"Ethan Trovatelli, bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup? Selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam kecukupan dan kekurangan, serta dalam sehat atau pun sakit?""Ya, saya bersedia,"jawab Ethan.Sebaliknya sang mempelai wanita di balik veil transparan yang menutupi kepalanya, ia memutar bola matanya dengan malas. Ini bukan pernikahan yang diinginkan olehnya, tentu saja. Namun pada akhirnya dia pun terpaksa mengucapkan janji yang sama."Mulai saat ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia".Sekarang tibalah giliran Ethan akan mencium Crystal, di depan para tamu undangan. Ethan menyingkap veil putih yang menutupi wajah istrinya itu, lalu ia pun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Crystal."Jangan berani-berani mencoba melakukannya," ancamnya dengan bisikan lirih pada pria yang baru saja resmi menikahinya itu.Ethan tersenyum. Dia tahu Crystal tidak menginginkannya, tetapi
Pria yang diteriaki itu tersentak dari keterkejutannya mendengar teriakan Ethan. Spontan ia menoleh pada Ethan yang kini hanya berjarak beberapa meter darinya. Tak ingin merasa malu karena salah satu anak buahnya tumbang oleh lemparan piring pria itu, Andrew Bosseli tertawa terkekeh dengan nada meremehkan."Wah, pengantin pria sepertinya sangat marah sekali. Ingin menjadi hero di depan Crystal, heh?" kekehnya. "Baiklah, akan kukabulkan. Jadilah hero untuk istri tersayangmu itu!"Usai mengatakan itu, Andrew lagi-lagi memberi isyarat dengan dagunya agar sniper yang satunya menyerang Crystal. Sniper itu pun mengangkat senjatanya.Ethan yang melihat hal itu langsung berlari secepat angin ke arah sniper itu. Dan ....BUUGGHH!!!!Belum sempat pelatuk itu ditarik, sebuah tendangan dari Ethan mendarat di rahang sniper itu. Sniper itu tumbang dan masih sempat mencoba untuk bangkit, namun satu tendangan lagi dari Ethan di kepalanya cukup membuat pria itu kehilangan tenaga untuk bangkit."Arggg
"Kau sangat berisik, apa perlu aku membungkammu dengan cara yang berbeda? Hum?" kata Ethan sambil menatap tajam wanita yang kini menginjaknya seakan ia adalah orang yang sangat tak ada harganya."Oh, ya? Kau berani?" tantang Crystal tak gentar.Ethan kini menatap liar Crystal dari telapak kaki hingg ke satu titik di tubuh Crystal tanpa berkedip. Jangan lupakan tangannya yang kini telah berhasil menggenggam betis indah wanita itu.Crystal terkesiap dan berusaha melepas kakinya dari genggaman Ethan."Lepaskan!!" perintah Crystal dengan marah."Kau sudah menggodaku sampai seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu dengan mudah, Nyonya Trovatelli?" "Aku tidak menggodamu, Bodoh! Lepaskan kakiku!" Ethan kini dengan usilnya malah mengusap-usap kaki Crystal hingga lutut hingga membuat Crystal berusaha untuk menarik-narik kakinya dari genggaman tangan Ethan.Bukan salah Ethan jika Crystal yang memancingnya. Ethan kini malah memiringkan tubuhnya. Dengan setengah duduk ia malah memel
"Lalu, kalau begitu apa yang harus kukerjakan?" tanya Ethan."Jordy!" panggil Beniqno pada anak buahnya. "Ya, Bos!" Jordy segera mendekat."Aku menyuruhmu untuk menjelaskan pada Ethan tentang seluk beluk kasino kita yang berada di dekat pelabuhan! Mulai sekarang kau harus membimbing dia agar bisa menjadi penggantiku memimpin The Black Roses, pimpinan mafia terhebat sepanjang masa!" kata Benigno dengan penuh kebanggaan.Ethan terlihat menganga. Bukannya apa-apa, mertuanya bilang dia akan dibimbing untuk menjadi mafia terhebat sepanjang masa. Yang benar ..."Maaf, Papa Ben! Bolehkah aku menolak? Aku rasa aku lebih cocok menjadi seorang mekanik," tolak Ethan dengan hati-hati."Kau tidak boleh menolak! Aku menikahkanmu dengan putriku Crystal bukan agar kau bebas melakukan pekerjaan tak berguna itu! Cukup sekali aku memiliki menantu tak berguna. Jangan menjadi Alessandro kedua! Selain itu kalau bukan kau yang akan meneruskan kepemimpinan The Black Roses, lalu siapa lagi?"Ethan sampai men
"Papa?" pekik Crystal tertahan."Sebaiknya kalian berdua menikah saja," usul Benigno."Tidak! Aku tidak mau! Apa-apaan Papa mengusulkan hal seperti itu. Aku tidak mau menikah dengannya!" tolak wanita itu tegas."Crys ....""Apa Papa masih sehat? Papa ingin aku menikah dengannya? Hah! Buat apa! Itu ide paling konyol dan paling gila yang pernah ku dengar!" umpat wanita itu lagi."Crys, ikut Papa sebentar!"Setelah meminta ijin pada pengacara itu, Benigno pun menarik Crystal ke luar sebentar. "Crys, tolong mengerti! Kau setujui saja permintaan Papa untuk kau menikah dengannya. Ini hanya untuk sementara, Crys!"Crystal geleng-geleng kepala."Tidak, tidak, tidak ... ini gila! Aku tidak mau menuruti inginnya Papa. Itu tidak lucu sama sekali.""Hanya sementara, Crys. Sampai Papa menemukan satu alasan kuat untuk menendang dia dari kehidupanmu dan Clarissa. Kau tahu kan kalau Papa tidak bisa berurusan dengan hukum dulu akhir-akhir ini?""Tapi aku mana mungkin menikah dengan orang itu. Dia adi
"Ethan, antar ini ke meja nomor delapan!" seru kepala pelayan pada Ethan yang baru saja datang dari mengantar minuman di meja dua belas. "Okay! Aku datang!" seru Ethan seraya menghampiri kepala pelayan yang segera menyambutnya dengan nampan yang di atasnya telah disusun beberapa kaleng minuman bersoda siap minum. Segera keduanya bertukar nampan kosong dengan nampan yang harus diantar oleh Ethan pada pengunjung tamu yang berada di meja nomor delapan. Mensina Grand Casino adalah kasino terbesar di wilayah kota C dan sekitarnya. Sebanyak 500 mesin judi dan 100 meja judi poker dan meja judi lainnya ada disitu. Bukan hanya itu, Mensina Grand Casino juga memiliki hotel dengan jumlah kamar 590 kamar serta memiliki 8 restoran di dalamnya. Untuk para wanita yang senang bermain judi, di sini juga mereka bisa menggunakan jasa salon pribadi. Dan untuk kaum pria para petualang cinta satu malam, Mensina Grand Casino juga menyediakan ada banyak wanita
"Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!" Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang."Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi. Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau meng
Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.
"Oh, ya? Kau tahu dari mana? Jangan sok tahu! Memangnya kau dan Ethan saling mengenal sebelumnya?" balas Crystal. Marlon tersenyum miring mendengar kata-kata balasan dari Crystal yang tidak percaya padanya."Untuk tahu aktivitas seseorang tidak harus mengenal orang itu secara dekat, bukan?" "Maksudnya?" Crystal arti apa yang dimaksud oleh Marlon."Maksudku, aku bekerja di bidang yang sama dengan Paman Ben dan Ethan. Yah, mungkin Paman Ben sudah tua, jadi dia kurang begitu tahu tentang siapa sebenarnya menantunya itu. Tetapi aku tahu banyak hal tentang Ethan. Dan aku ragu kau mungkin tidak tahu sebanyak yang ku tahu tentang suamimu sendiri," kata Marlon lagi."Apa?" Crystal terlihat tidak senang pada setiap kata-kata yang diucapkan oleh Marlon."Hei, kenapa harus melotot seperti itu melihatku? Apa yang aku katakan benar kan? Memangnya ada yang salah?" kekeh Marlon sambil menatap krystal dari kaca spion mobil."Yang pertama, aku katakan padamu. Kau tidak tahu apa-apa tentang aku dan
Sharon dan Marlon saling tatap sejenak mendengar tujuan Crystal memanggilnya."Ya, tentu saja bol ..."Sharon ingin mengiyakan, tak keberatan dengan permintaan tolong Crystal, namun tidak dengan Marlon."Tidak boleh!" sela Marlon cepat.Crystal sampai membelalakkan matanya mendengar penolakan Marlon yang tanpa basa basi itu. Demikian pula dengan Sharon."Hei, Marlon, kenapa kau harus seperti itu, hmm?" protes Sharon pada saudara kembarnya itu. "Crys, jangan dengarkan kata-kata Marlon, ikutlah bersama kami!" ajaknya.Marlon menatap Crystal dengan pandangan aneh, yang Crystal tidak tahu tatapan seperti apa itu. "Tetapi sepertinya saudaramu tidak mengijinkan kami untuk menumpang. Kalau memang tidak boleh ya sudah, cih! Menyebalkan, baru juga punya mobil jelek seperti itu sudah sombong. Bagaimana kalau punya super car seperti milikku?" pamer Crystal.Yah, begitulah Crystal. Sikapnya memang sering kali kekanak-kanakan. Tadi dia sendiri yang ingin meminta tolong agar diberi tumpangan. Eeh,
"Apa? Bercerai?!"Crystal membelalakkan matanya mendengar Benigno mengucapkan kalimat itu. Andai di awal-awal pernikahannya Benigno mengucapkan kata-kata itu, mungkin Crystal dengan senang hati akan mengiyakannya. Tapi setelah hatinya berlabuh pada Ethan selama beberapa bulan terakhir ini, baru mendengarnya saja hatinya sudah diiris sembilu."Ya, bercerai. Kalau kau masih belum jelas dengan kata-kata itu akan Papa perjelas. Berpisah, mengakhiri hubungan pernikahan dengannya. Apa kata-kata itu belum cukup membuatmu mengerti?" kata Benigno dengan tegas pada Crystal.Crystal cukup syok mendengar kata-kata dari ayahnya. Ia sampai geleng-geleng tak percaya terhadap apa yang dia dengar"Papa sepertinya sedang tidak sehat. Sudahlah, sebaiknya aku dan Clarissa pulang saja. Terus terang saja aku menyesal datang ke pesta pernikahan Papa ini. Kalau aku tahu akan ada kejadian seperti ini, aku tidak akan datang!" kata Crystal sambil meraih tas tangannya yang sedari tadi tergeletak di atas meja.Be
"Papa Ben?" Ethan spontan menggumam saat melihat mertuanya itu ada di belakangnya."Jelaskan padaku!" geram Benigno."Apa yang harus kujelaskan?" tanya Ethan malas."Katakan padaku, kenapa pria ini ... Diego mengatakan kalau kau dan Alessandro adalah putranya? Apa itu benar?" desak Benigno.Ethan mendengus. Alangkah berat baginya untuk mengakui hal tersebut. Namun, ia pun sangat malas untuk mengakui di hadapan semua orang kalau Diego adalah ayah biologisnya."Dia memang adalah putraku sama halnya dengan Alessandro. Ah, Bagaimana caraku untuk mengatakannya? Tidak baik mengungkapkan semua ini di depan umum. Kita bisa membicarakan ini di tempat yang lebih privat kalau kau berkenan," usup Diego.Benigno tersenyum dengan seringai. "Tidak perlu! Sekarang sebaiknya kalian katakan saja, apa sebenarnya yang tidakku tahu di sini? Ethan? Apa bener kau adalah putra dari Diego?" tanya Benigno sekali lagi kepada menantunya itu.Lalu pria itu pun menatap Ethan dan Diego secara bergantian. Sebenarny
"Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent
Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan
Usai dari gereja, resepsi pernikahan Benigno Mensina dan Arabella pun berlanjut ke gedung resepsi. Banyak relasi bisnis yang diundang oleh Benigno ke acara pernikahannya itu. Namun yang menarik perhatian manakala melihat sosok Diego Bosseli ada di sana. "Mau apa dia di sini?" gumam Crystal saat melihat Diego dan asistennya Simone Colazi memasuki ruangan pesta.Ethan yang sedari tadi sibuk bercengkrama sambil menyuapi Clarissa makan, menatap ke arah pintu gedung aula. Ia sedikit mengernyitkan kening, melihat ayah biologisnya itu ada di pesta pernikahan sang mertua.Sementara itu Benigno dan Arabella masih sibuk menyapa dan menyambut para tamu. "Ya Tuhan, apakah dia datang ke sini untuk membuat masalah? Ah, tunggu sebentar, Ethan. Aku akan mendatangi dia. Aku ingin menanyakan ada urusan apa dia ke sini?" Crystal sudah akan bangkit dari duduknya, namun Ethan menyuruhnya untuk duduk kembali."Duduklah, Crys. Abaikan saja dia!" perintah Ethan sambil menyuapi Clarissa kembali."Tetapi ba
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or