Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Siapa Kau Sebenarnya?

Share

Siapa Kau Sebenarnya?

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-01-23 17:54:28

Pria yang diteriaki itu tersentak dari keterkejutannya mendengar teriakan Ethan. Spontan ia menoleh pada Ethan yang kini hanya berjarak beberapa meter darinya.

Tak ingin merasa malu karena salah satu anak buahnya tumbang oleh lemparan piring pria itu, Andrew Bosseli tertawa terkekeh dengan nada meremehkan.

"Wah, pengantin pria sepertinya sangat marah sekali. Ingin menjadi hero di depan Crystal, heh?" kekehnya. "Baiklah, akan kukabulkan. Jadilah hero untuk istri tersayangmu itu!"

Usai mengatakan itu, Andrew lagi-lagi memberi isyarat dengan dagunya agar sniper yang satunya menyerang Crystal. Sniper itu pun mengangkat senjatanya.

Ethan yang melihat hal itu langsung berlari secepat angin ke arah sniper itu. Dan ....

BUUGGHH!!!!

Belum sempat pelatuk itu ditarik, sebuah tendangan dari Ethan mendarat di rahang sniper itu. Sniper itu tumbang dan masih sempat mencoba untuk bangkit, namun satu tendangan lagi dari Ethan di kepalanya cukup membuat pria itu kehilangan tenaga untuk bangkit.

"Arggghhh!!"

Pekik tertahan lagi-lagi terdengar dari para undangan yang ada di ruangan itu. Mereka terperangah melihat sniper itu kini bernasib sama dengan temannya.

Melihat dua sniper yang dibawanya dikalahkan dengan begitu mudah oleh Ethan, Andrew kini menelan salivanya. Semua orang melihat padanya. Dan kini, lihat! Ethan sedang berjalan menuju ke arahnya.

Dengan gerak cepat dan langkah kaki yang panjang, tak butuh waktu lama bagi Ethan untuk sampai di hadapan Andrew. Ethan langsung memukulnya.

BUGGHH!!

Dan lagi ...

BUGGH!!

Kini tak hanya memukul, dengan lututnya Ethan juga menumbuk perut pria itu berkali-kali. Andrew benar-benar tak diberi kesempatan oleh Ethan untuk melawan.

Setelah puas memukuli Andrew, Ethan pun menarik kerah baju lawannya dengan kasar dan menyeret Andrew Bosseli ke luar aula. Dengan gerak kasar Ethan mendorong Andrew hingga pria itu jatuh terhempas di tangga aula.

"Sampaikan salamku pada ayahmu, Diego Bosseli. Dan katakan padanya agar dia bisa mendidikmu dengan baik, Andrew! Atau kalau tidak ... dia tahu apa konsekuensinya! Dan sekarang kau pergilah dari sini!" usir Ethan.

Pemandangan yang luar biasa aneh. Benigno bahkan sampai menganga. Semudah itu Ethan mengusir anak dari pimpinan Demond del Cielo itu, entah dengan cara apa. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh pria itu? Dia mengenal Diego Bosseli? Siapa sebenarnya Ethan? Benarkah dia hanya seorang mekanik?

*****

Pesta pernikahan itu usai ketika jarum jam menunjukkan hampir pukul 2.30 dini hari. Semua undangan telah membubarkan diri, begitupun dengan Benigno, Crystal dan Ethan yang telah kembali ke kediaman pimpinan mafia kelas kakap itu.

Tak seperti pasangan pengantin baru pada umumnya, Crystal dan Ethan tidak menginap di hotel untuk melakukan ritual malam pertama. Mereka berdua ikut pulang bersama Benigno dan kekasihnya.

"Baiklah, di mana kamarku?" tanya Ethan tanpa basa-basi, begitu mereka tiba di rumah mewah itu.

Crystal tak langsung menjawab. Dia masih memandang pria dihadapannya ini dengan mata tak berkedip. Sungguh lelaki yang tidak bisa ditebak. Sebenarnya siapa dia? batin Crystal bertanya-tanya.

Sebenarnya meski Crystal menikah dengan Alessandro, namun dia tidak begitu mengenal keluarga dari mendiang suaminya itu. Pernikahannya dengan Alessandro pun tak ada beda dengan pernikahannya yang kedua ini. Menikah karena sebuah alasan yang bukan cinta. Ia terpaksa menikahi Alessandro karena satu malam yang sial di tiga tahun yang lalu yang menyebabkan dia mengandung Clarissa.

Dia bukan wanita yang baik, tetapi Crystal juga bukanlah seorang ibu yang buruk. Ia menikahi Alessandro hanya agar Clarissa memiliki pengakuan dari ayah kandungnya.

Alessandro bagi Crystal hanya lelaki yang kebetulan datang dan singgah. Bukan orang penting yang harus ia tahu kehidupannya. Yang dia tahu Alessandro sudah tak memiliki orang tua lagi. Ia memiliki adik yang tinggal di kota lain namun hingga Alessandro wafat, Crystal belum pernah bertemu dengannya. Dan lihat? Sekarang adik iparnya itu kini jadi suaminya! Double sial!

"Hallo?"

Ethan mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan wajah Crystal karena wanita itu terlihat melamun.

Crystal tersentak dari lamunannya.

"Hum?"

"Aku bertanya, dimana kamarku? Apa pertanyaanku salah? Atau seharusnya kita tinggal dalam satu kamar?" tanya Ethan, terkesan tidak sabaran.

Ethan sudah sangat lelah. Yang dia butuhkan untuk saat ini hanyalah istirahat.

"Aku akan menunjukkan di mana kamarmu, kalau kau bicara jujur padaku siapa sebenarnya dirimu?" tanya Crystal sambil berlipat tangan di atas dada.

"Kita sudah menikah, dan kau baru saja bertanya siapa aku? Uh, sudah sangat terlambat, Nona."

"Jangan berbasa-basi denganku! Katakan, sebenarnya kau siapa? Apa kau mata-mata dari Demond del Cielo?" tanya Crystal berang.

Ethan menatap wanita garang di depannya itu sambil membuka tuksedonya, melepas dasi kupu-kupu yang melekat di kancing paling atas kemejanya, serta tak lupa membuka kancing baju di bagian pergelangan tangannya.

"Aku tidak tahu apa maksudmu, Crys. Sebaiknya kau tunjukkan di mana kamarku sekarang, atau aku akan tidur di kamar mana pun yang aku mau," kata pria itu.

"Jangan mengelak dari pertanyaanku, Bajingan! Katakan padaku! Apa kau di suruh mereka untuk membunuhku dan Papa?"

"Tuduhanmu padaku terlalu berlebihan, Crys," jawab Ethan acuh.

Kini tanpa mempedulikan Crystal, ia menaiki tangga dan naik ke lantai dua rumah.

"Ethan! Aku belum selesai bicara!" teriak Crystal.

"Kita akan bicara besok, Honey," ucap Ethan tak peduli.

Ia pun segera berjalan melewati kamar-kamar yang ada di lantai dua itu dengan diekori Crystal di belakangnya. Lalu ia menghentikan kakinya tepat di depan sebuah kamar. Ia menunjuknya sebentar lalu melirik Crystal, dan tanpa berpikir panjang ia pun segera masuk ke meraih handle pintu dan melenggang masuk ke dalam.

"Siapa yang menyuruhmu masuk ke sini? Keluar!!!" perintah Crystal dengan galaknya.

Senyum menyeringai terpampang di wajah Ethan.

"Untuk apa aku keluar? Ini kamarmu. Kau istriku, berarti tempatku juga ada di sini, kan?" jawab Ethan lagi-lagi dengan acuh.

Kini ia membuka kemejanya hingga tersisa hanya kaos dalam dan membaringkan tubuhnya di ranjang milik Crystal.

"Kau keterlaluan, Ethan! Menyingkir dari tempat tidurku!"

Ethan tidak peduli dengan segala hardikan dan makian Crystal. Dengan tangan berada di atas kepala sebagai bantal meskipun di bawahnya sudah ada bantal, Ethan pun memejamkan matanya.

"Brengsek! Jangan mengabaikanku!"

Crystal pun lalu menarik lengan bisep dan trisep Ethan itu dan berniat menjatuhkan pria itu dari ranjang. Namun jangankan menjatuhkannya, membuatnya bergeser dari tempatnya saja tidak.

"Bajingan!! Kalau kau tidak mau pergi dari ranjangku aku akan meminta Jordy untuk melemparmu dari sini sekarang juga!!" jerit Crystal marah.

Ethan membuka sebelah matanya dan melihat dengan aneh wanita yang sedang menjerit-jerit di sebelahnya ini. Sungguh wanita yang sangat berisik.

"Ethaaann!!!"

Ethan menutup telinganya yang hampir tuli karena jeritan wanita bar-bar itu.

"Crys, bisakah kau tidak berisik? Aku butuh beristirahat. Aku lelah berdiri hampir seharian menyambut para tamu di gedung resepsi dan kau masih ingin aku meladeni ocehanmu itu sekarang? Please, lanjutkan omelanmu itu besok saja. Aku mau tidur."

Mengatakan hal itu Ethan kembali menutup matanya. Kali ini lengan yang tadinya jadi bantal di bawah kepalanya kini berpindah menutupi matanya.

Kesal karena diacuhkan oleh Ethan, kini Crystal naik ke atas ranjang dan berdiri tepat di samping pria itu. Lalu sebelah kakinya pun kini telah menginjak dada bidang pria itu.

Merasa ada yang menekan dadanya, Ethan pun lagi-lagi menyingkirkan lengan yang menutupi matanya. Matanya menatap ke atas, ke arah Crystal yang berdiri sambil menginjakkan sebelah kaki di dadanya. Kaki mulus dan jenjang itu terekspose sempurna dari telapak kaki hingga ke paha bagian dalam melalui belahan gaun malam yang dipakainya di acara resepsi pernikahan tadi.

"Pergi dari kamarku!" hardik Crystal dengan marah.

Ethan melirik ke arah kaki yang bertengger di dadanya dan menyentuhnya.

"Crys, apa begini caramu mengajak suamimu melakukan malam pertama?"

Eh?

"Kau sangat berisik. Apa perlu aku membungkammu dengan cara yang berbeda? Hmm?"

Ethan menatap tajam wanita yang kini sedang menginjaknya seakan ia adalah orang yang tak punya harga diri.

"Oh, ya? Kau berani?" tantang Crystal, tak gentar.

****

Related chapters

  • Menantu Sang Mafia   Membungkammu Dengan Cara Berbeda

    "Kau sangat berisik, apa perlu aku membungkammu dengan cara yang berbeda? Hum?" kata Ethan sambil menatap tajam wanita yang kini menginjaknya seakan ia adalah orang yang sangat tak ada harganya."Oh, ya? Kau berani?" tantang Crystal tak gentar.Ethan kini menatap liar Crystal dari telapak kaki hingg ke satu titik di tubuh Crystal tanpa berkedip. Jangan lupakan tangannya yang kini telah berhasil menggenggam betis indah wanita itu.Crystal terkesiap dan berusaha melepas kakinya dari genggaman Ethan."Lepaskan!!" perintah Crystal dengan marah."Kau sudah menggodaku sampai seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa melepaskanmu dengan mudah, Nyonya Trovatelli?" "Aku tidak menggodamu, Bodoh! Lepaskan kakiku!" Ethan kini dengan usilnya malah mengusap-usap kaki Crystal hingga lutut hingga membuat Crystal berusaha untuk menarik-narik kakinya dari genggaman tangan Ethan.Bukan salah Ethan jika Crystal yang memancingnya. Ethan kini malah memiringkan tubuhnya. Dengan setengah duduk ia malah memel

    Last Updated : 2025-01-23
  • Menantu Sang Mafia   Pekerjaan Tak Berguna

    "Lalu, kalau begitu apa yang harus kukerjakan?" tanya Ethan."Jordy!" panggil Beniqno pada anak buahnya. "Ya, Bos!" Jordy segera mendekat."Aku menyuruhmu untuk menjelaskan pada Ethan tentang seluk beluk kasino kita yang berada di dekat pelabuhan! Mulai sekarang kau harus membimbing dia agar bisa menjadi penggantiku memimpin The Black Roses, pimpinan mafia terhebat sepanjang masa!" kata Benigno dengan penuh kebanggaan.Ethan terlihat menganga. Bukannya apa-apa, mertuanya bilang dia akan dibimbing untuk menjadi mafia terhebat sepanjang masa. Yang benar ..."Maaf, Papa Ben! Bolehkah aku menolak? Aku rasa aku lebih cocok menjadi seorang mekanik," tolak Ethan dengan hati-hati."Kau tidak boleh menolak! Aku menikahkanmu dengan putriku Crystal bukan agar kau bebas melakukan pekerjaan tak berguna itu! Cukup sekali aku memiliki menantu tak berguna. Jangan menjadi Alessandro kedua! Selain itu kalau bukan kau yang akan meneruskan kepemimpinan The Black Roses, lalu siapa lagi?"Ethan sampai men

    Last Updated : 2025-01-23
  • Menantu Sang Mafia   Seorang Pelayan Kasino

    "Papa?" pekik Crystal tertahan."Sebaiknya kalian berdua menikah saja," usul Benigno."Tidak! Aku tidak mau! Apa-apaan Papa mengusulkan hal seperti itu. Aku tidak mau menikah dengannya!" tolak wanita itu tegas."Crys ....""Apa Papa masih sehat? Papa ingin aku menikah dengannya? Hah! Buat apa! Itu ide paling konyol dan paling gila yang pernah ku dengar!" umpat wanita itu lagi."Crys, ikut Papa sebentar!"Setelah meminta ijin pada pengacara itu, Benigno pun menarik Crystal ke luar sebentar. "Crys, tolong mengerti! Kau setujui saja permintaan Papa untuk kau menikah dengannya. Ini hanya untuk sementara, Crys!"Crystal geleng-geleng kepala."Tidak, tidak, tidak ... ini gila! Aku tidak mau menuruti inginnya Papa. Itu tidak lucu sama sekali.""Hanya sementara, Crys. Sampai Papa menemukan satu alasan kuat untuk menendang dia dari kehidupanmu dan Clarissa. Kau tahu kan kalau Papa tidak bisa berurusan dengan hukum dulu akhir-akhir ini?""Tapi aku mana mungkin menikah dengan orang itu. Dia adi

    Last Updated : 2025-01-23
  • Menantu Sang Mafia   Mensina Casino

    "Ethan, antar ini ke meja nomor delapan!" seru kepala pelayan pada Ethan yang baru saja datang dari mengantar minuman di meja dua belas. "Okay! Aku datang!" seru Ethan seraya menghampiri kepala pelayan yang segera menyambutnya dengan nampan yang di atasnya telah disusun beberapa kaleng minuman bersoda siap minum. Segera keduanya bertukar nampan kosong dengan nampan yang harus diantar oleh Ethan pada pengunjung tamu yang berada di meja nomor delapan. Mensina Grand Casino adalah kasino terbesar di wilayah kota C dan sekitarnya. Sebanyak 500 mesin judi dan 100 meja judi poker dan meja judi lainnya ada disitu. Bukan hanya itu, Mensina Grand Casino juga memiliki hotel dengan jumlah kamar 590 kamar serta memiliki 8 restoran di dalamnya. Untuk para wanita yang senang bermain judi, di sini juga mereka bisa menggunakan jasa salon pribadi. Dan untuk kaum pria para petualang cinta satu malam, Mensina Grand Casino juga menyediakan ada banyak wanita

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Hal Misterius Yang Mengganggu

    "Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!" Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang."Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi. Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau meng

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Kau Memanggilku Apa?

    Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menantu Sang Mafia   Gaun Pink

    Kau berani memanggilku apa?" tanya Crystal marah.Ethan tidak menghiraukan kemarahan Crystal. Sekarang ia malah membawa Clarissa di gendongannya menuju mobil Benigno berwarna merah dengan bak terbuka."Ethan!! Apa maksudmu berkata seperti itu padaku?!" kesal Crystal berusaha menghadang Ethan yang membawa Clarissa ke mobil. Namun oleh Ethan, ia sengaja didorong sehingga meminggir dan tak menghalangi jalan pria itu."Kau pikirkan saja sendiri! Ayo, Clarice! Papa akan bawa kau jalan-jalan!" "Hum!" Clarissa pun mengangguk mengiyakan.Apa? Papa katanya?! Dasar pria tidak punya malu! Bisa-bisanya dia mengajari Clarissa untuk memanggilnya papa.Tanpa perlu membuka pintu mobil, Ethan pun mendudukkan Clarissa di kursi samping kemudi. Lalu ia pun memasang sabuk pengaman yang melintang miring pada bocah kecil berusia 2,5tahun itu.Melihat putrinya siap dibawa pergi oleh Ethan, maka Crystal pun tidak mau berdiam diri. Segera ia me

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menantu Sang Mafia   Kau Belum Masuk Kategori Cantik Bagiku

    "Kau belum ingin jujur padaku tentang siapa kau sebenarnya?" tanya Crystal kepada Ethan. Ethan yang sedang berbaring begitu saja di rumput tanpa alas itu menatap wajah Crystal dengan pandangan malas. "Ethan!!!" Dengan tak sabar, Crystal pun mengguncang-guncangkan bahu Ethan. "Astaga!! Perempuan ini?! Tidak bisakah kau sedikit tenang? Sehari saja mulutmu itu tidak berisik, apa tidak bisa?!" umpat Ethan dengan sebal. "Makanya kamu jawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kau?" tanya Crystal dengan sedikit memaksa, berharap ia mendapat jawaban lain selain dari identitas yang ia dan ayahnya ketahui. "Kamu sungguh-sungguh ingin tahu siapa aku?" tanya Ethan. "Kau yakin tidak akan menyesalinya nanti jika kau sudah tahu siapa aku?" Crystal memasang wajah ketus. "Untuk apa aku menyesalinya? Aku bahkan tidak mencintaimu. Dan hanya orang yang mencintai kekasihnya dengan sungguh-sungguh lah yang

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Espresso Golden Crema

    Pagi datang dan matahari terlihat cerah menyinari kawasan bumi Sisilia. Musim panas di Sisilia sama saja dengan musim panas di daerah lainnya. Cerah dan menyenangkan tentu saja, membuat masyarakat daerah setempat bersemangat dalam mengawali rutinitas hariannya. Begitu pun Ethan yang terlihat bersemangat keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan di rumah Benigno Mensina.Bak rumahnya sendiri, ia pun bergabung dengan para penghuni rumah lainnya untuk sarapan. Selembar roti bakar ia tarik dari pemanggangnya tanpa mempedulikan asisten rumah tangga yang sedikit uring-uringan karena roti itu dipersiapkan untuk Tuan besarnya, Benigno Mensina."Hallo, selamat pagi semuanya!" sapanya dan langsung menyambar segelas cappuccino latte milik Crystal dan meneguknya.Crystal langsung saja melotot melihat betapa tidak tahu dirinya lelaki itu."Apa kau tak bisa sabar menunggu minumanmu disiapkan terlebih dahulu?" omel Crystal.Ah, ya .... Tumben s

  • Menantu Sang Mafia   Jangan Jatuh Ke Pelukannya Lagi!

    "Kau lelaki ba jingan!" desis Crystal marah.Ia kini sedang bersandar pada headboard ranjang setelah beberapa saat yang lalu Ethan berhasil menyetu buhinya. Lelaki itu sangat kuat, ia sampai tidak berdaya melawan. Ah, bukan! Crystal tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Lebih tepatnya Ethan sangat lihai sehingga ia bisa bungkam melihat dan merasakan lelaki itu berbuat semaunya padanya. Awalnya ia ingin memberontak, tetapi tetap saja ia adalah perempuan yang lemah. Lemah secara fisik dan juga .... iman. Sia lan!Ethan tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum tipis mendengar Crystal yang mengomel dan menatapnya seperti aura orang yang ingin menelannya hidup-hidup."Apa yang kau tertawakan, Breng sek!" Crystal melempar sebuah bantal ke arah Ethan yang segera ditangkap oleh pria itu dengan sigap."Cukup, Crys! Aku tak ada waktu meladenimu. Harusnya kau berpikir ulang sebelum kau menuduhku berbuat macam-macam. Jika memang aku berselingkuh di hotel dengan pa

  • Menantu Sang Mafia   Tidak Semudah Itu Lepas Dariku

    "Kau baru pulang?" Ethan yang baru saja membuka pintu cukup terkejut melihat siapa yang kini sedang berbaring di ranjangnya."Apa yang kau lakukan disini, Crys?" Crystal yang sedari tadi menunggu di kamar Ethan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, kini memiringkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan pose yang uhhh, cukup menggoda! Bagaimana tidak menggoda? Wanita itu menunggu di kamarnya hanya dengan menggunakan lingerie satin berwarna hitam yang walaupun tidak minim dan terbuka, tetapi gaun malam itu cukup kooperatif membentuk tubuh Crystal hingga terlihat lekuk-lekuk sekali lagi ohhh, sangat menggoda iman. Entah apa maksud wanita itu bersikap seperti itu, tetapi yang jelas Ethan cukup merasa terganggu karenanya. Bagaimana pun dia pria normal, you know? Dan Crystal entah dengan niat apa sengaja menunggunya di kamar dengan pose seperti itu."Wow, garang sekali kau, Ethan? Apa kau tidak tergoda melihatku? Apa bertemu d

  • Menantu Sang Mafia   La Cosa Nostra

    Setelah mengantar Crystal dan Clarissa kembali ke kediaman Benigno, Ethan berpamitan ingin buru-buru pergi."Hei, kau masih ingin kemana lagi?" tanya Crystal kepada Ethan.Ethan yang sudah membuka pintu mobil siap berangkat kembali, kini berbalik dan menatap Crystal."Apa kau sedang bersikap seperti istri posesif yang sedang mencurigai suaminya?" selorohnya.Mendengar selorohan Ethan, tak urung membuat Crytal menjadi kesal karenanya."Terserah kau saja, Breng sek!" umpatnya sambil geleng-geleng kepala.Crystal benar-benar tak habis pikir kenapa Ethan memiliki sifat yang luar biasa tidak tahu diri cenderung ke tak tahu malu.Kemudian pria itu pun pergi dengan tawa berderai karena berhasil membuat Crystal menjadi kesal karenanya."Mama, Papa kemana?" tanya Clarissa.Crystal mengernyitkan keningnya kesal. Lihatlah! Bahkan putrinya saat ini benar-benar telah terpengaruh oleh kehadiran Ethan. "Saya

  • Menantu Sang Mafia   Kau Belum Masuk Kategori Cantik Bagiku

    "Kau belum ingin jujur padaku tentang siapa kau sebenarnya?" tanya Crystal kepada Ethan. Ethan yang sedang berbaring begitu saja di rumput tanpa alas itu menatap wajah Crystal dengan pandangan malas. "Ethan!!!" Dengan tak sabar, Crystal pun mengguncang-guncangkan bahu Ethan. "Astaga!! Perempuan ini?! Tidak bisakah kau sedikit tenang? Sehari saja mulutmu itu tidak berisik, apa tidak bisa?!" umpat Ethan dengan sebal. "Makanya kamu jawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kau?" tanya Crystal dengan sedikit memaksa, berharap ia mendapat jawaban lain selain dari identitas yang ia dan ayahnya ketahui. "Kamu sungguh-sungguh ingin tahu siapa aku?" tanya Ethan. "Kau yakin tidak akan menyesalinya nanti jika kau sudah tahu siapa aku?" Crystal memasang wajah ketus. "Untuk apa aku menyesalinya? Aku bahkan tidak mencintaimu. Dan hanya orang yang mencintai kekasihnya dengan sungguh-sungguh lah yang

  • Menantu Sang Mafia   Gaun Pink

    Kau berani memanggilku apa?" tanya Crystal marah.Ethan tidak menghiraukan kemarahan Crystal. Sekarang ia malah membawa Clarissa di gendongannya menuju mobil Benigno berwarna merah dengan bak terbuka."Ethan!! Apa maksudmu berkata seperti itu padaku?!" kesal Crystal berusaha menghadang Ethan yang membawa Clarissa ke mobil. Namun oleh Ethan, ia sengaja didorong sehingga meminggir dan tak menghalangi jalan pria itu."Kau pikirkan saja sendiri! Ayo, Clarice! Papa akan bawa kau jalan-jalan!" "Hum!" Clarissa pun mengangguk mengiyakan.Apa? Papa katanya?! Dasar pria tidak punya malu! Bisa-bisanya dia mengajari Clarissa untuk memanggilnya papa.Tanpa perlu membuka pintu mobil, Ethan pun mendudukkan Clarissa di kursi samping kemudi. Lalu ia pun memasang sabuk pengaman yang melintang miring pada bocah kecil berusia 2,5tahun itu.Melihat putrinya siap dibawa pergi oleh Ethan, maka Crystal pun tidak mau berdiam diri. Segera ia me

  • Menantu Sang Mafia   Kau Memanggilku Apa?

    Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.

  • Menantu Sang Mafia   Hal Misterius Yang Mengganggu

    "Taruhanmu yang sebenarnya adalah €500 bukan €15. Silahkan dibayar, Tuan!" Semua terkejut akan penemuan Ethan. Sungguh mereka tidak menyangka kalau orang yang mereka kira selama ini sebagai raja judi ternyata tak lebih dari seorang pecundang yang suka bermain curang."Breng sek!! Apa-apaan ini? Kau membodohi kami semua di sini?" teriak salah seorang dengan emosi. Bagaimana tidak emosi? Selama beberapa kali bertaruh dalam satu hari ini di meja judi ia selalu saja kalah. Bahkan kekalahannya di putaran terakhir ini adalah satu-satunya uang terakhir yang ia punya. Sekarang ada orang yang dengan seenaknya bermain curang. Siapa yang bisa dengan mudah menerima hal itu?"Aku tidak bermain curang! Pelayan ini bohong! Kalian kalah makanya kalian ini padaku. Itu sebabnya kalian menyuruh pelayan ini untuk berpura-pura menangkap basah aku. Padahal aku tidak berbuat curang sama sekali!" sangkal Mark.Mark masih saja ingin membantah. Ia tidak mau meng

  • Menantu Sang Mafia   Mensina Casino

    "Ethan, antar ini ke meja nomor delapan!" seru kepala pelayan pada Ethan yang baru saja datang dari mengantar minuman di meja dua belas. "Okay! Aku datang!" seru Ethan seraya menghampiri kepala pelayan yang segera menyambutnya dengan nampan yang di atasnya telah disusun beberapa kaleng minuman bersoda siap minum. Segera keduanya bertukar nampan kosong dengan nampan yang harus diantar oleh Ethan pada pengunjung tamu yang berada di meja nomor delapan. Mensina Grand Casino adalah kasino terbesar di wilayah kota C dan sekitarnya. Sebanyak 500 mesin judi dan 100 meja judi poker dan meja judi lainnya ada disitu. Bukan hanya itu, Mensina Grand Casino juga memiliki hotel dengan jumlah kamar 590 kamar serta memiliki 8 restoran di dalamnya. Untuk para wanita yang senang bermain judi, di sini juga mereka bisa menggunakan jasa salon pribadi. Dan untuk kaum pria para petualang cinta satu malam, Mensina Grand Casino juga menyediakan ada banyak wanita

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status