Beranda / Urban / Menantu Sang Mafia / Hal Misterius Yang Mengganggu

Share

Hal Misterius Yang Mengganggu

Penulis: Kiki Miki
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 14:00:48

"Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!"

Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang.

"Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi.

Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?

"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.

Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau mengganti rugi sebanyak €500. Dia adalah definisi dari orang serakah yang sesungguhnya. padahal Ia telah berkali-kali menang dengan jumlah taruhan banyak, sedangkan ketika ia kalah yang dia bayar hanya sedikit.

"Hey! Kamu bilang kami iri? Siapa iri dengan pecundang sepertimu?! Kau hanya bisa bermain curang ternyata. Sekarang kembalikan uang kami!! Ini tidak adil!"

Lalu meja delapan yang awalnya cukup kondusif, berakhir ribut karena pertengkaran sesama bettor itu. Semua menjadi kacau dan tak terkendali hingga akhirnya pihak keamanan pun datang untuk mengamankan para pelaku perkelahian itu.

Usut punya usut ternyata Mark adalah salah seorang mantan dealer di sebuah kasino di daerah Palermo. Selama bertahun-tahun bekerja di bidang itu, ia banyak mempelajari kelemahan menjadi seorang dealer (pembagi kartu) dan mencari pula celah bagi para bettor untuk dapat mencurangi seorang dealer. Oleh karena itu, Mark pun menjajaki Kasino yang satu ke kasino yang lain untuk membuktikan analisanya itu.

Maka setelah ia yakin tekniknya mengelabui dealer di salah satu Kasino berhasil, Mark pun mencoba kembali peruntungannya. Yakin tekhniknya sinkron dengan hasil, Mark pun memutuskan untuk berhenti menjadi dealer dan memutuskan untuk menjadi seorang penjudi yang berkelana dari kasino yang satu ke kasino yang lain.

"Apa kau tidak ada hal lain yang bisa kau kerjakan, sehingga kau harus membuat keributan seperti itu, hah?!" teriak Agustinus, sang kepala pelayan dengan marah.

"Maafkan aku, Agustin."

Ethan seperti biasanya selalu bersikap low profile dan bersikap ramah pada siapapun, termasuk dalam hal memanggil seseorang. itu sebabnya ia memanggil Agustinus dengan panggilan yang akrab seperti kepada seorang teman.

"Jangan memanggilku seperti itu, Bo doh! kita tidak sedekat itu!" teriak si tua Agustinus.

"Ah, Agustinus. Kenapa kau sekaku itu? Apa kau tidak tertarik padaku?" goda Ethan sambil mengedipkan matanya kepada Agustinus.

"Jangan menggodaku seperti itu! Bahkan jika kau perempuan, aku tidak akan pernah tertarik dengan orang menyebalkan sepertimu! Bagaimana bisa kau bermain-main di jam kerja seperti ini? Kau bahkan mengurusi yang bukan urusanmu! Kau lihat saja nanti, aku akan melaporkanmu pada Jordy. Aku rasa dia telah mencari orang yang salah untuk bekerja disini!" teriak Agustinus si kepala pelayan tua itu.

Ethan bahkan sampai harus menutup telinganya rapat-rapat, mendengar suara memekakkan telinga dari Agustinus. Ia heran kenapa ada banyak sekali orang yang suka berteriak. Di rumah, Crystal pun seolah memiliki hobi yang sama. Di casino ini pun demikian. Apakah mereka pikir semua orang di dunia ini tuli? Ethan menjadi geleng-geleng kepala karenanya.

"Jangan laporkan aku pada Jordy, Agustin. Kumohon! Bagaimana kalau ia memecatku? Akan bekerja apa aku nanti? Kau tahu kan zaman sekarang betapa sulitnya mencari pekerjaan?" kata Ethan dengan nada memelas.

Ethan tak benar-benar takut pada Jordy. iya melakukan itu hanya semata-mata agar Agustinus merasa lebih baik dan tidak merasa diremehkan olehnya. Sebegitu pedulinya ia pada hubungan antar sesama manusia.

"Agustin!" rayu Ethan sambil memijat pundak Agustinus. "Bagaimana kalau aku membersihkan ruang pantry setelah aku selesai bekerja? Biarkan aku lembur untuk menebus kesalahanku, hmm?" wujudnya pada orang tua itu.

"Tidak perlu!! Sudah ada petugas bersih-bersih yang akan menyelesaikan tugasnya di jam-nya masing-masing," jawab Agustinus dengan putus.

"Bagaimana kalau aku mengecek dan memperbaiki motor tuamu, Agustin? Mungkin dia butuh sedikit perawatan dan service plus-plus. Kau tahu, Agustin? Tidak hanya manusia yang butuh service. Tetapi kendaraan kita juga! Ijinkan aku melakukannya, hum. Atau dia akan mati kelelahan karena ditunggangi olehmu tanpa pernah kau rawat. Seperti ini, Ah ... ah.... dan akhirnya! Akhhh! Dia mati, Agustin" seloroh Ethan lagi sambil menirukan desahan seorang perempuan dan mempraktekkan perempuan itu seolah mati karena ditunggangi oleh Austin.

Pelayan lain yang mendengar selorohan Ethan itu menjadi tertawa karenanya.

"Ethan! kau jangan macam-macam dengan motor antiknya itu. Bisa-bisa jika motornya itu tidak bisa lagi berjalan kau akan dibunuhnya," kekeh Hendrik menjawab selorohan Ethan.

"Kalian diamlah, Bocah! Dan kau!" petunjuknya pada Ethan. "Kali ini aku memaafkanmu. Tapi tidak lain waktu!"

"Owh!! Terima kasih, Agustin! Aku mencintaimu!!" jawab Ethan sambil memeluk pria tua itu sambil menci um keningnya, yang langsung dibalas oleh pria itu dengan tepukan kasar di tangannya.

****

"Kau sudah pulang?" sapa Benigno saat menantunya itu melewati ruang depan hendak masuk ke kamarnya.

"Hum, iya!" jawab Ethan.

"Duduk!" perintah Benigno.

Seperti anjing pudel yang penurut, lelaki itu pun duduk di sofa seperti perintah mertuanya.

"Bagaimana tadi di kasino?" tanya mertuanya itu tanpa berbasa-basi.

"Ya begitulah. Aku rasa kau pasti sudah tahu apa yang terjadi," jawab Ethan.

Benigno mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sudah mendengar laporan dari Jordy kalau menantunya itu menangkap basah kecurangan dari salah seorang pelanggan VIP mereka hingga mereka mengetahui kalau pria itu ternyata sudah melakukan kecurangan seperti itu selama bertahun-tahun lamanya tak hanya di Mensina Casino saja, melainkan di kasino lain juga.

Selama beberapa menit mereka terdiam. Ethan sibuk memeriksa ponselnya, sementara Benigno tak melepaskan pandangan darinya. Ia sungguh penasaran pada menantunya ini sekarang. Benigno yakin kalau Ethan bukanlah pria bo doh seperti ekspresi yang sering ditunjukkannya selama ini.

Berkecimpung di dunia hitam sejak ia masih muda, Benigno telah bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter. jadi sedikit banyak ia tahu kalau Ethan bukanlah pria biasa. Namun yang ia tidak tahu adalah, apakah pria ini ada di pihak musuh atau di pihak yang bisa ia jadi kan kawan. Benigno sudah menyelidiki latar belakang pria ini sebelum ia menyetujui untuk menikahkan Crystal dengannya. Tidak ada yang aneh! Masa lalu Ethan terlihat normal dan biasa-biasa saja.

Ethan dan Alessandro Besson, menantu Benigno terdahulu, adalah saudara kandung yatim piatu sedari kecil. Mereka sama-sama dirawat di panti asuhan, hingga mereka dewasa tak ada yang mengadopsi keduanya hingga sampai batas usia maksimal mereka tinggal di panti keduanya memutuskan berpisah untuk mencari kehidupan masing-masing. Bekerja dan merantau sesuai skill masing-masing. Setidaknya itulah informasi yang didapat oleh Benigno.

Mungkinkah Ethan memiliki identitas lain? Tapi apa?

"Ethan!" panggil Benigno ragu.

"Ya?" Ethan mengangkat wajahnya, balas menatap Benigno.

Sesaat Benigno merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Ethan memiliki identitas lain? Biar bagaimana pun dia tetaplah saudara sedarah mendiang Alessandro yang tak berguna itu. Tidak, tidak. Dia hanya terlalu paranoid.

"Ya? Apa papa memanggilku?"

"Ehemm!!" dehem Benigno. "Besok kau tak perlu ke kasino. Kau cek semua mobil yang ada di rumah ini!" perintahnya.

Ethan menatap mertuanya itu dengan heran.

"Kenapa? Kau keberatan? Kau mekanik, kan?"

Ethan mengangguk.

"Kalau begitu besok kau kerjakan!" perintahnya lagi sambil ia beranjak dari duduk dan meninggalkan Ethan duduk sendiri di ruang depan.

Biarlah sementara ia membiarkan dulu pria itu sambil ia mencari tahu pelan-pelan hal misterius apa yang terasa menganggunya tentang Ethan. Selama dia tidak menyakiti putri dan cucunya dan selama Benigno belum mendapat celah untuk bisa menendang pria sampah itu.

****

Hai jangan lupa masukin buku ini ke rak dan bantu review juga ya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Sang Mafia   Kau Memanggilku Apa?

    Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Gaun Pink

    Kau berani memanggilku apa?" tanya Crystal marah.Ethan tidak menghiraukan kemarahan Crystal. Sekarang ia malah membawa Clarissa di gendongannya menuju mobil Benigno berwarna merah dengan bak terbuka."Ethan!! Apa maksudmu berkata seperti itu padaku?!" kesal Crystal berusaha menghadang Ethan yang membawa Clarissa ke mobil. Namun oleh Ethan, ia sengaja didorong sehingga meminggir dan tak menghalangi jalan pria itu."Kau pikirkan saja sendiri! Ayo, Clarice! Papa akan bawa kau jalan-jalan!" "Hum!" Clarissa pun mengangguk mengiyakan.Apa? Papa katanya?! Dasar pria tidak punya malu! Bisa-bisanya dia mengajari Clarissa untuk memanggilnya papa.Tanpa perlu membuka pintu mobil, Ethan pun mendudukkan Clarissa di kursi samping kemudi. Lalu ia pun memasang sabuk pengaman yang melintang miring pada bocah kecil berusia 2,5tahun itu.Melihat putrinya siap dibawa pergi oleh Ethan, maka Crystal pun tidak mau berdiam diri. Segera ia me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Kau Belum Masuk Kategori Cantik Bagiku

    "Kau belum ingin jujur padaku tentang siapa kau sebenarnya?" tanya Crystal kepada Ethan. Ethan yang sedang berbaring begitu saja di rumput tanpa alas itu menatap wajah Crystal dengan pandangan malas. "Ethan!!!" Dengan tak sabar, Crystal pun mengguncang-guncangkan bahu Ethan. "Astaga!! Perempuan ini?! Tidak bisakah kau sedikit tenang? Sehari saja mulutmu itu tidak berisik, apa tidak bisa?!" umpat Ethan dengan sebal. "Makanya kamu jawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kau?" tanya Crystal dengan sedikit memaksa, berharap ia mendapat jawaban lain selain dari identitas yang ia dan ayahnya ketahui. "Kamu sungguh-sungguh ingin tahu siapa aku?" tanya Ethan. "Kau yakin tidak akan menyesalinya nanti jika kau sudah tahu siapa aku?" Crystal memasang wajah ketus. "Untuk apa aku menyesalinya? Aku bahkan tidak mencintaimu. Dan hanya orang yang mencintai kekasihnya dengan sungguh-sungguh lah yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   La Cosa Nostra

    Setelah mengantar Crystal dan Clarissa kembali ke kediaman Benigno, Ethan berpamitan ingin buru-buru pergi."Hei, kau masih ingin kemana lagi?" tanya Crystal kepada Ethan.Ethan yang sudah membuka pintu mobil siap berangkat kembali, kini berbalik dan menatap Crystal."Apa kau sedang bersikap seperti istri posesif yang sedang mencurigai suaminya?" selorohnya.Mendengar selorohan Ethan, tak urung membuat Crytal menjadi kesal karenanya."Terserah kau saja, Breng sek!" umpatnya sambil geleng-geleng kepala.Crystal benar-benar tak habis pikir kenapa Ethan memiliki sifat yang luar biasa tidak tahu diri cenderung ke tak tahu malu.Kemudian pria itu pun pergi dengan tawa berderai karena berhasil membuat Crystal menjadi kesal karenanya."Mama, Papa kemana?" tanya Clarissa.Crystal mengernyitkan keningnya kesal. Lihatlah! Bahkan putrinya saat ini benar-benar telah terpengaruh oleh kehadiran Ethan. "Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Tidak Semudah Itu Lepas Dariku

    "Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya. "Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu. "Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu dengan ja lang di hotel sudah membuat ga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Jangan Jatuh Ke Pelukannya Lagi!

    "Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah. Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan! Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup. "Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap. "Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan para ja lang seperti yang kau tud

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Espresso Golden Crema

    Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Demond Del Cielo

    Di sebuah ruangan bangunan megah di pusat kota C, bisnis serupa dengan milik Benigno, yaitu D&C Casino, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang mendamprat para anak buahnya yang baru saja melaporkan kondisi terkini salah satu dari teman mereka yang kini terkapar di rumah sakit akibat salah sasaran menculik cucu Benigno Mensina."Apa kalian ini bo doh? Siapa suruh kalian menculik cucunya Benigno di keramaian seperti itu? Kalian ini bosan hidup bebas atau memang sudah tidak ingin hidup, heh!!" bentak Andrew Bosseli."Bos menyuruh kami memata-matai Crystal dan suami barunya, Ethan Travotelli. Berkebetulan kemarin mereka sedang berjalan-jalan di taman dengan putrinya. Dan anak itu dilepaskan pula di area taman, jadi kami pikir tak ada salahnya untuk menculiknya sekalian. Kalau kita berhasil menculik Clarissa, itu pasti akan menjadi pukulan telak bagi Benigno," tutur Alfredo kepada Andrew Bosseli, anak dari pendiri Demond del Cielo itu."Dasar Bo

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22

Bab terbaru

  • Menantu Sang Mafia   Alat Penyadap

    "Kau sudah mengantar mereka?" tanya Crystal begitu suaminya itu kembali ke ruang tamu setelah mengantar kedua orang polisi itu sampai ke depan rumah."Ya," jawab Ethan sambil meraih kunci mobilnya yang tergeletak di kursi tamu  saat dia duduk tadi."Sayang, Clarissa. Kau ke Anna dulu, hmm?" bujuk Crystal pada putrinya itu."Hmm ...."  sahut Clarissa sambil mengangguk.Lalu gadis kecil itu pun turun dari kursi dan segera berlari ke belakang untuk mencari Anna, baby sitternya.Ketika Ethan ingin berbalik, kakinya tersandung kaki meja hingga hampir terjatuh. Di saat itulah ia melihat sesuatu di bagian bawah kursi. Itu seperti selotip yang direkatkan ke bagian bawah kursi tepat di bagian kayunya.Ethan mengernyitkan keningnya. Dan tanpa banyak berpikir dia pun segera menjulurkan tangannya ke arah objek yang membuat dia curiga itu. Ethan merasakan ada sesuatu yang mengganjal yang sepertinya sengaja direkatkan dengan selotip itu. Ethan

  • Menantu Sang Mafia   Ada Udang Di Balik Batu

    Andai Ethan belum menjelaskan padanya kalau dia adalah seorang mafia, sudah pasti saat ini Crystal akan terkejut dengan keterangan yang diberikan oleh polisi itu. Sebab kemarin pun dia sempat merasa heran kenapa Ethan kembali masuk ke dalam gereja di saat mereka bahkan telah keluar dari sana."Ya, ya, ya! Akhirnya aku paham maksud kedatangan dari tuan-tuan ini. Jadi kalian mencoba menuduh suamiku terlibat dengan kasus penembakan itu karena kalian merasa dia berbohong tentang sepatu anak yang ditemukan itu? Hanya karena itu?" tanya Crystal dengan berang.Sangat terlihat kalau Crystal sama sekali tidak bisa santai menghadapi situasi ini."Tidak ... tidak .... Bukan begitu maksud kami, Nyonya." Para polisi itu mencoba untuk berdalih agar tidak memancing kemarahan keluarga Mensina."Hei, Tuan. Putriku Clarissa memiliki ada banyak out fit di antaranya adalah sepatu. Jika sepatunya yang satu hilang, dia bahkan masih punya banyak gantinya, termasuk saat

  • Menantu Sang Mafia   Sepatunya Tidak Sama

    "Tu-tuan Benigno?" Danilo tergagap saat orang yang ingin ia temui tiba-tiba saja telah berada di depannya.Benigno Mensina ikut bergabung di ruang tamu itu dan memilih duduk di di kursi tunggal yang terletak di sebelah ujung meja berbentuk oval itu. Duduk di sana seperti menegaskan kalau dia adalah seorang pemimpin. Auranya terpancar saat bertemu orang lain, sangat berbeda ketika ia berada di tengah-tengah keluarganya.Benigno duduk berpangku tangan."Sekarang katakan, apa yang membuat kalian para polisi datang ke sini, di saat hari bahkan masih sangat pagi?" Teman Danilo yang bernama Patrick itu sampai  menelan salivanya mendapat pertanyaan demikian dari tokoh masyarakat yang sangat populer di Sisilia itu. Bagaimana tidak ia tidak gugup, Benigno Mensina di kepolisian adalah salah satu Target Operasi (OT) yang menjadi incaran mereka, namun yang juga terkenal paling licin dan paling sulit ditangkap karena kepiawaiannya menyembunyikan segala tindak

  • Menantu Sang Mafia   Merasa Tak Senang

    "Aku Ethan. Ada apa?" Mendengar orang yang dicarinya menyahut, kedua polisi itu sontak menoleh ke arah suara itu. Ethan yang kini berada tepat di belakang anak buah Benigno yang tadi membukakan sedikit gerbang untuk polisi itu."Tuan Ethan?""Dia mencarimu!" kata anak buah yang berjaga itu pada Ethan."Ah, iya. Terima kasih, Paulo!" Anak buah Benigno yang bernama Paulo itu pun mundur dari sana dan kembali ke posnya. Sementara itu Ethan melihat kalau ternyata polisi itu adalah polisi yang ditemuinya kemarin saat ada insiden penembakan pastur di pernikahan Christina."Tuan Ethan, masih ingat padaku?" tanya polisi itu sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Ethan."Owhh, ya! Aku ingat!" sahut Ethan. "Tuan, adalah polisi yang datang ketika pastur di pernikahan itu tertembak. Apa benar?"Sambil menanyakan itu Ethan pun menyambut uluran tangan polisi itu dan mereka pun saling berjabat tangan antara sa

  • Menantu Sang Mafia   Polizia Municipale (Polisi Kota)

    Benigno melirik pada Ethan dan cucunya yang sedang menempel manja pada menantunya itu. Kalau dia pikir-pikir, bukankah Ethan dan Clarissa terlihat mirip. Ah, ya ... bukankah Ethan memang pamannya Clarissa? Bukan hal yang aneh jika mereka memiliki kemiripan, kan? "Papa Ethan akan pergi bekerja. Kau tidak mau mengantarnya sampai depan?" bujuk Crystal yang kali ini mulai melunakkan suaranya pada Clarissa. Clarissa mana mau peduli. Dia malah semakin bersandar manja sambil mengayun-ayunkan kakinya di pangkuan Ethan. Crystal berdecak sebal saat Clarissa malah mengabaikannya. Sungguh putrinya itu sangat lengket pada Ethan yang ternyata adalah ayahnya sendiri. Seperti itukah hubungan darah bekerja? Ia menghadirkan ikatan batin yang terjalin di antara keduanya meski pun sebelum Ethan dan Crystal menikah mereka tidak saling bertemu sebelumnya. Itu pulalah yang mungkin terjadi antara Ethan dan Clarissa sehingga menyebabkan mereka menjadi teramat dek

  • Menantu Sang Mafia   Keributan di Pagi Hari

    "Clarice! Siapa yang kau maksud sialan? Kau memanggil Mama sialan?" hardik Crystal.Clarissa menganggukkan kepalanya dan menatap Crystal dengan wajah seakan tak merasa berdosa, membuat Crystal semakin membelalakkan matanya. Sebelum Crystal memarahi Clarissa, gadis kecil itu pun bertanya padanya."Mama, Sialan itu apa?" Crystal yang tadinya ingin marah, akhirnya tak lagi dapat berkata-kata mendengar pertanyaan putri semata wayangnya itu."Apa? Sialan itu apa?" tanya Clarissa masih sabar menunggu jawaban dari sang mama."Em .... sayang, Clarice. Sia ... lan .... itu  maksudnya ada ....lah ...."Lihatlah! Crystal menjadi bingung menjawabnya."Kau lihat? Kau pun akhirnya kebingungan menjawabnya, kan?" ejek Ethan."Oh, diamlah! Ini semua karenamu. Biasanya Clarissa tak se-kritis itu menanggapi apa yang kukatakan. Ini karena kau menyinggung hal ini tadi!" kesal Crystal.Ethan menggeleng."Kau salah,

  • Menantu Sang Mafia   Penyakit Gila Mama Kambuh

    "Anna, kau belum memandikan Clarice?" tanya Crystal yang juga kini telah menuruni anak tangga hingga ia sampai di bawah.Anna pun segera mendekat."Belum, Nona Crystal.""Cepat mandikan dia!" perintah Crystal."Ayo, Clarice. Kita mandi!" ajak Anna sambil mengulurkan tangannya pada Clarissa yang sedang digendong oleh Ethan.Clarissa menggelengkan kepalanya dan kini malah mempererat pelukannya di leher Ethan."Clarice, jangan membuat Anna susah!" omel Crystal.Crystal berusaha membantu mengatasi putrinya yang sedang menempel erat pada Ethan. Ia mengulurkan tangannya berusaha mengambil Clarissa dari gendongan Ethan.  Ethan pun melonggarkan gendongannya agar Crystal bisa menarik Clarissa untuk diberikan pada Anna. Tetapi sayangnya, Clarissa malah semakin erat memeluk leher sang ayah."Aku tidak mau ... tidak mau .... Clarice mau dengan Papa Ethan!" tolak gadis kecil itu."Ya Tuhan, Clarice! Papa i

  • Menantu Sang Mafia   Bagaimana itu mungkin?

    "Kau dengar, Crys. Bantu aku menyembunyikan semua itu. Karena kau memaksa untuk tahu maka kau juga harus menyembunyikan identitasku sebagai capo dei capi dan menutupnya rapat-rapat. Aku bisa mengandalkanmu, kan?" tanya Ethan dengan nada membujuk.Crystal menelan salivanya yang terasa pahit. Sebagai putri dari seorang mafia dari sejak ia kecil, Crystal sangat tahu betapa beresikonya jalan hidup yang dipilih oleh seorang mafia. Mafia berarti adalah musuh nyata negara yang wajib untuk dimusnahkan hingga ke akarnya. Belum lagi dengan musuh dari kelompok mafia lain.Sewaktu-waktu akan ada berita buruk yang datang bagi keluarga mafia. Entah itu salah seorang dari anggota keluarga itu meninggal karena dibunuh oleh klan mafia tandingan, atau pun mafia itu sendiri yang tertangkap oleh petugas penegak hukum.Crystal kini dapat mengerti bagaimana posisi Ethan. Ia dapat merasakan sendiri betapa berbahayanya menjadi seorang Ethan sehingga Ethan perlu menyembunyikan ide

  • Menantu Sang Mafia   Tolong Rahasiakan Ini Dari Siapa Pun

    Ethan menghela napas dan memegang kedua pundak Crystal. Crystal bisa sendiri acuh dan kini semakin fokus memasang dasi. Pertama ia mendirikan kerah baju Ethan dan meluruskan kembali dasi yang sempat  kusut tadi dan melingkarkannya di leher pria itu. Kemudian ia pun mulai membentuk simpul yang membuat dasi panjang itu terpasang dengan sempurna di leher kemeja Ethan. Yang terakhir dia melipat kembali kerah baju Ethan dan merapikannya.  Cara memasang dasi pria itu sengaja ia pelajari ketika Ethan disuruh Benigno untuk bekerja di kasinonya dan baru dia praktekkan ketika hubungannya dan Ethan semakin membaik."Maafkan aku, Crys. Aku salah. Harusnya waktu itu aku langsung mencarimu, tapi waktu itu aku pun sebenarnya mabuk dan tidak begitu mengingat tentang malam itu. Ya ... maksudku, aku ingat sebagian, tapi aku pikir kau adalah wanita panggilan yang memang dicarikan oleh Edward untukku. Aku tidak terpikir kalau kau juga dijebak dalam situasi itu. Maaf," ucap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status