Share

Bab 43

Saat sampai di kantornya, Susi dengan lelah bersandar di kursi sambil memijat pelipisnya yang pegal selama beberapa saat sampai dirinya semangat, baru mulai kerja.

Ponsel Susi dari pagi berdering beberapa kali. Melihat itu adalah telepon dari Jehian, Susi pun memilih untuk mengabaikannya.

Sekarang Jehian adalah seniornya, jadi Jehian tidak seharusnya mengganggunya dan seharusnya mereka berjaga jarak.

Terutama sejak kata-kata yang diucapkan Jehian di Kediaman Martin sebelumnya, Susi langsung tidak memedulikan pesan atau panggilan darinya lagi.

Susi mengira Jehian akan menyerah setelah dirinya menunjukkan sikap penolakan yang begitu jelas. Siapa sangka jam empat sore setelah Susi menyelesaikan pekerjaannya dan mau pulang, Jehian tiba-tiba masuk ke dalam kantornya.

"Maaf, Bu Susi. Aku nggak bisa menghalanginya," ujar Vincent dengan rasa bersalah.

"Kamu keluar dulu," ujar Susi sambil melambaikan tangannya.

Susi menatap pria yang tiba-tiba masuk ke kantornya, dia bertanya dengan terkejut, "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status