Share

Bab 6

Susi mulai melawan dengan rasa malu, tapi dia tidak berani melakukan gerakan yang terlalu besar karena takut mengejutkan kedua mertuanya yang sedang makan.

Siapa sangka, semakin dirinya melawan, sepasang kaki itu menjadi semakin keterlaluan.

Kaki itu bahkan sengaja mengelus bagian dalam pahanya hingga membuat wajahnya terus-menerus tersipu kemerahan

"Ayah, Ibu, aku sudah kenyang. Aku pergi kerja dulu." Susi segera menyelesaikan sarapannya dan berdiri untuk berpamitan dengan kedua mertuanya.

Johan menganggukkan kepalanya mengizinkannya untuk pergi.

Susi barusan saja membalikkan badannya langsung mendengar Wenny yang mengomel.

"Dia memang nggak sopan sekali. Kita yang tua belum selesai makan, dia malah menyelesaikan makanannya dan pergi duluan."

"Betul, Ibu. Ibu, jangan pedulikan dia, ya," ujar Rubi dari sampingnya.

Susi hanya tersenyum dengan cuek. Sejak menikah dan bergabung dengan Keluarga Martin, Susi sudah terbiasa dengan kebencian Wenny dan Rubi kepadanya.

Mereka punya alasan untuk membenci Susi.

Susi adalah putri dari Keluarga Sunardi yang kaya. Awalnya Keluarga Sunardi punya perjanjian pernikahan dengan Keluarga Martin, sebelum menikah dengan Billy, sebenarnya Susi adalah kekasih Nefan.

Saat itu, Wenny sangat ramah, bahkan selalu menyapanya dengan senyuman karena Susi adalah putri dari Keluarga Sunardi.

Namun, sebelum Susi menikah dengan Nefan, Susi diracuni dalam sebuah perkumpulan teman. Ketika dia bangun, dia bersama Billy di sebuah kamar hotel, bahkan difoto oleh wartawan. Berita itu pun menyebar dengan sangat cepat, jadi keluarga mereka pun terpaksa menikahkan Susi dengan Billy. Sejak saat itu, kesan Wenny terhadap Susi pun menjadi sangat buruk.

Wenny merasa Susi sangat tidak tahu malu karena Susi yang segera menikah dengan Nefan malah diam-diam berhubungan dengan Billy di hotel.

Meskipun Wenny tetap menerima Susi bergabung dengan Keluarga Martin dan menjadi menantu putra keduanya, dia tetap saja merasa ada yang mengganjal.

Alasan Rubi membencinya pertama karena Susi adalah kekasih suaminya, ditambah lagi keluarganya yang hebat.

Susi berjalan ke garasi Kediaman Martin. Barusan dia menemukan mobilnya dan mau buka pintu mobil, seorang pria tiba-tiba menariknya ke dalam pelukan.

"Kamu wangi sekali." Jehian merangkulnya dari belakang, kemudian mencium lehernya sambil menghela napas panjang.

"Lepaskan aku, Paman!" Ekspresi Susi langsung berubah dan melawannya.

"Hei gadis, kamu ini memang nggak punya hati. Siapa yang tadi terus membelamu di meja makan? Apa kamu sudah lupa?" Jehian tidak melepaskannya sama sekali, malah memeluknya dengan semakin erat. Dia mendekatkan wajahnya yang tampan dan mata yang menawan.

"Apa yang kamu inginkan?" Susi mengernyit dengan tidak senang. Dia sangat takut ada pembantu yang melihatnya, jadi dia tidak berani menegurnya dengan suara keras.

"Apa kamu nggak tahu apa yang kuinginkan?" tanya Jehian sambil menatapnya dengan senyuman lebar. Jehian bahkan lanjut merangkul pinggangnya dan menariknya ke dalam pelukan.

Susi dengan panik mengingatkan, "Paman, kamu jangan melakukan hal aneh-aneh!"

Dikarenakan jarak mereka berdua sangat dekat, Susi dengan jelas merasakan napas dan bau nafsu yang dipancarkan oleh Jehian.

"Apa yang bisa kamu lakukan kalau aku mau aneh-aneh?" tanya Jehian dengan senyuman lebar dan tatapan yang sangat nakal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status