All Chapters of Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova: Chapter 1 - Chapter 10

155 Chapters

1). Tragedi Satu Malam

***"Akh … Ganesh, tolong, ini salah!"Sekali lagi, Dayana kembali mendorong pria berkaos hitam yang saat ini mengungkung tubuhnya. Namun, pria di atas tubuh Dayana itu justru semakin menggila. Sambil meracau, pria tersebut bahkan tanpa ragu mendaratkan hidung bangirnya di ceruk leher Dayana—membuat perempuan itu tak kuasa menahan geliatan karena gelenyar aneh yang tercipta.“H-hentikan … ah—!”Lenguhan itu lolos dari bibir Dayana saat Ganesh menggigit ujung daun telinganya dengan sensual. Tangannya juga sibuk menjelajahi tubuh Dayana yang mulai bergetar di bawahnya. Dia adalah Adiasta Ganesh, seorang selebgram sekaligus model di sebuah agensi yang Dayana manajeri.Malam ini, Ganesh mendapat undangan birthday party dari salah satu teman satu profesi di sebuah kelab malam. Pesta berjalan dengan semestinya hingga orang-orang yang hadir di sebuah ruangan VIP mulai menggila dan kehilangan kendali.Hampir semua orang mabuk setelah menegak alkohol dalam dosis yang tak sedikit, dan Ganesh
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

2). Bencana Kedua

***"Gimana hasilnya? Negatif, kan?"Dayana membisu dengan atensi yang tertuju pada testpack di tangan kirinya. Ia terduduk lemas di closet di kamar mandi kostnya, kedua matanya basah oleh cairan bening sementara perasaannya sendiri porak-poranda.Setelah kabur dari Ganesh usai dirusak pria itu sebulan yang lalu, Dayana pikir penderitaannya selesai. Sudah dua minggu ini dia bekerja di sebuah minimarket, menjalani hari dengan nelangsa. Sampai beberapa hari belakangan, rasa mual tiba-tiba saja menghampirinya. Karena curiga, Dayana memutuskan untuk melakukan pengecekan. Dan hasilnya membuatnya kehilangan kata-kata."Day?" Suara Amelia, sahabatnya, kembali terdengar dari seberang sambungan."Dua garis, Mel, aku hamil," jawab Dayana pada akhirnya, dengan suara yang sedikit bergetar. Tak ada sahutan, suasana mendadak hening hingga Dayana hanyut dalam perasaan terpukul. "Minta pertanggungjawaban kalau gitu, Day," ucap perempuan itu. "Jangan diam aja, karena si brengsek Ganesh harus tahu k
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

3). Menuntut Tanggung Jawab

***Pertemuan dengan Zerga kemarin membawa sedikit harapan untuk Dayana.Malam ini, Dayana sudah berada di sebuah taman untuk menemui Ganesh lagi atas bantuan Zerga.Bukan orang lain, Zerga adalah saudara kembar Ganesh. Setelah bertemu dengan Dayana di kafe kemarin, pria itu bertanya apa yang terjadi, dan Dayana pun menceritakan semuanya.Tidak seperti Ganesh, Zerga percaya pada Dayana.Kali ini, Dayana bertekad untuk lebih keras meyakinkan pria itu karena tak ada sedikit pun kebohongan, semua yang dia katakan pada Ganesh, jujur apa adanya."Ya Tuhan, semoga kali ini berhasil," gumam Dayana dengan perasaan yang kembali deg-degan. "Gimana pun juga Ganesh yang bikin aku begini. Jadi dia harus tanggung jawab."Selang beberapa detik setelahnya, dia mendengar sebuah sapaan tak asing—membuatnya dengan segera mengangkat pandangan."Selamat ma—kamu lagi?"Kerutan di kening pria itu seketika terbentuk. Raut wajahnya berubah masam. Sementara Dayana, dengan perasaan tegang yang semakin menggila,
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

4). Sangkalan demi Sangkalan

***“Dayana, kamu masih di sana?” Suara Zerga kembali terdengar setelah Dayana hanya diam saking terkejutnya. “Y-ya, aku di sini,” sahutnya tergagap.Zerga menghela napas sebelum berkata, “Saya akan tunggu jawaban dari kamu. Saya harap kamu bisa ambil keputusan terbaik,” katanya. Dayana tidak mengatakan apapun. Lidahnya terasa kelu. “Dan satu pesan dari saya; jangan pernah berniat menggugurkan bayi yang kamu kandung, karena janin itu nggak punya salah apa pun. Ayahnya yang salah, karena nggak mau tanggung jawab. Jadi jangan lampiaskan ke makhluk suci yang nggak bisa memilih kapan hadir."Ucapan Zerga terus terngiang hingga beberapa jam kemudian. Dayana berbaring dengan posisi miring di atas kasurnya. Perasaannya campur aduk. Ia gelisah dan bingung harus melakukan apa. Ia tak menyangka Zerga tiba-tiba bersedia untuk bertanggungjawab. Dayana sempat bertanya alasan pria itu mau menikahinya, karena pernikahan adalah sesuatu yang serius. Dan Zerga memberikannya dua alasan, yaitu;Pert
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

5). Perdebatan!

***"Siapa?"Sambil beringsut secara perlahan, pertanyaan tersebut meluncur dari mulut Dayana setelah suara ketukan terdengar dari pintu.Tak pergi bekerja, siang ini dia menetap di kost setelah pagi tadi morning sickness parah dialaminya. Awalnya Dayana berniat untuk tetap bekerja. Namun, larangan dari Zerga yang pagi sekali sudah menghubunginya membuat dia manut pada perintah pria itu.Brak! Brak! Brak!Bukan lagi ketukan, selanjutnya yang Dayana dengar di pintu adalah sebuah tepukan kasar sehingga sambil menahan rasa tak nyaman di perut, dia kembali buka suara."Iya, sebentar!"Berjalan dengan langkah gontai, Dayana membuka pintu kost secara perlahan, kemudian betapa terkejutnya dia setelah di depannya kini berdiri seorang pria yang tak asing lagi.Bukan Zerga yang katanya berjanji akan datang setelah urusan dengan sang orang tua selesai, yang berdiri di depan Dayana justru Ganesh.Pria itu menatap Dayana intens—membuat yang ditatap, dihampiri rasa gugup bahkan takut."Ganesh….""K
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

6). Pertemuan Dayana dan Orang Tua Zerga

“Kak, aku udah siap.” Dengan penampilan yang lebih rapi dari sebelumnya, Dayana memanggil Zerga. Perdebatan bersama Ganesh sudah usai beberapa saat yang lalu. Pria itu tetap tidak mau bertanggungjawab. Kasihan melihat Dayana terus memohon, Zerga melanjutkan niat baiknya untuk menikahi perempuan itu. Siang ini, Zerga mengajak Dayana ke rumah untuk menemui orang tuanya. “Cantik,” puji Zerga melihat penampilan Dayana. “Masih mual enggak?” “Enggak terlalu, Kak,” ucap Dayana dengan senyuman yang canggung. “Kakak bawa mobil?” “Iya di depan,” sahut Zerga sekenanya. “Ayo. Orang tua saya sudah nungguin kamu.” Lagi, Dayana tersenyum samar. Mengikuti Zerga yang sudah berbalik lebih dulu, pikirannya penuh. Ia masih merasa tak enak pada Zerga. Andai bisa, dia ingin sekali mengubah keputusan. Namun, ketidakmapanan Dayana dalam masalah ekonomi membuat keinginannya maju mundur. “Silakan,” ucap Zerga usai membuka pintu mobil. “A-aku duduk di depan, Kak?” tanya Dayana tergagap.
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

7). Adu Mulut Zerga dan Ganesh

Zerga melayangkan tatapan tajam, sementara pria di ambang pintu yang tak lain adalah Ganesh, berdiri dengan raut wajah berani. Ada di rumah setelah pergi dari kost Dayana, Ganesh menguping semua pembicaraan. Mencari momen yang tepat, dia keluar dari persembunyian setelah sang papa mengajak Dayana tinggal di rumahnya.Tak mau tinggal serumah dengan gadis itu, Ganesh bertekad menggagalkan rencana kedua orang tuanya. Sekali pun harus berdebat, dia rasanya siap karena tentang Dayana, feelingnya cukup buruk."Maksud kamu apa bicara begitu?" tanya Zerga. "Ada yang minta pendapat kamu memangnya di sini?"Ganesh memasang raut wajah tak acuh. Sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku, tatapan angkuh dia berikan pada Dayana sebelum menimpali ucapan sang kakak."Aku salah satu penghuni di rumah ini. Jadi aku berhak berpendapat," jawabnya. Beralih pada Roby, dia berkata, "Lagipula apa enggak takut jadi gunjingan tetangga kalau Dayana tinggal sama kita? Dia dan Bang Zerga enggak ada ikatan apa-
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

8). Bersiap-siap Pindah

"Ck, tepat enggak ya keputusan yang aku ambil?" Dayana termenung. Dilanda bimbang, dia menimang lagi keputusannya untuk tinggal di kediaman Zerga. Meskipun disambut baik semua orang, Dayana tak tenang karena ada Ganesh yang menolak kehadirannya. Takut menghadirkan huru-hara di dalam keluarga Zerga, Dayana ingin membatalkan keputusan kemarin. Namun, Zerga pasti tak terima karena jika melihat bagaimana pria itu melindunginya, keseriusan Zerga tentang tanggung jawab, begitu nyata. "Takut banget bikin keluarga Kak Zerga enggak akur." Duduk di ujung kasur, Dayana bermonolog. Saat ini dia sedang menunggu jemputan ke rumah Zerga. Jika tak ada halangan, katanya dia akan dijemput pukul delapan pagi. "Tapi kalau mendadak berubah pikiran, Kak Zerga pasti ngedesak buat ta—" Belum selesai Dayana bicara, ponselnya berdering. Ternyata dari Zerga. "Halo, Kak." "Halo, Day, kamu sudah siap kan untuk pindah?" tanya Zerga. "Udah, Kak," jawab Dayana seadanya. "Aku udah kemasi barang-barang, terus
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

9). Dayana, Ganesh, dan Segala Perselisihan

"Ganesh, ayo." Usai memperhatikan Ganesh selama beberapa detik, Dayana mengajak pria itu pergi. Tak lagi takut atau meragukan ucapan pria itu, Dayana percaya setelah Athaya yang dia hubungi berkata jika Ganesh memang diminta untuk menjemputnya. Tak bohong ucapan Zerga, yang akan menjemput Dayana awalnya supir. Namun, karena ada halangan, Athaya meminta sang putra kedua. Dan agar tak terjadi percekcokan, Zerga sengaja tak diberitahu. "Gimana? Percaya?" tanya Ganesh sambil beranjak dari kursi. "Dari tadi aku juga bukan enggak percaya, cuman khawatir aja," kata Dayana, sedikit menekuk wajah agar Ganesh tak mengolok-olok. "Gimana pun hubungan kita enggak baik." "Ya gimana mau baik? Kamu berusaha nipu saya," jawab Ganesh—masih tak menyadari dosanya terhadap Dayana. "Orang lain pun akan lakuin hal serupa kalau ditipu." "Aku enggak pernah nipu kamu," kata Dayana, membela diri. "Ucapanku benar apa adanya, bahkan aku punya bukti, tapi kamu sengaja enggak mau lihat bukti biar bisa nyangka
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

10). Zerga si Calon Suami?

"Dayana, kamu sudah tidur?" Dayana menoleh usai mendengar suara Zerga dari depan pintu kamar. Tak terus bermain ponsel, dia menyimpan gawainya itu lalu beranjak. Belum lama di sana, Dayana masuk kamar dua puluh menit lalu, setelah sebelumnya makan malam bersama keluarga Zerga—minus Ganesh. "Kak Zerga," panggil Dayana, usai mendapati Zerga di depannya. Tak dengan tangan kosong, pria itu membawa segelas susu coklat. "Ada apa, Kak?" "Susu ibu hamil," kata Zerga, sambil memberikan segelas susu yang dia bawa. "Pas makan, saya lupa kasih tahu. Padahal, udah beli pas pulang kerja." "Buat aku?" tanya Dayana speechless. Terlalu sibuk meminta tanggung jawab, Dayana bahkan tak ingat pada susu ibu hamil yang harus dia minum. "Iya dong, masa buat saya?" tanya Zerga dengan senyuman menghiasi bibir. Hangat, seperti biasa itulah sikap pria itu. "Kan kamu yang hamil." "Ya ampun, Kak, ngerepotin banget," ucap Dayana seraya mengambil alih gelas yang dibalut tisu. "Aku aja enggak kepikiran
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status