Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Malam Tiga Tahun Yang Lalu

Share

Malam Tiga Tahun Yang Lalu

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-02-22 20:00:53

Dari studio Ethan melajukan mobil Lam borghini Aventador orange milik mertuanya itu melaju di jalan raya kota C menuju wilayah utara. Ada Crystal yang duduk di kursi sebelah kemudi. sekali ia melirik setan yang terlihat fokus menyetir mobil dengan tatapan mata lurus ke depan.

"Ehem ...." dehem Crystal mencoba untuk mencairkan ketegangan di antara mereka.

Ethan tidak bergeming sama sekali. Ia masih saja fokus membawa mobil itu membelah jalan raya di antara kendaraan lain yang berlalu-lalang di sisi kanan-kiri mobilnya.

"Kita mau ke mana?" tanya Crystal. Ia menurunkan gengsinya setelah Ethan mengabaikan dehemannya tadi.

Masih, lelaki itu masih bungkam malas menjawab pertanyaan tentang yang terkesan berbasa-basi itu.

"Hey Ethan!! Apa kau tuli? Aku ini berbicara padamu!" seru Crystal nyaris berteriak. Dia kesal karena Ethan tidak menghiraukan pertanyaannya.

"Bisakah kau sebentar saja tidak berisik,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Sang Mafia   Tamu Tak Diundang

    Setelah melewati hutan pinus, mobil Lam borghini Aventador orange milik Benigno itupun sampai di depan sebuah bangunan dengan halaman depan yang cukup luas. Tempat itu berada di pinggir kota jalan poros lintas kota lintas provinsi yang menghubungkan kota C dengan kota-kota sekitarnya.Crystal menatap sekitarnya. Meski daerah ini belum ramai, namun sudah ada beberapa toko dan SPBU mini di sekitar daerah itu."Apa ini? Kita mau apa ke sini?" tanya Crystal pada Ethan.Ethan seperti biasa tak langsung menjawab, melainkan turun dari mobil. Crystal pun ikut turun mengekor di belakang Ethan.Pria itu langsung membuka pintu rolling door bangunan itu dan mendorongnya, sehingga terpampanglah pemandangan di dalam ruangan yang cukup mencengangkan bagi Crystal."Ini ...?""Bengkelku," jawab Ethan, sebelum wanita berisik itu mulai menanyainya dengan banyak pertanyaan.Crystal cukup takjub melihat banyaknya barang-barang otomotif yang

    Last Updated : 2025-02-23
  • Menantu Sang Mafia   Wilayah Teritorial Sang Mekanik

    "Lalu? Lalu katamu?!" tanya orang itu dengan berang.Ethan mengangguk."Saya tidak mengganggu bengkel lama yang sudah ada di sini sebelumnya. Dan lagi pula jarak 100 meter itu tidak terlalu dekat sehingga tuan-tuan harus marah ketika saya membuka bengkel baru di sini. Lagi pula bukankah tiap-tiap tempat usaha sudah punya rezeki dan keberuntungannya sendiri?" jawab Ethan tanpa merasa bersalah sama sekali."Ba jingan!! Sial an!! Sepertinya kau memang ingin cari mati. Urungkan niatmu untuk membuka bengkel baru di sini, maka aku akan mengampunimu!" kata pria bertatto di lengannya itu dengan geram.Ethan tersenyum tipis."Maaf, saya tidak bisa," jawabnya dengan nada sesopan mungkin.Terlihat senyum menyeringai di sudut bibir pria itu bercampur dengan geram atas jawaban dari Ethan. Lalu ia pun menggerakkan dagunya ke arah Ethan memberi kode kepada tiga orang temannya yang lain untuk menyerang Ethan.Ketiga orang itu mendapat

    Last Updated : 2025-02-23
  • Menantu Sang Mafia   Dia Capo Dei Capi? Yang Benar saja!

    Ethan menyetop sebuah mobil bak terbuka yang lewat di depan bengkelnya dan meminta tolong kepada supir mobil untuk membawa ke empat orang luka-luka yang datang merusuh ke bengkelnya agar diantar kembali ke bengkel mereka yang tidak jauh tempatnya dari bengkel milik Ethan. Hal itu dikarenakan karena kondisi mereka yang bonyok dan luka-luka karena perkelahian dengan Ethan.Selain memberikan sejumlah uang kepada sopir mobil pick-up yang dia minta tolongi, Ethan juga menyelipkan beberapa lembar uang pecahan €500 (lima ratus euro) ke dalam kantong kemeja bos pemilik bengkel.Perlu diketahui, pecahan mata uang terbesar euro, €500 adalah pecahan terbesar mata uang kertas yang kalau dikonversi ke rupiah nominalnya mencapai kurang lebih Rp. 8,5 juta rupiah."Ini untuk membawa kau dan anak buahmu berobat. Di lain waktu, tolong jangan membuat masalah di sini. Kalau kau takut bersaing secara sehat dengan pebengkel lain, perbaiki kualitas bengkelmu dan pelayanannya s

    Last Updated : 2025-02-23
  • Menantu Sang Mafia   Miriam Ferone (Gadis Taruhan)

    Beberapa waktu berlalu sejak kejadian itu, Ethan menjalani kehidupannya seperti biasa. Lebih tepatnya membiasakan diri. Rutinitas hariannya pagi ia pergi ke bengkelnya hingga sore dan di sore hari hingga dini hari ia bekerja di casino sebagai pelayan.Hubungannya dengan Crystal?Tak ada peningkatan. Mereka jarang bertemu karena kesibukan Ethan di bengkel dan di casino milik Benigno. Selain itu Crystal juga terlihat seperti menghindari Ethan. Takut kalau hatinya akan goyah jika sering-sering berdekatan secara intens dengan pria itu.Namun Ethan pada Clarissa masih tetap sama. Sebelum ia berangkat bekerja, biasanya ia selalu menyempatkan diri membagi waktunya untuk Clarissa, anak yang sampai saat ini masih ia kira adalah keponakannya. Meski begitu dia menyayangi bocah kecil itu, seperti perasaan seorang ayah terhadap anak perempuannya. Entahlah apa dia terlalu berlebih. Tapi yang pasti dia tidak pernah berpikir untuk melepaskan hak asuh atas Clarissa meskipu

    Last Updated : 2025-02-24
  • Menantu Sang Mafia   Romano Conte

    "Ayaaaah!!!" jerit Miriam sesaat setelah pria mafia itu menembakkan timah panas ke dada ayahnya.Miriam berusaha memberontak, tetapi tangan kedua bodyguard itu erat mencekal kedua pergelangan tangannya."Lepaskan!! Lepaskan aku!! Ayaaaah! Ayaaaaah ..." jerit Miriam dengan histeris.Namun tak ada diantara kedua orang bodyguard itu pun yang kasihan padanya. Merasa Miriam mempersulit tugas mereka dengan sengaja memperberat badannya dan berontak sekuat-kuatnya, kedua orang bodyguard mafia itu kini mengangkat gadis itu."Ayaaahku! Tolong ayahku .... Biarkan aku melihat ayahku dulu!!!" teriaknya sejadi-jadinya.Mereka yang kini sudah berada di luar private room nomor 7, menjadi pusat perhatian para pengunjung lain.Sementara itu sang mafia itu seperti tak merasa bersalah sama sekali. Ia berniat ingin meninggalkan tempat itu setelah ia menyelipkan kembali pistol itu di pinggangnya."Aku sudah memperingatkanmu, jangan macam-maca

    Last Updated : 2025-02-24
  • Menantu Sang Mafia   Anak Dan Menantu Pembuat Masalah

    Benigno sedang mengadakan transaksi penting dengan salah seorang relasinya dalam salah satu bisnis ilegalnya. Pertemuan rahasia itu diadakan di sebuah rumah di daerah terpencil di pinggir kota C. Kali ini ia bertemu dengan pihak pembeli senjata api ilegal dari kota S, kota yang cukup jauh dari kota C. Mereka adalah pimpinan gangster yang jauh-jauh datang ke kota C hanya untuk membeli senjata api dalam jumlah besar pada Benigno."Silahkan kalian lihat dan pilih sesuai kebutuhan," kata Benigno sambil membuka sebuah peti kayu seukuran meja di hadapan mereka.Awal peti itu dibuka yang terlihat hanyalah tumpukan jerami. Lalu Benigno pun menyingkirkan jerami itu, hingga terlihat lagi lapisan berisi guntingan kertas yang banyak. Lagi, Benigno menyingkirkannya hingga terlihat penutup triplek yang melindungi barang yang ingin mereka perjual belikan. Benigno mengangkat penutup terakhir itu sehingga terlihatlah di sana beberapa senjata api berbagai macam jenis, mulai dari re

    Last Updated : 2025-02-24
  • Menantu Sang Mafia   Apa Kau Sedang Cemburu?

    "Serahkan gadis itu padaku!" kata Ethan pada anak buah Romano tanpa ia melepaskan arah pistolnya dari seseorang yang baru saja mengaku-ngaku kalau dia adalah adik dari Benigno Mensina itu."Kau akan menyesali ini!" ancam Romano sambil mendongakkan kepalanya ke arah Ethan yang sedang berdiri dan masih menodongkan senjatanya pada dirinya yang kini terduduk di lantai lift."Tak perlu banyak bicara. Suruh anak buahmu untuk melepaskan gadis itu, atau aku akan menjamin peluru ini akan bersarang di kepalamu itu," ancam Ethan balik.Dengan gelisah Romano pun merasa kebingungan. Antara ia akan kehilangan harga dirinya atau ia kehilangan nyawanya. Karena yang ia lihat sekarang ini adalah seorang pelayan dengan gangguan jiwa yang sangat akut. Ia bahkan mengaku sebagai menantunya Benigno. Cih! Dasar pelayan tidak tahu diri dengan impian yang sangat besar. Mana mungkin seorang Crystal mau dengan be debah yang hanya seorang pelayan itu? begitulah yang ada

    Last Updated : 2025-02-25
  • Menantu Sang Mafia   Sampah Pun Bisa Didaur Ulang

    "Kenapa kau menghindariku, Crys?"Ethan menahan pergelangan tangan Crystal agar wanita itu tidak pergi sebelum menjawab pertanyaannya."Siapa? Siapa yang menghindarimu, hmm?" elak Crystal sambil menarik tangannya dari cengkraman tangan Ethan."Kau menghindariku, jangan kira aku tidak tahu itu. Selama dua minggu ini, di pagi hari kau sengaja keluar dari kamar setelah aku pergi. Dan sore hari kau juga sengaja pergi ketika aku pulang dari bengkel. Itu adalah ciri-ciri seorang wanita yang tidak mau menerima kenyataan kalau dia sebenarnya sudah mulai jatuh cinta pada seseorang yang disebut suami. Jadi Crys, katakan padaku, kau sudah mulai menyukai sampah ini?" goda Ethan sambil menggerak-gerakkan alis matanya."Lelaki s ialan!" umpat Crystal sambil menggigit sedikit bibirnya dengan geram. "Analisamu itu sangat bagus, Tuan Trovatelli. Tetapi untuk kesekian kalinya aku akan katakan padamu, kalau kau sama sekali ....""Bukan tipemu," sela Ethan

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Akhir Danilo

    "Maafkan aku, Tuan Ben. Sebenarnya waktu itu aku belum sempat menemui atasannya. Jadi rencana untuk meminta Danilo itu masih hanya sekedar wacana kita saja. Maafkan aku. Ini aku yang salah, Tuan Ben," aku Jordy sambil ia meminta maaf pada majikannya."Jordy, sudah berapa kali aku katakan padamu, jangan pernah mencarikan aku masalah. Karena meski kita tidak mencarinya, masalah itu akan selalu datang. Dan kau lihat? Sekarang dia sedang berada di hotel ini. Kau kira dia ke sini hanya demi kepentingan penyelidikan saja? Tentu tidak. Dia pastinya datang ke sini untuk mencari-cari kesalahan aku dan putriku pastinya. Dasar biadap!" maki Benigno.Hal itu tentu saja membuat Jordy merasa tertekan pula. Ia merasa bersalah, karena kata-kata Benigno itu seakan menamparnya dan mengatakan kalau dia tidak becus melakukan pekerjaannya."Maafkan aku, Capo. Aku benar-benar meminta maaf," ucap Jordy. Benigno mendengus kasar mendengarnya. Andai Jordy hanya anak buah biasa rasanya dia ingin menembak kep

  • Menantu Sang Mafia   Membangunkan Macan Tidur

    "Benar kau akan memberiku uang senilai €100.000?" tanya Danilo.Ethan mengangguk, meski terpatri jelas di wajahnya kalau dia tidak ikhlas diperas seperti ini oleh Danilo."Ya, sebutkan, kau ingin pembayaran seperti apa? Transfer? Tunai?" tanya Ethan sinis."Baiklah, aku rasa tunai saja," kekeh Danilo. "Setidaknya jika ada pemeriksaan oleh tim audit, tidak akan ada yang curiga dari mana datangnya uang sebanyak itu."Rasanya dia tak percaya kalau pria di depannya ini begitu gampang memberinya uang dengan jumlah besar seperti itu. Seratus ribu euro, bayangkan! Itu bukanlah jumlah yang kecil. Jika dikonversi ke rupiah uang sejumlah seratus ribu euro bisa mencapai 1,6 miliar lebih.Dengan uang sebanyak itu yang sudah pasti tidak akan dia dapat bahkan selama lima tahun ia bekerja, bukankah menggiurkan jika mendapat uang sebanyak itu tanpa harus bekerja terlalu keras? Danilo hanya perlu menutup mulutnya saja, hanya itu!Ethan mengangkat pundaknya."Baiklah, akan aku suruh siapkan oleh anak

  • Menantu Sang Mafia   Seratus Ribu Euro

    "Apa yang sedang kalian lakukan di sini, Tuan dan Nyonya Trovatelli?" tanya Danilo, polisi yang punya obsesi terhadap Benigno itu.Crystal sepertinya tak berminat untuk menjawab pertanyaan Danilo itu. Sejak tadi dia melihat Anna mengapung di dalam bak mandi, dia sudah sangat cukup syok. Ditambah lagi tak lama setelah itu, ada banyak orang yang berdatangan ke kamar hotel mereka. Awalnya hanya beberapa petugas keamanan hotel. Lalu tak lama setelah itu ada beberapa orang dari teman-teman Ethan entah itu sesama teman mafia atau malah anak buahnya, Crystal kurang tahu, lebih tepatnya sedang tidak tertarik ingin tahu. Dan sekarang sedang ada polisi yang selalu ingin cari gara-gara di setiap kesempatan ia bertemu dengan keluarga Benigno Mensina."Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?" tanya Ethan tak senang.Polisi itu menyeringai seperti mengejek."Aku adalah yang memimpin penyelidikan di lapangan untuk kasus ini. Jadi, apakah aku bisa meminta kerja sama kalian untuk menjawab setiap pe

  • Menantu Sang Mafia   Pemilik Hotel Itu Menantumu

    "Crys, kenapa?" tanya Ethan terkejut mendengar pekikan Crystal.Bukannya menjawab, Crystal malah termundur ke belakang sampai dia terjatuh. Wajahnya pucat pasi sambil ia geleng-geleng kepala."Kenapa? Crys??!" Ethan yang tidak mengerti langsung gerak cepat mendekati istrinya itu. Ia ingin menolong Crystal bangun."Kenapa? Kenapa, Crys? A-apa yang terjadi?!" "I-itu, Anna, Ethan ... Anna ....," tunjuk Crystal ke arah kamar mandi yang terbuka.Spontan Ethan ke arah kamar mandi. Dan sama terkejutnya, Ethan sampai membelalakkan matanya. Lalu ia pun dengan cepat menutup mata Clarissa yang sedang dia gendong."Astaga, apa yang terjadi?!"Crystal menatap Ethan dengan kaki dan tangan gemetar. Ia benar-benar pucat saat ini. "Ethan ... Anna, Ethan. Anna ...."Ethan segera meraih lengan Crystal dan membantunya untuk berdiri. Sementara sebelah tangannya yang lain masih menggendong Clarissa."Ayo bangun, Crys! Bangun ...." Ethan hampir sempoyongan membantu Crystal berdiri dan menggeretnya ke

  • Menantu Sang Mafia   Anna

    "Sebenarnya sangat lucu menginap di hotel yang satu kota dengan rumah sendiri. Mana aku tidak bawa baju ganti. Anna juga sama. Kalau Clarice perlengkapannya ada saja di dalam mobilmu. Terus bagaimana? Apa kita pulang sekarang saja?" usul Crystal pada Ethan."Besok saja, Crys. Aku sedang ingin di sini dulu. Aku sudah lama tidak menginap di sini. Yah, sejak seseorang wanita mengikatku dalam ikatan pernikahan," cibir Ethan."Hei!! Apa kau bermaksud menyalahkan aku?" omel Crystal."Ya, dan karena kau yang menyebabkan semua ini jadi kau bertanggung jawab mengurusku seumur hidup," jawab Ethan.Crystal hanya geleng-geleng kepala."Kalau itu sih kau sendiri yang ingin memanfaatkan aku. Ckckck," decak Crystal."Di lemari putih di ruang situ ada banyak baju kaos dan beberapa celana pendek. Bahkan ada yang belum pernah di pakai sama sekali. Mungkin kau dan Anna bisa memakai itu dulu," kata Ethan sambil memonyongkan bibirnya menunjuk ke arah walk in closet yang menyambungkan ruangan kamar dengan

  • Menantu Sang Mafia   Pengakuan Ethan

    "Jadi benar Diego adalah ayahmu?" tanya Crystal tak percaya.Rasanya dia tak bisa menerima kenyataan ini meski kali ini Ethan sendiri yang mengatakannya dengan mulutnya sendiri.Ethan menarik napas panjang mendengar pertanyaan Crystal yang sepertinya tidak percaya padanya itu."Sudah kubilang kau mungkin tidak akan percaya padaku," kata Ethan, masih menghela dan membuangnya berkali-kali.Kali ini Crystal yang terdiam. Dia tahu sebagai seorang istri, tugasnya sekarang adalah men-support suami, terlepas dari percaya atau tidak percayanya dia terhadap pengakuan suaminya itu."Aku sebenarnya tahu belum terlalu lama ini. Alessandro malah sebaliknya. Dia belum tahu siapa sebenarnya ayah kami, orang yang telah menelantarkan kami ketika usianya bahkan masih balita dan aku masih dalam kandungan ibuku saat itu," cerita Ethan dengan sendu.Ethan menceritakan kisah masa lalunya."Aku mungkin sudah menerima dan tak mempermasalahkan hidup dan takdirku yang hanya seorang anak yatim. Tak ingin mencar

  • Menantu Sang Mafia   Kamar Terpisah

    "Kita pulang nanti saja," kata Ethan yang saat ini sedang berada di dalam lift bersama Crystal, Anna dan Clarissa ke lantai sembilan gedung Mare Nostrum Hotel.Meski Crystal tak begitu paham apa tujuan Ethan tak mau langsung pulang ke Golden Time Residence, namun Crystal tetap menurut untuk ikut dengan Ethan, bersama Anna dan Clarissa tentu saja.Sesampainya di lantai sembilan, mereka pun keluar dari lift dan langsung menuju kamar bernomor 909. Ethan mengambil dompet dari kantong celananya lalu dari dalam dompet ia mengeluarkan sebuah kartu dan menempelkannya pada alat detektor yang berada di gagang pintu kamar.Ceklek!!!Pintu itu pun terbuka."Masuk!" kata Ethan mempersilahkan.Tanpa canggung sama sekali seolah itu adalah rumahnya, Ethan langsung masuk begitu saja dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa."Kau check-in di sini?" tanya Crystal melongo. Tak berminat untuk duduk, Crystal malah lebih penasaran untuk melihat-lihat. Ia memperhatikan sekeliling ruangan kamar hotel ini. Ru

  • Menantu Sang Mafia   Nyonya Boss

    "Sebelah sini, Nyonya!" Security itu mengantar Crystal, Anna dan Clarissa ke cafe hotel yang berada di lantai tiga. Sesampainya di sana, petugas keamanan itu memanggil salah seorang pelayan cafe untuk datang menghampiri mereka.Sedikit mengherankan juga bagi Crystal. Bagaimana mungkin staf keamanan yang tadi sangat kekeuh ingin memeriksanya sesuai prosedur hotel, setelah menerima telepon dari orang yang katanya adalah rekannya itu, kini malah mengantarkannya ke kafe seperti seorang tamu hotel yang diistimewakan.Staf keamanan itu membawa pelayan cafe itu sedikit menjauh sekitar dua, tiga langkah dan berbisik."Dia adalah Nyonya, istrinya Capo. Maksudku wanita yang berpakaian gaun biru itu. Tolong layani mereka dengan baik. Jangan sampai ada keluhan, apalagi jika itu sampai pada Capo. Kau tentu tak mau dianggap oleh Capo sebagai pekerja yang tidak becus, kan?" jelas security keamanan itu.Pelayan itu mengangguk."Baiklah, Tuan. Akan saya lakukan," jawabnya.Setelah itu security itu

  • Menantu Sang Mafia   Sial Seharian

    Crystal menatap Mare Nostrum Hotel, tempat dimana ia ditinggalkan oleh Marlon dengan Anna dan juga Clarissa. Hotel berlantai lima belas itu terlihat tinggi di antara bangun-bangunan lainnya. Maklumlah di kota C ini, bangunan pada umumnya hanya sampai setinggi tiga lantai saja. Hal ini dikarenakan karena Sisilia adalah kepulauan yang di kelilingi oleh lautan sehingga pemerintah setempat menetapkan standar aman bangunan umum hanya sampai tiga lantai. Jika ada yang ingin membangun gedung dengan banyak tingkatan, itu harus memerlukan izin khusus dari pemerintah untuk ditinjau tingkat keamanannya bagi bangunan di sekitarnya. Itu sebabnya Mare Nostrum Hotel ini ramai di kunjungi para pengunjung karena gedungnya yang lebih tinggi dari pada hotel lainnya."Nyonya, apa kita akan masuk ke dalam?" tanya Anna mana kala Crystal hanya bisa bengong begitu mereka sampai di depan hotel."Ehmm ... entahlah, Anna. Aku juga bingung untuk apa kita berada di sini. Sialan Marlon itu benar-benar sangat meny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status