Share

Bab 11

"Naik!" ujar Nefan dengan suara rendah yang tidak bisa dibantah dan aura yang sangat tegas.

"Nggak perlu repot, Kak Nefan," ujar Susi dengan mengedipkan matanya sambil melambaikan tangannya.

"Apakah perlu aku turun mengundangmu naik?" Nefan hanya menatapnya dengan ekspresi dingin yang tidak bisa ditebak.

Susi melihat wajah tampan Nefan yang dingin dan kuat. Tatapannya yang dalam seperti kolam es ribuan tahun yang memantulkan ekspresi kaku Susi. Susi pun menggigit bibirnya yang merah dan berterima kasih, "Terima kasih, Kak Nefan."

Setelah mengatakannya, Susi pun buka pintu belakang mobil.

Susi dengan sadar duduk di tempat dengan jarak terjauh dari Nefan sambil tersenyum menyanjung.

Namun, dalam hatinya malah merasa sangat tidak tenang.

Bagaimana mungkin Nefan begitu baik memberikan tumpangan gratis untuknya?

Susi melirik Nefan untuk menebak isi pikirannya.

Nefan hanya mengeluarkan sepuntung rokok dan menyalakannya dengan santai. Ketika dia mengembuskan asap rokok, sebuah aura pria dewas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status