Share

Gaun Pink

Penulis: Kiki Miki
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 08:00:37

Kau berani memanggilku apa?" tanya Crystal marah.

Ethan tidak menghiraukan kemarahan Crystal. Sekarang ia malah membawa Clarissa di gendongannya menuju mobil Benigno berwarna merah dengan bak terbuka.

"Ethan!! Apa maksudmu berkata seperti itu padaku?!" kesal Crystal berusaha menghadang Ethan yang membawa Clarissa ke mobil. Namun oleh Ethan, ia sengaja didorong sehingga meminggir dan tak menghalangi jalan pria itu.

"Kau pikirkan saja sendiri! Ayo, Clarice! Papa akan bawa kau jalan-jalan!"

"Hum!" Clarissa pun mengangguk mengiyakan.

Apa? Papa katanya?! Dasar pria tidak punya malu! Bisa-bisanya dia mengajari Clarissa untuk memanggilnya papa.

Tanpa perlu membuka pintu mobil, Ethan pun mendudukkan Clarissa di kursi samping kemudi. Lalu ia pun memasang sabuk pengaman yang melintang miring pada bocah kecil berusia 2,5tahun itu.

Melihat putrinya siap dibawa pergi oleh Ethan, maka Crystal pun tidak mau berdiam diri. Segera ia menyusul ke mobil dan membuka pintu di sisi mana Clarissa duduk. Ia membuka sabuk pengaman yang terpasang di tubuh anak semata wayangnya itu. Tetapi Clarissa yang mengira ibunya tidak mengijinkannya pergi ini menangis merengek.

"Clarice mau pergi! Huhuhu ...Clarice mau jalan-jalan sama Papa Ethan ..." Gadis kecil itu menangis tersedu-sedu hingga membuat ibunya menjadi kebingungan.

"Kau lihat? Dia ingin jalan-jalan, Crys! Dia bosan berada di rumah saja. Biarkan aku membawanya jalan-jalan," pinta Ethan pada Crystal.

Ah, harus Crystal akui, dia memang jarang sekali membawa Clarissa keluar rumah. Bukan, bukan karena dia malas ataupun tidak sempat membawanya, namun ia tidak mau mengambil resiko jika Clarissa dibawa ke luar rumah ada seseorang yang akan mencelakai putrinya itu. Selama ini memang Clarissa seperti seorang putri yang terkurung di dalam istana megah. Benigno jarang sekali mengijinkan judulnya itu untuk dibawa keluar rumah, apalagi sejak insiden kematian Alessandro.

"Mau ikuuut ... Clarissa mau ikuuuut!" rengek bocah kecil itu.

"Kalau kau tak percaya padaku kau boleh ikut," kata Ethan kepada Crystal. " Dan tentu saja jangan mengira kalau aku sedang melakukan pendekatan kepada dirimu. Sama seperti kau tidak tertarik padaku, akupun tidak tertarik padamu, Crys! Jadi stop berpikiran macam-macam dan berprasangka buruk!" lanjut Ethan sebelum Crystal menuduhnya macam-macam.

"Baiklah kalau begitu tunggu aku ganti baju sebentar!" pintanya setelah menimbang-nimbang selama beberapa saat.

Ethan mengendikkan bahunya mempersilahkan Crystal untuk mengganti bajunya.

Bukan Crystal namanya jika untuk berkemas-kemas saja ia butuh waktu yang sebentar. Nyatanya, waktu sebentar yang dia minta untuk mengganti baju, ternyata tidaklah sebentar yang dia katakan. Selain itu tak hanya ganti baju, Crystal juga berdandan habis-habisan seperti ia akan pergi hang out ke tempat-tempat berkelas.

Menghabiskan waktu lebih dari setengah jam, barulah wanita itu kembali ke mobil setelah Ethan klakson mobil beberapa kali dari halaman depan.

"Kau akan pergi seperti itu?" tanya Ethan takjub melihat dandanan Crystal yang cetar membahana.

Istrinya itu memakai gaun berwarna hijau tosca tanpa lengan sepanjang lima senti di atas lutut , serta topi berbentuk caping sebagai aksesoris fungsi untuk melindungi dari sinar matahari. Dan jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya.

"Ya, cuaca sangat panas sekali. Jadi bagaimana mungkin aku membiarkan sinar ultraviolet itu merusak kulit, iya kan?"tanyanya balik seakan meminta pembenaran atas apa yang ia lakukan.

Ethan berpikir tidak ada gunanya berdebat dengan Crystal, apalagi itu hanya karena penampilan gadis itu yang berlebihan. Oh, ya sudahlah! Kenapa dia harus memikirkannya?

Lalu tak lama melajulah mobil yang ditumpangi oleh ketiganya di atas jalan raya kota C. Tak terkira senangnya Clarissa menghirup udara bebas dan keramaian di kanan kiri jalan. Sepanjang jalan ia yang biasanya pendiam dan pemalu kali ini banyak berceloteh dengan bahasa Bali tanya sambil menunjuk-nunjuk apa yang menarik perhatiannya.

Sesekali Ethan yang sedang mengemudikan mobil itu menjelaskan mengenai apa-apa yang sedang dilihat Clarissa tanpa diminta. Sepertinya ia benar-benar paham bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan seorang anak kecil.

Ethan membawa istri dan anak sambungnya itu ke sebuah taman yang ramai dikunjungi oleh keluarga di saat akhir pekan begini. Jangan tanya bagaimana reaksi Crystal saat tahu Ethan hanya membawa mereka ke tempat seperti ini.

"Kau sungguh ingin membawa kami hanya ke tempat seperti ini?" katanya dengan nada protes sekaligus kecewa.

"Hum, iya. Memangnya kenapa?" tanya Ethan tak merasa berdosa.

Dengan wajah memberengut Crystal pun ikut duduk di rumput tanpa alas itu

"Untuk apa datang ke taman seperti ini?" tanya Crystal masih tak habis pikir.

"Berjemur!" jawab Ethan dengan entengnya sambil merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.

"Kalau hanya ditempat seperti ini, di rumah pun tadi bisa! Apa bedanya berjemur di taman dengan di halaman rumah dengan matahari yang sama?" protes Crystal sambil mencibir.

Dalam hatinya ia pun menambahi, 'kenapa kau tidak jujur saja kalau kau tidak punya uang membawa aku dan Clarissa ke tempat mewah, Ba jingan? gerutu Crystal dalam hati

"Tentu berbeda. Jika di rumah, Clarissa hanya bertemu dengan orang yang itu-itu saja. Dia pasti sangat bosan dikurung di rumah besar itu. Kau lihat itu?"

Ethan menunjuk anak-anak seumuran Clarissa yang ada di taman itu dan dibawa orang tuanya dengan tujuan yang sama seperti mereka yakni sekedar berjalan-jalan menikmati moment weekend. Ada yang datang hanya bertiga seperti mereka, ada pula yang datang hanya berdua dengan ibunya mereka. Namun tak jarang ada yang seperti berpiknik membawa keluarga besar mereka. Padahal ini bukanlah taman hiburan besar.

Clarissa sendiri terlihat begitu bahagia. Gadis kecil itu melepaskan diri dari mereka ketika ia melihat seekor kucing peliharaan yang dibawa oleh serombongan kecil keluarga yang berada tak jauh dari mereka. Crystal ingin mencegah putrinya itu menjauh dari jangkauannya. Namun Ethan melarang.

"Biarkan ia menikmati masa kecilnya, Crys!" kata Ethan mencoba untuk memberikan pengertian pada ibu sang anak.

Meski kesal dan ingin membantah, tetapi Crystal tak punya pilihan lain saat ia melihat tawa yang sungguh-sungguh bahagia mengembang di wajah kecil putrinya itu.

Di sisi lain taman mereka tak menyadari ada dua pasang mata yang sedang mengintai mereka sedari tadi. Salah seorang dari mereka sedang menelepon dengan seseorang dengan menggunakan headset bluetooth di telinga.

"Anak kecil berusia kurang dari tiga tahun. Perempuan, berpakaian pink dengan renda di bagian bawah gaunnya. Kunci target, jangan sampai lepas! Tangkap dan bawa hidup-hidup ke markas!"

Orang yang menerima perintah itu bingung.

"Bos! Ada banyak anak perempuan yang memakai pakaian pink disini, terus ini bagaimana?" sahut pria yang ada disisi lain taman

"Dasar bo doh! Apa kau tahu apa yang dinamakan gaun? Apa kau tidak tahu apa yang dinamakan renda? Kau sungguh tidak tau, bo doh?!! Apa istrimu tidak pernah memakainya untuk pakaian dalam?! Dasar i diot!!" bentak pria itu.

"Oh, baiklah, baiklah! Aku melihatnya sekarang bos!

"Lakukan dengan hati-hati. Jangan sampai gagal!" perintahnya.

*****

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Sang Mafia   Kau Belum Masuk Kategori Cantik Bagiku

    "Kau belum ingin jujur padaku tentang siapa kau sebenarnya?" tanya Crystal kepada Ethan. Ethan yang sedang berbaring begitu saja di rumput tanpa alas itu menatap wajah Crystal dengan pandangan malas. "Ethan!!!" Dengan tak sabar, Crystal pun mengguncang-guncangkan bahu Ethan. "Astaga!! Perempuan ini?! Tidak bisakah kau sedikit tenang? Sehari saja mulutmu itu tidak berisik, apa tidak bisa?!" umpat Ethan dengan sebal. "Makanya kamu jawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kau?" tanya Crystal dengan sedikit memaksa, berharap ia mendapat jawaban lain selain dari identitas yang ia dan ayahnya ketahui. "Kamu sungguh-sungguh ingin tahu siapa aku?" tanya Ethan. "Kau yakin tidak akan menyesalinya nanti jika kau sudah tahu siapa aku?" Crystal memasang wajah ketus. "Untuk apa aku menyesalinya? Aku bahkan tidak mencintaimu. Dan hanya orang yang mencintai kekasihnya dengan sungguh-sungguh lah yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   La Cosa Nostra

    Setelah mengantar Crystal dan Clarissa kembali ke kediaman Benigno, Ethan berpamitan ingin buru-buru pergi."Hei, kau masih ingin kemana lagi?" tanya Crystal kepada Ethan.Ethan yang sudah membuka pintu mobil siap berangkat kembali, kini berbalik dan menatap Crystal."Apa kau sedang bersikap seperti istri posesif yang sedang mencurigai suaminya?" selorohnya.Mendengar selorohan Ethan, tak urung membuat Crytal menjadi kesal karenanya."Terserah kau saja, Breng sek!" umpatnya sambil geleng-geleng kepala.Crystal benar-benar tak habis pikir kenapa Ethan memiliki sifat yang luar biasa tidak tahu diri cenderung ke tak tahu malu.Kemudian pria itu pun pergi dengan tawa berderai karena berhasil membuat Crystal menjadi kesal karenanya."Mama, Papa kemana?" tanya Clarissa.Crystal mengernyitkan keningnya kesal. Lihatlah! Bahkan putrinya saat ini benar-benar telah terpengaruh oleh kehadiran Ethan. "Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Tidak Semudah Itu Lepas Dariku

    "Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya. "Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu. "Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu dengan ja lang di hotel sudah membuat ga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Jangan Jatuh Ke Pelukannya Lagi!

    "Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah. Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan! Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup. "Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap. "Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan para ja lang seperti yang kau tud

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Espresso Golden Crema

    Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menantu Sang Mafia   Demond Del Cielo

    Di sebuah ruangan bangunan megah di pusat kota C, bisnis serupa dengan milik Benigno, yaitu D&C Casino, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang mendamprat para anak buahnya yang baru saja melaporkan kondisi terkini salah satu dari teman mereka yang kini terkapar di rumah sakit akibat salah sasaran menculik cucu Benigno Mensina."Apa kalian ini bo doh? Siapa suruh kalian menculik cucunya Benigno di keramaian seperti itu? Kalian ini bosan hidup bebas atau memang sudah tidak ingin hidup, heh!!" bentak Andrew Bosseli."Bos menyuruh kami memata-matai Crystal dan suami barunya, Ethan Travotelli. Berkebetulan kemarin mereka sedang berjalan-jalan di taman dengan putrinya. Dan anak itu dilepaskan pula di area taman, jadi kami pikir tak ada salahnya untuk menculiknya sekalian. Kalau kita berhasil menculik Clarissa, itu pasti akan menjadi pukulan telak bagi Benigno," tutur Alfredo kepada Andrew Bosseli, anak dari pendiri Demond del Cielo itu."Dasar Bo

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Menantu Sang Mafia   Jangan Berani Menyentuh Istriku

    Bosan berada di rumah, Crystal hari ini berencana untuk bertemu teman-teman sosialitanya. Maklum, Crystal bukanlah wanita karir yang punya rutinitas harian setiap hari. Dia hanyalah seorang putri dari Benigno Mensina. Masa depannya telah terjamin. Jangan tanya apa saja yang akan ditinggalkan Benigno sebagai warisan pada Putri semata wayangnya itu jika ia telah meninggal nanti, bahkan ketika ayahnya itu masih hidup, ia telah banyak memiliki asset. Banyak, atau mungkin semuanya? Itu sudah pasti, kan? Kalau bukan kepada dirinya, terus kepada siapa lagi warisan ayahnya itu akan diturunkan? Tidak mungkin pada Arabella si ja lang itu, kan?Itulah sebab ia tidak memiliki karir apa pun. Lagipula Crystal bukanlah tipe wanita perfeksionis yang memiliki prinsip idealisme sebagai pedoman hidup. Sedari awal dia tidak punya cita-cita. Kehidupannya dari sejak ia kecil adalah menikmati hidup dalam gelimang harta milik Benigno Mensina. Jadi jangan tanya apa ia punya semacam cita-cita untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Menantu Sang Mafia   Malam Tiga Tahun Yang Lalu

    Dari studio Ethan melajukan mobil Lam borghini Aventador orange milik mertuanya itu melaju di jalan raya kota C menuju wilayah utara. Ada Crystal yang duduk di kursi sebelah kemudi. sekali ia melirik setan yang terlihat fokus menyetir mobil dengan tatapan mata lurus ke depan. "Ehem ...." dehem Crystal mencoba untuk mencairkan ketegangan di antara mereka. Ethan tidak bergeming sama sekali. Ia masih saja fokus membawa mobil itu membelah jalan raya di antara kendaraan lain yang berlalu-lalang di sisi kanan-kiri mobilnya. "Kita mau ke mana?" tanya Crystal. Ia menurunkan gengsinya setelah Ethan mengabaikan dehemannya tadi. Masih, lelaki itu masih bungkam malas menjawab pertanyaan tentang yang terkesan berbasa-basi itu. "Hey Ethan!! Apa kau tuli? Aku ini berbicara padamu!" seru Crystal nyaris berteriak. Dia kesal karena Ethan tidak menghiraukan pertanyaannya. "Bisakah kau sebentar saja tidak berisik,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22

Bab terbaru

  • Menantu Sang Mafia   Menantumu Mengkhianatimu

    "Sesuatu yang besar? Tadi malam? Apa maksudnya itu?" tanya Ethan pura-pura tidak tahu.Andrew memasang senyum sinis pada Ethan."Owh, ayolah! Jangan berpura-pura padaku. Aku tahu kau sangat peduli pada ayah mertuamu, Benigno Mensina. Dan kau ingin membantunya diam-diam dengan menangkap perampok itu. Aku benar, kan?" kata Andrew dengan nada berbisik meskipun sebenarnya bisikannya itu masih bisa didengar oleh orang-orang yang ada di sana.Ethan melirik pada orang-orang yang sedang berada di sana. Sebagian dari mereka lagi-lagi penasaran pada apa yang sedang di dibicarakan oleh Ethan dan tamu yang baru datang itu. Dan apa kata orang itu tadi? Dia tahu siapa pelakunya? Kalau benar dia tahu siapa pelaku perampokan itu, bukankah itu akan menjadi suatu yang sangat menarik untuk diketahui? Terlebih-lebih bagi seorang Ricardo. Rasanya apapun yang berhubungan dengan Ethan, selama itu adalah hal yang yang berkonotasi negatif dan berpotensi untuk membuat pria itu ditendang dari kasino ini, selam

  • Menantu Sang Mafia   Perlu Bagimu Tahu Urusanku?

    Ethan baru tiba dari Palermo. Ia pun langsung menuju Mensina Casino. Ia tak ingin mendengar ocehan Crystal jika dia masih harus pulang ke rumah Benigno Mensina terlebih dahulu. Karena Ethan yakin itu akan berlangsung lama jika masih mendengar ceramah Crystal dan belum lagi dengan proses membujuk istrinya itu nanti. Ckckck ..."Selamat pagi, Tuan Ethan," sapa bodyguard yang berjaga di depan."Selamat pagi, Eric!" sahut Ethan pada bodyguard bernama Eric itu.Kedua orang bodyguard bertubuh besar yang tingginya melebih Ethan itu melihat pada General Manager Mensina Casino ini dengan tatapan aneh dari ujung kaki hingga ke ujung rambut. Ethan hanya memakai kaos berwarna hitam, celana jeans dan sepatu kets."Hei, kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh?" Ethan memperhatikan tubuhnya sendiri dan akhirnya sadar apa yang membuat dua orang bodyguard itu menatapnya heran."Owh, kalian heran melihat penampilanku? Ah, aku akan mandi dan berganti pakaian di dalam nanti. Baju kerjaku

  • Menantu Sang Mafia   Membeli Kesetiaan

    Di pagi hari di kediaman keluarga Bosseli, Diego sedang menikmati sarapannya ketika Andrew baru datang. "Kau baru pulang?" tanya Diego pada Andrew.Bukan hal yang baru jika putranya itu baru pulang sepagi ini. Sebagai anak muda yang walaupun tidak lagi terlalu muda, Andrew sama saja dengan pria lajang lainnya yang suka menghabiskan waktu malamnya bersama Angelica, baik itu di hotel maupun di apartemen milik kekasihnya itu. Dan ia baru kembali setelah pagi hari."Yap," jawab Andrew sambil menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan ayahnya.Seorang pelayan yang melihat kedatangan Andrew segera bergegas menyiapkan sarapan untuk anak majikannya itu."Ayah, katakan padaku sebenarnya Capo dei Capi itu siapa? Tolong beri tahu aku identitasnya sebenarnya," pinta Andrew tiba-tiba.Diego Bosseli sang ayah, mengernyitkan kening dan menghentikan aktivitasnya sejenak mengunyah sarapannya. Ia heran kenapa di pagi hari seperti ini Andrew lagi-lagi menanyakan itu. Andrew selama beberapa waktu

  • Menantu Sang Mafia   Kehilangan Jejak

    "Rodrigo, kau lihat di sana? Sepertinya mereka ingin melarikan diri dari kita," seru Moreno.Rodrigo yang sedang menyetir mobil menyipitkan matanya melihat tiga mobil berderet baru saja keluar dari gedung yang menjadi markas The Monster itu"Baiklah kita kejar mereka sekarang. Berpegangan, Teman-teman!" seru Rodrigo sambil menginjak pedal gas dan melajukan mobil sekencang-kencangnya.Moreno dan beberapa orang lainnya yang berada di kursi bagian belakang mobil, segera berpegangan. Tak lupa Moreno menghubungi dan memberi instruksi pada teman-temannya yang berada di mobil lain yang berada di belakang."Target kita sepertinya akan melarikan diri. Kalian yang berada di tim Pietro ikut kami mengejar mereka. Dan yang berada di tim Massimo kalian masuk ke dalam gedung dan periksa situasi seperti apa yang ada di sana. Jika masih ada orang di sana, tolong kalian atasi," kata Moreno menginstruksikan."Baiklah, kami akan masuk ke dalam markas The Monster," kata Massino menjawab komando dari Moren

  • Menantu Sang Mafia   Meminta Bantuan Demond del Cielo

    "Paulo?" Spontan Ethan menyahuti anak buah The Monster yang sedang meneleponnya itu."Ya. Ehmm .... kau siapa? Dimana Capo?" Tiba-tiba anak buah The Monster yang bernama Jacob itu tersadar kalau orang yang mengangkat teleponnnya bukanlah bosnya.Ethan tidak menjawab, melainkan malah memberondong Jacob dengan bertanya balik."Paulo di mana?"Jacob mengernyitkan keningnya saat mendengar orang yang menerima panggilannya pada sang bos malah bertanya tentang Paulo."Kau siapa? Di mana bosku? Kenapa ponselnya ada padamu?" tanya Jacob bertubi-tubi.Ethan mendengus. Dia sedang lelah saat ini tapi ada saja orang yang masih ingin bermain-main dengannya."Bosmu aman bersamaku, sekarang katakan di mana Paulo?" Jacob segera tanggap tentang apa yang terjadi. Apalagi beberapa waktu yang lalu ada beberapa orang yang datang mengatasnamakan SMG (Sicilian Mafia Guild) dan membuat rusuh markas mereka "Aku ingin berbicara dengan Capoku," pintanya."Dia sedang tidak bisa berbicara dengan siapa pun saat i

  • Menantu Sang Mafia   Pengkhianat Di The Monster

    Ethan menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di ruang utama Nido di Aquila Nera. Tubuhnya sedikit lelah karena berkejar-kejaran dengan Alfonso tadi. Ah, sungguh pria yang sangat menyusahkan."Bagaimana misinya? Sukses?" Suara Julia terdengar bertanya padanya dengan nada malas.Sebenarnya Julia sangat ingin diikutkan dalam misi ini. Rasa-rasanya dia ingin ikut menghajar Alfonso yang telah berani mengaku-ngaku menjadi Capo dei capi dan membuat kerusuhan tak hanya bagi korban perampokan, namun juga bagi kaum mafioso yang lain. Tetapi sayangnya Ethan tidak mau melibatkan Julia dalam misinya lagi. Sangat menyebalkan! Walaupun Ethan juga tidak mengusirnya pergi dari Aquila Nera."Ya, begitulah," jawab Ethan."Di mana orangnya?" tanya Julia penuh minat.Ia yang sedari tadi berdiri di tangga kini melangkah turun ke bawah."Mereka ada di bawah, Ju.""Oh, astaga. Kenapa kau tidak membunuh sampah tak berguna itu saja, Ethan? Dia ada di sini hanya menambah jumlah para prigionieri. Lama-lama tem

  • Menantu Sang Mafia   Penjara Bawah Tanah

    "Uh, Capo? Bukankah kau terlalu kejam padanya?" Rivaldo menatap Alfonso yang saat ini sedang dijinjing oleh Ethan kerah bajunya. Di mulut pria itu tersumpal pistol dalam kondisi sudah terkokang dan siap tertarik pelurunya."Jangan banyak bicara, Rivaldo. Kita harus secepatnya ke Nido (sarang) sebelum keberadaan kita di sini menarik perhatian lebih banyak orang," kata Ethan."Oke, baiklah! Kalau begitu kalian naik saja!" kata Rivaldo mempersilahkan. Ia sedikit memajukan duduknya di sepeda motor matic yang dia pakai untuk menjemput Ethan dan orang yang mereka tangkap."Naik!" Ethan memerintahkan Alfonso untuk naik ke sepeda motor yang sedang ditunggangi oleh Rivaldo itu. "Kau yakin kita bisa naik bertiga di sepeda motor ini?" tanya Ethan."Tenang, Capo. Ini hanya sampai keluar gang. Nanti di depan juga ada mobil yang dibawa oleh anggota AN (Aquila Nera) yang lain," kata Rivaldo menenangkan."Oke, aku paham, Rivaldo. Alfonso, kau dengar itu? Silahkan naik dan duduklah di tengah!" kat

  • Menantu Sang Mafia   Tertangkapnya Alfonso

    "Apa kau anak buahnya Capo dei Capi?" tanya Alfonso.Ethan terdiam. Dari sudut bibir pria itu tersungging sebuah senyuman tipis yang mungkin bisa jadi dilihat oleh Alfonso namun bisa juga tidak."Atau kau justru ... adalah capo dei capi?" tanya Alfonso ragu.Entah mengapa sekarang dia memiliki firasat tak enak soal Ethan. Alfonso berpikir, Ethan bersusah payah ke Palermo dan merencanakan segalanya termasuk membawa cukup banyak sniper di Celcius kasino untuk menangkapnya, tak mungkin hanya karena demi mertuanya. Tak mungkin juga dia berepot-repot mengejar pelaku perampokan sendiri alih-alih melaporkan dan. menyerahkan semuanya ke kantor polisi.Hanya ada satu kemungkinan yang masuk akal kenapa Ethan mengejarnya bahkan memburunya hingga sampai ke tempat ini. Mungkinkah karena dia berkaitan dengan capo dei capi? Ethan adalah anak buahnya yang disuruh capo dei capi atau sebaliknya malah dia adalah capo dei capi itu sendiri?"Kau benar-benar adalah capo dei capi?" Lagi-lagi Alfonso menyipi

  • Menantu Sang Mafia   Rooftop

    "Capo! Kita sepertinya terjebak!" keluh Matt pada Alfonso.Sungguh mereka tak menyangka kalau orang yang memburu mereka akan sampai secepat ini ke jalan ini. Padahal tinggal sedikit lagi Ape taxi yang akan mereka tumpangi akan mencapai pos The Monster cabang Palermo, dan mereka bisa menghilangkan jejak di sana. Padahal harusnya akan butuh waktu lama bagi mereka terkejar mengingat mereka yang mengejarnya harus berkeliling jauh memutar melewati jalan besar lainnya. Sialan!"Mundurkan, ape taxi-nya!" kata Alfonso. memerintahkan.Namun belum sempat Matt mengikuti perintah sang Bos, seseorang dari dalam mobil itu telah keluar dengan menggenggam senjata api di tangannya.Alfonso mengernyitkan keningnya. Dia kenal pria itu. Tunggu, tunggu, tunggu ... bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Alfonso saat di pernikahannya dengan Christina? Dan bukankah dia adalah pria yang bertemu dengan Andrew Bosseli ketika berada di Mare Nostrum hotel waktu itu. Yang kata Christina adalah sahabat istr

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status