Jehian mengeluarkan ponselnya, dia membuka kontak mencari nomor Billy dan menghubunginya.Jehian bahkan menekan mode pengeras suara agar Susi bisa dengan jelas mendengarkan suaranya.Siapa sangka kalau teleponnya terhubung?!Susi beberapa hari ini terus menghubungi Billy, tapi tidak ada satu kali pun yang terhubung, bahkan setiap kali selalu dalam mode tidak aktif.Kenapa Jehian malah berhasil menghubunginya? Ini hanya kebetulan atau Billy sengaja menghindar untuk tidak mengangkat telepon Susi?"Paman, nggak ... nggak perlu repot-repot. Aku nanti sendiri hubungi Billy saja," ujar Susi dengan canggung."Kenapa? Apa kamu takut?" tanya Jehian dengan tatapan tajam dan nada yang dingin.Ekspresi Susi mulai berubah, tapi dia berusaha untuk tenang sambil berkata, "Apa yang kutakutkan?""Kamu takut Billy benar-benar selingkuh, dia sengaja nggak angkat teleponmu dan foto tidur bersama Jessica itu memang kenyataan," ujar Jehian dengan terang-terangan tanpa memedulikan perasaannya."Nggak mungkin
Suara desahan wanita muncul dari panggilan Billy?Susi merasa otaknya berdengung keras hingga seluruh rasionalitasnya hancur hingga berkeping-keping dan hatinya kacau bak dilanda musibahJehian melirik Susi dengan tatapan penuh maksud.Susi merasa seolah-olah ditusuk oleh duri dari belakang saat melihat tatapan penuh sindiran dari Jehian. Tenggorokan Susi bahkan terasa dicekik hingga tidak sanggup mengatakan apa pun."Billy, kamu lanjutkan dulu. Kita lain waktu baru telepon saja," ujar Jehian sambil mengakhiri panggilannya.Susi menundukkan kepalanya dengan lemas, perasaan yang bergejolak di dalam hatinya terus mengombak tanpa henti hingga tidak tahu harus ditempatkan di mana.Susi ingin membohongi dirinya kalau dia salah dengar, bahkan tidak ada suara wanita dari telepon suaminya.Namun, suara manja wanita itu terus berputar di sisi telinganya hingga otaknya hampir meledak."Ada apa, Susi? Kenapa wajahmu begitu pucat?" Jehian sengaja menanyakannya dengan tatapan dalam dari mata yang i
"Apa yang kamu tahu? Kamu nggak pernah menikah!" ujar Susi dengan nada tinggi dan menghina.Menurut Susi, pria seperti Jehian yang sudah umur 40 tahun lebih masih belum menikah dan suka bermain wanita sama sekali tidak berhak untuk menegurnya.Jehian menatapnya dengan tatapan dalam, lalu berubah menjadi sangat serius dan berkata, "Aku memang nggak pernah menikah, tapi aku tahu kalau pria sudah selingkuh, itu membuktikan kalau dia sudah nggak mencintaimu. Kamu menyakiti dirimu hingga seperti ini juga nggak akan mendapat belas kasihannya.""Siapa bilang Billy nggak menyukaiku?" Susi langsung mendongak seolah menyentuh titik kesabarannya, dia langsung melawan, "Dia hanya tergoda sesaat oleh wanita luar atau hanya dijebak oleh wanita di luar! Intinya sebelum masalah ini diperjelas, tolong kamu jangan sembarangan membuat kesimpulan."Jehian menatapnya sesaat, dia menggerakkan matanya lalu mentertawakannya, "Nggak kusangka kamu nggak hanya bodoh, kamu bahkan suka menipu diri sendiri!"Wajah
Angin dan hujan di luar mengalir dari atap mobil.Kehangatan di dalam mobil membuat Jehian tidak bisa berhenti menciumnya.Untung saja hujan ini sangat deras, rintikan hujan menghantam jendela, jadi apa pun yang terjadi di dalam mobil terlihat tidak jelas dari luar.Susi berusaha untuk melawan! Dia sangat terkejut, malu dan marah.Jehian membuka giginya dan menciumnya bak hujan badai yang kuat.Susi dipaksa mendongak menerima ciuman paksa dari Jehian. Perlawanan apa pun yang dilakukan Susi tetap saja tidak bisa terlepas dari Jehian.Ciuman yang panjang dan menyedihkan itu terasa lama seperti satu abad. Saat Susi sudah mulai kesusahan bernapas hingga hampir kehabisan oksigen, Jehian baru melepaskannya.Begitu Susi terbebas, dia langsung bernapas dengan terengah-engah, kemudian mendorong Jehian dan turun dari mobil dengan ketakutan.Tatapan Jehian berubah menjadi lebih gelap melihat Susi yang kabur dengan tergesa-gesa."Nyonya sudah kembali, ya."Barusan Susi masuk ke dalam vila, Bibi Me
Siapa sangka, Billy malah menuduhnya kalau Susi juga selingkuh dengan Jehian! Susi berusaha menjelaskannya, tapi tidak ada gunanya.Mimpinya berubah lagi. Dia mimpi ditahan oleh seorang pria di atas kasur. Respons Susi bahkan sangat liar dari dugaannya. Saat dia mabuk dalam lautan cinta, wajah pria yang tampan setan perlahan-lahan menjadi jelas!Susi langsung terbangun dan berteriak."Aahhh!"Susi membuka matanya dengan seluruh tubuh yang dipenuhi dengan keringat. Dia memeriksa sekelilingnya, melihat dirinya berada di kasur yang empuk tanpa kedatangan pria yang tidak diundang.Susi menarik napas panjang, dia baru menyadari kalau tadi hanyalah sebuah mimpi buruk.Susi melihat ke arah langit yang sudah mulai terang, dia melihat ke arah jam dan memutuskan untuk mandi.Saat Susi barusan berdiri, dia langsung merasakan kesakitan luar biasa di kepalanya, bahkan tenggorokan yang sangat sakit.Mungkin ini karena gejala flu belum hilang total.Susi kemarin juga tidak istirahat dengan tenang kar
Susi juga merasakan ada yang aneh. Meskipun Heru mesum, pelit dan sulit dihadapi, dia tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Selama ini, dia tidak pernah menyesali kata-katanya seperti membatalkan kontrak yang sudah dijanjikan."Bu Susi, menurut penyelidikanku belakangan ini Heru sering pergi ke sebuah klub malam untuk bertemu dengan Milano," ujar Rina di samping telinganya Susi.Susi menyipitkan mata berkata, "Maksudmu kemungkinan Heru disogok oleh adikku yang berengsek itu?""Heru adalah klien penting di perusahaan kita. Pesanan besar darinya berhubungan dengan pendapatan perhiasan perusahaan tahun ini. Sekarang nggak sedikit dewan direksi sudah disuap oleh ibu tirimu, bahkan mendorong ayahmu untuk melepaskan bisnis perhiasan dan diubah menjadi bisnis real estat yang dipegang oleh adikmu. Kalau kita nggak bisa memenangkan kontrak Heru kali ini, takutnya akan memengaruhi pendapatan perhiasan tahun ini dan ayahmu mungkin akan melepaskan bisnis perhiasan dan memberikan kepada adikmu un
Tengah malam di vila mewah, Susi Sunardi sedang tidur dengan lelap di kasur mewah yang besar.Dia merasakan sekujur tubuh yang memanas seakan-akan ditimpa oleh sesuatu yang berat hingga membuatnya sesak napas.Susi membuka mata dengan terkejut! Dalam kegelapan, dia melihat seorang pria yang sedang menimpanya.Pria yang menimpanya sangat tinggi dan kekar hingga membuatnya tidak bisa bergerak."Eh? Siapa kamu?" Susi berteriak dengan terkejut, tapi kedua tangannya malah ditahan oleh pria itu di bagian atas kepala.Namun, pria yang menimpa di atasnya malah tidak bergerak sama sekali, melainkan langsung menahan pinggangnya yang ramping.Awalnya Susi mau berteriak untuk melawan, tapi suara yang muncul dari mulutnya malah menjadi desahan yang panas.Susi ingin menjauhkan pria tersebut, dia juga berharap bisa mendapat lebih banyak dari pria itu.Pria itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berpikir. Susi seperti sebuah perahu kesepian yang ditarik secara paksa menuju hujan badai yang
Meskipun pria ini sangat kuat, biasanya pria yang terlalu kuat di momen ini hanya akan membawa penyiksaan untuk wanita.Di saat Susi sudah hampir pingsan karena tidak tahan lagi, pria itu berbisik dengan suara dingin dan kasar, "Bagaimana? Aku atau suamimu yang lebih hebat?"Susi langsung tersadarkan! Dia langsung menggunakan kuku panjangnya untuk mencakar pria berengsek itu!Sayangnya kegelapan di kamar membuatnya tidak bisa melihat jelas wajah pria itu.Susi yang sudah kelelahan pun memejamkan matanya dan ketiduran dengan lelap.Dia langsung ketiduran di bawah penyiksaan pria itu.Saat Susi bangun, langit sudah sangat terang.Dia mengedipkan matanya yang memiliki bulu mata panjang dari rasa kantuk.Hal yang dirasakan pertama adalah sakit!Seluruh tubuhnya terasa seperti ditimpa oleh truk besar, terutama bagian bawah tubuhnya seperti terkoyak-koyak yang membuatnya sangat kesakitan setiap bergerak sedikit pun.Kejadian kemarin malam terputar kembali dalam benaknya! Dia langsung duduk t