Ethan bukanlah menantu idaman Benigno Mensina, seorang ketua mafia The Black Rose di kota C, Sisilia. Ia hanya seorang pria yang dianggap sampah oleh mertuanya sendiri karena profesinya yang hanya seorang mekanik biasa. Pernikahannya dengan Crystal, istri dari mendiang Alessandro, kakaknya, terjadi hanya demi Clarissa yang hak asuhnya diwasiatkan oleh sang kakak untuk jatuh ke tangan Ethan sebelum Alessandro tewas di tangan musuh dari mertuanya, yaitu gangster yang menamai diri mereka Demond del Cielo. Namun seiring berjalannya waktu, dalam pernikahan itu banyak fakta terungkap, terutama tentang masa lalu Crystal dan Ethan. Lalu ada satu hal yang tak kalah mengejutkan, yaitu ketika identitas lain Ethan yang sebenarnya terkuak. Ethan yang diketahui hanya seorang mekanik itu ternyata adalah seseorang yang dijuluki Capo dei Capi atau Capo Di Tutti Capi yaitu bos dari segala bos.
ดูเพิ่มเติม"Rodrigo, kau lihat di sana? Sepertinya mereka ingin melarikan diri dari kita," seru Moreno.Rodrigo yang sedang menyetir mobil menyipitkan matanya melihat tiga mobil berderet baru saja keluar dari gedung yang menjadi markas The Monster itu"Baiklah kita kejar mereka sekarang. Berpegangan, Teman-teman!" seru Rodrigo sambil menginjak pedal gas dan melajukan mobil sekencang-kencangnya.Moreno dan beberapa orang lainnya yang berada di kursi bagian belakang mobil, segera berpegangan. Tak lupa Moreno menghubungi dan memberi instruksi pada teman-temannya yang berada di mobil lain yang berada di belakang."Target kita sepertinya akan melarikan diri. Kalian yang berada di tim Pietro ikut kami mengejar mereka. Dan yang berada di tim Massimo kalian masuk ke dalam gedung dan periksa situasi seperti apa yang ada di sana. Jika masih ada orang di sana, tolong kalian atasi," kata Moreno menginstruksikan."Baiklah, kami akan masuk ke dalam markas The Monster," kata Massino menjawab komando dari Moren
"Paulo?" Spontan Ethan menyahuti anak buah The Monster yang sedang meneleponnya itu."Ya. Ehmm .... kau siapa? Dimana Capo?" Tiba-tiba anak buah The Monster yang bernama Jacob itu tersadar kalau orang yang mengangkat teleponnnya bukanlah bosnya.Ethan tidak menjawab, melainkan malah memberondong Jacob dengan bertanya balik."Paulo di mana?"Jacob mengernyitkan keningnya saat mendengar orang yang menerima panggilannya pada sang bos malah bertanya tentang Paulo."Kau siapa? Di mana bosku? Kenapa ponselnya ada padamu?" tanya Jacob bertubi-tubi.Ethan mendengus. Dia sedang lelah saat ini tapi ada saja orang yang masih ingin bermain-main dengannya."Bosmu aman bersamaku, sekarang katakan di mana Paulo?" Jacob segera tanggap tentang apa yang terjadi. Apalagi beberapa waktu yang lalu ada beberapa orang yang datang mengatasnamakan SMG (Sicilian Mafia Guild) dan membuat rusuh markas mereka "Aku ingin berbicara dengan Capoku," pintanya."Dia sedang tidak bisa berbicara dengan siapa pun saat i
Ethan menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di ruang utama Nido di Aquila Nera. Tubuhnya sedikit lelah karena berkejar-kejaran dengan Alfonso tadi. Ah, sungguh pria yang sangat menyusahkan."Bagaimana misinya? Sukses?" Suara Julia terdengar bertanya padanya dengan nada malas.Sebenarnya Julia sangat ingin diikutkan dalam misi ini. Rasa-rasanya dia ingin ikut menghajar Alfonso yang telah berani mengaku-ngaku menjadi Capo dei capi dan membuat kerusuhan tak hanya bagi korban perampokan, namun juga bagi kaum mafioso yang lain. Tetapi sayangnya Ethan tidak mau melibatkan Julia dalam misinya lagi. Sangat menyebalkan! Walaupun Ethan juga tidak mengusirnya pergi dari Aquila Nera."Ya, begitulah," jawab Ethan."Di mana orangnya?" tanya Julia penuh minat.Ia yang sedari tadi berdiri di tangga kini melangkah turun ke bawah."Mereka ada di bawah, Ju.""Oh, astaga. Kenapa kau tidak membunuh sampah tak berguna itu saja, Ethan? Dia ada di sini hanya menambah jumlah para prigionieri. Lama-lama tem
"Uh, Capo? Bukankah kau terlalu kejam padanya?" Rivaldo menatap Alfonso yang saat ini sedang dijinjing oleh Ethan kerah bajunya. Di mulut pria itu tersumpal pistol dalam kondisi sudah terkokang dan siap tertarik pelurunya."Jangan banyak bicara, Rivaldo. Kita harus secepatnya ke Nido (sarang) sebelum keberadaan kita di sini menarik perhatian lebih banyak orang," kata Ethan."Oke, baiklah! Kalau begitu kalian naik saja!" kata Rivaldo mempersilahkan. Ia sedikit memajukan duduknya di sepeda motor matic yang dia pakai untuk menjemput Ethan dan orang yang mereka tangkap."Naik!" Ethan memerintahkan Alfonso untuk naik ke sepeda motor yang sedang ditunggangi oleh Rivaldo itu. "Kau yakin kita bisa naik bertiga di sepeda motor ini?" tanya Ethan."Tenang, Capo. Ini hanya sampai keluar gang. Nanti di depan juga ada mobil yang dibawa oleh anggota AN (Aquila Nera) yang lain," kata Rivaldo menenangkan."Oke, aku paham, Rivaldo. Alfonso, kau dengar itu? Silahkan naik dan duduklah di tengah!" kat
"Apa kau anak buahnya Capo dei Capi?" tanya Alfonso.Ethan terdiam. Dari sudut bibir pria itu tersungging sebuah senyuman tipis yang mungkin bisa jadi dilihat oleh Alfonso namun bisa juga tidak."Atau kau justru ... adalah capo dei capi?" tanya Alfonso ragu.Entah mengapa sekarang dia memiliki firasat tak enak soal Ethan. Alfonso berpikir, Ethan bersusah payah ke Palermo dan merencanakan segalanya termasuk membawa cukup banyak sniper di Celcius kasino untuk menangkapnya, tak mungkin hanya karena demi mertuanya. Tak mungkin juga dia berepot-repot mengejar pelaku perampokan sendiri alih-alih melaporkan dan. menyerahkan semuanya ke kantor polisi.Hanya ada satu kemungkinan yang masuk akal kenapa Ethan mengejarnya bahkan memburunya hingga sampai ke tempat ini. Mungkinkah karena dia berkaitan dengan capo dei capi? Ethan adalah anak buahnya yang disuruh capo dei capi atau sebaliknya malah dia adalah capo dei capi itu sendiri?"Kau benar-benar adalah capo dei capi?" Lagi-lagi Alfonso menyipi
"Capo! Kita sepertinya terjebak!" keluh Matt pada Alfonso.Sungguh mereka tak menyangka kalau orang yang memburu mereka akan sampai secepat ini ke jalan ini. Padahal tinggal sedikit lagi Ape taxi yang akan mereka tumpangi akan mencapai pos The Monster cabang Palermo, dan mereka bisa menghilangkan jejak di sana. Padahal harusnya akan butuh waktu lama bagi mereka terkejar mengingat mereka yang mengejarnya harus berkeliling jauh memutar melewati jalan besar lainnya. Sialan!"Mundurkan, ape taxi-nya!" kata Alfonso. memerintahkan.Namun belum sempat Matt mengikuti perintah sang Bos, seseorang dari dalam mobil itu telah keluar dengan menggenggam senjata api di tangannya.Alfonso mengernyitkan keningnya. Dia kenal pria itu. Tunggu, tunggu, tunggu ... bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Alfonso saat di pernikahannya dengan Christina? Dan bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Andrew Bosseli ketika berada di Mare Nostrum hotel waktu itu. Yang kata Christina adalah sahabat istr
Entah telah berapa lama Ethan berlari di pasar. Ia kemudian berhenti sejenak untuk meraup oksigen. Napasnya tersengal-sengal. Ia sangat ketakutan saat ini. Dia bingung akan pergi ke mana saat ini. Rasanya semua tempat tidak ada yang aman untuk nya. "Bantu aku mencari anak itu, Christopher! Anak itu b benar-benar menyusahkan! Aku bersumpah kalau bertemu dengannya aku akan menginjak-injaknya nanti."Terdengar suara seruan Simone beberapa meter dari tempatnya berada. Ethan segera melompat ke kios seorang penjual ikan segar. Tanpa mempedulikan penjual ikan itu ia segera merayap ke bawah meja tempat dagangan pria itu digelar.Dari bawah meja itu, Ethan bisa melihat kaki seseorang yang tengah berlari. Pria itu berhenti sejenak di depan kios penjual ikan dan melihat ke kanan dan ke kiri."Beradino, apa kau melihat seorang anak remaja laki-laki berusia sekita empat belas lima belas tahunan lewat dari sini?" tanya Simon pada penjual ikan itu.Ethan sudah komat kamit tak karuan mendengar suara
Ethan terpuruk di pojok kamar. Di tubuhnya banyak lebam. Sakit hingga dia merasa seluruh persendiannya seakan patah. Sungguh, ini pertama kali baginya dipukuli oleh seseorang hingga babak belur seperti ini. Selama ini, meski dia hanya seorang anak panti asuhan, tapi Ethan selalu menjadi kesayangannya Indre. Dia juga adalah adik kesayangan Alessandro, ia tak pernah pula punya musuh sehingga sehingga seseorang harus memukulinya seperti ini.Tadi di pasar Ethan hanya merasa paranoid karena melihat seseorang yang berseragam polisi. Dia takut dengan predikat yang baru saja di sandangnya. Seorang kurir narkoba. Itu adalah sesuatu yang tak pernah menjadi impiannya. Ethan merasa terjebak. Betapa teganya paman Frankie menjual dia dan saudara pantinya."Indreeee, Alessandro ...," ratapnya lirih."Berhenti meratap! Kau membuat telingaku tuli mendengarnya!" maki Simoncelli.Ethan pun diam sekarang. Dia tak lagi mau menanggung resiko kalau dia akan dihajar lagi oleh Simoncelli. Meski begitu, mas
"I-ini apa?" tanya Ethan.Ia mendapat firasat kalau benda yang sedang berada di lipatan topinya itu bukanlah benda sepele. Itu pasti barang terlarang yang akan disuruh Simon untuk dia antar ke tempat tertentu. Usia Ethan sudah 14 tahun. Dia tentu sudah cukup pandai membaca situasi yang tak biasa. "Kau tak perlu banyak bertanya. Cukup lakukan apa yang aku perintahkan. Bukankah Frankie sudah menyuruhmu untuk menurutiku?" jawab Simoncelli dengan tatapan tak suka."Aku tahu, Paman. Tapi aku ke sini untuk bekerja di bengkelmu, kan?" jawab Ethan dengan hati-hati."Bekerja bengkel?" gumam Simon.Ethan mengangguk dengan polosnya. Simon lantas tertawa terbahak-bahak."Hahahaha ... dia bilang kau akan bekerja di bengkel? Hahahaha! Ini lucu sekali!"Simoncelli masih tertawa terbahak-bahak tanpa Ethan tahu apa yang lucu."Ya, ya, ya. Aku paham ... aku tahu! Frankie memang selalu punya alasan konyol mengecoh anak-anak yang dijualnya pada kami," kekeh mengejek Simone pada Ethan."Dijual?" Ethan k
"Ethan Trovatelli, bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup? Selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam kecukupan dan kekurangan, serta dalam sehat atau pun sakit?""Ya, saya bersedia,"jawab Ethan.Sebaliknya sang mempelai wanita di balik veil transparan yang menutupi kepalanya, ia memutar bola matanya dengan malas. Ini bukan pernikahan yang diinginkan olehnya, tentu saja. Namun pada akhirnya dia pun terpaksa mengucapkan janji yang sama."Mulai saat ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia".Sekarang tibalah giliran Ethan akan mencium Crystal, di depan para tamu undangan. Ethan menyingkap veil putih yang menutupi wajah istrinya itu, lalu ia pun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Crystal."Jangan berani-berani mencoba melakukannya," ancamnya dengan bisikan lirih pada pria yang baru saja resmi menikahinya itu.Ethan tersenyum. Dia tahu Crystal tidak menginginkannya, tetapi ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น