All Chapters of Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova: Chapter 21 - Chapter 30

155 Chapters

21). Permintaan untuk Menebus Dosa

"Kak?"Dayana memanggil Zerga usai sebelumnya mendaratkan ketukan di pintu kayu. Beristirahat di sebuah kost tak jauh dari rumah sakit, dia dan pria itu menempati kamar berbeda.Tanpa tahu siapa sebenarnya orang yang sudah menyewakannya kost, Dayana sempat beristirahat dan membersihkan badan, hingga beberapa menit lalu sang ibu menelepon."Iya, Day, kenapa?""Kakak lagi apa?" tanya Dayana. "Ada yang mau aku omongin.""Sebentar, saya lagi rapihin baju.""Oh, oke."Dayana menunggu. Selang sepuluh menit, Zerga keluar dengan penampilan rapi pun baju yang berbeda dari semalam."Ada apa?""Ibu telepon terus nyuruh ke rumah," jawab Dayana. "Katanya Bapak mau bicarain yang samalam, tapi sama aku aja."Zerga mengernyit. "Lho, terus saya gimana?" tanyanya heran. "Harusnya kan ngobrolnya sama saya juga.""Aku enggak tahu, Kak, tapi bisa enggak anterin dulu aku pulang?" tanya Dayana. "Nanti biar aku temuin Bapak, terus Kakak nunggu di mobil atau di depan rumah. Ada apa-apa, aku pasti panggil Kaka
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

22). Keputusan yang Sulit Diubah

"Bapak jadi realisasiin ucapan yang semalam?"Baru masuk ke kamar, Rasti menodong Yuda dengan pertanyaan tersebut. Menutup pintu rapat-rapat, dia mendekati sang suami lalu duduk di bagian kasur yang sempat Dayana tempati.Kembali berdua di rumah, Dayana pergi beberapa menit lalu untuk kembali ke kost. Tak banyak berkata, gadis itu hanya berpamitan pada Rasti sebelum akhirnya meninggalkan rumah bersama Zerga."Jadi," jawab Yuda. "Bapak enggak mau hanya pihak Dayana yang dirugikan. Jadi sebagai ganti, laki-laki brengsek itu harus membesarkan anak hasil perbuatannya tanpa bantuan anak kita.""Gimana pun juga Dayana ibunya, Pak," ucap Rasti, yang dari semalam tak setuju dengan keputusan sang suami. "Tega emangnya Bapak misahin cucu bapak sama Ibunya?""Dayana aja tega khianatin kepercayaan kita, kenapa Bapak enggak bisa tega?" tanya Yuda."Dayana yang salah kenapa yang dihukum anaknya?" Rasti balik bertanya. "Bayi yang dikandung Dayana enggak punya salah apa-apa, Pak. Enggak seharusnya di
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

23). Cerita Karangan Ganesh

***"Siapa ya, Pak?"Rasti bertanya penasaran, usai sebuah ketukan terdengar dari pintu depan. Berada di kamar, malam ini dia baru selesai membantu Yuda meminum obat."Enggak tahu, buka aja," kata Yuda. "Siapa tahu Dayana. Dia mau kasih keputusan."Rasti tak menjawab. Berpikir sejenak, dia akhirnya beranjak lalu meninggalkan Yuda di kamar. Memiliki tebakan sama, Rasti mengernyit setelah yang dia dapati di depan pintu justru seorang pria asing."Selamat malam," sapa pria itu pada Rasti."Malam." Rasti membalas. "Kamu siapa?""Saya Ganesh, Bu," ucap pria di depan Rasti yang tak lain adalah Ganesh. "Saya datang ke sini karena ingin membicarakan sesuatu ke ibu dan bapak. Ada, kan, Bapaknya?"Rasti memasang raut wajah heran. Memandang Ganesh dari atas sampai bawah, dia bertanya, "Orang mana ya? Saya kayanya enggak pernah lihat kamu sebelumnya.""Saya adiknya Zerga, Bu," jawab Ganesh. "Laki-laki yang datang bersama Dayana malam kemarin."Kedua mata Rasti membelalak, cukup kaget mendengar ja
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

24). Keputusan Bersyarat dari Yuda

***(Aku pulang, Bang, ada kerjaan. Meskipun enggak banyak, aku udah berusaha bantu abang sama Dayana. Semoga membuahkan hasil yang baik.)Zerga mengerutkan kening, sedikit bingung usai membaca pesan yang dikirim Ganesh padanya. Masih berada di kost yang disewa sang adik, Zerga baru selesai mandi."Ganesh bantu apa ya?" tanya Zerga pada dirinya sendiri. "Takut banget dia lakuin hal aneh."Tak mau hanyut dalam penasaran, Zerga berniat untuk menelepon Ganesh. Namun, panggilan dari Dayana yang lebih dulu masuk, membuat niatnya itu tertunda."Halo, Dayana," sapa Zerga, usai panggilan terhubung."Kakak lagi apa?" tanya Dayana."Saya kebetulan baru selesai mandi," jawab Zerga. "Kenapa? Mau cari sarapan?""Enggak, Kak, bukan.""Lalu?""Ibu barusan telepon, terus nyuruh aku sama Kak Zerga ke rumah," kata Dayana. "Katanya ada yang mau Bapak bicarain.""Apa ini ada kaitannya sama permintaan Bapak kamu kemarin?""Aku enggak tahu, Kak, tapi kemungkinan besarnya iya," kata Dayana. Terdengar tak te
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

25). Masalah Baru

***"Zerga."Athaya tersenyum tatkala nama sang putra sulung terpampang di layar ponsel. Lekas menyimpan majalah yang sedang dia baca, Athaya menjawab panggilan."Halo, Nak. Gimana?""Ibu lagi sibuk?" tanya Zerga dari telepon. "Ada sesuatu yang mau aku ceritain.""Ibu enggak sibuk, kamu mau ceritain apa?" tanya Athaya. "Apa tentang orang tuanya Dayana?"Tentang apa yang terjadi di Semarang, Athaya diberitahu oleh Zerga. Namun, perihal Ganesh yang ikut pergi ke sana, dia tak tahu."Iya, Bu," jawab Zerga. "Dan yang mau aku sampein kebetulan kabar baik.""Serius?" tanya Athaya dengan senyuman merekah. "Kabar baiknya apa, Sayang?""Bapaknya Dayana akhirnya memberi restu buat aku menikahi Dayana, Bu," kata Zerga—membuat wajah Athaya berbinar. "Dan sejalan dengan Ibu sama Papa, pernikahan aku sama Dayana akan dilaksanain setelah Dayana lahiran.""Terus gimana lagi?""Bapaknya Dayana juga enggak akan memisahkan Dayana dari anaknya," ucap Zerga. "Cuman untuk itu, Bapaknya Dayana kasih aku sya
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

26). Meminta Ganesh Menggantikan Zerga

***"Sudah siap?"Sebelum menyalakan mesin mobil, Zerga menoleh pada Dayana. Minggu sore tiba, dia dan perempuan itu akan kembali ke Surabaya.Tak ada lagi beban, masalah bersama Yuda sudah selesai dengan keputusan; Zerga akan menikahi Dayana setelah perempuan itu melahirkan.Tak akan ada lamaran, Yuda melarang Zerga mau pun Dayana menggelar acara tersebut, karena beberapa alasan."Siap," jawab Dayana sambil memegangi seatbelt. "Masih pengen di sini sebenarnya. Cuman takut mempermalukan Ibu sama Bapak.""Kenapa?""Aku kan lagi hamil muda, Kak, dan hampir setiap pagi aku ngalamin morning sickness," ungkap Dayana. "Kalau aku di sini, takutnya tetangga enggak sengaja dengar pas aku mual, terus cari tahu. Kebongkar deh nanti apa yang terjadi sama aku.""Minggu depan ketemu lagi," jawab Zerga. "Bapak bilang kan kalau enggak ada halangan, mau ke Surabaya. Kangen-kangenan nanti kamu sama mereka di sana. Lebih bebas."Dayana tersenyum. "Iya."Tak berlama-lama mengobrol, karena waktu yang suda
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

27). Obrolan yang Belum Tersampaikan

***"Akhirnya sampai."Zerga menghembuskan napas lega. Lima jam perjalanan, mobil yang dia kendarai sampai dengan selamat di rumah.Berhenti di halaman, dia bergegas turun untuk menurunkan barang di bagasi, hingga setelah dua koper miliknya dan Dayana turun, pintu utama terbuka—menampilkan Roby dengan setelan santainya."Sampe juga kamu, Papa pikir bakalan lebih malam.""Agak macet tadi pas keluar tol, Pa, jadi agak lama," kata Zerga.Roby tak menimpali, sementara kedua kakinya melangkah menuju mobil. Tak ada Athaya, dia menunggu kepulangan sang putra sendirian setelah hampir setengah jam lalu, sang istri tak kuasa menahan ngantuk."Dayana mana?""Tidur, Pa," jawab Zerga. "Kecapean kayanya dia. Sempat muntah juga di jalan.""Kasihan," ucap Roby. "Gendong dulu kalau gitu ke kamar, biar mobil sama koper, Papa yang urus.""Iya."Patuh pada intruksi Roby, Zerga membawa Dayana masuk ke rumah. Menggendong gadis itu dengan gaya bridal style, tujuan dia adalah kamar tamu."Butuh bantuan?"Sed
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

28). Penolakan Zerga dan Sikap Murung Dayana

"Cari siapa, Bang?"Zerga menoleh. Mendapati Athaya di ambang pintu dapur, dia lekas menjawab sekaligus bertanya."Papa, Bu. Di mana ya? Aku ada keperluan."Pagi ini Zerga dihubungi Bima, sang Opa. Tiba-tiba diberitahu tentang perjodohan, dirinya kaget. Bertanya tentang siapa calon jodoh yang katanya disiapkan sang Opa, Zerga tak mendapatkan jawaban, karena Bima justru memintanya bertanya pada Roby."Oh, Papa. Tuh di depan," jawab Athaya, sambil mengarahkan dagu ke ruang tamu. "Lagi minum teh sambil nikmatin angin pagi."Zerga tersenyum tipis. "Makasih, Bu.""Sama-sama."Dari ujung tangga, Zerga melangkah menuju depan. Mendapati Roby di teras, dengan segera dia menghampiri sambil memanggil."Pa.""Morning," sapa Roby dengan senyumannya. "Papa pikir kamu libur ngantor. Ternyata mau masuk kerja. Enggak capek?""Hari ini ada pertemuan sama klien, jadi aku harus masuk," ucap Zerga, seraya mendudukan dirinya di kursi kosong. "Ada yang mau aku tanyain ke Papa.""Apa?" tanya Roby."Tentang O
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

29). Ganesh yang Mendadak Sigap

"Aku di mana?"Dayana mengerjap pelan. Menatap langit-langit putih di atasnya, dia bertanya-tanya tentang di manakah dirinya berada sekarang.Sejenak, ingatan Dayana kembali ke momen dirinya tak sengaja menguping pembicaraan Zerga dan Roby. Masuk ke rumah, bertemu Ganesh, lalu kembali ke kamar, Dayana merasakan pusing yang cukup hebat di kepalanya, kemudian tak ingat apa-apa lagi."Rumah sakit," ucap Dayana setelah menyadari infusan yang terpasang di punggung tangan kanannya. "Siapa yang bawa aku ke sini?"Hening, Dayana tak menemukan siapa-siapa, hingga pintu ruangan tempatnya berada yang tiba-tiba saja terbuka—membuat atensinya beralih."Kamu sudah sadar ternyata," ucap Ganesh dari dekat pintu. Berjalan menghampiri, pria itu bertanya, "Ada yang sakit enggak? Biar saya panggil dokter.""Kamu yang bawa aku ke sini?" tanya Dayana pelan."Iya, tapi berdua juga sama Bang Zerga," jawab Ganesh. Menarik kursi di samping bed, dia berkata, "Kamu ditemuin pingsan di kamar. Jadi langsung dibawa
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

30). Ganesh Menyukai Rillian?

(Jangan lupa ke rumah Opa. Abang tunggu hasilnya.)Ganesh berdecak dengan raut wajah ditekuk. Baru selesai dengan pekerjaannya, saat ini dia masih di basemen apartemen—tempat biasa dia dan tim membuat konten."Harusnya aku senang kalau sesuatu terjadi pada bayi yang Dayana kandung, tapi yang terjadi kenapa sebaliknya? Takut banget aku kalau bayi itu enggak bisa selamat."Usai bicara empat mata dengan Zerga, Ganesh akhirnya bersedia menggantikan sang abang untuk dijodohkan dengan perempuan pilihan sang Opa.Tak akan sampai menikah, Ganesh hanya diminta untuk menerima dulu perjodohan dengan Rillian. Ke depannya bagaimana? Zerga menyerahkan semua pada Ganesh, karena yang terpenting adalah; Dayana tak terbebani perjodohan Zerga."Ck."Dari basemen apartemen, Ganesh mengendarai mobilnya menuju kediaman Bima. Untuk sampai, dia membutuhkan waktu empat puluh menit tanpa macet."Selamat malam, Den," sapa salah satu art di rumah Bima, setibanya Ganesh di ruang tengah. "Mau ketemu Bapak dan ibu?
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more
PREV
123456
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status