Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Mensina Casino

Share

Mensina Casino

Author: Kiki Miki
last update Huling Na-update: 2025-02-19 08:00:37

"Ethan, antar ini ke meja nomor delapan!" seru kepala pelayan pada Ethan yang baru saja datang dari mengantar minuman di meja dua belas.

"Okay! Aku datang!" seru Ethan seraya menghampiri kepala pelayan yang segera menyambutnya dengan nampan yang di atasnya telah disusun beberapa kaleng minuman bersoda siap minum.

Segera keduanya bertukar nampan kosong dengan nampan yang harus diantar oleh Ethan pada pengunjung tamu yang berada di meja nomor delapan.

Mensina Grand Casino adalah kasino terbesar di wilayah kota C dan sekitarnya. Sebanyak 500 mesin judi dan 100 meja judi poker dan meja judi lainnya ada disitu. Bukan hanya itu, Mensina Grand Casino juga memiliki hotel dengan jumlah kamar 590 kamar serta memiliki 8 restoran di dalamnya. Untuk para wanita yang senang bermain judi, di sini juga mereka bisa menggunakan jasa salon pribadi. Dan untuk kaum pria para petualang cinta satu malam, Mensina Grand Casino juga menyediakan ada banyak wanita penjaja bira hi dari yang high class hingga yang medium.

"Ini minumnya, Tuan!" Ethan berbisik di sebelah salah seorang bettor (penjudi) yang sedang serius dengan kartu yang dipegangnya.

Bettor itu mengangguk dan mengiyakan, menyuruhnya untuk meletakkan saja minuman bersoda itu di meja di sebelahnya.

Ethan membagikan minuman kaleng bersoda itu satu persatu. Namun saat ia melewati salah seorang bettor ia tertarik melihat bettor itu yang sedang menaruh taruhannya di atas meja. Semua penjudi lain terlihat kesal padanya. Dugaan Ethan mungkin karena pria itu selalu menang di meja ini. Lalu Ethan pun lupa sejenak akan tugasnya dan malah fokus menonton permainan judi mereka.

Bettor yang selalu memenangkan judi itu meletakkan taruhan, yaitu dua chip merah dengan nominal masing-masing €5 dan kemudian satu chip dengan nilai €500.

Akan tetapi, pria itu meletakkan taruhan itu melalui mata dealer dan itu akan muncul menjadi €15 dengan tiga chips berwarna merah.

Ethan memperhatikan dengan seksama gerak-gerik pria itu.

Menit berikutnya taruhan pria itu menang dan dia menginformasikan kepada dealer jumlah dari taruhan adalah sebanyak €515.

Dan keluhan pun kembali lagi terdengar dari mulut penjudi lain. Entah sudah berapa banyak uang mereka yang sudah berpindah tangan pada pria itu. Orang yang tidak tahu mungkin akan menganggap kalau pria itu adalah raja judi. Namun Ethan tidak mudah percaya begitu saja. Maka ia pun kini mengitari meja itu ke arah belakang dealer (petugas yang berperan sebagai pembagi kartu).

Maka permainan kartu blackjack itu pun mereka mulai lagi dengan satu putaran. Para pemain memasang taruhannya di tengah-tengah lingkaran taruhan. Kemudian pembagi kartu (dealer) pun membagi dua kartu terbuka ke setiap pemain. Untuk dirinya sendiri diberikan 1 kartu terbuka dan 1 kartu tertutup.

Semua mulai memeriksa kartu masing-masing. Satu orang dari mereka mendapat kartu pertama A dan Q , itu artinya ia mendapat blakcjack dan ia dibayar 1,5 kali taruhan.

Permainan terus berlangsung. Pemain yang tidak mendapat blackjack dipersilahkan menambah kartu dan berupaya agar angka mereka mendekati jumlah 21.

Mata Ethan masih fokus menatap bettor yang selalu menang tadi dengan lekat-lekat. Bahkan ketika salah seorang pelayan lain datang dan membisikkan padanya kalau ia dipanggil oleh kepala pelayan karena terlalu lama kembali dari meja 8, Ethan bahkan tak menghiraukannya.

"Sebentar lagi. Aku akan kesana jika ini sudah selesai," katanya.

"Tapi ini Agustinus yang memanggilmu! Cepatlah, dia akan membunuhmu jika dalam lima menit kau tidak kesana!" kata Henry memperingatkannya.

"Persetan dengannya Henry. Kumohon jangan menggangguku dulu!" bisik Ethan dengan sebal.

Henry tidak habis pikir tentang sikap Ethan yang semaunya. Bagaimana mungkin seorang pelayan bisa bersikap seperti itu?Sungguh di luar nalarnya!

"Terserah kau kawan, aku sudah memperingatkanmu. Kau akan menyesalinya nanti!" balas Henry berbisik, kemudian ia pergi.

Lagi-lagi tak menghiraukan ocehan Henry, kini Ethan dapat melihat bettor yang selalu menang tadi menambah kartunya, begitu pun dengan yang lainnya..

Kemudian seorang pemain mendapatkan kartu yang jumlah di atasnya 22 sehingga pemain tersebut gugur dan kehilangan taruhannya.

Permainan berlanjut dan di putaran berikutnya semua bettor mendapat kartu dengan jumlah di bawah 16 hingga dealer harus hit (menambah kartu).

Di saat-saat yang ditunggu oleh Ethan, pria yang selalu menang tadi kalah di putaran berikutnya karena dealer mendapat blackjack dan semua pemain kalah, termasuk bettor yang selalu menang tadi.

Disitulah Ethan melihat kecurangan yang dilakukan pria itu. Pria bernama Mark itu menunggu sampau dealer tidak melihat dan mengganti €500 tadi dengan €15 euro saja.

"Tunggu sebentar, Tuan!" seru Ethan dengan lantang pada pria itu.

Semua yang berada di meja nomor delapan menatapnya heran. Di pikiran mereka lancang sekali seorang pelayan menyela dan berseru dengan demikian lantang pada bettor langganan kasino.

Mark, bettor yang terkenal sebagai raja judi yang jarang kalah itu menunjuk pada dirinya sendiri untuk memastikan apa ia adalah orang yang dimaksud oleh Ethan.

"Saya?" tanyanya.

"Ya," jawab Ethan. "Tolong naikkan tangan anda ke atas meja!" pinta Ethan.

Pria itu menatap semua orang yang bermain di sekelilingnya dengan cemas. Khawatir perilaku curangnya ketahuan.

"Untuk apa?" tanyanya pura-pura tidak paham.

Ethan mendekati bettor itu dan memaksa tangan Mark yang berada di pangkuannya naik ke atas meja. Di tangannya menggenggam erat sesuatu. Ethan memaksa pria itu membuka tangannya.

"Buka tanganmu!" perintahnya.

"Lancang sekali kau! Kau ini siapa, haaah! Hanya seorang pelayan berani-berani sekali memerintahku seperti ini! Aku ini pelanggan lama dan pelanggan VIP kasino ini. Dimana manager kasino ini, hmm? Aku ingin membuat pengaduan atas pelayanan yang tidak menyenangkan di sini!" teriaknya.

"Kau terlalu banyak bicara. Tinggal buka saja tanganmu ini apa sulitnya? Apa perlu aku yang membukakannya untukmu?" balas Ethan.

"Kau akan menyesal melakukan ini padaku! Hanya seorang pelayan saja berani bersikap lancang dan kasar pada pelanggan. Panggilkan ke sini managermu!" teriaknya.

"Hei, apa yang kau lakukan? Kembalilah ke belakang. Di sini bukan pekerjaanmu!" tegur dealer yang membagikan kartu tadi.

"Kau bermain curang, Tuan. Aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja keluar dari kasino ini membawa uang yang kau ambil dari hasil membohongi orang lain!"

Semua yang ada di meja itu kini menatap Mark dengan pandangan menuduh.

"Benarkah apa yang dikatakan pelayan ini?" tanya mereka pada Mark.

"Hah? Tentu saja tidak. Dia ini pelayan pembohong!" tuding Mark pada Ethan.

Mark tidak terima akan perlakuan Ethan.

Masih dengan menggenggam erat sesuatu di tangannya ia berusaha memukul Ethan, tetapi Ethan sigap menangkap pergelangan tangannya dan menangkap lehernya dan mendorongnya ke meja hingga kepala pria itu kini berada di atas meja judi dengan tangan Ethan menekan lehernya hingga dia tak dapat lagi berkutik.

Masih dalam posisi itu sebelah tangan Ethan yang lain memaksa buka kepalan tangan pria itu. Dan semua orang sampai menganga dibuatnya. Beberapa chip senilai €500 euro terlihat di tangan pria itu.

"Kau kalah Tuan, taruhanmu yang seharusnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar!" kata Ethan dengan senyum manis di wajahnya.

****

Hai Guys, jangan lupa masukin buku ini ke rak ya dan berikan review terbaikmu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Sang Mafia   Hal Misterius Yang Mengganggu

    "Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!" Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang."Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi. Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau meng

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Kau Memanggilku Apa?

    Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Gaun Pink

    Kau berani memanggilku apa?" tanya Crystal marah.Ethan tidak menghiraukan kemarahan Crystal. Sekarang ia malah membawa Clarissa di gendongannya menuju mobil Benigno berwarna merah dengan bak terbuka."Ethan!! Apa maksudmu berkata seperti itu padaku?!" kesal Crystal berusaha menghadang Ethan yang membawa Clarissa ke mobil. Namun oleh Ethan, ia sengaja didorong sehingga meminggir dan tak menghalangi jalan pria itu."Kau pikirkan saja sendiri! Ayo, Clarice! Papa akan bawa kau jalan-jalan!" "Hum!" Clarissa pun mengangguk mengiyakan.Apa? Papa katanya?! Dasar pria tidak punya malu! Bisa-bisanya dia mengajari Clarissa untuk memanggilnya papa.Tanpa perlu membuka pintu mobil, Ethan pun mendudukkan Clarissa di kursi samping kemudi. Lalu ia pun memasang sabuk pengaman yang melintang miring pada bocah kecil berusia 2,5tahun itu.Melihat putrinya siap dibawa pergi oleh Ethan, maka Crystal pun tidak mau berdiam diri. Segera ia me

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Kau Belum Masuk Kategori Cantik Bagiku

    "Kau belum ingin jujur padaku tentang siapa kau sebenarnya?" tanya Crystal kepada Ethan. Ethan yang sedang berbaring begitu saja di rumput tanpa alas itu menatap wajah Crystal dengan pandangan malas. "Ethan!!!" Dengan tak sabar, Crystal pun mengguncang-guncangkan bahu Ethan. "Astaga!! Perempuan ini?! Tidak bisakah kau sedikit tenang? Sehari saja mulutmu itu tidak berisik, apa tidak bisa?!" umpat Ethan dengan sebal. "Makanya kamu jawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kau?" tanya Crystal dengan sedikit memaksa, berharap ia mendapat jawaban lain selain dari identitas yang ia dan ayahnya ketahui. "Kamu sungguh-sungguh ingin tahu siapa aku?" tanya Ethan. "Kau yakin tidak akan menyesalinya nanti jika kau sudah tahu siapa aku?" Crystal memasang wajah ketus. "Untuk apa aku menyesalinya? Aku bahkan tidak mencintaimu. Dan hanya orang yang mencintai kekasihnya dengan sungguh-sungguh lah yang

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   La Cosa Nostra

    Setelah mengantar Crystal dan Clarissa kembali ke kediaman Benigno, Ethan berpamitan ingin buru-buru pergi."Hei, kau masih ingin kemana lagi?" tanya Crystal kepada Ethan.Ethan yang sudah membuka pintu mobil siap berangkat kembali, kini berbalik dan menatap Crystal."Apa kau sedang bersikap seperti istri posesif yang sedang mencurigai suaminya?" selorohnya.Mendengar selorohan Ethan, tak urung membuat Crytal menjadi kesal karenanya."Terserah kau saja, Breng sek!" umpatnya sambil geleng-geleng kepala.Crystal benar-benar tak habis pikir kenapa Ethan memiliki sifat yang luar biasa tidak tahu diri cenderung ke tak tahu malu.Kemudian pria itu pun pergi dengan tawa berderai karena berhasil membuat Crystal menjadi kesal karenanya."Mama, Papa kemana?" tanya Clarissa.Crystal mengernyitkan keningnya kesal. Lihatlah! Bahkan putrinya saat ini benar-benar telah terpengaruh oleh kehadiran Ethan. "Saya

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Tidak Semudah Itu Lepas Dariku

    "Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya. "Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu. "Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu dengan ja lang di hotel sudah membuat ga

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Jangan Jatuh Ke Pelukannya Lagi!

    "Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah. Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan! Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup. "Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap. "Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan para ja lang seperti yang kau tud

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Espresso Golden Crema

    Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s

    Huling Na-update : 2025-02-21

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Sang Mafia   Menantumu Mengkhianatimu

    "Sesuatu yang besar? Tadi malam? Apa maksudnya itu?" tanya Ethan pura-pura tidak tahu.Andrew memasang senyum sinis pada Ethan."Owh, ayolah! Jangan berpura-pura padaku. Aku tahu kau sangat peduli pada ayah mertuamu, Benigno Mensina. Dan kau ingin membantunya diam-diam dengan menangkap perampok itu. Aku benar, kan?" kata Andrew dengan nada berbisik meskipun sebenarnya bisikannya itu masih bisa didengar oleh orang-orang yang ada di sana.Ethan melirik pada orang-orang yang sedang berada di sana. Sebagian dari mereka lagi-lagi penasaran pada apa yang sedang di dibicarakan oleh Ethan dan tamu yang baru datang itu. Dan apa kata orang itu tadi? Dia tahu siapa pelakunya? Kalau benar dia tahu siapa pelaku perampokan itu, bukankah itu akan menjadi suatu yang sangat menarik untuk diketahui? Terlebih-lebih bagi seorang Ricardo. Rasanya apapun yang berhubungan dengan Ethan, selama itu adalah hal yang yang berkonotasi negatif dan berpotensi untuk membuat pria itu ditendang dari kasino ini, selam

  • Menantu Sang Mafia   Perlu Bagimu Tahu Urusanku?

    Ethan baru tiba dari Palermo. Ia pun langsung menuju Mensina Casino. Ia tak ingin mendengar ocehan Crystal jika dia masih harus pulang ke rumah Benigno Mensina terlebih dahulu. Karena Ethan yakin itu akan berlangsung lama jika masih mendengar ceramah Crystal dan belum lagi dengan proses membujuk istrinya itu nanti. Ckckck ..."Selamat pagi, Tuan Ethan," sapa bodyguard yang berjaga di depan."Selamat pagi, Eric!" sahut Ethan pada bodyguard bernama Eric itu.Kedua orang bodyguard bertubuh besar yang tingginya melebih Ethan itu melihat pada General Manager Mensina Casino ini dengan tatapan aneh dari ujung kaki hingga ke ujung rambut. Ethan hanya memakai kaos berwarna hitam, celana jeans dan sepatu kets."Hei, kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh?" Ethan memperhatikan tubuhnya sendiri dan akhirnya sadar apa yang membuat dua orang bodyguard itu menatapnya heran."Owh, kalian heran melihat penampilanku? Ah, aku akan mandi dan berganti pakaian di dalam nanti. Baju kerjaku

  • Menantu Sang Mafia   Membeli Kesetiaan

    Di pagi hari di kediaman keluarga Bosseli, Diego sedang menikmati sarapannya ketika Andrew baru datang. "Kau baru pulang?" tanya Diego pada Andrew.Bukan hal yang baru jika putranya itu baru pulang sepagi ini. Sebagai anak muda yang walaupun tidak lagi terlalu muda, Andrew sama saja dengan pria lajang lainnya yang suka menghabiskan waktu malamnya bersama Angelica, baik itu di hotel maupun di apartemen milik kekasihnya itu. Dan ia baru kembali setelah pagi hari."Yap," jawab Andrew sambil menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan ayahnya.Seorang pelayan yang melihat kedatangan Andrew segera bergegas menyiapkan sarapan untuk anak majikannya itu."Ayah, katakan padaku sebenarnya Capo dei Capi itu siapa? Tolong beri tahu aku identitasnya sebenarnya," pinta Andrew tiba-tiba.Diego Bosseli sang ayah, mengernyitkan kening dan menghentikan aktivitasnya sejenak mengunyah sarapannya. Ia heran kenapa di pagi hari seperti ini Andrew lagi-lagi menanyakan itu. Andrew selama beberapa waktu

  • Menantu Sang Mafia   Kehilangan Jejak

    "Rodrigo, kau lihat di sana? Sepertinya mereka ingin melarikan diri dari kita," seru Moreno.Rodrigo yang sedang menyetir mobil menyipitkan matanya melihat tiga mobil berderet baru saja keluar dari gedung yang menjadi markas The Monster itu"Baiklah kita kejar mereka sekarang. Berpegangan, Teman-teman!" seru Rodrigo sambil menginjak pedal gas dan melajukan mobil sekencang-kencangnya.Moreno dan beberapa orang lainnya yang berada di kursi bagian belakang mobil, segera berpegangan. Tak lupa Moreno menghubungi dan memberi instruksi pada teman-temannya yang berada di mobil lain yang berada di belakang."Target kita sepertinya akan melarikan diri. Kalian yang berada di tim Pietro ikut kami mengejar mereka. Dan yang berada di tim Massimo kalian masuk ke dalam gedung dan periksa situasi seperti apa yang ada di sana. Jika masih ada orang di sana, tolong kalian atasi," kata Moreno menginstruksikan."Baiklah, kami akan masuk ke dalam markas The Monster," kata Massino menjawab komando dari Moren

  • Menantu Sang Mafia   Meminta Bantuan Demond del Cielo

    "Paulo?" Spontan Ethan menyahuti anak buah The Monster yang sedang meneleponnya itu."Ya. Ehmm .... kau siapa? Dimana Capo?" Tiba-tiba anak buah The Monster yang bernama Jacob itu tersadar kalau orang yang mengangkat teleponnnya bukanlah bosnya.Ethan tidak menjawab, melainkan malah memberondong Jacob dengan bertanya balik."Paulo di mana?"Jacob mengernyitkan keningnya saat mendengar orang yang menerima panggilannya pada sang bos malah bertanya tentang Paulo."Kau siapa? Di mana bosku? Kenapa ponselnya ada padamu?" tanya Jacob bertubi-tubi.Ethan mendengus. Dia sedang lelah saat ini tapi ada saja orang yang masih ingin bermain-main dengannya."Bosmu aman bersamaku, sekarang katakan di mana Paulo?" Jacob segera tanggap tentang apa yang terjadi. Apalagi beberapa waktu yang lalu ada beberapa orang yang datang mengatasnamakan SMG (Sicilian Mafia Guild) dan membuat rusuh markas mereka "Aku ingin berbicara dengan Capoku," pintanya."Dia sedang tidak bisa berbicara dengan siapa pun saat i

  • Menantu Sang Mafia   Pengkhianat Di The Monster

    Ethan menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di ruang utama Nido di Aquila Nera. Tubuhnya sedikit lelah karena berkejar-kejaran dengan Alfonso tadi. Ah, sungguh pria yang sangat menyusahkan."Bagaimana misinya? Sukses?" Suara Julia terdengar bertanya padanya dengan nada malas.Sebenarnya Julia sangat ingin diikutkan dalam misi ini. Rasa-rasanya dia ingin ikut menghajar Alfonso yang telah berani mengaku-ngaku menjadi Capo dei capi dan membuat kerusuhan tak hanya bagi korban perampokan, namun juga bagi kaum mafioso yang lain. Tetapi sayangnya Ethan tidak mau melibatkan Julia dalam misinya lagi. Sangat menyebalkan! Walaupun Ethan juga tidak mengusirnya pergi dari Aquila Nera."Ya, begitulah," jawab Ethan."Di mana orangnya?" tanya Julia penuh minat.Ia yang sedari tadi berdiri di tangga kini melangkah turun ke bawah."Mereka ada di bawah, Ju.""Oh, astaga. Kenapa kau tidak membunuh sampah tak berguna itu saja, Ethan? Dia ada di sini hanya menambah jumlah para prigionieri. Lama-lama tem

  • Menantu Sang Mafia   Penjara Bawah Tanah

    "Uh, Capo? Bukankah kau terlalu kejam padanya?" Rivaldo menatap Alfonso yang saat ini sedang dijinjing oleh Ethan kerah bajunya. Di mulut pria itu tersumpal pistol dalam kondisi sudah terkokang dan siap tertarik pelurunya."Jangan banyak bicara, Rivaldo. Kita harus secepatnya ke Nido (sarang) sebelum keberadaan kita di sini menarik perhatian lebih banyak orang," kata Ethan."Oke, baiklah! Kalau begitu kalian naik saja!" kata Rivaldo mempersilahkan. Ia sedikit memajukan duduknya di sepeda motor matic yang dia pakai untuk menjemput Ethan dan orang yang mereka tangkap."Naik!" Ethan memerintahkan Alfonso untuk naik ke sepeda motor yang sedang ditunggangi oleh Rivaldo itu. "Kau yakin kita bisa naik bertiga di sepeda motor ini?" tanya Ethan."Tenang, Capo. Ini hanya sampai keluar gang. Nanti di depan juga ada mobil yang dibawa oleh anggota AN (Aquila Nera) yang lain," kata Rivaldo menenangkan."Oke, aku paham, Rivaldo. Alfonso, kau dengar itu? Silahkan naik dan duduklah di tengah!" kat

  • Menantu Sang Mafia   Tertangkapnya Alfonso

    "Apa kau anak buahnya Capo dei Capi?" tanya Alfonso.Ethan terdiam. Dari sudut bibir pria itu tersungging sebuah senyuman tipis yang mungkin bisa jadi dilihat oleh Alfonso namun bisa juga tidak."Atau kau justru ... adalah capo dei capi?" tanya Alfonso ragu.Entah mengapa sekarang dia memiliki firasat tak enak soal Ethan. Alfonso berpikir, Ethan bersusah payah ke Palermo dan merencanakan segalanya termasuk membawa cukup banyak sniper di Celcius kasino untuk menangkapnya, tak mungkin hanya karena demi mertuanya. Tak mungkin juga dia berepot-repot mengejar pelaku perampokan sendiri alih-alih melaporkan dan. menyerahkan semuanya ke kantor polisi.Hanya ada satu kemungkinan yang masuk akal kenapa Ethan mengejarnya bahkan memburunya hingga sampai ke tempat ini. Mungkinkah karena dia berkaitan dengan capo dei capi? Ethan adalah anak buahnya yang disuruh capo dei capi atau sebaliknya malah dia adalah capo dei capi itu sendiri?"Kau benar-benar adalah capo dei capi?" Lagi-lagi Alfonso menyipi

  • Menantu Sang Mafia   Rooftop

    "Capo! Kita sepertinya terjebak!" keluh Matt pada Alfonso.Sungguh mereka tak menyangka kalau orang yang memburu mereka akan sampai secepat ini ke jalan ini. Padahal tinggal sedikit lagi Ape taxi yang akan mereka tumpangi akan mencapai pos The Monster cabang Palermo, dan mereka bisa menghilangkan jejak di sana. Padahal harusnya akan butuh waktu lama bagi mereka terkejar mengingat mereka yang mengejarnya harus berkeliling jauh memutar melewati jalan besar lainnya. Sialan!"Mundurkan, ape taxi-nya!" kata Alfonso. memerintahkan.Namun belum sempat Matt mengikuti perintah sang Bos, seseorang dari dalam mobil itu telah keluar dengan menggenggam senjata api di tangannya.Alfonso mengernyitkan keningnya. Dia kenal pria itu. Tunggu, tunggu, tunggu ... bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Alfonso saat di pernikahannya dengan Christina? Dan bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Andrew Bosseli ketika berada di Mare Nostrum hotel waktu itu. Yang kata Christina adalah sahabat istr

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status