ia tak pernah tidur dengan lawan jenis sebelumnya. Bahkan, setelah malam pernikahannya dengan Alister, lelaki itu langsung pergi meninggalkannya setelah mendapat telepon dari Amara. Semalam, Alister dan Naomi benar-benar menginap di rumah kontrakan Naomi. Tidur berdua di ranjang sempit wanita itu. Dan mungkin karena terbawa suasana, semalam mereka kembali melakukan ‘itu’. Wajah Naomi terrasa2 memanas saat mengingatnya. “Kenapa pikiranku jadi seperti ini?” gumam Naomi merutuki otaknya yang berpikiran macam-macam. Perlahan-lahan, Naomi menoleh ke belakang. Waja

    Last Updated : 2024-06-07
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Pindah atau Duduk di Pangkuanku

    “Kenapa kamu menatapku seperti melihat hantu?” sindir Alister sinis. Naomi mengerjap pelan seraya kembali menetralkan ekspresinya. Ia sangat terkejut melihat Alister berada di mobil yang biasanya mengantar jemput dirinya. Seingatnya, lelaki itu hanya mampir sebentar ke restoran di siang hari dan setelahnya kembali pergi. “Maaf. Aku hanya terkejut,” jawab Naomi seraya memasuki mobil dan duduk di samping lelaki itu. Mobil yang mereka tumpangi mulai melaju dengan kecepatan normal. Alister tidak merespon lagi dan langsung fokus dengan ponsel di tangannya. Sedangkan Naomi sibuk memilih menatap pemandangan di sekitarnya untuk menghindari kecanggungan. Biasanya Naomi hanya duduk seorang diri di bangku belakang dan itu terasa lebih nyaman. Keberadaan Alister membuatnya merasa diawasi. Padahal sebenarnya sedari tadi lelaki itu masih menatap ponsel tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. Naomi yang sudah kebosanan mulai mengantuk. Namun, ketika menyadari jika jalanan yang dilaluinya b

    Last Updated : 2024-06-09
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Dia dan Istri Pertamanya

    “Aku tidak menyangka ternyata dia mengajakmu.” Amara kembali bersuara sembari menatap Naomi yang diam membisu di hadapannya. Alih-alih menanggapi kata-kata Amara, Naomi malah sibuk menelisik penampilan wanita di hadapannya ini. Riasan tebal menghiasi wajah Amara seperti biasa. Namun ada yang sedikit berbeda. Pakaian wanita itu tampak lebih mewah dari yang pernah ia lihat. Seolah-olah Amara akan menghadiri pesta. Sejak pernikahannya dengan Alister berlangsung, ini adalah kali pertama Naomi berhadapan dengan Amara lagi. Wanita ini mengabaikannya begitu saja setelah dirinya menikah dengan Alister. Berulang kali dirinya berusaha menghubungi Amara namun tak ada respon sama sekali hingga akhirnya ia bosan melakukannya. “Kenapa diam? Alister ada di dalam atau tidak?” Karena Naomi tak kunjung menjawab, Amara kembali membuka suara dengan alis menukik. Wanita bergaun hitam dengan potongan cukup terbuka itu melipat kedua tangan di depan dada. Tampak tak sabar menunggu jawaban Naomi. “Eh? Iya

    Last Updated : 2024-06-12
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Ditemani Lelaki Asing

    “Apa?! Kenapa mendadak sekali?” pekik Naomi spontan karena terkejut. “Mohon maaf untuk itu. Tapi, Tuan Alister ingin Nyonya bersiap sekarang. Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Setelah waktu makan siang nanti, saya akan kembali dan menjemput Nyonya. Saya permisi,” jawab Romi seraya pamit undur diri dan pergi dari sana. Naomi menatap kepergian Romi sembari menggerutu kesal. Bukan karena kesal pada lelaki itu, namun pada orang yang memerintah Romi untuk menemuinya. Sepertinya Alister hanya ingin mengerjainya dengan memaksanya ikut namun lebih banyak meninggalkannya. Bukannya kembali ke kamar untuk berkemas, Naomi malah melanjutkan langkah dan pergi keluar kawasan hotel. Kemarin, ia menemukan sebuah kedai makanan yang tidak terlalu mewah di dekat sini. Naomi memutuskan pergi ke sana untuk sarapan. Naomi sengaja memilih meja paling pojok yang berdekatan dengan jendela agar dapat menikmati pemandangan di luar. Ia hanya memesan sepiring sandwich dan secangkir cokelat hangat. Pesananny

    Last Updated : 2024-06-13

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Menerima Takdir

    “Kakak yakin ingin pindah ke sini?” tanya Attar sembari menatap bangunan menjulang di hadapannya. “Iya. Kurasa sekarang sudah waktunya,” jawab Naomi yang spontan turut melirik rumah megah di depannya. Sejak terakhir kali menginjakkan kaki di sini, Naomi belum pernah datang lagi. Baru kali ini dirinya memberanikan diri untuk kembali datang. Setelah berbulan-bulan memilih mengasingkan diri dan berpikir tak akan pernah kembali sampai kapan pun. “Kuharap ini keputusan terbaik. Katakan kalau dia menyakitimu. Aku tidak akan segan-segan memukul wajahnya. Lagi. Atau Kakak bisa melakukan itu sendiri,” balas Attar sembari berkelakar. Naomi berdecak pelan. Niatnya datang kemari bukan untuk mencari masalah. Namun, untuk menyelesaikan salah satu masalah besar yang dihadapinya. Lebih tepatnya berdamai dengan hatinya setelah sekian lama dibuat bingung dengan keputusannya sendiri.Naomi ingat Attar bercerita kalau pemuda itu pernah memukul Alister. Itu terjadi setelah Alister menjelaskan kenapa d

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengubur Dendam

    “Ibu tirimu mengatakan ayahmu sakit sejak seminggu lalu. Dia berusaha menghubungimu dan adikmu, tapi tidak bisa,” ucap Alister yang sedang menyetir. Naomi spontan merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor telepon ibu tirinya yang sengaja dirinya blokir sejak lama. Ibu tirinya itu pernah menghubunginya di awal-awal ayahnya masuk penjara. Tentunya ingin meminta tolong agar Naomi membantu mengeluarkan sang ayah dari penjara. Oleh karena itu, Naomi memilih memblokir kontak ibu tirinya. Sebab, bagaimana pun caranya, Naomi tak mungkin membantu membebaskan ayahnya. Attar pun melakukan hal yang sama. Bukannya ingin memutuskan hubungan, mereka hanya muak dengan gangguan itu. Mendengar ayahnya sakit membuat kekhawatiran Naomi pada sang ayah mencuat tanpa bisa dicegah. Walaupun ia juga tidak tahu sakit apa yang ayahnya derita. Barusan, Naomi juga sudah menghubungi adiknya mengatakan tentang kondisi ayah mereka. “Kamu tenang dulu. Ayahmu pasti baik-baik saja,” tutur Alister sem

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengunjungi Suami

    Naomi menyadari jika Alister berada di restoran yang dipenuhi hidangan mewah. Apa pun yang lelaki itu inginkan pasti ada di sana. Akan tetapi, tiba-tiba saja dirinya terdorong untuk membuat dan mengantarkan makanan pada lelaki itu. Sekarang Naomi sudah dalam perjalanan menuju ke salah satu restoran Alister, di mana lelaki itu berada. Ia pun datang tanpa mengatakan apa pun pada Alister. Mereka hanya sempat bertukar pesan sebelumnya hingga Naomi mengetahui di mana lelaki itu berada. Naomi pun tidak tahu suaminya itu sudah makan atau belum. Atau mungkin saja sudah berpindah ke restoran lain. Sebab, biasanya pun sering seperti itu. Ia melakukan ini sebagai bentuk terima kasihnya atas tutor bisnis dadakan yang lelaki itu lakukan belakangan ini. “Tuan Alister ada di ruangannya?” tanya Naomi pada salah seorang karyawan Alister yang sedang membuang sampah di luar restoran. “Eh, Nyonya? Tuan ada di ruangannya. Mau saya antar?” tawar sang pelayan dengan senyum ramah. Naomi langsung menggel

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Timbal Balik

    Naomi tahu Alister adalah perayu ulung. Lelaki itu berpengalaman melakukan negosiasi dengan puluhan, bahkan ratusan orang selama ini. Jelas saja, Alister memiliki banyak cara untuk membuat orang yang tadinya enggan menjadi setuju. Seperti itu juga yang dirasakan oleh Naomi. Tadinya, wanita itu bersikeras menolak keinginan Alister untuk mengelola restoran baru lelaki itu. Namun, dalam waktu singkat, Alister berhasil mengubah keputusannya. Naomi baru menyadari itu setelah dirinya memutuskan sesuatu yang berbanding terbalik dengan keinginan hatinya. Akhirnya, Naomi benar-benar mengelola restoran tersebut seperti yang lelaki itu inginkan. Setelah di pikir-pikir lagi, tawaran Alister tidak membuatnya rugi sama sekali. Malahan, dirinya bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. “Bagian mana lagi yang belum kamu pahami?” tanya Alister membuyarkan lamunan Naomi. Naomi tersentak pelan dan langsung menunjuk satu bagian yang belum dirinya mengerti

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Tinggal Membuktikannya

    “Kenapa Tuan mengajakku ke sini lagi?” tanya Naomi sembari menatap restoran mewah yang beberapa hari lalu ia kunjungi bersama Alister beberapa hari lalu. Bedanya, sekarang restoran tersebut telah beroperasi. Meskipun grand openingnya baru beberapa hari lalu, restoran ini sudah cukup ramai. Pengunjungnya pun terlihat berkelas dan bukan orang sembarangan. Naomi masih mengamati semuanya dari balik dinding kaca transparan yang mengelilingi restoran ini. Nama besar yang sudah Alister miliki membuat lelaki itu tak perlu terlalu mengeluarkan biaya untuk promosi. Bahkan, sepertinya tanpa promosi pun restoran ini tetap dapat beroperasi dengan baik. Bahkan, lelaki itu juga berhasil membuat restoran yang nyaris bangkrut kembali berjalan sebagaimana mestinya. Alkanna. Itulah nama restoran mewah ini. Alister mengatakan jika nama tersebut diambil dari gabungan namanya, nama putranya, dan Naomi. Alister, Ariana, dan Naomi. Entah itu benar atau tidak. Naomi pun tidak mempercayainya. Bahkan, masih

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Benar-Benar Menginginkannya?

    “Kamu pasti menerobos masuk tanpa izin!” tuduh Raga dengan sorot sinis. Dari semua sepupu Alister, hanya Raga yang berani menantang dan mengganggu Alister secara terang-terangan. Sedangkan sisanya tidak ada yang berani mendebat lelaki itu sama sekali. Bahkan, mereka cenderung menjauhi Alister jika tidak ada keperluan mendesak. Mereka akan berubah menjadi penjilat ulung jika membutuhkan bantuan Alister. Meskipun walau sudah berusaha keras, terkadang Alister mengabaikan permintaan mereka. Hanya Raga yang tak pernah melakukan itu karena merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri. Sejak kecil mereka seolah bermusuhan dan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mungkin, lebih tepatnya hanya Raga yang melakukan itu. Sedangkan Alister tidak peduli dengan siapa pun, kecuali yang dianggapnya penting. Dan bersaing dengan Raga bukan salah satunya. “Jangan berisik! Istri dan anakku sedang tidur! Apa yang kamu inginkan? Pergi! Kami tidak menerima tamu!” Alister kembali melontarkan pengusiran pada R

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Big Secret

    Naomi mengenal sapu tangan itu. Sapu tangan itu memang miliknya. Lebih tepatnya peninggalan ibunya yang telah hilang beberapa tahun lalu. Ia sempat menangis saat mengetahui sapu tangan itu hilang. Sebab, baginya sapu tangan tersebut adalah benda keberuntungannya. Sapu tangan itu membuat Naomi merasa dekat dengan ibunya yang telah tiada. Ia selalu membawa sapu tangan iru ke mana pun dirinya pergi. Oleh karena itu, ketika sapu tangannya hilang entah ke mana, Naomi sangat merasa bersalah dan sedih. Naomi tidak pernah mengira jika sapu tangan itu berada di tangan Alister. Lebih tidak percaya lagi lelaki itu masih menyimpannya sampai sekarang. Padahal benda itu sudah terlihat lusuh. Orang sekelas Alister pasti menganggapnya seperti sampah. “Kamu tidak sengaja menumpahkan kopi di kemejaku dan kamu memberikan sapu tangan itu untuk membersihkannya. Kamu ingat? Kalau di pikir-pikir lagi, perbuatanmu waktu itu sangat tidak sopan,” ucap Alister sembari terkekeh. “Kamu ingin mengembalikannya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Karena Aku Menyukaimu

    Hawa dingin yang menerpa punggungnya membuat Naomi menggeliat pelan dan akhirnya terbangun. Seketika saja ia mengingat apa yang terjadi beberapa jam lalu. Wajahnya langsung bersemu. Namun, ranjang di sampingnya malah kosong. “Tidurlah, sekarang masih malam,” ucap Alister yang berdiri di sudut ruangan. Naomi spontan mengalihkan pandangan. Wanita itu mengira dirinya ditinggalkan di sini. Dalam cahaya remang-remang, ia dapat melihat siluet Alister di sudut kamar yang sedang menggendong Arkana. Mereka masih berada di kamar hotel Alister tadi. Naomi tidak tahu sejak kapan Arkana berada di sini. Ia tidak enak pada Attar jika adiknya yang membawa Arkana kemari. Ia telah mengganggu waktu istirahat pemuda itu dengan meminta dia menemani Arkana. Apalagi dirinya berjanji hanya pergi sebentar. Naomi tidak menyesal telah memaksakan jauh-jauh datang. Meskipun awalnya dibuat salah paham, setidaknya sekarang dirinya sudah lebih lega. Jika tidak begini, ia tidak akan tahu apa-apa. Walaupun masih b

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Pernah Tidur Bersama

    Seharusnya, Naomi merasa baik-baik saja. Namun, entah ke mana matanya tiba-tiba memburam dan memanas. Kedua tangan yang berada di samping tubuhnya pun gemetar. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun otaknya seolah ingin menyimpulkan sendiri. Amara menatap Naomi dengan senyum miring, kemudian berjalan melewati wanita itu. Dengan sengaja Amara menyenggol Naomi hingga wanita itu nyaris terhuyung. Senyum miring Amara kian mengembang setelah melewati Naomi. Cukup lama Naomi membeku di tempat. Alister pun tampak terkejut melihat kedatangannya. Setelah tersadar dari lamunannya, Naomi lantas berbalik bersiap melangkah pergi dari sana. Namun, Alister bergerak lebih cepat dan menahannya. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Alister pada Naomi. Naomi berdecih sinis. “Bukannya Tuan yang menyuruhku datang?” Bisa-bisanya Alister bertanya seperti itu seolah tidak tahu apa-apa. Padahal sudah jelas-jelas lelaki itu sendiri yang memintanya datang. Ternyata, ia diminta datang hanya untuk menyaksikan Ali

DMCA.com Protection Status