Share

Bab 5

Susi yang terkejut hampir saja berdiri.

Siapa yang berani menggoda Susi dengan terang-terangan di ruang makan yang ramai?

"Susi, ada apa denganmu?" tanya Wenny dengan ragu melihat ekspresi Susi yang berubah.

"Nggak, aku baik-baik saja." Susi dengan panik menggelengkan kepalanya, rasa bersalah yang kuat membuat wajahnya menjadi pucat.

Terutama sepasang kaki di bawah meja yang tidak berhenti menyentuh punggung kakinya, bahkan mulai bergerak ke bagian paha yang memakai kaus kaki hitam membuat Susi sangat tercengang dan menjadi tegang.

Rubi melihat perubahan ekspresi Susi pun menyindir, "Ibu nggak tahu apa yang terjadi padanya? Dia pasti sudah melihat berita skandal Billy di surat kabar pagi ini."

"Skandal suamiku?" Perhatian Susi langsung teralihkan, bahkan melihat Rubi dengan terkejut.

"Kenapa? Sepertinya kamu belum tahu, ya?" Rubi langsung memberikan surat kabar, bahkan membuka bagian berita hiburan.

Susi mengambil surat kabar itu dengan bingung. Hampir semua berita hiburan dipenuhi dengan berita skandal Billy bersama seorang artis wanita.

Billy tidak hanya tuan muda kedua dari Keluarga Martin, dia juga artis papan atas yang terkenal, bahkan sudah mendirikan perusahaan hiburan sendiri.

Ditambah lagi industri Keluarga Martin sudah ditentukan untuk dilanjutkan oleh Nefan, jadi Billy hanya mendapatkan sebagian harta saja.

Namun, Billy sejak kecil tidak tertarik pada bisnis, dia juga menyukai industri hiburan, jadi Johan pun membiayainya untuk masuk ke dunia hiburan hingga mendirikan perusahaan hiburan sendiri.

"Ini hanya berita skandal saja, apa berita skandal Billy selama ini kurang banyak?" Susi melihat sekilas judul di surat kabar, lalu hanya tersenyum tanpa memedulikannya.

Ini karena Susi percaya pada suaminya.

Selama beberapa tahun ini, Billy sebagai pemilik perusahaan hiburan dan artis yang terkenal, ada banyak sekali artis wanita yang ingin memanfaatkan suaminya untuk menjadi terkenal, maka itu Susi tidak pernah percaya berita skandal suaminya.

Berita semacam ini tidak ada artinya sama sekali. Susi tidak mungkin meragukan suaminya hanya karena skandal seperti ini, kalau dia percaya, dia hanya akan terjebak dalam jebakan wanita yang licik.

"Susi, kamu baik sekali hingga tidak memedulikan kelakuan Billy selama bertahun-tahun di luar sana. Nggak heran kamu bisa bertahan di posisi istrinya selama ini. Wanita di luar sana memang nggak bisa merebut suamimu," ujar Rubi dengan nada menyindir.

Susi menjawab dengan tenang, "Kak Rubi, berita skandalmu juga nggak kalah dari Billy kok selama ini. Bukankah kamu juga tetap saja bertahan sebagai istrinya Nefan?"

"Kamu!" Rubi langsung memelototinya dengan wajah yang pucat.

Rubi yang awalnya mau menyindir Susi malah disindir balik, hal ini membuat Rubi sangat tidak senang.

Ketika Rubi ingin melawannya, siapa sangka Jehian malah melanjutkan topik ini.

"Rubi, bukankah baru-baru ini ada kabar yang mengatakan kamu bersama artis muda jalan-jalan di Negara Singalor?" tanya Jehian dengan semangat dan tatapan yang nakal.

Rubi langsung menjadi tegang, dia buru-buru menjelaskan, "Paman, waktu itu aku kebetulan sedang syuting di Negara Singalor. Wartawan-wartawan itu yang sembarangan menulis."

"Benarkah?" Jehian menaikkan sudut mulutnya dengan tidak percaya, kemudian melirik ke arah Susi lagi.

Susi hanya menundukkan kepalanya dengan mengabaikan tatapan panas dari Jehian.

Akan tetapi, sepasang kaki di bawah meja terus menjulur dari bagian paha menuju ke dalam roknya.

Wajah Susi dalam sekejap menjadi kemerahan! Dalam hatinya merasa sangat marah dan kesal, tapi dia tidak berani mengatakan apa pun.

Susi berusaha untuk melawan, tapi dia tidak berhasil.

Sepasang kaki yang nakal itu menjadi semakin keterlaluan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status