All Chapters of Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova: Chapter 11 - Chapter 20

155 Chapters

11). Sikap Pengecut Ganesh

"Jadi apa yang mau kamu bicarain? Jangan lama-lama, abang mau tidur." Tak ada basa-basi, Zerga bertanya tanpa permisi. Duduk bersebelahan dengan Ganesh, saat ini mereka berada di balkon kamar, usai dengan suara pelan Ganesh berkata jika yang akan dibicarakan adalah sebuah rahasia. "Dayana." Mendengar nama Dayana disebut, Zerga menoleh spontan. "Mau ngomongin apa tentang dia?" tanyanya. "Kalau soal kamu yang masih enggak setuju Dayana tinggal di sini, abang enggak mau dengar, karena sekeras apa pun kamu menolak, Abang akan tetap biarin dia di rumah mama." "Bukan tentang itu," jawab Ganesh, sedikit mendelik karena kesal terhadap kesoktahuan sang abang. "Tapi tentang hal lain." "Apa?" tanya Zerga, ikut sensitif. "Jangan mutar-mutar." Ganesh menghela napas. "Tentang Dayana yang ngaku ditidurin sama aku, apa bukti yang dia kasih lihat ke abang itu rekaman cctv club?" tanya Ganesh—membuat Zerga mengernyit. "Kalau iya, apa aja yang Dayana lihatin?" Alih-alih menjawab, Zerga just
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

12). Dayana Benci Ganesh

Lho, kok berhenti, Kak? Mogok ya mobilnya?"Mobil yang dikendarai Zerga tiba-tiba berhenti, Dayana heran. Pagi Ini mereka berniat untuk pergi ke rumah sakit guna memeriksakan kandungan Dayana."Enggak," jawab Zerga. "Saya emang sengaja berhenti dulu di sini. Mau ajak kamu mampir dulu ke taman soalnya."Tak ada obrolan tentang taman sebelum pergi, Dayana mengernyit. "Mendadak banget, Kak?" tanyanya. "Enggak ada sesuatu, kan?"Zerga tersenyum. "Enggak," jawabnya. "Cuman ini ada yang mau ketemu kamu di sana katanya. Ayo turun."Tanpa banyak bertanya, Dayana melepas seatbelt lalu bersama Zerga, dia turun dari mobil. Tak jauh dari pria itu, keduanya berjalan menuju taman, hingga dari jarak beberapa meter, dia melihat pria tak asing duduk di sebuah bangku."Ganesh," panggil Dayana spontan, sebelum menoleh pada Zerga. "Kok ada dia, Kak?""Karena yang mau ketemu kamu, dia," kata Zerga. "Ada yang mau dibicarakan katanya.""Kak ...."Menyadari ketakutan Dayana, Zerga lekas menenangkan. "Saya en
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

13). Dayana dan Penyebab Sakit Hati

"Apa ada cerita yang ingin dibagi?"Zerga memecah keheningan. Dia dan Dayana kini melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Tak ada obrolan, semenjak mobil melaju, dia dan Dayana sibuk dengan pikiran masing-masing."Aku yakin Kak Zerga udah tahu, karena sebelum nemuin aku, Ganesh pasti nemuin Kakak," jawab Dayana.Tak lagi menangis, perasaannya sudah sedikit tenang meskipun sakit yang bersemayam di hati belum sepenuhnya enyah."Maaf karena enggak bisa lakuin apa-apa," kata Zerga, sambil terus mengendalikan kemudi. "Sebagai abang, harusnya saya bisa bikin Ganesh bertanggungjawab terhadap kamu.""Bukan kewajiban Kakak," jawab Dayana. "Ganesh udah dewasa. Jadi harusnya dia punya pemikiran sendiri."Zerga menghela napas pelan."Lagipula perihal tanggung jawab, aku enggak berharap banyak," kata Dayana lagi. "Cuman yang bikin aku sakit hati, dia bilang enggak akan pernah mengakui anaknya. Padahal, di dunia ini ikatan yang paling kuat adalah antara orang tua dan anak."Zerga menoleh sekilas
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

14). Kekhawatiran Ganesh

"Lagi ada masalah?"Ganesh menoleh. Sedikit tersentak usai salah satu timnya tiba-tiba menghampiri, dia menjawab dengan raut wajah cuek."Enggak ada. Kenapa mendadak nanya itu?"Ganesh bohong, karena faktanya sejak tadi dia terus memikirkan Dayana. "Karena kamu kelihatan enggak fokus tadi pas bikin endorse. Biasanya dua atau tiga kali take kelar, tadi kayaknya lima kali lebih.""Enggak ada apa-apa," jawab Ganesh. "Cuman lagi agak capek aja.""Banyak-banyak istirahat kalau gitu," kata timnya itu sambil menepuk bahu Ganesh. "Pas ada waktu luang, puasin tidur. Bukan haha hihi sama cewek di club. Ketahuan pacar, tahu rasa nanti."Ganesh tak menimpali. Sebagai respon, dia mengukir senyum hingga sang tim pun berpamitan untuk mengurus pekerjaan."Enggak akan sampai bunuh diri, kan, dia?" tanya Ganesh, sambil menghembuskan napas kasar. "Nangisnya tadi kelihatan sakit."Sedang istirahat dari pekerjaannya, Ganesh memutuskan untuk menepi. Tak bisa tenang, dia berniat menghubungi Dayana."Halo,
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

15). Perasaan yang Mengganjal

"Aku dan Dayana mau ke Semarang minggu depan."Berucap tanpa permisi, Zerga berhasil membuat semua orang berhenti dari kegiatan makan. Tanpa terkecuali, atensi kedua orang tua dan yang lain tertuju padanya. Dan, orang pertama yang bertanya adalah Roby."Mau ngapain?" tanya pria itu penasaran."Nemuin orang tuanya Dayana," jawab Zerga."Bukannya Dayana bilang dia belum siap ketemu orang tuanya?" Athaya ikut bertanya."Awalnya belum, tapi sekarang udah," jawab Zerga sambil melirik Dayana di samping kirinya. "Lagipula lebih cepat lebih baik, karena kan aku ada rencana lamar Dayana juga. Jadi dari sekarang aku harus ketemu orang tuanya buat minta restu.""Sekalian jujur soal kehamilan?" tanya Ganesh yang malam ini ikut makan bersama."Of course," jawab Zerga. "Kehamilan Dayana semakin hari semakin besar. Jadi daripada tahu dari orang lain, lebih baik tahu dari abang. Kenapa?""Nanya aja," jawab Ganesh. "Oh," kata Zerga."Kalau Tante sama Om enggak kasih izin, enggak apa-apa," ucap Dayana
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

16). Dayana Ngidam?

"Ucapan Dayana ada benarnya juga. Pengorbanan Bang Zerga agak enggak masuk akal.”Ganesh menerawang langit-langit kamar. Masih jauh dari rasa kantuk, dirinya tengah mengingat lagi obrolan Zerga dan Dayana di dapur beberapa waktu lalu.Tak sengaja menguping ketika hendak mengambil minuman kaleng, Ganesh penasaran setelah mendengar pertanyaan Dayana pada Zerga."Kalau cuman karena dua hal itu, masa Bang Zerga sampai segitunya sama Dayana? Tapi dia bilangnya emang cuman ada dua alasan yang bikin dia bantu Dayana. Ck, penasaran.”Ganesh ingin sekali mencari tahu. Namun, dia khawatir perbuatannya menjadi boomerang untuk diri sendiri."Velia," panggil Ganesh usai mendapati nama sang kekasih terpampang di layar ponsel. "Halo, Sayang. Selamat malam.""Di sini pagi ya, bukan malam," ucap Velia. "Sapaannya salah."Ganesh tersenyum sambil beringsut. "Eh iya, salah," ucapnya. "Selamat pagi, Sayang. Ada apa?""Kok ada apa?" protes Velia lagi. "Harus ada sesuatu dulu emangnya aku telepon kamu?"Gan
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

17). Semarang dan Sambutan Hangat

Jumat sore tiba ..."Hati-hati di jalan ya. Jangan lupa kasih kabar pas udah sampai, biar Ibu sama Papa enggak khawatir."Dengan suara lembutnya, Athaya menyampaikan sebuah pesan pada sang putra. Jumat tiba, Zerga dan Dayana siap bertolak menuju Semarang. Pergi berdua saja, keduanya akan memulai perjalanan pukul empat sore—tepat setengah jam pasca kepulangan Zerga dari kantor."Iya, Bu. Ibu baik-baik ya di rumah. Doain semoga orang tua Dayana bisa maafin kesalahan Zerga.""Pasti."Sebelum hari semakin sore, Zerga dan Dayana bergegas. Akan menempuh perjalanan selama empat jam lebih, makanan maupun minuman, tersedia di mobil. Ingin sampai sebelum larut malam, Zerga berencana untuk menyetir nonstop tanpa berhenti. "Ganesh ternyata selepas tangan itu ya," ucap Dayana tiba-tiba—membuat Zerga menoleh sekilas. "Aku sama Kakak pergi, enggak ada dia basa-basi. Padahal, seharusnya dia yang nemuin orang tua aku buat minta maaf.""Ganesh mungkin sibuk sama pekerjaannya," jawab Zerga menenangkan
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

18). Amarah Yuda

"Ada yang bernama Ibu Rasti, di sini?"Dayana dan yang lain kompak beranjak, lalu Rasti menjawab pertanyaan dari dokter."Saya Rasti, Dok," ucapnya. "Bagaimana kondisi suami saya?"Pasca tak sadarkan diri usai mendengar pengakuan Dayana, Yuda dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan. Meredam konflik, semua fokus pada pria itu sampai akhirnya dalam dua puluh menit, Dokter yang menangani Yuda, datang."Suami ibu sudah sadar, tapi belum stabil," jawab Dokter. "Jantungnya sempat melemah. Jadi untuk sementara waktu jangan diberi tekanan apa pun. Takutnya fatal.""Sudah bisa dijenguk, Dok?" tanya Dayana."Sudah," jawab Dokter. "Tapi, Mbaknya siapa? Pasien soalnya sempat berpesan untuk hanya mengizinkan istrinya saja yang masuk. Jadi selain istrinya, mohon tunggu di luar.""Saya anaknya, Dok," ucap Dayana. "Saya mau—""Enggak." Rasti yang sejak tadi mendiamkan Dayana, buka suara. "Kamu enggak boleh ketemu sama Bapak. Kamu yang bikin Bapak kayak sekarang. Jadi diam di sini
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

19). Menuntut Ganesh untuk Bertanggungjawab

"Tidur yang nyenyak, dan anggap enggak ada sesuatu terjadi di hari ini. Besok saya janji semuanya membaik." Dayana tersenyum tipis. Bersandar pada jok mobil yang direndahkan, perasaannya menghangat usai Zerga menyelimutinya menggunakan selimut kecil. Tidak memiliki tujuan usai dilarang pulang oleh Yuda, Dayana dan Zerga akan terlelap di mobil yang masih terparkir di depan rumah sakit. "Makasih, Kak," ucap Dayana. "Dan maaf karena gara-gara aku, Kakak harus susah." "Saya enggak merasa susah," jawab Zerga. "Sekarang tidur dan jangan banyak pikiran. Dedek di perut kamu ikut sedih kalau mamanya sedih." "Iya." Dayana menguap, lalu beberapa menit kemudian dia terlelap. Tidak ada obrolan, suasana di mobil hening hingga getaran dari ponsel Zerga terdengar. "Ganesh," gumam Zerga usai mendapati nama sang adik. "Halo. Kenapa?" "Di mana, Bang?" tanya Ganesh. "Aku di parkiran. Bisa kita ketemu?" Zerga mengernyit. "Parkiran mana maksud kamu?" tanyanya heran. "Parkiran rumah sakit tempat Ba
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

20). Emosi yang Belum Mereda

"Dayana, saya nemu permen kap ... kamu kenapa nangis?"Zerga melunturkan senyumnya. Baru masuk ke mobil usai mencari sarapan, dia disambut Dayana yang sibuk menyeka air mata—membuat perasaan khawatir, muncul."Ada apa, Dayana?" tanya Zerga lagi, setelah pertanyaan pertamanya diabaikan Dayana. "Enggak ada sesuatu terjadi ke Bapak kamu, kan?"Masih sambil memegangi ponsel, Dayana menoleh. "Bapak enggak apa-apa, Kak. Bapak pagi ini bisa pulang, cuman katanya masih enggak mau ketemu aku," ucapnya dengan air mata yang terus luruh. "Ibu barusan chat buat minta aku jangan ketemu Bapak dulu, karena takutnya Bapak emosi terus drop lagi.""Bapak pulang sama siapa kalau gitu?" tanya Zerga. "Semalam kan kita yang bawa beliau ke sini.""Mobil tetangga," jawab Dayana. "Teman baik Bapak kebetulan ada yang punya mobil. Jadi ibu sewa buat Bapak pulang."Zerga menghela napas kasar. Melihat Dayana sedih seperti sekarang, dia tak tega. Namun, untuk bertindak pun dia harus hati-hati, karena salah sedikit
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more
PREV
123456
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status