"Kenapa kau menghindariku, Crys?"
Ethan menahan pergelangan tangan Crystal agar wanita itu tidak pergi sebelum menjawab pertanyaannya."Siapa? Siapa yang menghindarimu, hmm?" elak Crystal sambil menarik tangannya dari cengkraman tangan Ethan."Kau menghindariku, jangan kira aku tidak tahu itu. Selama dua minggu ini, di pagi hari kau sengaja keluar dari kamar setelah aku pergi. Dan sore hari kau juga sengaja pergi ketika aku pulang dari bengkel. Itu adalah ciri-ciri seorang wanita yang tidak mau menerima kenyataan kalau dia sebenarnya sudah mulai jatuh cinta pada seseorang yang disebut suami. Jadi Crys, katakan padaku, kau sudah mulai menyukai sampah ini?" goda Ethan sambil menggerak-gerakkan alis matanya."Lelaki s ialan!" umpat Crystal sambil menggigit sedikit bibirnya dengan geram. "Analisamu itu sangat bagus, Tuan Trovatelli. Tetapi untuk kesekian kalinya aku akan katakan padamu, kalau kau sama sekali ....""Bukan tipemu," sela EthanDi pagi hari Benigno seperti biasa sudah terbangun. Semalaman dia tidur larut gara-gara menunggu menantu tengilnya itu pulang. Tetapi sayang hingga pukul 1.30 dini hari, Ethan tak juga menunjukkan tanda-tanda kalau dia kan pulang sehingga Benigno memutuskan untuk tidur saja dulu dan membicarakan masalah Romano dan gadis taruhan itu esok hari saja. Pada asisten rumah tangganya dan para bodyguard yang berjaga di depan, Benigno sudah berpesan pada mereka untuk membiarkan Ethan masuk.Dan sekarang hal pertama yang ia ingin lakukan pagi ini adalah mengecek apakah Ethan sudah pulang atau tidak."Sayang, ini masih terlalu pagi. Tidur sajalah dulu," bujuk Arabella yang merasakan gerakan di ranjang pertanda Benigno sudah bangun."Kau tidurlah dulu. Jangan menghalangiku, Arabel!!" hardik Benigno dengan nada marah."Ya Tuhan, pagi-pagi sekali kau sudah marah-marah, Sayang. Jangan begitu. Kau akan cepat tua nanti," bujuk Arabel.
Diego Bosseli sedang sibuk membersihkan koleksi senjata api kesayangannya siang itu. Ia sedang berada di halaman belakang rumahnya, tempat paling tepat untuk membersihkan barang koleksi yang berharga untuknya itu.Beberapa alat untuk membersihkan berada di atas meja. Larutan pembersih, pelumas, sikat bore, sebuah patch dan pemegangnya, tongkat pembersih, sikat nilon, senter kecil, kapas penyeka, serta kain fiber untuk menggosok semua ada di atas meja.Diego pun mengosongkan salah satu senjata laras panjang miliknya menjadi beberapa bagian yaitu laras, slide, guide rod, frame, dan tempat peluru. Ia selalu menyempatkan waktu untuk membongkar senjatanya dan mengecek ulang untuk memastikan kalau semua putaran dalam pistol itu sudah dilepaskan. Setelah Diego membuka pistol itu, ia melihat ke dalam laras dari belakang ke depan sambil memicingkan matanya. Ia memastikan tidak ada peluru yang tersisa di dalam ruangan itu maupun yang tersangkut di laras. Ia tentu
Sore itu Ethan baru saja pulang dari bengkelnya ketika ia melihat seseorang sedang menunggunya di depan teras rumah Benigno Mensina. Romano Conte sudah menunggunya dengan ekspresi dan raut wajah menantang tentunya. Ia sepertinya baru saja keluar dari rumah sakit setelah dua hari yang lalu Ethan menembaknya. Ethan bisa melihat kalau kaki pria yang ditembaknya tempo hari itu masih diperban. Jangan lupakan sebelah tongkat kruk yang terjepit di bawah ketiaknya.Tak gentar Ethan pun segera keluar dari mobil. Ia pun perlahan mendekati teras hingga kini jarak pun mereka semakin dekat."Ba jingan, ternyata kau memang benar-benar menantu dari Benigno Mensina!" gumam Romano dengan wajah menahan geram.Ethan tidak menanggapi. Sebab ia tahu itu percuma. Tipe laki-laki seperti Romano selalu ada di manapun. Pria tak beradab yang suka bermain perempuan dan marah karena mangsanya lepas. Jadi sangat wajar kalau dia merasa kesal pada Ethan."K
"Hei, sadarlah, Crys!"Ethan melambaikan tangannya di depan wajah istrinya itu, sesaat setelah keduanya mencapai pelepasannya. Dan Crystal masih dengan mata tak berkedip menatap langit-langit kamar dengan rasa tak percaya. Tak percaya kalau dia akhirnya bercinta juga dengan suami sampahnya ini. Atas kesukarelaan dan tanpa paksaan sama sekali. Malah dia terlihat sangat menikmati dan juga membalas dan berupaya mengimbangi permainan Ethan."Crys, sadarlah. Lepaskan aku! Aku masih harus ke casino sekarang," bisik Ethan dengan nada mengejek.Crystal masih saja memeluknya erat dengan posisi tubuhnya masih berada di atas tubuh wanita itu.Sadar Ethan sedang mengejeknya, Crystal mendorong tubuh Ethan agar menjauh darinya."Pergilah, Breng sek!" umpatnya sambil kini ia meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya.Lalu sebelum Ethan mengatakan sesuatu untuk mengejeknya, Crystal pun segera berdiri dengan berba
Ethan mengikuti Benigno yang berjalan di depan masuk ke dalam kasino. Sementara ia dan Jordy berjalan sejajar. Mereka melewati ruangan dengan hingar bingar suara dari mesin game yang memenuhi setiap sudut dan sisi ruangan. Tidak ada dari pengunjung yang mempedulikan ketiga orang itu. Semua fokus pada permainan judi mereka masing-masing. Namun saat mereka mulai melewati bar yang banyak pelayannya, semua mulai tertuju kepada Benigno dan Ethan. Termasuk si tua Agustinus, kepala pelayan."Hei, Agustin. Sssst ...." Seseorang pelayan memberi kode pada Agustinus untuk melihat kearah Ethan dan Benigno.Agustinus yang memang telah melihat terlebih dahulu, tak menyahut dan tetap menyibukkan diri pada pekerjaan."Apa yang kalian lihat? Kerjakan pekerjaanmu!" hardik Agustinus."Hei, Agustin, ayolah! Jangan terlalu kaku begitu.Kau juga pastuli penasaran kan, kenapa Ethan dibawa oleh Bos besar? Menurutmu, apa mungkin Bos Besar sengaja menyu
"Mari ikut aku, Ethan!" ajak Jordy pada Ethan yang terlihat enggan mengikuti Jordy menuju ke ruangan para karyawan kasino.Ethan menghela napas panjang dan juga kasar sambil mengikuti Jordi yang berjalan cepat di hadapannya."Ayolah, Jordy! Kau tak perlu melakukan ini, kan? Tak perlu kau antar dan mengenalkanku pada mereka. Lama-lama mereka juga akan tahu siapa managernya," keluh Ethan dengan mimik sebal.Jordy tak menghiraukan tingkah laku dan penolakan menantu dari bos besarnya itu."Jangan mempersulitku, Ethan. ini adalah perintah langsung dari tuan Benigno. Aku tetap harus memperkenalkan kamu sebagai manajer di tempat ini agar semuanya menjaga sikapnya dan berpikir seribu kali kalau mereka ada niat untuk berbuat curang di kasino ini," kata Jordy lagi tanpa menghentikan langkahnya menuju ruangan paras staf kasino."Kalau maksudmu begitu, itu sangat salah besar Jordy. Percayalah, begitu mereka tahu kalai aku ada
"Wah, kau keren sekali! Apa kau ingin pergi ke undangan pernikahan, hmm?" ejek Crystal dengan sambil tertawa cekikikan saat Ethan baru turun dari lantai atas dan bergabung dengan penghuni rumah Benigno lainnya di meja makan.Pagi ini penampilan Ethan memang berbeda dari biasanya. Dengan pakaian rapi khas manager jas, sepatu pantofel serta dasi kupu-kupu itu terlihat pantas di tubuhnya. Jangan lupakan rambutnya yang disisir rapi membuat penampilannya seperti pria kelas atas saat ini. Sangat berbanding terbalik dengan penampilannya hari-hari sebelumnya ketika ia hendak berangkat ke bengkelnya.Ethan mengabaikan Crystal dan lebih memilih untuk menyapa Clarissa yang juga ikut duduk di meja makan dengan kursi tambahan yang membuatnya bisa sejajar dengan meja. Crystal mengangkat sebelah alisnya bingung. Ada apa ini? Tidak biasanya Ethan bersikap seperti itu padanya. Bahkan pria itu biasanya selalu menggodanya bahkan di hadapan Beniqno sekalipun, Ethann tidak akan pedul
Ethan sampai di Mensina Casino bertepatan dengan pergantian shift para staf karyawan.Saat ia masuk melalui pintu masuk utama kasino, bodyguard yang kemarin tidak memberikannya jalan, kini menyapanya dengan sapaan hormat."Selamat pagi, Tuan!""Selamat pagi, Tuan Ethan!" sapa dua orang bodyguard yang sedang berjaga itu.Ethan mengangguk sambil menepuk pundak salah satu bodyguard itu. Yang satu adalah masih orang yang sama dengan bodyguard yang kemarin, sementara yang satunya lagi adalah bodyguard yang berbeda. Mungkin bodyguard yang kemarin mendapatkan shift yang berbeda hari ini.Ethan tersenyum tipis saat melihat bodyguard yang menghalanginya kemarin sedikit menundukkan kepala. Entah karena malu ataukah ia merasa kalau sebagai menantu menantu Benigno Mensina, sudah sepatutnya ia memberi penghormatan pada Ethan"Hei ...." Ethan melihat pada betname bodyguard itu. "Jeremy, tak perlu sungkan begitu padaku.
"Oh, ya? Kau tahu dari mana? Jangan sok tahu! Memangnya kau dan Ethan saling mengenal sebelumnya?" balas Crystal. Marlon tersenyum miring mendengar kata-kata balasan dari Crystal yang tidak percaya padanya."Untuk tahu aktivitas seseorang tidak harus mengenal orang itu secara dekat, bukan?" "Maksudnya?" Crystal arti apa yang dimaksud oleh Marlon."Maksudku, aku bekerja di bidang yang sama dengan Paman Ben dan Ethan. Yah, mungkin Paman Ben sudah tua, jadi dia kurang begitu tahu tentang siapa sebenarnya menantunya itu. Tetapi aku tahu banyak hal tentang Ethan. Dan aku ragu kau mungkin tidak tahu sebanyak yang ku tahu tentang suamimu sendiri," kata Marlon lagi."Apa?" Crystal terlihat tidak senang pada setiap kata-kata yang diucapkan oleh Marlon."Hei, kenapa harus melotot seperti itu melihatku? Apa yang aku katakan benar kan? Memangnya ada yang salah?" kekeh Marlon sambil menatap krystal dari kaca spion mobil."Yang pertama, aku katakan padamu. Kau tidak tahu apa-apa tentang aku dan
Sharon dan Marlon saling tatap sejenak mendengar tujuan Crystal memanggilnya."Ya, tentu saja bol ..."Sharon ingin mengiyakan, tak keberatan dengan permintaan tolong Crystal, namun tidak dengan Marlon."Tidak boleh!" sela Marlon cepat.Crystal sampai membelalakkan matanya mendengar penolakan Marlon yang tanpa basa basi itu. Demikian pula dengan Sharon."Hei, Marlon, kenapa kau harus seperti itu, hmm?" protes Sharon pada saudara kembarnya itu. "Crys, jangan dengarkan kata-kata Marlon, ikutlah bersama kami!" ajaknya.Marlon menatap Crystal dengan pandangan aneh, yang Crystal tidak tahu tatapan seperti apa itu. "Tetapi sepertinya saudaramu tidak mengijinkan kami untuk menumpang. Kalau memang tidak boleh ya sudah, cih! Menyebalkan, baru juga punya mobil jelek seperti itu sudah sombong. Bagaimana kalau punya super car seperti milikku?" pamer Crystal.Yah, begitulah Crystal. Sikapnya memang sering kali kekanak-kanakan. Tadi dia sendiri yang ingin meminta tolong agar diberi tumpangan. Eeh,
"Apa? Bercerai?!"Crystal membelalakkan matanya mendengar Benigno mengucapkan kalimat itu. Andai di awal-awal pernikahannya Benigno mengucapkan kata-kata itu, mungkin Crystal dengan senang hati akan mengiyakannya. Tapi setelah hatinya berlabuh pada Ethan selama beberapa bulan terakhir ini, baru mendengarnya saja hatinya sudah diiris sembilu."Ya, bercerai. Kalau kau masih belum jelas dengan kata-kata itu akan Papa perjelas. Berpisah, mengakhiri hubungan pernikahan dengannya. Apa kata-kata itu belum cukup membuatmu mengerti?" kata Benigno dengan tegas pada Crystal.Crystal cukup syok mendengar kata-kata dari ayahnya. Ia sampai geleng-geleng tak percaya terhadap apa yang dia dengar"Papa sepertinya sedang tidak sehat. Sudahlah, sebaiknya aku dan Clarissa pulang saja. Terus terang saja aku menyesal datang ke pesta pernikahan Papa ini. Kalau aku tahu akan ada kejadian seperti ini, aku tidak akan datang!" kata Crystal sambil meraih tas tangannya yang sedari tadi tergeletak di atas meja.Be
"Papa Ben?" Ethan spontan menggumam saat melihat mertuanya itu ada di belakangnya."Jelaskan padaku!" geram Benigno."Apa yang harus kujelaskan?" tanya Ethan malas."Katakan padaku, kenapa pria ini ... Diego mengatakan kalau kau dan Alessandro adalah putranya? Apa itu benar?" desak Benigno.Ethan mendengus. Alangkah berat baginya untuk mengakui hal tersebut. Namun, ia pun sangat malas untuk mengakui di hadapan semua orang kalau Diego adalah ayah biologisnya."Dia memang adalah putraku sama halnya dengan Alessandro. Ah, Bagaimana caraku untuk mengatakannya? Tidak baik mengungkapkan semua ini di depan umum. Kita bisa membicarakan ini di tempat yang lebih privat kalau kau berkenan," usup Diego.Benigno tersenyum dengan seringai. "Tidak perlu! Sekarang sebaiknya kalian katakan saja, apa sebenarnya yang tidakku tahu di sini? Ethan? Apa bener kau adalah putra dari Diego?" tanya Benigno sekali lagi kepada menantunya itu.Lalu pria itu pun menatap Ethan dan Diego secara bergantian. Sebenarny
"Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent
Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan
Usai dari gereja, resepsi pernikahan Benigno Mensina dan Arabella pun berlanjut ke gedung resepsi. Banyak relasi bisnis yang diundang oleh Benigno ke acara pernikahannya itu. Namun yang menarik perhatian manakala melihat sosok Diego Bosseli ada di sana. "Mau apa dia di sini?" gumam Crystal saat melihat Diego dan asistennya Simone Colazi memasuki ruangan pesta.Ethan yang sedari tadi sibuk bercengkrama sambil menyuapi Clarissa makan, menatap ke arah pintu gedung aula. Ia sedikit mengernyitkan kening, melihat ayah biologisnya itu ada di pesta pernikahan sang mertua.Sementara itu Benigno dan Arabella masih sibuk menyapa dan menyambut para tamu. "Ya Tuhan, apakah dia datang ke sini untuk membuat masalah? Ah, tunggu sebentar, Ethan. Aku akan mendatangi dia. Aku ingin menanyakan ada urusan apa dia ke sini?" Crystal sudah akan bangkit dari duduknya, namun Ethan menyuruhnya untuk duduk kembali."Duduklah, Crys. Abaikan saja dia!" perintah Ethan sambil menyuapi Clarissa kembali."Tetapi ba
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or